Tragedi menimpa Kenanga, dia yang akan ikut suaminya ke kota setelah menikah, justru mengalami kejadian mengerikan.
Kenanga mengalami pelecehan yang di lakukan tujuh orang di sebuah air terjun kampung yang bernama kampung Dara.
Setelah di lecehkan, dia di buang begitu saja ke dalam air terjun dalam keadaan sekarat bersama suaminya yang juga di tusuk di tempat itu, hingga sosoknya terus muncul untuk menuntut balas kepada para pelaku di kampung itu.
Mampukah sosok Kenanga membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wisnu waspada
Pagi harinya Sigit sudah rapi dengan pakaian santainya, dia melihat Kenanga masih terlelap tidur di atas kasur miliknya dengan wajah yang damai, tangannya hampir terulur untuk membuka tirai kamarnya tapi saat dia ingat Kenanga mengatakan tidak menyukai suasana terang Sigit mengurungkan niatnya.
"Aku tidak percaya, kamu benar benar di sini Kenanga" gumam Sigit
Matanya kembali menatap leher Kenanga yang sudah tidak memakai kalung yang dia berikan lagi, Sigit berpikir mungkin benar, kalung yang di temukan warga tempo hari adalah kalung Kenanga dan akan dia beli kembali.
Tok. Tok. Tok.
"Sigit, kamu sudah bangun nak?" tanya Dasih mengetuk pintu kamar Sigit.
"Sudah Bu" jawab Sigit
"Kamu di panggil bapakmu" ucap Dasih
"Iya Bu, Sigit akan keluar"
Sigit mengusap rambut Kenanga yang sama sekali tidak terganggu dengan suara kencang dari Dasih, itu membuat Sigit sedikit heran karena biasanya Kenanga akan langsung terbangun saat mendengar suara berisik jika dia ketiduran saat memasak ataupun membersihkan rumah.
"Ada apa pak?" tanya Sigit
"Itu di luar ada pak Lingga, katanya kamu pesan motor apa iya?" tanya Wisnu
"Ya ampun, iya pak, Sigit pesan motor untuk hadiah pernikahannya Dirga dan Kenanga" jawabnya Sigit
"Tapi ko di kirim ke sini ya, bukannya ke alamat Dirga di kota" ucap Sigit merasa heran.
Sigit menemui Lingga yang ternyata sudah menunggu di teras depan rumah Wisnu, mereka duduk di kursi rotan yang tersedia di sana untuk para tamu dari luar.
"Ko motornya di bawa ke sini pak?" tanya Sigit
"Nak Sigit bagaimana sih, kata orang yang bernama Dirga, dia tidak mau motor ini, dia sudah kredit yang baru, jadi dia meminta saya mengembalikan ini pada nak Sigit" jawab Lingga
"Loh ko begitu, tiga hari yang lalu katanya Dirga belum punya motor" heran Sigit
"Mungkin dia di kasih bosnya, hadiah pernikahan mereka juga" ucap Wisnu
"Iya, bisa jadi itu, soalnya motornya juga ada di depan kontrakan dia, masih baru, bahkan istrinya juga ada pas saya antar motor itu" jawab Lingga justru membuat Sigit terkejut dan menatap Wisnu dengan tatapan serius.
"Sudah, pakai saja untuk kamu, motor kamu biar di pakai Burhan untuk keperluan ke pasar dengan ibu kamu atau yang lain" bujuk Wisnu
"Iya deh pak, mohon maaf ya pak Lingga, saya malah jadi merepotkan" ungkap Sigit
"Tidak apa apa, itu memang sudah jadi tugas saya, saya juga sekalian menemui teman saya di jakarta" jawab Lingga
Sigit mengantarkan Lingga sampai ke mobilnya, mereka sempat berbincang sedikit tentang keadaan Dirga di sana dan Lingga mengatakan kalau orang bernama Dirga itu baik baik saja bahkan istrinya juga baik. Tapi setelah di tunjukkan foto Dirga dan Kenanga pada Lingga, Lingga mengernyitkan alisnya karena menurutnya Dirga yang dia temui bukan yang ada di dalam foto, perempuannya juga bukan.
"Terima kasih pak, jangan katakan ini pada siapapun ya" ungkap Sigit dan Lingga mengangguk faham.
"Apa yang sebenarnya terjadi" gumam Sigit menatap mobil Lingga yang semakin menjauh, lalu menatap motor matic yang dia beli untuk sahabatnya itu.
"Teman kamu itu ternyata sombong" sinis Wisnu
Yang sebenarnya menempati kontrakan Dirga adalah orang yang memukul Sigit, Wisnu sengaja menempatkan dia di sana supaya Sigit yakin kalau Dirga itu sudah berubah dan tidak akan kembali lagi ke kampung Dara.
"Sigit saja terkejut pa, apa mungkin Dirga seperti itu" jawab Sigit memilih untuk kembali ke kamarnya dan kembali mengunci pintunya agar aman.
"Kenanga, kenapa kamu tidur nyenyak sekali" gumam Sigit mengusap pipi Kenanga yang terasa dingin.
"Pakaian kamu hanya ini, aku harus mengambil baju kamu yang ada di rumah Dirga, tapi kalau ambil di sana pasti ketahuan, atau aku beli saja ke pasar ya, sambil, alasannya mau beli hadiah untuk Zainab, bapak pasti ijinkan" ucap Sigit mengangguk yakin
Di pandanganya lagi wajah damai Kenanga, bibir Sigit kembali tersenyum karena dia senang Kenanganya sudah kembali dan bersedia tinggal dengannya di rumah itu. Dia tidak percaya Dirga meninggalkan Kenanga begitu saja, padahal dulu Dirga begitu mencintai Kenanga bahkan semua yang dia lakukan adalah untuk membahagiakan Kenanga, tapi apa yang dia dengar dari Kenanga benar benar membuatnya terkejut, Dirga meninggalkan Kenanga sendirian.
"Aku harus segera pergi sebelum aku khilaf" gumam Sigit cekikikan lalu keluar dari kamarnya dan tidak lupa mengunci kamar itu setelah menyiapkan pakaian miliknya untuk di pakai Kenanga sementara.
Kenanga tidak akan membuka matanya saat pagi, karena dia hanya akan membuka matanya saat menjelang sore, saat dia dan Dirga di anianya orang orang tidak bertanggung jawab dan jahat itu.
~~
Di sebuah rumah, seorang lelaki nampak sedang bersembunyi di dalam selimutnya karena ketakutannya, dia adalah Tarno, dia merupakan salah satu dari pelaku pemer*osaan yang menimpa Kenanga, dia yang awalnya hanya ikut saja mulai tergoda setelah melihat bagaimana Wisnu menggagahi Kenanga di depan para pekerjanya yang memegangi Kenanga agar tidak berontak.
Tapi kemarin, saat dia melihat jasad Rusli dan Juned di turunkan dari pohon, tiba tiba saja pikirannya langsung tertuju pada Kenanga, dia mulai berpikir kalau arwah Kenanga sedang menuntut balas atas kematiannya yang tragis.
"Mas, kamu kenapa sejak kemarin terus mengurung diri di kamar?" tanya istrinya yang bernama Riris
"Dia kembali Riris, dia kembali, dia akan menuntut balas, ayo kita pergi dan pindah dari kampung ini" racaunya yang masih gemetar di dalam selimut.
"Dia siapa mas, kamu sejak tadi malam terus meracau seperti ini, aku panggil pak mantri ya, mungkin kamu demam" bujuk Riris
"Tidak, aku tidak mau mati, aku mohon ampuni aku, aku tidak mau mati!"
Riris tidak tahu apa yang terjadi pada suaminya itu, tapi dia khawatir dan akhirnya memilih untuk memanggil seorang dukun yang terkenal sakti di kampung itu.
"Bagaimana Mbah?" tanya Wisnu yang juga ikut di panggil Riris karena Tarno tidak bisa bekerja hari itu.
"Dia memang ketakutan, tapi alasannya itu juragan pasti tahu, saran saya cari jasadnya dan kuburkan dengan layak, atau..."
"Atau apa Mbah?" tanya Wisnu karena kebetulan mereka hanya bertiga di kamar Tarno.
"Saat arwahnya datang, tancapkan paku ini di kepalanya, kalian harus berani karena kalau tidak, kalian akan mati kecuali juragan yang sudah ada dalam perlindungan jin yang ada di dalam kalung yang juragan pakai" jawab dukun itu menyerahkan sebuah paku berbahan emas kepada Wisnu.
"Tapi semalam sepertinya arwahnya datang ke rumah saya Mbah" ucap Wisnu
"Pasti ada yang memasukkan dia, waspada tapi juragan tidak perlu memperlihatkan ketakutan juragan" jawab dukun itu.
Ternyata setelah kematian dua anak buahnya, Wisnu mendatangi dukun itu untuk meminta perlindungan, dia yakin kalau dua pekerjanya itu mati karena ulah Kenanga setelah mengalami mimpi yang begitu buruk tepat di malam saat dia membunuh Kenanga dan Dirga.
kenanga tutut blasa mu aq mah hayok