NovelToon NovelToon
My Second Life

My Second Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: vami

tentang dia yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. kehidupan pertamanya yang di perlakukan buruk hingga mati tragis dalam penyiksaan, membuat dia bertekad untuk memperbaiki hidupnya dengan mengambil keputusan yang berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LIMA

"Itu... "

"Itu apa? " tanya Lucas semakin penasaran.

"Bukan apa-apa" jawab Alex. Mendengar jawaban Alex semua berdecak kesal. Teman mereka yang satu ini memang sulit terbuka pada orang lain. Boleh di tabok gak sih? Pikir mereka.

*******

Gladis fokus belajar, menguasai semua materi yang ada di buku pelajaran SMP. Semua pelajaran tanpa terkecuali. Di kehidupan sebelumnya, dia belajar mati-matian hanya untuk mendapatkan sedikit perhatian dari keluarga Fandra. Tapi semua sia-sia. Dia pada akhirnya hanya di manfaatkan tenaga untuk menjadi pembantu gratis tapi di perlakukan seperti budak, dan dimanfaatkan kecerdasannya untuk kepentingan mereka, seperti mengerjakan pr dan mengisi semua kertas ujian untuk putri keluarga itu sebelum ujian di mulai, jadi ketika ujian di mulai dia tinggal menghapal jawaban dari rumah saja. Tidak jarang dia juga mengerjakan tugas kuliah milik putra keluarga tersebut.

Sekalipun Gladis pintar bahkan pelajaran SMA sudah di kuasainya, tapi dia ngerasa perlu belajar lagi untuk menguatkan ingatannya.

"Glad". Gladis menoleh. Ayu menghampirinya.

"Rupanya kamu di sini" ucap Ayu.

"Ada apa Yu? ".

" Bu Luna menyuruhku memanggilmu, katanya ada orang yang mencarimu" jawab Ayu.

"Mencari ku? siapa? " tanya Gladis bingung.

"Aku gak tau, dia ada di ruang kerja bu Luna" jawab Ayu. Gadis itu berjalan ke arah ranjangnya yang bersebelahan dengan Gladis. Omong-omong mereka memang satu kamar.

"Temui aja, siapa tau penting" ucap Ayu lagi sambil membaringkankan tubuhnya.

"Emm! Aku kesana sekarang" Gladis meletakkan buku-bukunya di bawah ranjang yang terdapat laci yang memanjang di sana, memang tiap-tiap ranjang terdapat 2 laci di bawah tempat tidur untuk di pakai anak-anak buat menyimpan baju dan peralatan-peralatan sekolah.

Gladis bergegas pergi setelah mengucapkan terima kasih pada Ayu.

*******

Gladis tiba di ruangan bu Luna, di sana dia melihat seorang laki-laki berpakaian formal duduk di depan bu Luna.

"Permisi" ucap Gladis. Bu Luna dan tamunya menoleh ke asal suara.

"Tuan, Gladis sudah di sini, kalau begitu saya permisi dulu" pamit bu Luna seraya tersenyum sopan. Laki-laki tersebut mengangguk sambil tersenyum ramah. Setelah bu Luna pergi, Gladis berjalan mendekat.

"Loh? Tuan? " heran Gladis setelah melihat dengan jelas siapa orang yang ingin bertemu dengannya. Tuan Thomas tersenyum. Gladis akhirnya duduk di depan laki-laki tersebut.

"Gimana kabarmu Glad? " tanya tuan Thomas.

"Baik" jawab Gladis singkat. "Loh? kok tuan tau namaku? " heran nya lagi. Tuan Thomas hanya tersenyum saja, tapi Gladis sesaat sadar akan sesuatu.

"Orang kaya mah bebas, apa-apa tinggal cari tau" gumam Gladis tapi di dengar jelas oleh tuan Thomas yang membuat pria itu terkekeh.

"Kenapa tuan mencariku? " tanya Gladis kemudian.

"Gak perlu seformal itu Glad, panggil aja om Thomas" jawab tuan Thomas, dia ingin ngomong santai tanpa embel-embel tuan. " Om kesini cuma mau berterima kasih padamu" lanjutnya.

"Santai aja om, kan saling membantu".

Tuan Thomas mengangguk, " ternyata orang itu memang mengincar om. Untung aja kamu kasih tau, awalnya om menangkapnya untuk berhati-hati siapa tau mungkin saja orang itu ngincar orang lain. Tapi ternyata dia emang ngincar om" jelasnya panjang lebar.

"Jadi om gak papa kan? "

"Om baik-baik aja berkat kamu"

"Kenapa dia ngincar om? " tanya Gladis kepo.

"Dia hanya salah satu orang suruhan pesaing bisnis yang kalah tender minggu lalu" jawab tuan Thomas tanpa ragu. Padahal Gladis masih terbilang asing baginya, tapi entah mengapa, menurutnya Gladis anak yang baik. Sedangkan Gladis baru tau, dari jawaban itu menjelaskan kalau tuan Thomas juga seorang pengusaha.

"Jadi ceritanya tu orang iri sama om ya? "

"Ya begitulah. Itu sering terjadi di kalangan pengusaha, mereka yang tidak bisa mengendalikan diri dari sifat iri dan marah juga di tambah provokator, hal-hal yang mengancam nyawa orang lain bisa aja terjadi" jelas tuan Thomas panjang lebar. Gladis mengangguk mengerti.

"Glad ".

" Ya om? "

"Jika kamu butuh bantuan, om akan membantu kamu sebisa om. Apapun itu" kata tuan Thomas. Ini nih kata-kata yang berbahaya untuk pria itu, tidak salah jika dia di manfaatkan keluarga Fandra karena laki-laki tersebut tidak merasa enakan jika tidak membantu penolongnya, pikir Gladis.

"Beneran om? " tanya Gladis memastikan. Tuan Thomas mengangguk. " Aku mau sekolah di Vin's High School, tapi sekolah elit itu sangat mahal " ucap Gladis. Setelah perjalanannya seharian kemarin, dia memutuskan ingin sekolah di Vin's High School, sekolah elit terbaik nomor satu di negri nya. Disana selain pelajaran umum juga ada kelas minat jadi sangat bagus untuk siswa yang ingin mengembangkan bakat. Dan yang Gladis sukai di sana adalah guru-guru yang profesional, mereka tidak membandingkan antar murid baik kaya atau miskin ( murid beasiswa) dan mereka tidak membela orang yang salah sekalipun mereka anak orang kaya.

"Kamu tenang saja, om akan membayar uang sekolahmu" jawab tuan Thomas. Dia sanggup membayar uang sekolah Gladis bahkan itu tidak akan mengurangi 5 persen dari kekayaannya. Lagi pula keinginan Gladis itu sangat baik.

"Aku gak minta om buat biayain aku sekolah" tolak Gladis. Dia tidak mau merepotkan kan orang lain untuk membiayai nya sekolah di sana. Apalagi butuh biaya yang tidak sedikit.

"Lalu? " bingung tuan Thomas.

"Aku mau minta om buat anterin aku ke sekolah itu hari senin untuk ikut tes " jelas Gladis. Kemarin dia sudah bertanya tentang Vin's High school pada orang-orang yang ada di sekitar sana termasuk bertanya pada satpam dan petugas kebersihan di sana yang kebetulan sekolah saat itu sedang sepi.

"Tes? "

"Iya... Tes beasiswa. Aku mau coba ikut om, dan pendaftaran serta tes beasiswa mulai di buka senin ini".

" Kenapa gak mau om biayain aja? Setau om, tes beasiswa di sana sangat sulit apalagi tesnya semua mata pelajaran. Kalau kamu gak lulus gimana? " tanya tuan Thomas khawatir. Kasian jika Gladis tidak bisa sekolah di sana.

"Aku gak mau om biayain, aku mau usaha sendiri. Kalaupun aku tidak lulus, aku bisa sekolah di SMA umum yang gratis untuk panti ini" jawab Gladis. Tuan Thomas akhirnya menghela napas pasrah, dia tidak mungkin memaksa Gladis menerima pendapatnya.

"Baiklah jika kamu maunya gitu. Hari senin om jemput kamu disini" final tuan Thomas.

"Makasih om" Gladis tersenyum senang. Tuan Thomas mengangguk. Laki-laki tersebut lalu melihat ke arah jam tangan mahalnya.

"Glad, om harus pergi sekarang"

"Aku tau om sibuk" keduanya bangkit dari duduk dan berjalan keluar.

"Oh ya Glad, apa kamu betah di sini? " tanya tuan Thomas sebelum mereka sampai pintu.

"Om tenang aja, aku bakalan kabur kalau gak betah" jawab Gladis. Tuan Thomas terkekeh kecil, lalu dia memberikan sesuatu pada Gladis.

" Ini kartu nama om, di sini ada nomor pribadi om. Kamu bisa telfon jika kamu butuh bantuan".

" Terima kasih om "

*******

1
Fitri kurnia ningsih
mna lg Thor sambungannya
tutiana
sukaaa ❤️❤️❤️
sa
kerennn bangettt,,,lanjuttt!!!
Jiraiya
Gak bisa berenti baca.
Zhunia Angel
Aku merasa terkesima sampai lupa waktu ketika membaca karyamu, thor. Jangan berhenti ya! 🌟
Eren Yeager
Aku ngerasa masuk ke dalam cerita, coba cepetan lanjutin thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!