Laki Abrisam Gardia adalah seorang penyanyi religi tersohor berusia 28 tahun yang sangat akrab dengan kesempurnaan. Dia memiliki sempurna rupa, harta, dan silsilah keluarga. Ketika kuliah S-2, dia dipertemukan dengan Mahren Syafana Humairoh, sosok perempuan tangguh yang hidup sendiri dengan menanggung utang yang di tinggalkan oleh almarhum ayahnya.
Pertemuan mereka menjadi awal malapetaka. Maksud hati Laki menolong Syafa yang tengah kesulitan dengan mengamankan Syafa di salah satu hotel miliknya, malah membuat beredar kabar di sosial media, bahwa Syafa adalah wanita satu malam Laki. Kondisi semakin kacau. Desakan media dan keluarga membuat Laki dan Syafa memutuskan untuk menikah kontrak.
Janji mereka adalah, tidak ada cinta. Hanya ada parting smile, setelah 5 tahun pernikahan. Namun, waktu yang dihabiskan bersama membuat keadaan menjadi rumit. Ada luka ketika sosok lain hadir diantara keduanya. Mungkinkah cinta perlahan tumbuh diantara keduanya?
AWAS!ZONA BAPER!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alyanceyoumee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15 Handsome and The Beast
Karena saya kah wanita itu menjadi tampak begitu mengkhawatirkan sekarang? Aiiissshhh, para fans yang gila! geram Laki. Lelaki itu berjalan cepat mendekati Syafa sambil membuka jaketnya. Lalu menutup kepala Syafa dengan menggunakan jaket tersebut.
"Ayo, ikuti saya!" perintah Laki posesif. Sementara banyak mahasiswa dan orang-orang disekitar yang mulai menyadari bahwa lelaki yang berdiri dibelakang Syafa sambil menarik tas ransel wanita itu adalah Laki.
Suasana semakin kacau. Makin banyak gadis-gadis yang meneriakkan nama Laki dan berjalan mendekat.
"Pergilah! Jangan pedulikan saya!" Syafa menarik tas ranselnya hingga terlepas dari cengkraman Laki. Lalu berjalan cepat meninggalkan Laki yang mengejarnya.
"Dengan kondisi kamu seperti itu. Mau kemana? Heh?! Apa susahnya menuruti perintah saya?!"
"Saya bisa mengurus diri saya sendiri!" tolak Syafa sambil mengikatkan lengan jaket Laki di dagunya. Menaiki motor dan melesat pergi.
Ck. Keras kepala! Wanita yang susah di urus! rutuk Laki sambil memasuki mobil dan... Bruuggg!!! menutup pintu mobil dengan sangat keras. Laki turut melesat meninggalkan ratusan fans nya yang mulai menggila.
Tepat beberapa kilometer dari kampus, Syafa memarkir motor. Berjalan cepat menuju arah bangunan WC umum. Mengabaikan beberapa pasang mata yang tertuju padanya. Memasuki kamar mandi, dan menguncinya dari dalam.
Dengan segera ia menyalakan air keran. Menyandarkan tubuh di dinding. Lalu mengusap kasar air mata yang mulai meleleh di pipi.
"Apa salahku ya Allah..." desisnya pelan. Lalu mengizinkan air matanya benar-benar berderai. Dia merasa terhina. Hatinya seolah tersayat-sayat.
Setelah puas meluruhkan kesedihan. Syafa mulai membersihkan kerudungnya yang dipenuhi lelehan telor. Menggantinya dengan kerudung instan yang ia bawa dalam tas ransel. Ya, dia yang tengah bepergian demi menghindari kejaran para wartawan jelas membawa pakaian ganti dalam tasnya. Demi persediaan ketika kejadian yang tidak diinginkan menimpanya. Seperti yang baru saja terjadi.
Syafa memasukan kerudung kotor miliknya ke dalam tas. Lalu ujung matanya menatap jaket hitam bermerek milik Laki yang mengait di dinding.
Heeehhh...
Sambil menghempaskan napas, Syafa mengambil jaket tersebut. Menciumi baunya. Dan.. Wuoo... Syafa hampir muntah. Sudah tau pasti bau amis, tapi dia tetap mengendusnya.
"Tau gak film beauty and the beast?" Tiba-tiba Syafa mendengar seorang wanita bertanya pada beberapa temannya di luar pintu kamar mandi.
"Hm, tentu saja!" jawab yang lainnya kompak, dengan suara yang sangat keras. Syafa mengira mereka sengaja meninggikan suara.
"Kalian tau, sekarang lagi tayang film kebalikannya. Handsome and The Beast!"
"Waah... Beneran?!" respon yang lainnya antusias dan sinis.
"Oh... Maksud mu tentang Kak Laki yang handsome dan wanita penggoda beast itu?!"
"Suuutt! Jangan terlalu keras! Nanti ada yang sakit hati!" tukas seseorang.
"Tapi, si teteh nya gak beast ko, cantik dia, kulitnya putih bening, bola matanya juga cantik banget, lain dari yang lain, ke bola mata amber gitu…" sangkal seseorang.
"Hey! Kalau kamu gak ada di pihak kita, sana! Balik ke tempat les! Gak usah ikut sama kita!" serang yang lainnya. Sementara Syafa hanya menahan napas sambil berdiri terpaku di dalam salah satu kamar mandi. Dia mengurungkan niat untuk keluar.
"Iya, maaf. Gitu amat..." sungut seseorang yang diserang berjamaah itu dengan lemah.
Lalu setelahnya, Syafa hanya mendengar bisikan-bisikan mereka yang tidak jelas, hingga suasana kembali sepi. Para anak SMA itu sudah pergi.
Perlahan Syafa membuka kunci pintu. Menarik knop pintu pelan, namun tidak terbuka. Menarik lagi lebih keras, tapi tetap tidak terbuka. Sekuat tenaga Syafa berusaha membuka pintu kamar mandi. Tapi sia-sia. Ada sesuatu yang menghalanginya. Ya, dia terkunci di dalam kamar mandi.
"Maaf, ada seseorang di luar?! Tolong bukakan pintu! Saya terkunci di dalam!" teriak Syafa sambil menggedor daun pintu berulang.
Sunyi.
"Tolong! Bisa bukakan pintu?! Siapapun! Saya tidak bisa keluar!" Syafa kembali berteriak dengan sekeras kemampuannya. Tapi, tak ada seorangpun yang datang.
Sesaat Syafa merogoh semua saku di tas ransel. Handphone. Dia harus minta bantuan pada salah seorang temannya. Namun, beberapa saat kemudian wanita itu memejamkan kedua bola mata. Dia ingat, handphone nya tertinggal di saku motor.
Tanpa henti Syafa terus menggedor pintu. Meneriakkan permohonan bantuan. Tapi, hingga waktu yang lama, tidak ada seorangpun yang datang menyelamatkannya.
Wanita itu kembali terisak. Ya Allah..., apa hikmah dari semuanya?
***
Laki mulai tidak sabaran. Sudah tiga jam dia diam di dalam mobil. Sangat membosankan. Kini bahkan Suara adzan waktu dzuhur sudah mulai terdengar. Dan wanita yang di tunggu tak jua terlihat batang hidung nya.
Ya. Memang tidak ada seorangpun yang menyuruhnya untuk menunggu. Tapi, dia harus bicara dengan wanita itu. Dan hal itu membuat dirinya terpaksa harus menunggu.
"Apa yang sebenarnya dia lakukan?! Semedi di kamar mandi?!" sungut Laki sambil keluar dari dalam mobil dengan mengenakan segala perlengkapan penyamaran yang serba hitam.
Perlahan lelaki itu berjalan menuju bangunan WC umum yang cukup bersih. Lalu kedua alisnya mengerut. Ada yang janggal. WC umumnya sepi sekali.
Apa si 34 sudah pergi? pikir Laki. Tapi, sangkaannya hilang seketika, ketika melihat motor wanita yang dicarinya terparkir memelas di sisian tempat parkir. Kemana dia sebenarnya? batin Laki.
Dengan ragu Laki memasuki bangunan WC umum. Berjalan pelan tanpa mengeluarkan suara. Lalu langkahnya terhenti, saat terdengar suara seseorang mengetuk lemas daun pintu kamar mandi.
"Seseorang... Siapapun, tolong. Bantu saya...." Laki mendengar rintihan seorang wanita.
"Siapa? Syafa?" bisik Laki. Lalu berjalan cepat memasuki kamar mandi wanita.
Kini kedua netra Laki menatap tak percaya sebuah besi panjang yang menahan handle pintu salah satu kamar mandi, dan membuat kamar mandi tersebut terkunci dari luar.
Tiba-tiba Laki kembali mendengar desisan seorang wanita dari dalam. "Tolong selamatkan saya, hm. Siapapun. Baiklah, saya berjanji. Jika yang membantu seorang wanita, maka seumur hidup saya akan menjadikan nya saudara. Dan jika yang membantu seorang lelaki, maka saya akan menjadikannya... Ss..." ucapan wanita itu tertahan.
"Kalau laki-laki mau dijadikan apa? Ssss.... Suami?" tanya Laki.
"Alhamdulillah. Siapapun yang berada di luar, tolong bantu saya buka kan pintu, ya. Tolong..." rajuk Syafa.
"Mau dijadikan apa dulu? Jawab."
"Hm? Nanti saya jawab. Tolong bukakan dulu pintu nya, ya." Syafa kembali memohon.
"Kalau tidak di jawab, saya pergi," canda Laki. Tampak bibirnya sedikit menyabit. Dia hobi sekali mencandai.
"Hey! Siapa sebenarnya kamu?! Tolong jangan mempermainkan saya, ya!" teriak Syafa.
"Kamu membentak saya? Ya, sepertinya kamu memang tidak membutuhkan pertolongan."
"Iya, maaf. Saya minta maaf. Baiklah, akan saya jawab. Kalau laki-laki akan saya jadikan sss... sahabat," potong Syafa.
"Kenapa tidak suami?"
"Kalau menjadi suami, syaratnya terlalu berat. Sepertinya kamu tidak akan mampu memenuhi."
"Benarkah? Memang apa saja syaratnya?" tanya Laki sambil menyandarkan tubuhnya di dinding.
"Saya seorang female beast yang matre. Setidaknya saya harus membuat hidup saya berujung manis seperti cerita film Handsome and The Beast. Jadi, selain harus membukakan pintu ini, suami saya harus seorang lelaki tampan yang sangat kaya raya, pintar, soleh, hafiz qur'an, dan bertubuh tinggi sembada melebihi Hyun Bin. Berat bukan? Dan..."
"Baiklah, saya buka pintunya. Saya memenuhi semua syarat untuk menjadi suamimu." Laki mulai melepas besi yang menahan handle pintu.
Lelaki gila, rutuk Syafa sambil menggigit bibir bawahnya. Menunggu terbukanya pintu dari arah luar dengan gelisah dan berdebar. Entah kenapa.
Perlahan daun pintu terbuka.
Dan...
Kedua bola mata Syafa serentak membulat saat menemukan Laki tengah menyabitkan senyuman khawatir padanya. "Kamu tidak apa- apa?" tanyanya.
Syafa menelan saliva. Lalu menjawab pelan dengan penuh keraguan. "Hmm," gumamnya.
Sesat keduanya terdiam.
"Makasih, saya pergi," ucap Syafa sambil melengos memunggungi Laki.
"Beneran kamu mau meninggalkan calon suamimu?" goda Laki.
Serentak Syafa memutar tubuh dan bicara tersungut-sungut. "Sudah saya katakan jadi sahabat, bukan suami!" tekannya.
"Kenapa? Saya sudah memenuhi semua syarat untuk menjadi suamimu. Tak terkecuali."
"Tidak! Ada satu sarat lagi yang belum saya ucapkan. Kamu tadi memotong pembicaraan. Dan syarat yang terakhir ini tidak mungkin bisa kamu lakukan," yakin Syafa.
"Apa?"
"Untuk menjadi suami saya, harus bisa membuat saya jatuh cinta terlebih dahulu. Kamu tidak akan bisa melakukannya!" Syafa menebalkan ucapan.
"Apa kamu yakin?" tanya Laki sambil menyabitkan senyuman disertai tatapan matanya yang tajam dan… hangat.
Deg.
Jantung Syafa sedikit berdebar. Dia sangat... tampan.
Astagfirullah. Sadarlah Syafa. Jangan terbawa suasana hanya karena senyumannya. Dia adalah sosok lelaki yang kesehariannya penuh dengan sandiwara. Dia aktor yang setiap saat bisa pura-pura bahagia menerima kasih sayang berlebihan dari para fans nya. Ya. Dia hanya lelaki yang penuh drama.
Jantung, menurutlah pada otak. Sekarang juga, hentikan!!!
Lalu detak jantung Syafa kembali normal seperti semula.
***
To be continued.
haduhhh ... belum apa-apa udah ada dar der dor jantungnya. kondisikan Syafa ...
jangan lupa like, dan komen nya ya .. subscribe and vote nya juga... Luv you ..