"Lahirkan anak Untukku. Dan aku akan memberimu 10 milyar!!"
.
.
Aster adalah seorang gadis yang terlahir ditengah-tengah keluarga sederhana. Dia hanya memiliki Nenek dan Ayahnya. Ibunya meninggal karena sakit. Sementara kakaknya entah pergi kemana.
Demi memenuhi kebutuhan keluarganya dan juga melunasi hutang-hutang ayahnya. Aster harus bekerja keras banting-tulang. Namun dari gaji yang dia dapatkan tentu saja tak mampu untuk melunasi semua hutang-hutang ayahnya pada rentenir. Sampai akhirnya laki-laki itu datang dan menawarkan sebuah batuan. Tentu saja dengan sebuah syarat, laki-laki itu ingin agar Aster melahirkan seorang anak untuknya dengan imbalan 10 milyar. Akankah Aster menerimanya, atau justru menolaknya?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kita Berbeda
Keanu menghentikan mobil mewahnya disebuah restoran mewah yang berada di pusat kota Seoul. Ini sudah memasuki jam makan malam, dan dia berencana untuk mengajak Aster makan malam bersamanya.
"Ayo turun, aku lapar dan temani aku makan malam." ucapnya lalu turun dari mobil mewahnya.
Aster menghela nafas. Sambil terus berkomat kami tidak jelas, wanita itu keluar dari mobil Keanu dan menghampiri laki-laki itu yang sudah menunggunya. "Apa tidak ada tempat lain? Kenapa harus restoran ini?" ucap Aster dengan nada sebal.
Keanu memicingkan matanya. "Memangnya ada apa dengan restoran ini? Lagipula aku tidak terbiasa makan di tempat lain, sudah jangan banyak bicara sebaiknya kita masuk saja!!" ucapnya Seraya beranjak dari hadapan perempuan itu.
"Aku tidak mau!!" langkah Keanu terhenti setelah mendengar seruan keras gadis itu.
Sontak Keanu menoleh. "Kenapa?" dia menatap gadis itu penuh tanya.
Lagi-lagi Aster menghela napas. "Kau tidak terbiasa makan di tempat lain, sedangkan aku tidak terbiasa makan di tempat mewah seperti ini. Aku takut makanan disini tidak cocok dengan perutku!! Kau masuk saja sendiri, aku akan makan di tempat lain!!" ucap Aster dan pergi begitu saja.
Keanu mendesah berat. Dia mengurungkan niatnya untuk masuk ke restoran itu dan memutuskan untuk mengejar Aster yang hendak menyebrang jalan.
"Lalu kau ingin makan malam dimana?" dan langkah Aster terhenti detik itu juga karena genggaman Keanu pada pergelangan tangannya dan suara dingin yang masuk ke indera pendengarannya.
Kemudian Aster menunjuk sebuah kedai makanan yang berada di seberang jalan. Bukan restoran mewah, bukan juga Cafe, melainkan sebuah kedai kecil yang biasanya di datangi oleh orang-orang menengah kebawah.
"Di sana, aku akan makan malam di kedai itu."
Keanu menautkan alisnya. "Apa kau yakin akan makan malam di sana? Di tempat yang belum tentu terjamin kebersihannya. Oh, ayolah. Apa kau tidak bisa mencari tempat yang lebih baik dari kedai itu?!"
Aster mendengus. "Memangnya siapa yang mengajakmu untuk makan malam di sana?! Lagipula tempat itu sangat tidak cocok denganmu yang berasal dari kasta bangsawan. Lepaskan tanganku, kau pergi saja ke restoran mewah itu!!" Aster menyentak tangan Keanu dan beranjak dari hadapannya lalu begitu saja.
Jika saja yang mengajaknya makan malam di restoran mewah itu bukanlah orang menyebalkan seperti Keanu, sudah pasti Aster akan setuju. Tetapi yang mengajaknya adalah orang yang berhasil membuat mood-nya berantakan sedari pagi. Jadi mana mau dia menerima ajakan Keanu untuk makan malam di restoran mewah itu bersamanya.
Dan akhirnya mereka berdua pun makan malam di tempat yang berbeda. Aster di kedai sederhana, sedangkan Keanu di restoran bintang lima.
.
.
"Tuan Xiao,"
Langkah kaki Keanu terhenti setelah mendengar seseorang memanggilnya. Laki-laki itu lantas menoleh dan mendapati seorang pria dalam balutan jas hitam berjalan menghampirinya. Pria itu tak hanya sendirian, ada seorang perempuan cantik yang berjalan di sebelahnya.
Senyum lebar menghiasi bibir paruh baya itu setibanya dia di depan Keanu. "Tuan Lu, senang bertemu dengan Anda disini. Apa anda hanya sendirian saja? Bagaimana jika kita makan malam bersama-sama?" tawar paruh baya itu dengan senyum yang sama.
"Harus mengecewakan, Tuan Mah. Tapi aku lebih suka makan malam sendirian." Ucap Keanu dan berlalu begitu saja.
Senyum dibibir paruh baya itu pudar seketika setelah mendengar jawaban Keanu. Dia menatap kepergian Keanu dengan sinis dan penuh dendam.
"Dasar bocah kurang ajar!! Dia benar-benar tidak memiliki sopan santun. dibaikin malah gak tau diri. Jika bukan demi kerjasama dengan perusahaannya, aku juga tidak akan sudi berurusan dengan bocah arogan dan sombong sepertinya!!"
"Tapi, Pa. Dia oke juga loh. Dia juga sangat tampan dan begitu menawan. Dan melihat tatapannya tadi, sepertinya dia tertarik padaku." Ucap perempuan yang berdiri disamping pria itu.
Sontak pria itu menoleh dan menatap putrinya dengan penuh selidik. "Sasa, kau suka padanya?" tanya pria itu memastikan. Sementara yang di tanya langsung menganggukkan kepala. "Kalau begitu Papa akan membantumu untuk bisa dekat dengannya. Kita akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar jika kau bisa menikah dengannya. Dan kau akan dikenal dengan sebutan, Nyonya Xiao."
"Kalau begitu Papa harus membantuku untuk bisa dekat dan bersamanya. Jika aku berhasil menduduki posisi Nyonya, Papa juga yang akan mendapatkan keuntungan besar."
"Itu bisa diatur. Sebaiknya kita makan dulu, masalah ini kita bicarakan nanti saja setelah tiba di rumah."
Sasa mengangguk. "Oke, Pa."
.
.
Seorang perempuan duduk di sebuah kedai, mengamati objek kendaraan yang sedang berlalu lalang di luar sana. Tak ada yang menarik dimatanya, karena pemandangan semacam itu sudah menjadi makanannya sehari-hari.
Ada yang berbeda pada kota saat malam hari. Karena ketika malam tiba, Seoul akan terlihat lebih hidup. Suasananya sangat berbeda dengan saat siang hari. Karena ketika malam hari, lampu-lampu terlihat seperti jutaan manik-manik langit yang bertaburan di atas sana.
Aster begitu santai seperti tak memiliki beban apapun yang dia pikul dipundaknya. Meskipun pada kenyataannya hidupnya sangat tidak baik-baik saja.
Perempuan itu sesekali menyeruput jusnya sambil terus melihat ke luar jendela, meskipun tak ada yang menarik, tetapi dia tak bisa mengalihkan pandangannya dari Jalanan yang padat kendaraan.
"Mark, sampai kapan kita akan membohongi Aster dan menyembunyikan hubungan ini darinya?!"
DEGG...
Suara yang berasal dari arah belakang itu menarik perhatian Aster dengan seketika. Suara yang sangat familiar, suara seseorang yang sangat dekat dengannya.
Aster tak langsung bereaksi apalagi melabrak mereka berdua. Dia masih ingin mendengar apa yang akan dikatakan oleh Mark, Kekasihnya.
"Aku tidak tau, Ghisel. Aku tidak sampai hati untuk memberitahunya tentang hubungan kita berdua. Aku membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengatakan yang sebenarnya pada Aster tentang hubungan kita."
"Tapi aku juga tidak ingin digantung tanpa kepastian, Mark!! Aku butuh kepastian darimu, aku tidak mau seperti ini terus. Kita berkencan secara tertutup dan diam-diam dibelakangnya. Apa menurutmu ini bagus untuk kita berdua dan juga dia?! Mark, sebagai laki-laki kau harus tegas dan bisa mengambil keputusan yang tepat!!" ujar Ghisel panjang lebar.
Mark menghela napas berat. "Nanti akan aku pikiran lagi. Aku akan mencari cara untuk mengatakan tentang hubungan kita padanya. Aku pasti akan menepati janjiku untuk segara menikahimu." ucap Mark sambil menggenggam jari-jari Ghisel.
Aster mengepalkan tangannya. Dia benar-benar bodoh karena tak menyadari perselingkuhan mereka. Selama ini mereka berdua menipunya, sahabat dan kekasihnya sama-sama mengkhianatinya.
Perempuan itu menyukai air matanya lalu bangkit dari kursinya. "Tidak perlu nanti-nanti. Sekarang saja kita akhiri semuanya!!" Aster berbalik badan dan membuat terkejut mereka berdua.
"Aster, ka..kau..."
"Selamat untuk kalian berdua. Semoga hubungan kalian langgeng selamanya. Terimakasih karena telah menggoreskan luka yang sangat dalam di hatiku!!" Aster menyambar tasnya dan pergi begitu saja.
Aster tak akan bertindak seperti orang yang tak berpendidikan. Jika memang mereka berdua memang saling mencintai, lalu untuk apa dirinya berusaha mempertahankan hubungan yang tak sehat lagi?! Lebih baik berpisah daripada terus bersama.
.
.
Bersambung