MOHON BACA CERITA SEBELUMNYA ( Cerita dibalik seragam SMA) agar kalian tahu alurnya.
Sebuah tragedi 10 tahun yang lalu sangat meninggalkan luka yang mendalam. Kehilangan istri tercinta dengan sangat tiba-tiba membuat Elvin Zayyan Pradipta kehilangan semangat hidupnya.
Keinginan untuk mengakhiri hidup selalu berada di benaknya, namun ia harus bangkit demi sang putra, Jun Seo.
Kematian sang istri telah menjadi misteri. Tidak ada yang tahu seperti apa hingga istrinya bisa jatuh ke jurang.
*
Ketika Elvin tengah mencari tahu sebuah kasus yang terjadi bersama para bawahan grandma, saat itu pula ia harus kehilangan sang putra angkatnya, Jun Seo. Untuk kedua kalinya ia harus hancur kembali.
Namun sebuah hal mencengangkan terjadi, ia menemukan seseorang menjadi bahan percobaan ekstrim oleh pria yang ia kenal sebagai orang tua dari temannya.
Hal gila itu tidak mempunyai membuatnya berkata-kata melihat keadaannya yang sungguh membuat tubuhnya hancur berkeping-keping.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CRDT 5
"Jun, aunty masuk ya" ucap Gita dari luar pintu seraya membukanya. Ia mendekati Jun yang tengah menyembunyikan wajahnya dibalik bantal.
"Jun memang suka aunty berada disini, tapi Jun gak mau aunty menjadi bunda menggantikan bunda Clara " ucap Jun dengan lelehan air matanya menatap sang aunty.
"Iya. Aunty gak akan jadi bundanya Jun kalau Jun juga gak mau" Gita mengusap rambut Jun .
"Tapi nenek bilang____
"Enggak. Nenek hanya mengusulkan saja, siapa tahu Jun mau. Nenek tidak bermaksud memaksa" potong Gita .
"Emm...gitu ya"
"Iya. Makanya Jun gak perlu sedih, oke?" Gita membujuk Jun agar tidak sedih. Ia tidak mau nantinya Jun malah tidak suka dengannya karena hal seperti ini. Bagaimana pun ia juga sudah menganggap Jun anaknya.
"Iya" Jun mengangguk.
"Kalau gitu aunty keluar ya? Aunty mau istirahat "
"Iya, ty. Terima kasih "
"Sama-sama sayang" Gita mengusap rambut Jun, lalu mengusap pipinya dengan hari jempolnya sebelum meninggalkan kamar Jun.
Melihat sang aunty meninggalkan kamarnya, Jun juga keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar Dadda. Di depan kamar Dadda, ia langsung masuk tanpa mengetuk pintu.
"Dadda " panggil Jun saat tidak melihat keberadaan Dadda.
"Dadda disini " sahut Elvin dari balkon.
Mendengar itu Jun langsung bergegas ke balkon. Ia melihat Dadda-nya tengah duduk di kursi sembari menatapnya dengan tersenyum kecil. Ia menghampiri Dadda dan duduk di pangkuannya.
"Kenapa hemm??"
"Dadda jangan nikah ya" ucap Jun
"Dadda tidak akan menikah. Kenapa Jun tiba-tiba bilang seperti itu ?"
"Nenek tadi bilang, Dadda dan aunty menikah kalau aunty mau jadi bundanya Jun . Jun kan udah punya bunda Clara "
"Iya, Jun memang hanya punya bunda Clara, sampai kapan pun " Elvin memeluk Jun dan mencium kepalanya.
Ia mengingat bagaimana jika orang tua Jun datang dan ingin mengambilnya. Rasanya sangat tidak rela kalau ia harus melepaskan Jun , tapi ia juga tidak ada hak untuk menahannya.
Keduanya diam dengan pikiran mereka masing-masing. Sampai akhirnya Jun tertidur di pangkuan Dadda-nya. Elvin yang mengetahui itu, memindahkannya ke kasur.
...----------------...
Keesokan paginya
"Elvin, antar Gita ke sekolah tempat dia mengajar! Gak pa-pa kan, nak ?" ucap mommy saat Elvin dan Jun akan berangkat.
Elvin hanya mengangguk sebagai jawaban. Mommy tersenyum senang melihat itu.
"Pergilah dengan Elvin , Gita !"
Gita mengangguk. "Aku pamit, tan, om" ia mencium tangan keduanya, lalu menyusul Elvin dan Jun yang sudah pergi ke mobil lebih dulu. Sementara Ayah akan pulang diantar oleh Daddy nantinya.
Setelah Gita masuk kedalam mobil, mobil pun meninggalkan halaman rumah. Gita duduk sendirian dibelakang, karena Jun duduk disebelah Dadda-nya .
"Dimana sekolah mu, kak?" tanya Elvin dengan melirik kaca depan sekilas.
"Jalan Axx.."
Elvin mengantarnya sampai di depan gerbang. Tidak ada percakapan sama sekali di antara mereka, karena tidak ada hal yang ingin dibahas. Gita juga merasa canggung jika berhadapan langsung dengan Elvin, apalagi ketika melihat tatapannya yang datar.
"Terima kasih, Elvin " ucap Gita setelah keluar dari mobil. Elvin mengangguk sebagai balasan, kemudian menjalankan kembali mobilnya menuju sekolah Jun .
Setibanya di sekolah, Jun mencium tangan Dadda dan Elvin mencium rambut Jun sebelum turun.
"Nanti gak usah ke kantor Dadda, langsung pulang ke rumah nenek saja" ucap Elvin .
"Kenapa, Dad ?" tanya Jun . Rasanya berbeda jika langsung pulang tanpa mampir dulu ke kantor Dadda, karena cara itu ia bertemu dengan Dadda.
"Dadda sedang banyak kerjaan dan akan keluar nanti siang. Kalau Jun datang ke kantor Dadda, Jun akan bosan karena tidak ada teman bermain "
"Emm.... baiklah " Jun mengangguk walaupun berat.
Mendengar jawaban sang putra, Elvin menjalankan mobilnya ke kantor tanpa basa-basi lagi. Ia sudah sedikit telat dari jadwal, walaupun ia pemiliknya, tapi mau bagaimana pun ia harus mentaati aturan.
*****
Di rumah Pradipta ada mommy yang sedang mondar-mandir di ruang keluarga. Ia sedang berfikir bagaimana cara membicarakan niatnya pada Elvin agar mau menikah dengan Gita .
"Aku harus temui Elvin sekarang" mommy akhirnya memilih untuk bertemu dengan Elvin lebih dulu. Nanti ia pikirkan bagaimana caranya kalau sudah sampai di kantor.
Mommy segera mengambil tasnya dan pergi ke kantor putranya menggunakan mobil dengan di antar supir pribadinya.
Kantor
"Apa Elvin ada di dalam, Sisil?" tanya mommy pada sekertaris Elvin .
"Ada nyonya. Anda masuk saja" mommy pun masuk tanpa mengetuk pintu.
Elvin yang mendengar pintunya dibuka begitu saja, melirik ke arah pintu. Ia mengerutkan keningnya melihat kedatangan mommy. Sangat tumben sekali mommy nya itu datang.
"Elvin , mommy ingin bicara dengan mu sebentar" ucap mommy di depan meja kerja Elvin .
"Nanti saja, mom. Aku sedang sibuk" Elvin hanya melirik mommy sebentar lalu menatap kembali layar komputernya.
"Ayolah, El. Hanya sebentar. Bukankah kamu akan pulang ke apartemen mu nanti, jadi bagaimana caranya mommy bicara dengan mu kalau tidak sekarang "
"Hufft...baiklah, mom. Aku harap itu penting " Elvin menghela nafas. Ia bangkit dari duduknya dan mengajak mommy untuk duduk di sofa yang ada di ujung ruangan.
"Ada apa, mom? mommy sampai datang kesini untuk membicarakannya seakan tidak ada hari esok" ucap Elvin setelah mereka duduk.
"Mommy tidak ingin membuang-buang waktu"
Elvin menatap mommy datar menunggunya bicara.
"Sebenarnya mommy berniat menjodohkan mu dengan Anggitha . Umurmu sudah 30 tahun, El. Sudah sangat matang untuk menikah"
Elvin terkejut mendengar perkataan mommy. Ia tidak berfikir akan secepat itu mommy mengatakan hal itu padannya. Ia kemudian menghela nafas berat, menegakkan tubuhnya dengan menatap mommy lekat.
"Umurku memang sudah 30 tahun, tapi aku sudah menikah kan? bahkan di umur ku yang ke 19 tahun" Elvin sebenarnya sengaja menyinggung ketika orang tuanya meminta ia menikah dengan Clara secara tiba-tiba pada saat itu.
"Iya mommy tahu, tapi Clara sudah gak ada, El. Mau bagaimana pun kamu harus melanjutkan hidup. Jangan hanya berputar dengan posisi yang sama. Clara gak akan hidup lagi untuk mengurus mu. Mommy sedih El, melihat sikapmu yang seperti ini. Sangat datar, dingin dan selalu berbicara seperlunya. Mommy rindu putra mommy yang dulu yang selalu ceria"
"Maaf kalau El buat mommy sedih, tapi mommy tahu hidupku telah mati setelah kepergian Clara. Walaupun sudah 10 tahun dia pergi, tapi aku belum bisa melupakannya, mom. Jadi aku mohon jangan membahas hal ini lagi. Aku belum ingin menikah. Kalau pun aku ingin menikah, aku bisa mencari wanita lain tapi tidak dengan kak Gita"
"Kenapa? Ada apa dengannya? Gita baik, sangat perhari pada Jun. Kalau perempuan lain belum tentu akan menerima Jun disisi mu. Gita bahkan begitu mirip dengan Clara dari segi manapun"
"Itu dia, mom. Aku tidak bisa dengan itu. Melihat kak Gita seakan aku melihat Clara. Bagaimana kalau aku menikah dengannya dan malah melihatnya seperti Clara. Kak Gita pasti sedih dengan itu. Aku jadi semakin sudah mengikhlaskan kepergian Clara kalau aku terus melihat kak Gita disekitar ku"
Elvin memang selalu berusaha untuk tidak berkomunikasi dengan Gita , karena ia akan selalu membayangkan jika itu adalah istrinya. Wajah mereka yang hampir mirip, hanya beda dari segi bentuk tubuh dan juga Gita tidak mengenakan hijab seperti Clara. Itulah yang membedakannya.
"Mommy gak mau tahu, kamu harus menikah dengan Gita , El " ucap mommy seraya berdiri.
"Sudahlah mom, jangan memaksaku. Sampai kapanpun aku tidak akan menikah dengan kak Gita "
"Baiklah begini saja. Mommy akan memberimu waktu 3 bulan untuk menemukan wanita yang mau menikah dengan mu, kalau kamu tidak bisa melakukannya maka kamu harus menikah dengan Gita tanpa penolakan" mommy mengajukan negosiasi, tapi dengan memaksa.
"Tapi, mom_____
"Mommy tunggu 3 bulan lagi" potong mommy dan langsung pergi keluar.
"Arkhhh...." Elvin mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Mommy semena-mena sekali. Apa dia tidak memikirkan perasaanku ? Selalu saja memaksa dan mengatur " gerutu Elvin .
.
.
NEXT
smga Elvin menolak perjodohan nya.