Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.
Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.
Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yi Hang Keracunan
Di tempat lain, di dalam sebuah ruangan terpencil, Yi Hang duduk di kursi kayu sederhana, tatapannya tajam menembus kegelapan. Di hadapannya, seorang pria berpakaian serba hitam berlutut dengan kepala tertunduk hormat.
Yi Hang menatapnya dengan tajam, tatapannya menusuk ke dalam kegelapan. "Bagaimana situasi di ibu kota?" tanyanya dengan suara pelan namun penuh ketegasan.
Pria itu, menjawab dengan suara dalam, "Keadaan semakin tegang. Faksi pemberontak bergerak lebih cepat dari yang kita duga. Orang-orang mulai bergabung dengan mereka dalam diam."
Yi Hang menyipitkan mata. "Sepertinya, mereka tidak hanya bersembunyi di ibu kota?"
Pria itu mengangguk. "Benar, Tuan. Ada jejak mereka di sekitar wilayah barat dan selatan. Kami juga menemukan beberapa pergerakan mencurigakan di dekat perbatasan timur."
Yi Hang mengetukkan jarinya di meja. "Kita tidak bisa bertindak gegabah. Masih banyak yang harus kucari tahu di sini sebelum kembali."
Pria berbaju hitam itu tampak ragu sebelum akhirnya berkata, "Tetapi, Tuan… tidak seharusnya Anda tinggal di desa lebih lama. Jika identitas Anda terungkap, mereka tidak akan tinggal diam. Bahkan tanpa kehadiran Anda, mereka terus mengincar posisi Anda."
Yi Hang mengangkat alis, senyum samar terbentuk di sudut bibirnya. "Justru karena itu aku tetap di sini. Orang-orang tidak akan menyangka bahwa aku akan hidup di desa terpencil sebagai pemburu biasa."
Pria itu menunduk, mengerti bahwa tuannya sudah mengambil keputusan.
Setelah hening beberapa saat, Yi Hang mengangkat tangannya dan menatapnya. Tangannya tampak normal, tetapi sesekali ada rasa kaku yang mengganggu pergerakannya. "Lagipula, racun itu masih ada dalam tubuhku. Aku tidak bisa kembali ke ibu kota dalam kondisi seperti ini."
"Tuan, apakah racunnya semakin memburuk?"
Yi Hang menggeleng. "Tidak, tetapi efeknya belum sepenuhnya hilang. Jika aku dipaksa bertarung dalam waktu lama, tubuhku tidak akan bisa bertahan."
Pria itu tampak semakin serius. "Kami telah mencari tabib terbaik, tetapi sejauh ini mereka hanya bisa menekan efeknya. Tidak ada yang benar-benar bisa menyembuhkan Anda sepenuhnya."
Yi Hang mendesah pelan. "Aku sudah menduganya."
Yi Hang mendesah pelan, matanya menatap jauh ke luar jendela. "Aku tidak bisa kembali ke ibu kota dalam keadaan seperti ini. Pemberontakan semakin dekat, dan aku tidak bisa bertarung dalam kondisi lemah. Meskipun terlihat diluar aku sehat, tapi tubuhku tidak bisa berlama-lama bertarung."
"Kami akan terus mencari, Tuan," kata pengawalnya dengan penuh keyakinan.
Namun, pria itu tampak ragu sejenak sebelum akhirnya berkata, "Tuan… apakah mungkin wanita yang bersama Anda memiliki kemampuan untuk membantu?"
Yi Hang menatapnya tajam, matanya sedikit menyipit. "Aku juga mempunyai pikiran itu sebelumnya."
Dia terdiam sejenak, mengingat kejadian yang baru-baru ini terjadi.
"Tuan, saya telah mengamati wanita itu. Meskipun ia tampaknya tidak berasal dari kalangan bangsawan atau tabib terkenal, ada sesuatu yang berbeda darinya," pria itu melanjutkan dengan suara rendah.
Yi Hang mengangguk pelan. "Aku juga berpikir begitu. Dia terlalu terampil dalam banyak hal, dan reaksinya terhadap situasi darurat juga terlalu cepat."
Pria itu menatapnya hati-hati. "Apakah Tuan akan bertanya langsung padanya?"
Yi Hang terdiam, pikirannya berputar. Jika Linlin benar-benar memiliki kemampuan khusus, bisa jadi ia bisa menyembuhkannya? Dan yang lebih penting, apakah dia bisa dipercaya?
"Tidak untuk saat ini," akhirnya Yi Hang menjawab. "Aku ingin mengamatinya lebih jauh. Jika dia benar-benar memiliki kemampuan penyembuhan, cepat atau lambat aku akan mengetahuinya."
"Dimengerti, Tuan."
"Kalau begitu, kalian harus tetap awasi pergerakan mereka. Aku ingin laporan setiap perkembangan sekecil apa pun," perintah Yi Hang dengan nada tegas.
"Baik, Tuan."
Yi Hang kembali mengetukkan jarinya ke meja kayu, lalu menatap tajam pria berbaju hitam itu. "Selain itu, aku membutuhkan beberapa barang. Bawakan pakaian wanita dan beberapa kebutuhan lainnya ke sini."
Pria itu mengangkat kepalanya, sedikit terkejut. "Wanita?"
Yi Hang menatapnya tajam, membuat pria itu buru-buru menunduk kembali. "Aku tak perlu menjelaskan banyak hal. Kau hanya perlu membawakannya."
Pria itu mengangguk dalam-dalam. "Saya mengerti, Tuan. Saya akan mengurusnya secepatnya."
Setelah percakapan mereka selesai, Yi Hang mengalihkan pandangannya ke sudut ruangan, tempat seekor rusa hasil buruannya bersama Linlin tergeletak. Dengan gerakan tangan, ia memberi isyarat kepada pria berbaju hitam itu.
"Ambil rusa itu. Bawa ke tempat kalian dan makanlah bersama. Aku tidak butuh dagingnya." perintahnya dengan suara tenang namun penuh tekanan.
Pria itu menatap rusa yang masih segar itu dengan sedikit terkejut, lalu mengangguk hormat. "Terima kasih, Tuan."
Saat pria itu hendak berdiri, ia mengeluarkan sebuah kantong besar dan meletakkannya di atas meja. Suara koin emas yang bergesekan terdengar jelas di ruangan yang sunyi. "Ini uang yang Tuan minta."
"Juga ada beberapa obat yang kami dapatkan dari tabib terbaik di ibu kota." sambil mengeluarkan satu botol kecil.
Yi Hang mengambil botol kecil berisi obat itu, merasakannya dengan tangannya yang masih sedikit kaku. Ia menghela napas pelan sebelum membuka kantong kecil berisi obat. "Semoga ini bisa sedikit meredakan efek racun."
Pria berbaju hitam itu menatapnya ragu. "Tuan, apakah Anda ingin kembali ke ibu kota untuk pengobatan lebih lanjut?"
Yi Hang menggeleng pelan. "Belum. Aku masih memiliki urusan di sini."
Yi Hang juga mengambil kantong itu, mengikatnya dengan tenang, lalu memasukkannya ke dalam jubahnya. "Jangan kembali ke sini kecuali ada sesuatu yang sangat penting. Jangan biarkan siapa pun mencurigai keberadaanku di desa itu."
"Saya mengerti, Tuan."
Setelah membungkuk sekali lagi, pria itu segera pergi, meninggalkan Yi Hang dalam keheningan.
Yi Hang menatap ke arah pintu yang baru saja tertutup, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi dengan napas panjang.
Sementara itu, Linlin sudah sampai di kediaman Yi Hang. Ia membuka pintu kayu sederhana itu dan melangkah masuk. Rumah itu sepi, hanya terdengar suara angin yang berdesir lembut di luar.
"Uh dingin... Padahal masih sore. Aku buat api saja dulu."
Ia menatap perapian, dan tanpa berpikir panjang, ia bangkit untuk mengambil kayu bakar yang tersusun di sudut ruangan. Dengan gerakan terampil, ia menyalakan api kecil, membiarkannya menjalar hingga memberikan kehangatan di dalam ruangan.
"Siapa....?"
Sesaat kemudian, ia mendengar suara langkah kaki dari luar. Linlin menegang, tangannya tanpa sadar bergerak ke sisi pinggangnya, seolah mencari senjata yang biasa ia bawa di dunia sebelumnya.
Besuk isinya manipulasi
lanjut💪💪💪💪