NovelToon NovelToon
Satu Cinta, Dua Jalan

Satu Cinta, Dua Jalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta Terlarang / Cinta Paksa / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Ketika mobil Karan mogok di tengah jalan, pertemuannya dengan Puri menjadi awal dari kisah yang tak terduga.
Mereka berasal dari latar belakang keyakinan yang berbeda, namun benih cinta tumbuh seiring waktu. Di awal, perbedaan agama hanya dianggap warna dalam perjalanan mereka—mereka saling belajar, berbagi makna ibadah, dan menghargai kepercayaan masing-masing.
Namun, cinta tak selalu cukup. Ketika hubungan mereka semakin dalam, mereka mulai dihadapkan pada kenyataan yang jauh lebih rumit: restu keluarga yang tak kunjung datang, tekanan sosial, dan bayangan masa depan yang dipenuhi pertanyaan—terutama soal anak-anak dan prinsip hidup.
Di sisi lain, Yudha, sahabat lama Puri, diam-diam menyimpan perasaan. Ia adalah pelindung setia yang selalu hadir di saat Puri terpuruk, terutama saat sang ibu menentang hubungannya dengan Karan
Diam-diam, Yudha berharap bisa menjadi tempat pulang Puri.
Kini, Puri berdiri di persimpangan: antara cinta yang Karan Atau Yudha

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Setelah pernikahan yang penuh emosi dan kejutan, Yudha dan Puri akhirnya resmi menjadi suami istri.

Meski segala keputusan terjadi dalam keadaan yang penuh ketegangan dan kebingungan, mereka memutuskan untuk melangkah bersama, meski masa depan masih dipenuhi ketidakpastian.

Beberapa hari setelah pernikahan mereka, Yudha merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk memulai kehidupan baru dengan Puri, jauh dari segala kenangan yang menyakitkan.

Dengan segala perhatian dan kasih sayang yang bisa diberikannya, Yudha memutuskan untuk memberi Puri kesempatan untuk memulai hidup baru, jauh dari situasi yang telah menghancurkan hatinya.

Yudha memberitahukan Om Sasongko dan memberi tahu keluarga besar tentang rencananya untuk membawa Puri ke Australia, tempat di mana ia berharap bisa memberi Puri kedamaian dan kesempatan untuk pulih.

"Om, kami sudah menikah. Aku ingin membawa Puri ke Australia. Kami butuh waktu jauh dari sini, untuk memulai semuanya dari awal. Aku ingin Puri merasa tenang, jauh dari tekanan dan kenangan yang mengganggu."

Om Sasongko yang mendengar keputusan tersebut hanya bisa mengangguk.

Meskipun ia tahu bahwa Puri masih terluka, ia juga memahami bahwa ini mungkin adalah langkah terbaik untuk masa depan Puri dan anak yang ada dalam kandungannya.

"Jika itu yang terbaik untuk kalian, aku mendukungmu, Yudha. Tapi pastikan Puri benar-benar siap. Jangan terburu-buru. Kalian harus berdua berjuang bersama," kata Om Sasongko dengan nada yang bijaksana.

Setelah mendapat persetujuan dari keluarga, Yudha mulai mempersiapkan segala sesuatunya.

Mereka akan berangkat dalam waktu dekat, dan Yudha ingin memberikan Puri semua waktu yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan perubahan besar dalam hidupnya.

Puri, meskipun masih merasa bingung dan ragu, akhirnya memutuskan untuk mengikuti Yudha.

Ia tahu bahwa ini adalah kesempatan untuk meninggalkan segala kepedihan dan memulai hidup yang baru, meskipun hatinya masih terasa hampa.

Di rumah sakit, saat mereka berbicara tentang rencana mereka, Puri menatap Yudha dengan tatapan kosong.

Ada rasa bingung yang besar di matanya, namun juga ada sedikit rasa harap.

"Apakah aku benar-benar bisa melupakan semua ini, Yudha?" tanya Puri dengan suara lembut.

Yudha menatapnya dengan penuh perhatian, meraih tangannya dan menggenggamnya erat.

"Pur, tidak ada yang bisa memaksa kamu untuk melupakan semuanya. Tapi aku akan ada di sini. Kita akan membangun kehidupan baru, dan aku janji aku akan selalu ada untuk kamu dan anak kita."

Puri menunduk, menahan air mata yang mulai mengalir lagi.

“Aku takut, Yud... aku takut kalau aku tidak bisa menyembuhkan hatiku. Tapi aku tahu kamu benar. Aku butuh waktu... dan mungkin, ini adalah kesempatan yang tepat.”

"Tak ada yang lebih penting sekarang selain kebahagiaanmu, Pur," jawab Yudha dengan penuh keyakinan.

"Kita akan mulai dari sini. Kamu tidak perlu takut, karena aku akan menemanimu."

****

Beberapa minggu kemudian, Puri dan Yudha berangkat ke Australia.

Di sana, mereka memulai kehidupan baru. Puri perlahan mulai menyesuaikan diri dengan perubahan besar dalam hidupnya, meskipun proses itu tidak mudah.

Dengan dukungan Yudha, ia mulai mengisi hidupnya dengan kegiatan yang positif, seperti bergabung dengan komunitas, belajar hal baru, dan mempersiapkan kedatangan bayi mereka.

Namun, meskipun suasana baru dan jarak jauh dari masalah yang sebelumnya menghantui hidupnya,

Puri tidak bisa menghindari kenyataan bahwa hatinya masih merasakan luka yang dalam.

Ia tahu bahwa perjalanan untuk sembuh dari masa lalu akan panjang, tetapi ia juga tahu bahwa ia tidak sendirian lagi.

Yudha selalu ada di sampingnya, memberikan keteguhan dan cinta yang ia butuhkan.

Puri menatap langit Australia dari jendela rumah baru mereka, berpikir tentang masa depan yang mungkin.

Rasa sakitnya masih ada, tetapi ada juga sebuah harapan yang kecil yang mulai tumbuh dalam dirinya sebuah harapan bahwa ia akan bisa sembuh, bahwa ia akan bisa menjadi ibu yang baik untuk anaknya, dan mungkin, suatu hari nanti, ia akan menemukan kedamaian dalam hatinya.

Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi untuk pertama kalinya, Puri merasa sedikit lebih tenang.

Dalam perjalanan hidup yang penuh ketidakpastian ini, ia tahu satu hal pasti kalau ia tidak sendirian.

Keesokan harinya, Yudha mengajak Puri jalan-jalan untuk memberi sedikit waktu bersantai dan melupakan beban yang ada.

Hari itu, cuaca di Australia cerah, dengan matahari yang bersinar hangat, memberi kesan menyegarkan di pagi yang baru.

"Puri," kata Yudha sambil tersenyum, "Apakah kamu mau makan es krim coklat? Aku tahu itu favoritmu."

Puri menganggukkan kepalanya, meski ada sedikit keraguan di matanya.

Setelah semua yang terjadi, rasanya masih sulit untuk menikmati kebahagiaan sederhana seperti ini.

Namun, melihat senyum Yudha yang tulus, ia merasa bahwa ini mungkin saat yang tepat untuk mencoba merasa lebih baik, untuk merasakan kebahagiaan sederhana yang mungkin sudah lama hilang.

"Ya, Yudha... aku mau," jawab Puri pelan, namun ada sedikit kehangatan di matanya.

Mereka berdua berjalan menuju kedai es krim terdekat, suasana di sekitar mereka begitu damai, dengan orang-orang yang menikmati hari mereka.

Yudha memesan dua es krim coklat besar, dan mereka duduk di sebuah bangku taman, menikmati keheningan dan udara segar yang menenangkan.

Puri menatap es krim coklatnya dan memutar sendoknya pelan.

"Dulu... aku sering makan es krim ini dengan Karan," kata Puri, suara sedikit terseok.

"Dia selalu yang mengajak aku makan ini setelah kami berdebat."

Yudha mendengarkan dengan sabar, tidak memaksakan untuk memberikan respon cepat. Ia tahu Puri masih bergulat dengan perasaannya.

"Kapanpun kamu merasa ingin mengenang, itu sah-sah saja, Pur. Tapi ingat, kamu nggak sendirian lagi. Aku akan selalu ada di sini."

Puri mengangguk pelan, sedikit terenyuh. "Aku tahu, Yudh. Terima kasih... untuk semuanya."

Mereka berbicara lebih banyak tentang hal-hal kecil, berbagi tawa dan cerita ringan, mencoba untuk melepas sedikit beban.

Meski ada masa lalu yang membebani, Yudha berusaha memberi Puri ruang untuk sembuh secara perlahan, dengan penuh kesabaran dan cinta.

Hari itu dihabiskan dengan penuh kehangatan, meski dalam hati Puri, ada banyak perasaan yang belum sepenuhnya sembuh.

Namun, di sisi Yudha, ia merasa puas melihat Puri sedikit lebih tenang.

Langkah demi langkah, mereka mulai membangun kehidupan baru di dunia yang penuh kemungkinan.

Setelah menikmati es krim coklat yang mereka beli, Yudha melihat wajah Puri yang sedikit lebih ceria meski masih ada kesedihan yang tersirat di matanya.

Ia merasa senang melihat sedikit perubahan pada Puri, meski ia tahu jalan menuju penyembuhan penuh dengan proses yang tidak mudah.

“Pur, gimana kalau kita nonton bioskop? Aku tahu tempat yang bagus, dan ada film baru yang kamu suka,” ajak Yudha dengan senyum lembut.

Puri terdiam sejenak, masih memikirkan semua hal yang sedang terjadi dalam hidupnya.

Namun, melihat ketulusan di wajah Yudha dan rasa ingin membahagiakannya, ia akhirnya menganggukkan kepalanya.

"Iya, Yudh. Aku setuju. Mungkin itu bisa membantu," jawab Puri dengan suara lembut, meskipun hatinya masih terasa berat.

Mereka menuju ke bioskop yang tak jauh dari tempat mereka, duduk di kursi yang nyaman, dan mulai menikmati film yang diputar.

Selama film berlangsung, Puri merasa sedikit teralihkan dari beban pikirannya.

Meski film itu penuh tawa dan petualangan, ada kalanya ia tak bisa menahan air mata yang perlahan mengalir, mengingat masa lalu yang masih menghantuinya.

Namun, Yudha tetap di sisi Puri, memberi ruang untuknya untuk merasakan segala emosi yang datang tanpa penilaian.

Ia hanya menggenggam tangan Puri dengan lembut, memastikan bahwa ia ada di sana.

Di tengah film, Puri menoleh ke Yudha dan mengangkat sedikit sudut bibirnya, meskipun tidak terlalu lebar.

"Terima kasih, Yudha. Mungkin ini yang aku butuhkan... untuk tidak terlalu terjebak dalam kenangan."

Yudha tersenyum, mengusap punggung tangan Puri.

"Aku senang kamu bisa sedikit lebih tenang, Pur. Nggak perlu terburu-buru. Kita jalanin bareng-bareng."

Puri mengangguk pelan, dan meskipun masih ada perasaan bingung dan terluka, ia merasa sedikit lebih ringan.

Satu hal yang pasti, dalam perjalanan baru ini, Yudha tetap ada, memberikan dukungan yang dibutuhkan Puri untuk melangkah maju, pelan-pelan.

Film itu berakhir dengan tawa dan kelegaan kecil di hati Puri.

Meskipun ia belum sepenuhnya sembuh, hari itu terasa seperti langkah kecil menuju perbaikan. Puri tahu, proses penyembuhan mungkin panjang, tapi dengan Yudha di sisinya, ia mulai percaya bahwa masa depan masih bisa dijalani, meskipun dengan cara yang berbeda dari yang ia bayangkan sebelumnya.

1
kalea rizuky
hamil deh
kalea rizuky
bagus awalnya tp karena MC nya berhijab tp berzina maaf Q skip karena gk bermoral kecuali dia di perkosa
kalea rizuky
tuh dnger emak nya karan g stuju ma loe
kalea rizuky
berjilbab tp berzina pur pur didikan ibumu jos
kalea rizuky
pasti ortu karan gk setuju pur. pur bodoh qm blom nikah uda ilang perawan
kalea rizuky
puri kenal karan jd murahan
kalea rizuky
harusnya di pesenin lah taksi online Yuda gk tanggung jawab bgt
kalea rizuky
masih menyimak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!