Dia Suamiku, Bukan Ayah Pengganti

"Papa... tamu-tamu sudah datang. Kamu keluar saja temui mereka. Biarkan Mama yang menjaga Rosella." Ucap Mama Risa seolah perhatian.

"Apa yang kamu rencanakan Ma? Ingat kata-kataku waktu itu! Jika sekali lagi kamu mencelakai Rosella, lebih baik kita berpisah. Aku tidak akan mempertahankan seorang istri yang tidak punya hati."

"Iya... Iya... Aku ingat Pa. Percayalah, aku tidak akan mencelakainya." Ucap Mama Risa datar, tapi siapa yang tahu isi kepalanya.

Meskipun masih ada rasa khawatir, tapi apa yang dikatakan istrinya benar jika dia harus keluar untuk menemani para tamu undangan. Pernikahan yang digelar dengan mewah, adalah inisiatif Papa Raka sendiri.

Wujud dari penyesalan yang sesungguhnya dari Papa Raka terhadap Rosella. Meskipun anaknya hamil lebih dulu, tapi tidak ada malu yang dia tunjukkan demi kebahagiaan Putrinya. Dan entah kemana, Rania tidak terlihat sejak Rendra datang melamar Rosella 3 hari yang lalu. Tapi untuk sekarang Papa Raka akan abai dulu soal Rania.

Meskipun tidak diadakan di Hotel, tapi halaman rumah Rahardian sudah cukup luas untuk menampung seluruh tamu undangan yang berjumlah ratusan.

Untuk penghulunya sendiri, sesuai saran dari kerabat dan keluarga besar. Rizal Pratama lah yang ditunjuk untuk menikahkan Rosella dengan Rendra. Semua sudah siap, tamu undangan sudah memenuhi kursi yang disediakan.

"Kamu pikir, Rendra akan datang?" Tanya Mama Risa terlihat menebarkan senyum beracunnya sambil bersedekap tangan.

"Rendra tidak akan menikah denganmu, karena dia akan menikah dengan Rania yang jelas hamil anaknya. Sedangkan kamu, yakin janin itu milik Rendra?" Ucap Mama Risa.

"Apa maksud Mama?" Tanya Rosella, dengan jantung yang berdebar kencang.

"Rendra sudah memperkosa Rania, sekarang kakakmu itu sedang hamil anaknya. Kesimpulannya, Rendra lebih memilih Rania. Dia bertanggung jawab atas perbuatannya. Sedangkan denganmu? Pernikahan ini tidak akan terjadi, siap-siap hamil tanpa suami." Ucap Mama Risa.

"Kenapa Mama jahat denganku? Kenapa Mama tidak pernah menyayangiku seperti perlakuan Mama kepada Kak Rania?"

Air mata Rosella jatuh bercucuran, bukan hanya tentang pengkhianatan Rendra. Tapi semua kalimat Mamanya bagaikan pisau yang mengoyak-koyak jantungnya. Tidakkah ada sedikit saja belas kasih untuk dia yang juga ingin hidup bahagia bersama orang yang dia cinta sepenuh hati. Semua orang hanya mementingkan Rania.

"Karena kamu bukan anak..."

"RISA...!"

Papa Raka datang saat Mama Risa hampir membocorkan rahasia besar.

"Apa yang terjadi, kenapa kamu membuat Rosella menangis seperti itu?" Tanya Papa Raka menatap tajam.

"Papa... Kenapa semua orang jahat. Kak Rania merebut calon suamiku, mereka berselingkuh sampai Kakak hamil. Dan kata Mama Rendra tidak akan datang ke pernikahan ini."

"Rendra justru sedang bersama Kakak, dan kemungkinan akan menikah dengannya. Kenapa kalian jahat sekali, apa salahku hingga diperlakukan tidak adil." Ucap Rosella sudah menangis sesenggukan.

"Katakan Risa? Apa kamu tahu sesuatu? Kamu membiarkan putrimu itu menjadi orang ketiga untuk Rosella? Jika itu benar, aku tidak akan memberikan restuku pada Rania."

"Jika Rania berani menikah dengan Rendra tanpa meminta ijin dariku. Detik itu juga, akan aku coret dia dari kartu keluarga. Aku tidak sudi punya anak perebut, apalagi milik saudaranya sendiri." Ucap Papa Raka tegas, membuat Mama Risa tertegun. Tidak percaya respon suaminya akan sekeras ini.

"Kenapa Papa sekarang membela Rosella?"

"Karena aku sadar sudah mengabaikannya cukup lama, hingga aku tidak tahu jika dia kamu siksa. Punya hak apa kamu menyiksa putriku hingga parah seperti itu? Ingat janjimu padaku dulu, Risa."

"Apa aku bukan anak kandung kalian? Apa aku hanya anak pungut yang kalian bawa pulang? Katakan sejujurnya Pa." Desak Rosella.

Bersamaan dengan pertanyaan yang tak terjawab, Kakek Hendra masuk ruangan.

"Kenapa Rosella belum keluar juga?" Tanyanya menatap curiga pada mata sembab calon cucu mantunya itu.

"Apa Kakek tidak bersama Rendra? Dia tidak akan datang, dia memilih pergi meninggalkanku demi Rania." Sudah hilang rasa hormat Rosella pada kakaknya yang menjadi pelakor.

"Jadi Rendra tidak mengindahkan peringatanku? Baiklah, batalkan saja pernikahan ini. Maka aku akan singkirkan dia dari rumah dan perusahaan milikku. Bisa apa Rendra tanpa Adiguna, dan aku ingin tahu apa Rania akan tetap mau bersamanya jika mereka harus hidup susah. Rendra memilih iblis berkedok malaikat, lihat saja." Ucap Kakek Hendra.

Mama Risa menggigit bibirnya, bagaimana nasib anaknya jika dia dan Rendra sudah dicoret dari KK. "Semua gara-gara Rosella." Gumamnya.

"Rendra dan Rania saling mencintai, dan saat ini Rania sedang hamil keturunan Adiguna yang asli. Sedangkan Rosella, dia tidak jelas hamil anak siapa yang dikandungnya." Ucap Mama Risa membela Rania.

"Kamu, Ibu terburuk yang aku kenal. Bisa-bisanya membedakan dua putri kandung sendiri, sangat keterlaluan." Ucap Kakek Hendra menatap sengit.

Disaat para orang tua saling berdebat, tiba-tiba Rosella berlari lalu mengambil sesuatu dari dapur.

Rosella sudah gelap mata, merasa hidupnya telah hancur tak tersisa. Tidak ada orang yang menginginkannya.

"Jika aku tidak menikah sekarang, lebih baik aku bunuh bayi ini." Ancam Rosella membawa pisau yang akan ditusukkan pada perutnya.

Pisau runcing dan tajam itu sudah menggores kain kebaya yang nampak menonjol karena perut buncitnya sudah tidak bisa ditutupi lagi.

"Apa yang kamu lakukan, Rose. Kamu pasti akan menikah sekarang..."

"Dengan siapa? Siapa yang mau menikah dengan wanita hamil sepertiku? Sedangkan kekasihku yang telah menghamiliku, malah memilih pergi dengan selingkuhannya. Tidak ada... Tidak ada yang peduli dengan nasibku." Teriak Rosella.

Kericuhan terjadi, karena suara Rosella. Papa Raka sudah sangat frustasi.

"Tuan Hendra, tolong hubungi Rendra. Minta dia menikah dengan Rosella."

"Tidak bisa, lalu bagaimana dengan Rania jika Rendra menikahi Rosella. Tidak... Aku tidak setuju, Rendra harus tetap menikah dengan Rania." Mama Risa membuat suasana semakin berantakan karena ucapannya didengar tamu.

Bisik-bisik dan komentar sumbang terdengar membuat nama keluarga Adiguna seketika jatuh karena perbuatan Rendra. Kakek Hendra merasa sangat malu.

"Herman... cepat hubungi Rendra sekarang, tinggalkan perempuan perusak saudaranya sendiri." Ucap Kakek Hendra kepada putranya.

"Sudah aku hubungi sejak tadi, tapi tidak bisa. Nomernya tidak aktif." Ucap Tuan Herman menyesal.

"Sudahlah, biarkan Rendra memilih hidupnya. Jika dia lebih memilih Rania. Mungkin saja memang Rendra mencintainya. Lagipula Rania gadis yang baik."

Nyonya Ningrum berkata yang membuat Rosella semakin dalam menancapkan pisaunya.

Tetesan darah keluar dari perut Rosella yang sudah tertusuk pisau. Membuat semua orang menjadi panik.

Keributan itu menarik simpati seorang pria yang sejak tadi melihat dari jarak yang sedikit jauh. Tapi masih bisa mendengar pembicaraan dari anggota keluarga mempelai wanita.

Perlakuan dari seorang Ibu yang berbeda, mengingatkannya pada almarhum Ibunya. Dia melihat seorang gadis yang berperut buncit sedang menjadi tokoh utama perdebatan panjang yang tidak ada titik temu solusi masalahnya. Dan sekarang, gadis itu menusuk perutnya sendiri sedikit demi sedikit. Entah kenapa, dia terdorong untuk menolong wanita yang ditinggal kekasihnya.

"Rosella, sudah jangan diteruskan lagi. Kasihan bayi kamu tidak bersalah." Ucap Papa Raka, mengingat lagi kejadian masa lalu yang menyakitkan.

"Lebih baik bayi ini mati bersamaku, toh tidak ada yang mengharapkannya lahir ke dunia ini." Ucap Rosella tidak terpengaruh dengan omongan Papa Raka yang kini terlihat sangat peduli dengan hidupnya.

"Bolehkah, aku menikah dengan Rosella?" Ucap seorang pria tampan berwajah tenang dengan tatapan mata teduh.

"Kamu tidak salah bicara kan? Rosella hamil di luar nikah? Tidak seharusnya kamu mengambil alih tanggung jawab pria yang menghamilinya." Ucap Mama Risa tidak suka ada pria yang menikahi Rosella.

"Aku akan menjadi pengantin pengganti."