NovelToon NovelToon
Sang Pahlawan Dengan Sistem

Sang Pahlawan Dengan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Anak Genius / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:751
Nilai: 5
Nama Author: DARK & LIGHT

Di tengah hiruk pikuk Akademi Cyberland, Leon Watkins, seorang jenius dengan kekuatan "Dream" yang memungkinkannya memanipulasi mimpi dan kenyataan, justru merasa bosan setengah mati. Kehidupannya yang monoton mendadak terusik ketika ia dan teman sebayanya, Axel Maxx yang flamboyan, secara tak terduga ditarik ke dalam sebuah misi rahasia oleh sosok misterius. Mereka harus menembus "Gerbang Sejati," sebuah portal menuju dimensi yang mengerikan dan mengancam dunia. Petualangan yang akan mengubah segalanya, dan menyingkap takdir yang jauh lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan, baru saja dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DARK & LIGHT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 : Neraka Pertama & Hutan Peri Yang Terancam

Portal kegelapan berdenyut sejenak, lalu Leon dan Axel merasakan sentakan tajam, seolah ditarik paksa menembus ruang dan waktu. Ketika sensasi itu mereda, mereka terhuyung, mata mereka berkedip mencoba menyesuaikan diri.

Mereka telah tiba. Namun, pemandangan di depan mereka jauh dari apa yang mereka bayangkan tentang "Neraka".

Tidak ada langit merah darah atau puing-puing kota yang hancur. Sebaliknya, mereka berdiri di sebuah hutan yang lebat, rimbun, dan ajaib. Pohon-pohon menjulang tinggi dengan dedaunan keemasan dan perak, memancarkan cahaya lembut yang menembus kanopi.

Udara bersih dan segar, dipenuhi aroma bunga-bungaan liar dan embun pagi. Suara gemericik air terdengar dari kejauhan, dan kicauan burung-burung yang merdu memecah keheningan. Ini adalah surga hijau, bukan Neraka yang mereka harapkan.

"Ini... ini bukan Neraka," bisik Axel, matanya membelalak tak percaya. Ia mencubit lengannya sendiri, seolah memastikan ia tidak sedang bermimpi. "Kita kesasar? Apa portalnya rusak?"

Leon menyipitkan mata, mengamati sekeliling. Ia merasakan energi kehidupan yang melimpah di tempat ini, jauh berbeda dari aura kematian yang mereka antisipasi.

"Tidak, ini bukan kesalahan," jawabnya, suaranya tenang. "Sosok berjubah itu bilang 'Neraka Cyberland adalah langkah pertama'. Mungkin 'Neraka' di sini berbeda." Ia melangkah maju, tangannya menggapai salah satu daun pohon yang bercahaya keemasan. Daun itu terasa nyata, sejuk di kulitnya.

Saat mereka melangkah lebih dalam ke hutan, keindahan alam semakin memukau. Jamur-jamur raksasa memancarkan cahaya, lumut-lumut di batang pohon bersinar lembut, dan aliran sungai kecil mengalir dengan air sebening kristal. Mereka tiba-tiba mendengar suara-suara yang lembut dan merdu dari kejauhan, seperti nyanyian yang harmonis.

"Suara apa itu?" bisik Axel, sedikit takut namun juga penasaran.

Mereka mengikuti suara itu, dan tak lama kemudian, sebuah pemandangan menakjubkan terhampar di depan mata mereka. Di sebuah pemukiman yang terintegrasi sempurna dengan alam, rumah-rumah dibangun di atas pohon atau di dalam bebatuan yang ditumbuhi lumut bercahaya. Dan di sana, mereka melihatnya: para Peri (Elf).

Para Elf itu memiliki fisik yang ramping dan anggun, kulit mereka tampak bersih dan bercahaya, dan rambut mereka berwarna-warni dari keemasan, perak, hingga hijau hutan. Telinga mereka runcing dan mata mereka memancarkan kebijaksanaan kuno. Mereka bergerak dengan keanggunan yang luar biasa, seolah-olah setiap gerakan adalah tarian.

Axel ternganga. "Astaga... mereka... mereka sangat cantik!" gumamnya, matanya terpaku pada sosok-sosok yang bergerak di antara pepohonan. "Aku tidak pernah melihat makhluk seindah ini!"

Leon, yang biasanya acuh tak acuh terhadap keindahan, juga merasakan sedikit kekaguman yang langka. Kecantikan para Elf itu memang memukau, memancarkan aura murni yang berbeda dari apa pun yang pernah ia lihat. Mereka seperti makhluk dari dongeng, bukan dari dunia yang dihantui monster.

Di tengah pemukiman itu, sebuah kerumunan Elf berkumpul di bawah pohon raksasa yang paling besar, yang tampaknya menjadi pusat kehidupan mereka. Di sana, seorang wanita muda berdiri, mengenakan gaun putih bersih yang dihiasi sulaman dedaunan perak. Rambutnya perak panjang terurai indah, matanya hijau zamrud yang berkilauan, dan di kepalanya terdapat mahkota kecil dari ranting dan bunga yang bersinar lembut. Dia adalah Putri Elf, kecantikannya melampaui semua Elf lainnya, memancarkan aura keanggunan dan kekuatan yang tenang.

"Dia... dia seperti dewi," bisik Axel, benar-benar terpikat. "Ini lebih baik dari Neraka yang kulihat di Gate!"

Leon tidak bisa membantah. Meskipun ia datang untuk bertarung, pemandangan ini memang membius. Namun, keindahan itu tiba-tiba terganggu.

Dari arah barat hutan, suara gemuruh keras mulai terdengar. Langit yang tadinya cerah kini mulai diselimuti kabut hitam pekat yang menyebar cepat. Aroma belerang dan bau busuk yang familiar menusuk hidung mereka.

"Apa itu?" tanya Axel, senyum kagumnya sirna, digantikan oleh kerutan khawatir.

"Sepertinya 'Neraka' kita sudah datang," jawab Leon, matanya menyipit. Aura biru samar dari "Dream" mulai berdenyut di sekelilingnya, mempersiapkan diri.

Dari balik kabut hitam, munculah gerombolan besar Demon. Mereka adalah makhluk-makhluk dengan kulit merah kehitaman, tanduk tajam, dan cakar yang mengerikan. Beberapa di antaranya bersayap seperti kelelawar, terbang rendah di atas pepohonan, sementara yang lain berlari di darat dengan kecepatan brutal. Mereka membawa pedang-pedang primitif dan kapak-kapak bergerigi, dan mata mereka memancarkan kebencian.

Para Elf yang awalnya harmonis kini diliputi kepanikan. Suara nyanyian berubah menjadi jeritan. Pemanah Elf segera mengambil posisi, busur-busur kayu yang terukir rumit bersinar saat panah-panah energi ditembakkan. Sihir alami mulai bermunculan dari tangan para penyihir Elf, menciptakan perisai hijau atau semburan energi alam.

Putri Elf, dengan wajah tegang namun penuh tekad, melangkah maju. Ia mengangkat tongkat kayunya yang dihiasi kristal bercahaya. Dari tongkat itu, pilar cahaya hijau terang melesat ke langit, lalu menyebar menjadi perisai transparan yang menutupi sebagian besar pemukiman. Namun, perisai itu bergetar hebat saat Demon pertama menghantamnya.

"Mereka lemah," gumam Leon. "Kekuatan mereka berakar pada alam, tapi itu tidak cukup kuat untuk menghadapi serangan Demon."

"Kita harus membantu mereka!" seru Axel, kilatan petir sudah menari-nari di tangannya. Ia tidak bisa hanya berdiri dan melihat para makhluk cantik itu dihancurkan.

"Tentu saja," jawab Leon, senyumnya kembali ke wajahnya. Ini adalah medan perang. "Ini adalah 'Neraka' yang sebenarnya untuk dunia ini."

Tanpa menunggu lebih lama, Leon dan Axel melesat maju. Axel adalah yang pertama bertindak, melompat ke garis depan pertahanan Elf. "Lightning Bolt!" Kilatan petir dahsyat melesat dari tangannya, menghantam beberapa Demon secara langsung, mengubah mereka menjadi abu. Ia bergerak cepat, memukuli Demon dengan tinju listriknya, melindungi para pemanah Elf yang kewalahan.

Leon bergerak lebih strategis. Ia mengaktifkan sistem "Dream"-nya, menyebarkan aura ilusi ke arah gerombolan Demon yang paling padat. Bagi para Demon itu, hutan yang tadinya lebat tiba-tiba berubah menjadi neraka ilusi mereka sendiri. Api membakar tanah, jeritan arwah bergema di udara, dan bayangan-bayangan menakutkan menyerang mereka dari setiap sudut. Demon-demon itu menjadi kacau, sebagian menyerang sesama mereka, sebagian lagi terhenti, berteriak karena ilusi horor yang mereka alami.

Para Elf memandang Leon dan Axel dengan terkejut. Mereka belum pernah melihat kekuatan seperti itu. Pemanah Elf melihat Demon yang tadinya menyerbu kini saling menikam atau berlutut dalam ketakutan. Penyihir Elf melihat Axel menghancurkan Demon dengan kilatan petir yang luar biasa.

Pertarungan itu adalah sebuah tarian mematikan antara keindahan alami para Elf dan kehancuran brutal para Demon, diselingi dengan kekuatan asing dari dunia lain – ilusi Leon dan petir Axel. Putri Elf, yang masih menjaga perisainya, menatap Leon dan Axel dengan mata hijau zamrudnya, dipenuhi kebingungan, harapan, dan sedikit ketakutan. Siapa dua orang asing ini, yang tiba-tiba muncul dan membalikkan keadaan dalam invasi yang mengancam kepunahan ras mereka?

1
iqbal nasution
oke
DARK & LIGHT: thank udah mampir bg
total 1 replies
DARK & LIGHT
MC anti naif
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!