NovelToon NovelToon
TERSERET JANJI ATHAR

TERSERET JANJI ATHAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Idola sekolah
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Halwa adalah siswi beasiswa yang gigih belajar, namun sering dibully oleh Dinda. Ia diam-diam mengagumi Afrain, kakak kelas populer, pintar, dan sopan yang selalu melindunginya dari ejekan Dinda. Kedekatan mereka memuncak ketika Afrain secara terbuka membela Halwa dan mengajaknya pulang bersama setelah Halwa memenangkan lomba esai nasional.
Namun, di tengah benih-benih hubungan dengan Afrain, hidup Halwa berubah drastis. Saat menghadiri pesta Dinda, Halwa diculik dan dipaksa menikah mendadak dengan seorang pria asing bernama Athar di rumah sakit.
Athar, yang merupakan pria kaya, melakukan pernikahan ini hanya untuk memenuhi permintaan terakhir ibunya yang sakit keras. Setelah akad, Athar langsung meninggalkannya untuk urusan bisnis, berjanji membiayai kehidupan Halwa dan memberitahunya bahwa ia kini resmi menjadi Nyonya Athar, membuat Halwa terombang-ambing antara perasaan dengan Afrain dan status pernikahannya yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Halwa keluar dari kamarnya dan masuk kedalam lift.

Setelah pintu lift terbuka, Halwa berjalan ke arah ruang makan.

Yunus dan beberapa pelayan lainnya mendudukkan kepalanya

"Selamat pagi, Nyonya Halwa. Sebelum anda berangkat ke sekolah. Sebaiknya anda sarapan terlebih dahulu." ucap Yunus.

Halwa menganggukkan kecil dan ia lekas duduk di kursi makan.

Ia melihat roti panggang, omelet dan susu kedelai yang sudah dihidangkan di mejanya.

Halwa mulai menikmati sarapannya yang tidak seperti biasanya.

"Padahal kemarin aku masih makan nasi pecel. Sekarang sudah roti panggang." gumam Halwa.

Halwa menatap wajah Yunus dan beberapa pelayan yang masih berdiri.

"Kenapa kalian tidak makan? Ayo kita sarapan sama-sama." ajak Halwa.

Yunus tersenyum tipis saat mendengar ajakan dari Halwa.

"Nyonya Halwa, kamu semua sudah sarapan di ruangan lainnya."

Halwa yang baru tahu langsung tersenyum tipis dan sedikit malu.

Ia pun segera menghabiskan sarapannya agar tidak terlambat ke sekolah.

Setelah selesai sarapan, ia lekas bangkit dari duduknya.

Yunus memberikan kotak bekal untuk makan siang Halwa.

Ia juga memberikan beberapa lembar uang untuk Halwa.

"Yunus, ini kebanyakan." ucap Halwa.

Yunus memaksa Halwa untuk mengambil uang pemberian Athar.

Halwa terpaksa mengambilnya dan memasukkannya ke dalam dompet.

"Mari Nyonya, saya antar ke sekolah."

Mereka berdua masuk kedalam mobil dan Yunus segera melajukan mobilnya.

Di perjalanan ke sekolah, Halwa melepaskan cincinnya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Yunus, nanti berhenti di dekat pom saja. Setelah itu saya jalan kaki." pinta Halwa yang tidak mau jika teman-temannya tahu kalau ia diantar oleh Yunus.

Yunus menganggukkan kepalanya dan menuruti perintah dari Halwa.

Beberapa menit kemudian Yunus menghentikan mobilnya di pom bensin yang ada di dekat sekolah Halwa.

"Nanti jam tiga sore, saya akan menjemput Nyonya disini." ucap Yunus.

Halwa menganggukkan kepalanya pelan ke arah Yunus.

“Terima kasih, Yunus. Aku berangkat dulu,” ucapnya sambil merapikan seragam yang sudah disetrika rapi oleh para pelayan rumah Athar.

Ia turun dari mobil dan memastikan tidak ada temannya yang tahu kalau ia ada di pom bensin.

Setelah menutup pintu, ia berjalan cepat menuju arah sekolah dan seolah ingin menelan kembali identitas barunya.

Ia menggenggam erat tasnya yang dimana cincin pernikahannya ada disana.

Begitu melewati gerbang sekolah, ia melihat para murid sudah memenuhi halaman.

Suasana pagi ramai seperti biasa dengan suara tawa, percakapan ringan, dan beberapa siswa yang masih mengantuk.

Disaat akan masuk kedalam kelas, ia melihat Afrian yang sudah menunggunya di luar kelas.

"Kak Afrain..."

Afrain terserah dan berjalan ke arah Halwa yang berdiri mematung.

"Hal, semalam kemana? Ada saudara kamu yang beritahu aku, kalau kamu ada urusan keluarga." tanya Afrain.

Halwa sedikit terkejut ketika mendengar pertanyaan dari Afrain.

"S-semalam om dari adik kandung Mama datang, Kak. Maaf ya, Kak. Aku nggak sempat pamit ke Kak Afrain." jawab Halwa.

"Tidak apa-apa, Hal. Oh ya, ini aku tadi buat roti panggang, omelet dan susu kedelai untuk kamu. Jangan lupa dimakan, ya." ucap Afrain.

Halwa tersenyum kecil sambil menatap kotak bekal yang dibawakan oleh Yunus.

"Hal, ada yang berubah, ya? Kenapa pagi ini kamu cantik sekali?"

Halwa tersenyum tipis ke arah Afrain yang sedang memujinya.

"Kak, jangan memujiku seperti itu. Nanti aku besar kepala." ucap Halwa.

Afrain tertawa kecil saat mendengar jawaban dari Halwa.

Bel sekolah berbunyi dan ia masuk kedalam kelas.

Banyak sekali teman-temannya yang menatap wajah cantik Halwa.

Ia langsung duduk dan memasukkan kedua bekal di laci mejanya.

Pelajaran dimulai dan ia mendengarkan guru yang sedang menerangkan pelajaran pagi ini.

Sementara itu di tempat lain dimana Athar baru saja memakamkan jenazah ibunya.

Semua saudara dan kerabat meminta agar Athar tabah.

Mereka tahu jika Athar yang selama ini merawat ibunya.

Sejak ayah Athar meninggal dunia, ia hidup sebagai tulang punggung.

"Athar, ayo kita pulang. Ada sesuatu yang Paman ingin bicarakan sama kamu." ucap Paman Onur.

Athar menganggukkan kepalanya dan masuk kedalam mobil.

Di sepanjang perjalanan, ia hanya memikirkan Halwa yang ia tinggal sendirian.

Ia mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Yunus.

[Yunus, apa istriku masih menangis? Apa hari ini dia sekolah?]

Yunus yang sedang memarkir mobil di halaman rumah Athar menerima pesan itu.

Ia membuka ponselnya dan membaca kalimat dari Athar dengan mata yang sedikit melebar.

Pelan-pelan ia mengetik balasan.

[Tenang, Tuan. Nyonya Halwa sudah berhenti menangis. Beliau sarapan, bersiap sekolah, dan sekarang sedang berada di sekolah seperti biasa.]

Belum sempat Yunus menaruh ponselnya, pesan kedua masuk sangat cepat.

[Apa dia bilang sesuatu? Tentang semalam? Tentang aku?]

Yunus menatap layar ponsel itu beberapa detik sebelum menulis balasan.

[Tidak banyak, Tuan. Tapi, Nyonya terlihat mencoba kuat. Walau sebenarnya masih sangat bingung dan ketakutan.]

Athar terdiam sejenak saat membaca pesan dari Yunus.

Beberapa detik kemudian, sebuah pesan muncul dari Athar.

[Baik. Jaga dia, Yunus. Jangan sampai ada yang tahu statusnya sekarang. Tidak boleh ada satu pun orang sekolahnya curiga.]

Yunus mengetik pelan dan membalas pesan Athar.

[Siap, Tuan Athar.]

Athar memasukkan ponselnya dan ia telah sampai di rumah mendoan orang tuanya.

Paman Onur meminta pelayan untuk menyiapkan teh dan makanan lain untuk Athar.

"Ada apa, Om?" tanya Athar .

Paman Onur duduk di sofa besar ruang tamu, menatap Athar yang berada di hadapannya dengan pandangan tajam namun pura-pura lembut. Aroma teh panas memenuhi ruangan, tetapi suasananya justru terasa dingin.

“Athar, sekarang ibumu sudah tiada Kamu harus mulai memikirkan masa depan perusahaan keluarga.”

“Aku selalu memikirkannya, Om.”

Onur tersenyum lebar dan Athar tahu betul tidak pernah benar-benar tulus.

“Bagus.”

Ia mengambil secangkir teh, meniupnya, lalu mendongakkan wajahnya kembali.

"Ada apa Om? Langsung ke intinya saja." ucap Athar.

Paman Onur mengambil foto dan memberikannya kepada Athar.

"Dia Azizah putri sahabat om. Om harap kamu mau menikah dengannya. Dia bisa membantumu dalam mengurus perusahaan."

Athar tersenyum tipis dan benar dengan dugaannya.

"Maaf, Om. Aku tidak tertarik dengan Azizah. Karena aku sudah menikah dengan wanita pilihanku."

"APA?! MENIKAH?!"

Athar menganggukkan kepalanya sambil menyeruput tehnya.

"Kalau Om sudah tidak ada kepentingan lagi. Aku mau istirahat dulu."

Athar meninggalkan ruang tamu dan masuk ke kamarnya.

Ia melihat kamar yang dulu sering ia tempati saat masih kecil.

"Aku rindu Ibu." gumam Athar.

Athar naik ke atas tempat tidur dan merebahkan tubuhnya

Tangannya tidak sengaja menyentuh saku kemejanya.

Ia baru sadar dengan surat yang diberikan oleh dokter dari mendiang ibunya.

Dengan berat hati, ia pun membuka surat terakhir dari ibunya.

Untuk putraku tersayang, Athar Emirhan.

Jika kamu membaca surat ini, berarti ibu sudah tidak lagi berada di sisimu.

Maafkan ibu, Athar. Maaf karena ibu tidak bisa menua bersamamu, tidak bisa melihat hari-hari bahagiamu nanti, tidak bisa menyeka air matamu lagi seperti waktu kecil dulu.

Nak, ibu tahu, beban hidupmu terlalu besar untuk bahumu yang masih muda.

Sejak ayahmu pergi, hanya kamu yang menjaga ibu tanpa mengeluh sedikit pun.

Athar…

Sebelum Allah memanggil ibu, ada dua hal yang ingin ibu titipkan padamu.

Jaga istrimu, siapa pun yang kamu nikahi. Ibu percaya, Allah akan mempertemukanmu dengan wanita yang hatinya baik, lembut, dan bisa mencintaimu bukan karena harta atau jabatanmu.

Jaga dia, hormati dia, lindungi dia…

Jangan biarkan siapa pun menyakitinya.

Ibu ingin kamu memiliki rumah yang hangat.

Sebuah keluarga kecil yang penuh tawa.

Ibu ingin kamu mencintai istrimu dengan seluruh hatimu, sebagaimana kamu mencintai ibu selama ini.

Dan ketika kamu nanti ragu, ingatlah:

Ibu merestui siapa pun wanita yang kamu pilih hari itu.

Ibu mohon…

Apapun yang terjadi, jangan biarkan Onur menguasai hidupmu, perusahaan ayahmu, atau masa depanmu.

Dia bukan seperti yang kamu kira.

Onur punya ambisi yang bahkan ayahmu pun sudah ketahui sejak lama.

Dia akan berusaha mengaturmu, memaksamu menikah dengan seseorang demi kepentingannya, dan mengambil apa yang menjadi hakmu.

Hati-hati, Nak.

Jangan pernah menandatangani apa pun darinya tanpa kau baca baik-baik.

Dan jangan biarkan dia mendekati istrimu.

Ibu percaya kamu cukup kuat untuk menghadapi semuanya.

Terakhir, Athar…

Ibu hanya ingin kamu bahagia.

Bangun keluarga yang kamu impikan.

Temukan kebahagiaanmu sendiri, tanpa tekanan siapa pun.

Dan jangan lupa, ibu selalu mencintaimu, bahkan setelah napas terakhir ibu.

Terima kasih sudah menjadi putra yang sangat ibu banggakan.

Ibunda-mu,

Aisyah Emirhan.

1
November
lanjut
My 78
di tunggu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!