NovelToon NovelToon
My Secret Victoria

My Secret Victoria

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Putu Widia Sari

Victoria Baserra seorang siswi SMA High school tak sengaja bertemu dengan El Ganendra, putra tunggal keluarga Eros, salah satu keluarga ternama dan memiliki impact yang besar. Seiring berjalannya waktu sesuatu hal gelap mulai terkuak.

Sebuah rahasia kelam, terkubur dalam dalam. tak ada yang tahu. hari ini dia berakhir atau justru baru memulai. Apa yang terjadi sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Putu Widia Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Serra bersendawa, sepertinya sebentar lagi perut nya akan meledak. Tak kuat rasanya untuk bangkit dari kursi ini. " Vic, gue kenyang banget, ini kayak nya gue gak sanggup buat belajar," Lirih nya memegangi perut buncit nya.

Vicky menggeleng heran, " Hemm, yaudah. Palingan juga tugas Lo ga selesai. Mungkin akan dapat tugas tambahan besok," Jelas Vicky sedikit menyindir Serra.

Serra membelalakkan kedua matanya, mendengar pengakuan Vicky tentang tugas tambahan. " Yang bener aja, satu aja gue belum tentu bisa. Masak dikasih tugas lagi"

"Yaudah deh, ayok kita belajar sekarang. Gue ga jadi leha leha, mendadak semangat gue bangun!!!. Ya, walaupun sebenarnya gue pengen tidur sekarang ,"

"Tapi gak papa, Ayok Vic. Keburu semangat gue hilang," Serra beranjak bangun, menunjukkan semangat yang membara. Vicky hanya bisa tersenyum kecil, selalu ada tingkah lucu dan kocak dari teman nya ini.

"Oke, ayok," Vicky dan Serra bergegas menuju taman belakang, tempat biasa mereka mengerjakan tugas.

*********

Dikamar , Adit mulai meratapi perutnya yang mulai meronta ronta, sedangkan Devan dan El sibuk bermain gitar sejak tadi. Apakah daya perut karet ini. " El, gue laper nih. Ada cemilan gak?," Keluh Adit dengan wajah kasian.

"Ada, Lo ambil aja di dapur. Tempat biasa," Sahut El.

Senyum merekah mulai muncul di mimik wajahnya, " Wahhh... Oke El, gue berangkat sekarang,"

Adit segera pergi menuju ke dapur, langkah nya sangat bersemangat. " Wah, beruntung banget gue punya temen kayak El, selalu ada cemilan di rumah nya. Heheheh," Gumam Adit sambil menuruni anak tangga.

Bibi tengah sibuk di dapur, untuk mempersiapkan bahan masakan, untuk makan malam ini. Semua bahan terlihat sudah siap, ia tinggal mengeksekusi nya. " Nah semua sudah siap, bibi tinggal masak ," Ucap nya.

Bibi melihat ke arah jam dinding, sudah hampir pukul 16:40 sore. Ini adalah waktunya bibi untuk menyiram tanaman di halaman rumah. Sebelum menjelang petang datang. " sekarang saat nya untuk bertemu tanaman, tanaman hias di depan. Setelah itu baru mulai masak," Gumam nya

Bibi Bergegas pergi, menuju keluar rumah. Tiba dirumah tengah, telinga nya mendengar sesuatu yang aneh. " Tunggu dulu, kok kayak ada langkah kaki, dari balik sana.," Jelas bibi.

"Bibi yakin, itu suara langkah kaki. dari arah kamar Tuan Besar, tapi. Den El lagi di kamar nya. Lalu suara langkah kaki siapa?," Pikir bibi mulai curiga.

Tak ingin berprasangka buruk, ia segera melangkah menuju sumber suara. Ia takut ada seseorang yang memasuki rumah. " Aduh, apa jangan jangan itu maling," Bibi mulai merasa cemas.

"Tapi masak iya, keamanan dirumah ini sangat kuat. Bahkan sama sekali engga ada yang bisa masuk," Bibi terus melangkah maju, tinggal beberapa langkah lagi. Tetapi suara langkah kaki itu sudah tidak terdengar lagi.

Dengan perlahan tapi pasti, Bibi terus maju. Sampai di lokasi yang dituju, kedua matanya mulai membelalak sempurna, raut wajahnya berubah tegang. Kedua tangan nya memegang baju di kiri dan kanan nya.

"Den, Adit," Jelas bibi.

Adit membalikkan tubuhnya, melihat seorang wanita paruh baya berdiri tepat di belakangnya. Raut wajahnya datar, tanpa ekspresi. " Bibi," Ucap Adit.

"Den, ngapain disini?, bukannya seharusnya di kamar Den El."

Adit menundukkan wajahnya, memalingkan pandangannya ke arah lain. Sebelum kembali menatap bibi. Adit menggaruk jidat nya yang tidak gatal. " Emmmm.. Iya bi, tadi Adit mau kedapur, eh kok malah nyasar kesini," Jelas Adit tersenyum bingung.

"Ouhhhh, tapi den. Dapur kan disana, kok bisa sampai disini?,"

"Iya. makanya itu, kok bisa sampe disini, untung ada bibi," .

Bibi menaruh perasaan aneh pada Adit . Bagaimana ia bisa sampe nyasar disini, sedangkan dapur ada di arah yang berlawanan. " Aden , udah sering disini Lo. Masak lupa dapur di mana," .

"heheheh. Biasa lah bi, efek laper jadi engga fokus, yaudah Adit ke dapur dulu. Untung ada bibi tadi, kalo engga udah nyasar kemana mana," Ia tertawa polos, kemudian bergegas pergi ke arah dapur. Bibi terus mengamati sampai sudah tak terlihat lagi.

"Aneh, hanya karena lapar, bisa sampai nyasar. Mana di depan kamar Tuan Besar," Gumam bibi.

"Yasudah lah, mungkin benar. Ada ada aja, "

********

Serra mengeluarkan seluruh isi tas nya, dengan tumpukan buku-buku yang sangat banyak. Vicky agak bingung melihat nya, buku sebanyak ini?. Bagaimana gadis ini bisa membawa nya.

"Ser, Lo serius? Buku sebanyak ini?," Tanya Vicky menelan air liur nya.

"Iya dong. Gue pinjem di perpustakaan sebanyak ini, dan mbak mbak nya juga boleh boleh aja." sahut Serra dengan percaya diri.

"Tapi gak gitu juga, ini kebanyakan Serra, Lo liat. Lo udah kayak tukang promosi buku,"

Serra menatap semua tumpukan buku itu, memang benar ini begitu banyak. Ia juga harus membawa nya, sampai bahu nya terasa memar. " Iya juga sih, tapi ini semua perlu Vic. Lo liat buku biologi ini, ada buku khusus hewan, tanaman, organ manusia dan banyak lagi,"

Vicky memukul jidatnya, memejamkan sejenak matanya, untuk meredam emosinya. " Tapi gak gitu juga, habis Lo baca semua ini?,"

"Hehehehe, ya engga sih. Tapi, " Serra menggaruk kepalanya, perasaan menyesal itu mulai mendatangi dirinya.

"Gini deh, besok Lo pulangin semua ini. Lo pilih beberapa, buat acuan belajar,"

"Iya deh, tapi gue gak mungkin bawa sendiri Vicky. Hemmmm,,,, Lo bantuin gue ya," Serra mengerjapkan kedua mata genit nya, memohon agar Vicky mau membantu nya.

Vicky menghela nafas panjang, " Oke, gue bantu."

"Yesssssss.... Love you Vicky,,,, muach," Sorak Serra gembira.

"Ya ya...udah,"

"Ouh ya, mana buku catatan Lo? . Gimana kita mau nugas, kalo gak ada buku catatan itu," Tanya Serra.

"Sebentar,"

Vicky meraih tas nya, membuka resleting dan mulai mencari buku catatan dengan sampul coklat muda. Awal nya ia biasa saja, tetapi ia mulai bingung, beberapa saat dia mengecek tas nya. Tetapi ia tak bisa menemukan buku catatan itu.

"Vic, lama banget. Mana buku nya ?," Jelas Serra menunggu.

"Sebentar gue cari," Sahut Vicky mengeluarkan seluruh isi tas nya. Serra agak bingung, kenapa tiba tiba temannya mengeluarkan seluruh isi tas nya.

"Lo kenapa?, tumben banget ngeluarin isi tas,"

"Ser, buku gue gak ada," Jelas Vicky cukup panik.

"Yang bener Lo Vic, "

"Bener, tu liat. Tadi sebelum pulang sekolah, gue udah masukin. Gue inget banget," Vicky mengacak acak isi tas nya, mencari cari buku dengan sampul coklat muda.

"Coba coba, awas, gue cari," Sela Serra membantu nya.

Serra mengecek semua buku buku Vicky, benar Saja. Ia tidak menemukan buku catatan itu. " Vic, coba deh inget inget. Jangan jangan ketinggalan di sekolah,"

"Engga. Lo tau, gue gak pernah lupa. Gue selalu masukin buku semua nya di tas gue,"

"Iya sih, gue tau Lo selalu konsisten dalam segala hal. Tapi, coba deh inget inget dulu," Jelas Serra.

Vicky mulai mengingat ingat kejadian hari ini, dari yang bertemu pria itu. Sampai di menaiki taksi tadi. Nah, dia ingat.

"Oh ya, tadi pas gue turun dari taksi, resleting tas gue kebuka. Gue kira karena gue lupa resleting lagi, soalnya tadi gue ngambil duit di tas," Jelas Vicky.

"Nah!!,,, kemungkinan ada dua hal. Yang pertama buku Lo jatuh di taksi, terus yang kedua, tas Lo engga ke resleting dari pulang sekolah, jadi buku Lo jatuh deh," Sahut Serra sok bijak.

"Terus sekarang gimana?, tapi masak iya gue lupa,"

"Victoria Baserra, sahabat gue yang cantik paripurna, pinter dan cerdas. Setiap manusia tidak luput dari kesalahan , lupa, apalagi kecerobohan. Walaupun gue tau Lo itu sangat memperhatikan detail, dan itulah pokoknya. Tapi kan nama nya lupa, mau gimana ,"

Vicky menghela nafas, sedikit panik dan bingung. " Terus sekarang kita ngerjain tugas nya,?"

"Hemmmm... Aha( menemukan ide) ,,,,,, kita minta temen yang lain, tunggu. Gue telpon dulu, besok kita cari buku Lo. siapa tau jatuh, Oke sayang,"

Vicky mengangguk, tersenyum kecil. Walaupun masih tidak menyangka, buku nya bisa hilang. Itu buku penting , ia berharap semoga buku itu bisa kembali.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!