NovelToon NovelToon
Diremehkan Karna Miskin Ternyata Queen

Diremehkan Karna Miskin Ternyata Queen

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Mafia / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:50k
Nilai: 5
Nama Author: Anayaputriiii

"Diremehkan Karna Miskin Ternyata Queen" Adalah Kisah seorang wanita yang dihina dan direndahkan oleh keluarganya dan orang lain. sehingga dengan hinaan tersebut dijadikan pelajaran untuk wanita tersebut menjadi orang yang sukses.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anayaputriiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Siapa Raffa Sebenarnya?

Lisna menghela napas panjang.Lelah rasanya menghadapi sikapArya yang semakin menjadi- jadi.Lelaki yang ia kira sangat loyal itukini mulai menunjukkan perbedaansikap. Lelaki yang dulu selalumewujudkan keinginannya itu kiniselalu perhitungan.

Seperti pagi ini saat Lisna meminta untuk rutin memeriksakan kandungan ke dokter spesialis, Arya menolak. Dengan alasan bahwa dirinya adalah bidan. Dan tentunya seorang bidan bisa mendeteksi keadaan janinnya sendiri.

"Mas, meskipun aku bidan, tapi aku gak bisa lah memeriksa keadaanku sendiri. Aku butuh orang lain buat memeriksa anak kita," kata Lisna dengan rasa kecewa yang menggerogoti hatinya secara perlahan.

"Ya periksa saja ke temanku dipuskesmas. Sama saja, kan? Malahan pasti kamu gak bakalan ngeluarin duit." Arya menjawab dengan santainya. Ia bersiul- siul karena bahagia karena Raffa resmi dipecat dari perusahaan.

"Kamu pelit banget sama anakmu sendiri, Mas. Padahal biaya ke SPOG gak akan membuat gajimu habis." Lisna kembali menggerutu.

"Ya emang gak habis. Tapi, mubazir. Kalau ada yang murah, kenapa musti nyari yang mahal?Kita itu harus pinter- pinter ngelola duit. Buat apa? Buat masa depan!"

Lisna melengos. la mengusap perutnya yang mulai membuncit. Apa iya ia harus periksa pada sesama bidan. Rasanya malas sekali. Ia ingin berbagai status ke media sosial kalau ia selalu memeriksakan diri ke dokter spesialis.

"Mas, kamu kenapa kayak seneng banget, sih? Dari kemarin setelah pulang kerja kulihat kamuterus saja bernyanyi sambil bersiul. Apa ada sesuatu?" tanya Lisna pada Arya yang kini malah tertawa.

"Kok malah ketawa? Ada apa, sih?" Lisna merengut karena pertanyaannya tak kunjung dijawab.

"Aku lagi bahagia. Karena Raffa dipecat!" seru Arya dengan mata berbinar binar.

Lisna terdiam untuk beberapa saat. "Dipecat? Kenapa?"

"Aku suruh Papaku buat memecat dia. Salah dia sendiri cari gara- gara sama aku. Jadi pengangguran kan jadinya?" tukas Arya seraya tersenyum sinis.

Lisna ikut terkekeh. Ia merasa senang dengan kabar tersebut. "Wah, berita heboh ini!" serunya. Lantas, ia keluar kamar untuk melihat apa yang dilakukan Hanin dan suami penganggurannya itu. I aseolah lupa bahwa sebelumnya tengah marah pada Arya.

Lisna melihat Hanin sedang menyiapkan sarapan untuk Raffa didapur. Sementara Raffa sedang fokus bermain ponsel di meja makan. la pun berdeham keras, sengaja untuk membuat Raffa menoleh padanya.

"Eheeem!" Lisna kembali berdeham. Kali ini semakin keras karena Raffa sama sekali tak memberi respons apa pun.

"EHEEEEM!" Lisna kembali mengulanginya.

"Kamu kenapa, sih, Lis? Kalau tenggorokanmu gatal, minumlah air putih!" tegur Hanin yang merasa aneh nyaman dengan sikap adiknya itu.

Lisna mencebik. "Ya, tenggorokanku emang lagi gatal. Gatal pengen ngomong sama pengangguran baru!" sahutnya

seraya bersidekap dada. Raffa melirik Lisna seraya menyeringai tipis. Sepertinya, pagiini akan kembali menyenangkan, batinnya.

"Pengangguran baru? Apa maksudmu, Lis?" Hanin memindahkan tempe goreng dan tahu dari serok ke piring.

"Loh, kamu gak tau kalau suami keremu ini sekarang resmi jadi pengangguran?" Lisna tersenyum mengejek.

Hanin menatap Raffa. Suaminya itu tampak santai saja.

"Mas, apa benar yang dikatakan Lisna?" tanyanya.

Raffa tersenyum. "Aku hanya dipindahkan saja, Hanin. Aku tidak dipecat."

"Dih! Kamu pasti masih haluya? Jelas- jelas kamu udah dipecat sama atasanmu. Kok, masih ngeles aja!" celetuk Lisna. Ia menatap Raffa dengan tatapan mengejek.

"Kasihan banget kamu, Nin.Udah hidupmu kere, dapat suami kere, sekarang malah semakin kere gara- gara punya suami pengangguran! Nikmati aja hidu pkalian yang begini- begini aja!"

Lisna mencebik. Lantas, kembali ke kamarnya seraya tertawa puas.

Hanin duduk di samping suaminya. "Kenapa kamu nggak cerita sama aku, Mas?" tanyanya pelan. "Padahal, kamu bilang akan mau terbuka sama aku. Tapi, masalah kamu dipecat saja kamu gak mau cerita sama aku," imbuhnya. Tersirat jelas bahwa ia tengah kecewa.

Raffa menghela napas. Sebenarnya ia bukan tidak mau bercerita. Menurutnya percuma saja, toh besok rencananya ia akan membongkar identitas aslinya di depan publik.

"Maaf, Hanin. Bukan maksudku tidak bercerita padamu. Tapi, aku besok masih tetap bekerja di sana, meski bukan sebagai OB," kata Raffa.

"Kalau bukan sebagai OB lalu Mas kerja apa? Mas, kalau memang Mas Raffa udah dipecat aku nerima kok. Tapi, untuk apa kamu besok mau ke sana? Bahkan kemarin kamu masih menyuruhku datang ke sana," tukas Hanin. Jika suaminya sudah dipecat, tidak ada alasan untuknya datang keperusahaan itu, kan?

"Ada banyak alasan aku menyuruhmu datang ke sana, Hanin." Raffa menatap Hanin dengan tatapan yang begitu dalam. Membuat Hanin salah tingkat dibuatnya.

"Besok, aku akan datang ke sana karena ada hakku di sana. Percayalah, kalau aku tak akan pernah mengecewakan kamu," ujarnya lagi. la lantas merogoh sakucelananya dan memberikan sesuatu pada Hanin.

"Ini, bawalah bersamamu!"

Hanin melongo saat Raffa meletakkan hansplas di telapak tangannya. Senyumnya seketika terbit saat melihat benda itu. "Apa benda ini semacanm jimat?" tanyanya.

"Hah? Jimat?" sahut Raffa., lantas ia tertawa. Hanin mengulum senyum.

"Kamu selalu saja memberikan aku benda ini setiap kali akan ada sesuatu. Seolah olah ini seperti jimat," celetuknya.

"Tidak ada benda seperti itu. Aku hanya mau kamu ingat kalau benda ini bisa menutupi luka goresan kecil di kulitmu. Tapi, tak bisa mengobati luka hatimu. Benda jni adalah pemberianku, aku inginkamu selalu ingat kalau aku tidak akan pernah melukai hatimu. Karena aku akan selalu menjadi pengobat sakit hatimu. Jika aku mampu."

Hanin mengulum senyum. "Kamu bisa saja kalau mau menghiburku. Jadi, besok beneran aku harus datang ke Nirwana Grup?" tanyanya lagi, untuk memastikan.

"Iya. Datang saja. Nanti aku akan menyuruh seseorang untukmenjemputmu di gerbang. Maaf, jika aku tidak langsung mengajakmu. Karena ada banyak hal yang harus kuurus lebih dulu."

Meski tak paham dengan apa yang diucapkan suaminya, Haninhanya mengangguk sebagai jawaban. la setuju saja dengan rencana suaminya meski ada sesuatu yang menggelitik hatinya. Seolah akan ada hal besar yang terjadi besok. Siang harinya, Lisna sudah pulang karena mengeluh pusing akibat kehamilannya. la melihat ibunya sedang bercengkerama dengan tetangga.

"Lis, kok udah pulang?" tanya Bu Daning.

"Pusing, Bu."

Bu Daning mengikuti Lisna kedalam rumah, meninggalkan Bu Seno yang nampak kepo. Namun, Bu Daning segera menutup pintu rumahnya.

Di dalam rumah, Lisna melepaskan jilbabnya dengan gerakan lemah. la duduk di sofa ruang tamu sambil memijit pelipisnya. Bu Daning mengikutinya, membawa segelas air putih yang langsung ia sodorkan pada Lisna.

"Ini minum dulu, Lis.Pusingnya kenapa? Kamu udahmakan belum?" tanya Bu Daning dengan nada cemas.

Lisna hanya menggeleng pelan."Udah makan, Bu. Tapi kepala inirasanya berat banget. Mungkin karena kehamilan ini aja."

Bu Daning duduk disampingnya, menggenggam tangan Lisna. "Kamu nggak sendirian, Nak.Kalau ada apa- apa, cerita sama Ibu ya. Jangan dipendam sendiri."

Lisna menatap ibunya sejenak, lalu mengangguk. Tapi ada sesuatu di sorot matanya yang membuat Bu Daning merasa tidak tenang.Seolah ada beban lain yang tengah ditanggung anaknya.

"Apa suamimu tahu kamu sering begini? Arya itu perhatian nggak sama kamu?" tanya Bu Daning hati -hati.

Lisna hanya tersenyum tipis, lalu berbaring di sofa. "Mas Arya itu sibuk kerja, Bu. Tapi dia baik kok."

Bu Daning mengangguk, meskihatinya masih diliputi kekhawatiran. Jawaban Lisna membuatnya tidak puas.

"Eh, si pengangguran ke mana, Bu?" tanya Lisna seraya celingak celinguk.

Kening Bu Daning berkerut. "Si pengangguran siapa?" tanyanya. la tidak tahu sama sekali perihal Raffayang sudah dipecat.

"Siapa lagi kalau bukan siRaffa? Emangnya Ibu gak tahu kalau dia udah dipecat?" Lisna mencebik. Ia lantas bangun dan kembali duduk. Rasa pusingnya sudah mulai berkurang dan mulutnya kembali julid.

"Mas Arya bilang kalau kemarin Raffa dipecat, Bu. Mas Arya yang nyuruh atasannya buat mecat Raffa gara-gara mereka sempat bertengkar kemarin pagi." Lisna kemudian tertawa.

"Lagian udah tau dia itu jabatannya paling rendah. Setidaknya bisa hormat dong kalau berhadapan dengan Mas Arya yang jabatannya jauh lebih tinggi?"

Bu Daning bergeming. Mendadak hatinya diliputi rasa iba pada Hanin.

"Bu? Kok Ibu diem aja, sih?"

Bu Daning menghelan napas panjang. "Tapi, tadi Raffa berangkat kerja katanya, Lis. Kayaknya dia belum resmi dipecat," sahutnya.

"Halah, omong kosong dia itu!bMas Arya sendiri kok yang bilang. Dan si Raffa itu sudah dipastikanjadi pengangguran! Palingan diatadi pamit nyari kerjaan lain. Siapatau jadi pengemis!"

Usai berkata demikian, Lisnatertawa terbahak- bahak. la begitupuas jika melihat hidup kakaknya hancur.

Sementara itu, di Nirwana Grup. Arya seperti biasanya, menggoda Rani. Mereka berdua semakin hari semakin dekat saja. Sekarang pun mereka sedang menikmati makan siang bersama dikafe perusahaan yang ada di lantaidua.

"Ran, kamu udah punya pacar belum, sih?" tanya Arya.

"Belum, Pak. Saya masih fokus untuk nyenengin Bapak dan Ibu."Rani menjawab malu- malu.

"Wah, anak yang berbakti. Kalau jadi pacarku mau nggak? Aku gak bakalan batesin kamu buat nyenengin Bapak ibumu. Malah aku bantu nanti," rayu Arya.

Rani kaget dan salah tingkah. Ia merasa seperti ada badai yang datang tiba-tiba di tengah lautan tenang. Bagaimana mungkin seorang atasan di perusahaan besar seperti Arya, yang tampan dan berwibawa, mengajukan pertanyaan seperti itu padanya? Dia hanya seorang office girl yang bekerja demi menyambung hidup keluarganya. Namun, pandangan Arya yang teduh dan senyumnya yang memikat membuat kata-kata itu sulit diabaikan.

"Tapi, Pak Arya ... saya ini cuma office girl. Saya pikir Bapak nggak serius," jawab Rani akhirnya, suaranya setengah berbisik. Iatakut jika jawaban itu menyinggung Arya, tapi ia juga tak ingin terjerat sesuatu yang mungkin akan ia sesali.

Arya tersenyum lembut,pandangannya tetap tertuju padaRani. "Kenapa tidak serius? Apakah menurutmu status itu penting?

Aku bukan orang yang melihat seseorang dari posisinya, Rani.Kamu... istimewa di mataku."

Jantung Rani berdebar semakin kencang. Kata- kata itu, meskipun terdengar seperti di film, terasa sangat tulusdi telinganya. Arya adalah pria yang dihormati di perusahaan itu. Tidak mungkin dia bercanda, bukan?

“Tapi, Pak.. saya ini hanya pekerja biasa. Lagipula, kita ini" Rani menggantungkan kalimatnya. Kata- kata seperti "atasan dan bawahan" terdengar kaku untuk diucapkan, tapi itulah kenyataannya.

Arya mengangguk pelan,seolah memahami ketakutan yang menguasai Rani. "Aku tahu. Tapiaku tidak memandang hubunganini seperti itu. Rani, aku inginmengenalmu lebih jauh. Memberikamu perhatian yang kamu layakdapatkan. Aku akan menunggu jawabanmu."

Rani menggigit bibir bawahnya, hatinya berkecamuk. la merasa berada di persimpangan yang membingungkan. Di satu sisi, perhatian Arya terasa seperti sebuah mimpi. Tapi di sisi lain, ada suara kecil di hatinya yang mengatakan bahwa ini semua terasa salah.

Rani akhirnya, lirih. "Pak Arya ... saya takut," ucap

"Takut? Takut apa, Rani?" Arya bertanya, alisnya sedikit berkerut.

Rani menunduk, menghindari tatapan Arya. "Saya takut ... kalau nanti saya cuma salah paham. Saya takut terluka, Pak."

Arya menghela napas panjang."Aku mengerti. Aku tidak akan memaksamu, Rani. Tapi aku harap kamu bisa memberikan aku kesempatan untuk menunjukkan niat baikku."

Kata-kata itu menggantung di udara saat Arya berdiri darikursinya. la meraih secarik kartu nama dari saku jasnya dan meletakkannya di meja di depan Rani. "Kalau kamu berubah pikiran, kamu tahu bagaimana cara menghubungiku."

Yang masih termangu ditempatnya. Pikirannya penuh Arya pergi meninggalkan Rani dengan berbagai pertanyaan. Apa benar Arya tulus? Mengapa ia merasa ada sesuatu yang tidak beres? Tapi ia juga tak bisa menyangkal, hatinya sedikit terusik oleh perhatian pria itu.

Sementara itu Arya tersenyum licik. Sebentar lagi mangsa yang ia buru akan segera ia dapatkan.

Namun, senyumnya seketika hilang saat ia melihat seseorang yang tak seharusnya ada di kantor ini sedang berjalan bersama orang yang paling dihormati.

"Sedang apa dia di sini? Kenapadia bersama Pak Wirya?" Pasalnya,Pak Wirya adalah orang yang selama ini dianggap sebagai pemilikperusahaan.

"Kenapa Pak Wirya terlihatsegan dan hormat pada Raffa?" gumam Arya lagi. Pertanyaan itu terus berkelebat dalam benaknya.

1
Lala Kusumah
hebaaaaaatt perjuangan Aris 👍👍👍💪💪
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut....
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut...
Lala Kusumah
Alhamdulillah.... barakallah, semoga Candra menjadi anak yang shaleh, berbakti sama orang tua dan keluarga juga negara, sayang keluarga juga sesama, aamiin yaa rabbal alamiin 🤲🙏😍😘❤️
Lala Kusumah
Alhamdulillah, bahagianya ❤️😍😍😘
Yaneee: Makasih udah mampir baca novelnya 🫶🫰
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
Bodong Leong
Ceritanya bagus, tapi iklan nya bikin ga nyaman. terlalu banyak.
Reni Anjarwani
lanjut doubel up thor
Yaneee: Terimakasih sudah mampir baca novelnya😇
Yaneee: Yuppsss mohon bersabar, next episodenya akan segera rilis 🫶
total 2 replies
Dian Utami
cerita disini kurang bagus ya, udh tau lagi di pantau rumah ny, malah keluar,🤦🏻‍♀️
Rubi Yana
semangat 😍😍
Nurae
Ceritanya bagus banget... Lanjut
Mbladut Cilix
lanjut thor ahh
Yaneee: Yupsss, bentar lagi rilis next episodenya😇
total 1 replies
Rubi Yana
bagus ceritanya semangat😍😍
Yaneee: Makasih ka 😁🥰
total 1 replies
Rubi Yana
semangat di tunggu lanjutannya.
Yaneee: Makasih sudah mampir dinovelku🙏,,Yupss bentar lagi rilis next episodenya
total 1 replies
Nurae
Ini cerita nya sedih... ☹️
viddd
Greget bangett sama kelakuan lisna dan ibunya,, cepet rilis episode selanjutnya dong
viddd
Good ceritanya
viddd
Kasian lisna, baru episode 1 aja sedih ceritanya 🥲
Yaneee
❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!