Dia Kyara Anna, perempuan berusia 28 tahun. Seorang single parent dengan satu putri cantik berusia 4 tahun yang ia besarkan sendiri.
Namun lagi-lagi ia harus berdamai dengan ke adaan, ketika pria yang selalu di hindarinya kini kembali datang, dan menginginkan putri mereka.
"Kumohon jangan menghindar Ann!" David berkata penuh permohonan.
Penasaran sama cerita Anna! Yuk mampir.
Jangan lupa untuk selalu memberi dukungan.
Berupa like, komen, dan vote.
~Alur ceritanya maju-mundur ya guys~
Kadang suka ada yang bingung kalo nggak di kasih tau dulu...
Happy reading!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggika15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lega.
...Flash back 02....
...••••••...
Malam hari nya tepat pukul 22:30.
Anna terlihat baru selesai membersihkan diri setelah beberapa menit menemani sang ibu hingga prempuan renta itu tertidur pulas.
Lalu ucapan David melintas di ingatan Anna, hinga ia meraih ponsel nya, dan berniat untuk menghubungi pria itu.
"Udah malem sih, tapi usaha dulu ajalah! siapa tau berhasil"kata Anna.
[Selamat malam pak, ini saya Anna. Maaf mengganggu malam-malam! tapi saya mau bahas yang saya ucapkan tadi siang.]
Lalu pesan itu terkirim, dan hal yang tidak di sangka terjadi, pesan Anna langsung di baca, lalu terlihat David sedang mengetik jawaban.
[Anna?]
"Eh, dia nggak tau Anna yah!"gadis itu bergumam.
[Kyara pak, maaf mengganggu!]
[Oh, jadi ada apa?]
[Siapa tahu bapak bersedia membeli rumah saya!]
Entah mengapa kini jantung nya berdegup semakin kencang, sampai Anna memegangi dada nya yang terasa akan segera meledak.
Cukup lama Anna menunggu balasan dari David, lalu sebuah notifikasi pesan masuk kedalam ponsel nya kembali terdengar.
[Rumah? kenapa kamu ingin menjual rumah?]
Anna menghela nafas nya pelan.
[Saya butuh uang untuk pengobatan ibu saya, pak. Jika berkenan bapak boleh lihat-lihat rumah saya terlebih dulu.]
[Memang nya ibu kamu sakit apa? sampai kamu harus menjual rumah kalian itu?]
[Kangker otak stadium akhir pak, kepala nya sudah sering terasa pusing dan nyeri.]
"Astaga, penyakit ibu nya sudah separah itu!"David berucap dengan nada rendah.
Pria itu tampak termenung.
Lalu David mulai menekan tombol, dan suara sambungan telfon pun terdengar.
—Hallo, bapak David? selamat malam. Suara Anna menyapa.
Mau jual berapa?
—Mmm, saya kurang tahu pak.
Kau, aneh! mau jual sesuatu tapi tidak tahu harga nya.
—Mungkin, sekitar 400juta pak.
Empat ratus?
—Iya, anda boleh melihat nya nanti jika senggang, dan pasti nya saya sedang libur bekerja. Atau nanti saya kirim beberapa foto nya!?
Baiklah.
—Terimakasih pak.
Hemmm!
Lalu sambungan telfon pun terputus.
Perasaa Anna mulai terasa lega, sampai membuat kedua sudut bibir nya terangkat,
Anna tersenyum tipis.
"Semoga saja dia tertarik, jadi ibu bisa segera berobat secepat nya."ucap Anna, lalu prempuan itu segera berbaring, menarik selimut hingga menutupi punggung nya dan mulai memejamkan mata.
...•••••...
Langit hitam mulai berganti, tampak cahaya matahari mulai muncul dari arah timur dengan sangat cantik dan malu-malu.
Suasana sejut masih sangat terasa, ketika Anna mulai membuka jendela dan pintu rumah nya lebar-lebar.
"Udara pagi sangat bagus untuk kita!"ujar Anna, lalu menghirup nya dalam-dalam, sampai mata nya ikut tertutup ketika menikmati segar nya udara pagi.
"Anna?"Marni berjalan menghampiri, lalu duduk di sofa tidak jauh putri nya itu berdiri.
"Ibu sudah mandi? pantas saja pagi ini cerah sekali! ternyata satu bidadari nya sudah berada disini."ucap Anna yang langsung membuat Marni tersenyum hangat.
"Kamu sudah masak?"
"Ibu lapar?"
Lalu wanita paruh baya itu menganggukan kepala nya.
"Aku bikin sayur sop, ibu mau aku ambilin sekarang?"
Marni kembali menganggukan kepala nya.
"Tunggu yah, Anna ambilin dulu."cicit Anna, dengan kaki yang mulai berjalan ke arah dapur.
Setelah beberapa detik, Anna terlihat membawa nasi dan sayur sop untuk sang ibu, akhir nya dia kembali dengan piring dan mangkuk di tangan kiri dan kanan nya.
"Mau di suapin?"Anna tersenyum.
"Nggak usah, kamu mandi saja! bukan nya sebentar lagi kamu harus segera berangkat kerja?"
Anna tersenyum, lalu duduk tepat di samping Marni.
"Ibu bilang, mandi loh! ko malah duduk."ucap nya seraya menyuapkan satu sendok nasi kedalam mulut nya.
Namun Anna hanya terdiam, dengan raut wajah yang terlihat berbinar.
"Aku udah tawarin rumah kita bu, aku tawarin harga empat ratu, mungkin nanti dia kesini lihat-lihat."jelas Anna.
Marni tertegung.
"Empat ratus juta?"
Anna mengangguk.
"Apa tidak kemahalan, rumah kita kecil!"ujar Marni.
"Kalo di tawar ya tinggal kasih, yang penting ada yang mau lihat dulu. Jadi ibu bisa langsung operasi."kata Anna.
"Syukurlah, kalau begitu kamu mandi. Dan segera berangkat kerja, nanti kesiangan!"jelas Marni.
"Iya bu, ini juga mau mandi!"kata Anna, kemudian segera bangkit dan berjalan menuju kamar nya.
...•••••...
"kiri, kiri!"ucap Anna setengah berteriak.
Mobil angkutan umum yang Anna tumpangi pun berhenti.
"Makasih ya pak."kata nya.
"Yo!"jawab supir tersebut, lalu mobil itu kembali melaju.
Dengan cepat Anna segara melangkah kan kaki menuju pintu belakang restaurant. Suasana sudah terlihat ramai, dengan para pekerja yang sudah datang terlebih dulu.
"Selamat pagi?"sapa Anna.
"Pagii!"sapa mereka kembali.
"Rika belum dateng?"tanya Anna sambil menyimpan tas di loker milik nya.
Fajar menoleh, menatap Anna lalu mengangkat kedua bahu nya secara bersamaan.
"Di apelin supir angkot kali!"Fajar terkekeh.
"Ape lu? ngomongin gua pagi-pagi?"sergah Rika yang baru saja tiba.
Fajar tertawa terbahak-bahak ketika melihat raut wajah masam dari sahabat Anna itu, hingga membuat kepala nya mendongak ke atas.
"Aih, senang nya! ketawa bisa sampe kaya begitu!"ledek Rika.
"Eh, gimana Ann?"prempuan itu beralih menatap prempuan yang berdiri di samping nya.
Anna menjengit, hingga kening nya berkerut.
"Apa nya yang gimana?"Anna sedikit kurang peka.
"Itu, sugar Daddy lu!"Rika mengulas senyum.
Bug!
Anna memukul bahu Rika cukup keras.
"Sakit dong, Anna!"Rika memekik.
"Kalo ngomong tuh! di saring dulu, jangan asal ceplos!"jelas Anna.
"Dih, gua kenyataan. Lu cocok jadi sugar baby nya dia."ledek Rika dengan suara tawa yang sangat kencang.
Melihat Rika yang tertawa keras, Anna pun ikut tertawa. Namun berbeda dengan Fajar, pria itu hanya terdiam dengan pandangan yang terus menatap lekat wajah cantik yang sedang tertawa lepas di hadapan nya.
Seandainya aku semapan pria itu, Ann. Aku pasti sudah menikahi mu, membuat hidup mu lebih baik, dan tentu nya membahagiakan kamu!
"Oi! kenapa bengong lu, Fajar?"Rika berteriak.
Hingga Fajar kembali tersadar dari lamunan nya .
"Mana ada ngelamun!"pria itu mengelak, lalu pergi ke arah dalam dengan alat kebersihan yang di bawa nya.
"Dih, tu anak kenapa?"Rika menoleh ke arah Anna.
Anna mengangkat kedua bahunya, lalu mengerucut kan bibir.
"Nggak tau! lagi mikirin cewe nya kali. Nggak biasa nya tu anak jadi pendiem."ujar Anna.
Rika mengangguk.
"Ho'oh, kaya orang-orang yang lagi sakit gigi. Udah galak, judes pulak."timpal Rika lagi.
"Yaudah, biarin aja! ayok kita kerja."kata Anna kepada Rika.
Teman prempuan nya pun mengangguk, lalu mereka segera beranjak kedalam, membenahi segala sesuatu agar restaurant nya tidak telak buka hari ini.
...••••...
Jangan lupa dukungan nya guys!
Berupa like, kome, vote, dan hadiah lain nya.
Jangan lupa juga follow.
Ig. @_anggika15.
~Sayang kalian, my lovely readers~
