Spin off : Scandal Kakak Ipar
Tentang takdir yang memisahkan dua hati. Yang harus merubah hati untuk pasangan mereka yang baru. Tapi di balik itu semua Sasha bersyukur karena sifat Leo yang ternyata obsesif dan impulsif kepada dirinya, Sasha nekat menyerahkan tubuhnya pada pria lain karena Leo ingin memperkosanya karena Sasha tidak ingin menjadi perebut suami orang, sedangkan Sophia istri hasil perjodohan harus menelan pil pahit tepat setelah melakukan malam pertama. Leo menyatakan hanya mencintai Sasha yang sekarang sudah berstatus mantan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chariz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Adhyaksa dan Sasha tengah berjalan dengan cepat masuk kedalam gedung universitas.
"Gara-gara Mas sih, jadi kita kesiangan kan" ucap Sasha dengan kesal, apalagi semua bagian tubuhnya semua terasa sakit, karena di pakai berkali-kali hingga dini hari.
"Maaf baby. Aku harus ke ruangan dosen dulu ya" Adhyaksa mengecup puncak kepala nya.
Keduanya berpisah, Sasha bergegas menuju ruang kelasnya.
"Permisi Sensei, maaf terlambat" Sasha menundukkan kepala nya.
"Nanti ke ruangan saya untuk mengisi surat perjanjian" sang dosen wanita menyuruh Sasha untuk segera duduk.
"Terimakasih Sensei"
Sasha bernafas lega, jika ia sekolah di Jakarta mungkin dirinya akan di suruh berdiri di depan kelas, apalagi jika dosennya killer bisa-bisa ia di usir dari kelas.
Sasha akhirnya duduk dengan tenang, ia menoleh ke samping dimana tempat duduk Selena berada.
Selena membuang muka ketika Sasha tersenyum ke arahnya.
"Kenapa sih tuh anak" Sasha membatin.
Selena terlihat berusaha menghindari nya hingga jam pelajaran telah usai. Masih ada satu kelas lagi di sore hari, jadi siang ini free. Sasha menghampiri Selena yang tengah merapikan isi tas nya.
"Kita nge mall yuk, nunggu kelas sore" ajak Sasha kepada Selena.
"Lagi males" Selena berlalu pergi, ia merasa kesal ketika mengetahui jika Sasha mantan kekasih dari suami kakaknya.
"Kamu kenapa sih, Selena. Aku ada salah ya?" Sasha mengejar langkah Selena.
"Gak ada" Selena berbalik menatap ke arah Sasha.
"Malam ini aku nginep ya di apartemen mu ya, mantan pacarku menyusul kesini"
Mata Selena langsung terbelalak. Tunggu. Kemarin kalau tidak salah ia melihat seseorang yang seperti familiar dengan nya, astaga jadi memang benar apa yang ia lihat di bandara, kakak ipar nya itu menyusul mantan kekasihnya yang sekarang berada di hadapan nya dan sial nya lagi wanita ini adalah teman baiknya selama tinggal di Osaka.
"Shit" umpat Selena dalam hati.
"Mantan pacar yang aku lihat di akun mu?" tanya Selena memastikan.
Sasha mengangguk.
Selena mengepalkan tangannya dengan kuat, matanya memanas. Nasib kakak nya benar-benar buruk, mempunyai suami yang belum habis masa lalunya.
"Yang kau sebut mantan pacar itu adalah kakak ipar ku. Selamat, kamu sudah menang dari kak Sophia. Bukan kah kamu masih mencintai nya kan? Oh atau aku tebak kalian merajut hubungan kembali di belakang kak Sophia" ucap Selena dengan nada dingin, tiba-tiba suasana terasa mencekam.
"Bukan begitu" Sasha menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Hubungan pertemanan kita selesai sampai di sini"
"Tidak! biarkan aku menjelaskan nya lebih dulu" ucap Sasha dengan tatapan memohon.
"Aku tidak ingin mendengar nya" Selena mengibaskan tangannya kemudian berlalu pergi.
"Kenapa begini?" lirih Sasha yang masih berdiri menatap kepergian Selena.
Hah. Ia menghembuskan kasar nafasnya kemudian berjalan menuju taman kampus, tempat yang sering ia datangi dengan Selena.
Sasha duduk di atas batu taman yang mengelilingi kolam ikan Nishikigoi, yang di jadikan lambang keberuntungan di negara ini jika di Jakarta ikan seperti ini di sebut ikan Koi.
Saat tengah melamun, ada sepasang tangan kekar yang memeluk nya dari belakang.
"Mas Adhy" Sasha menoleh kebelakang.
"Sedang memikirkan apa, hem?" Adhyaksa mencium aroma sampo dari rambutnya.
"Tidak ada, hanya suka melihat ikan-ikan ini" Sasha mengalihkan pandangan nya, tidak ingin Adhyaksa menelisik lebih jauh.
"Ibu juga suka dengan ikan, aku sengaja membuat kolam ikan di depan rumah"
"Oh ya?" Sasha nampak terdengar takjub.
"Iya, nanti kita ke sana untuk menjemput Aksana"
"Apa tidak apa-apa aku ikut?"
"Tidak, sekalian aku ingin memperkenalkan calon istri yang cantik ini" Adhyaksa mengecup pipi Sasha.
"Mas"
"Hem"
"Boleh aku tanya sesuatu?"
"Apa?"
"Ibunya Aksana kemana?" tanya Sasha dengan hati-hati.
"Sudah meninggal saat melahirkan"
"Maaf"
"Tidak apa-apa" Adhyaksa duduk di sampingnya, kemudian ikut melihat ikan-ikan yang berenang indah di dalam kolam.