Ratu Drama Mendadak Jadi Istri Pangeran

Zhi Yi sudah mencoba membongkar ingatannya, tetapi tidak ada satu pun petunjuk yang bisa memberitahu identitas gadis bangsawan itu sehingga dia hanya bisa mengorek informasi dari sang pelayan.

Songshu mendekat dan berbisik di telinga Zhi Yi. "Dia adalah Nona Besar dari Keluarga Mu, Nona Mu Jianying."

Zhi Yi tidak mengatakan apa-apa, dia hanya mengangguk sambil memperhatikan Mu Jianying dengan pandangan menilai.

'Huh, sayang sekali kamu memusuhiku. Jika tidak, aku pasti akan memberikanmu jalan dengan senang hati.'

"Karena sudah bertemu di sini, saya ingin mengundang Yang Mulia ke pesta ulang tahun saya." Mu Jianying mengambil kartu undangan dari tangan pelayan di sebelahnya, lalu menyerahkannya pada Pangeran Xu.

"Nona Gu juga bisa pergi jika bersedia." Mu Jianying tersenyum setelah mengeluarkan suara yang menyiratkan keengganan, dia mengedipkan mata pada pelayannya.

Gadis pelayan itu menyerahkan kartu undangan yang serupa dan Songshu dengan sigap mengambilnya, tetapi dia tiba-tiba membeku ketika mendengar kata-kata Zhi Yi.

"Aku tidak suka pergi ke pesta." Zhi Yi mengunyah sayuran dengan sikap masa bodoh dan menolak tanpa pikir panjang.

Dia tidak suka keramaian, bahkan lebih tidak ingin terlibat semakin jauh dengan orang-orang di zaman ini.

Bagaimanapun, dia sedang berusaha mempertahankan nyawanya agar tetap berada di raga dan bertekad kembali ke dunianya!

Jadi, tidak perlu mengembangkan perasaan apa pun untuk mereka, meski itu sekadar rasa benci!

'Apa hebatnya pesta di zaman ini?' Zhi Yi memutar bola matanya dan mendengus. 'Itu hanya ajang untuk para wanita berlomba-lomba memamerkan bakat mereka.'

Ketika membaca novel atau pun menonton drama, Zhi Yi menyadari bahwa hal-hal yang dilakukan oleh wanita bangsawan saat menghadiri pesta sangatlah membosankan.

Di permukaan mereka tampak saling memuji dan mengagumi, tetapi hati mereka dibungkus dengan kebencian dan iri dengki.

Mereka akan bersaing secara terbuka atau pun tersembunyi hanya untuk mendapatkan gelar wanita berbakat di ibukota dengan memainkan alat musik, membuat puisi, bermain catur, kaligrafi dan melukis.

Benar-benar membosankan!

Mu Jianying diam-diam mengepalkan tangannya, dia berusaha mempertahankan sikap anggunnya dan bertanya, "Apa yang kamu sukai, Nona Gu?"

Zhi Yi berhenti mengunyah makanannya, dia menjawab dengan tak acuh. "Aku suka pergi ke rumah bordil dan kasino, kudengar tempat itu bagus. Aku akan ke sana ketika mendapatkan uang saku."

Benar, rumah bordil dan kasino ... aku harus pergi ke sana!

Mata Zhi Yi tampak berbinar, dia pun bertekad ingin mewujudkan kata-kata yang diucapkan secara asal-asalan itu.

Zhi Yi awalnya hanya ingin hidangan dengan khidmat sehingga berharap obrolan tidak menarik itu segera berakhir dengan penolakannya terhadap niat 'baik' Mu Jianying.

Namun, tidak disangka otaknya akan mencetak ide yang begitu cemerlang.

Mendengar jawaban Zhi Yi, Pangeran Xu langsung memasukkan potongan ikan ke dalam mulutnya.

Memangnya tempat seperti itu bisa dimasuki oleh seorang gadis?

Kalau pun iya, jangan terlalu terang-terangan!

Zhi Yi tersedak, dia menatap Pangeran Xu dengan bola mata yang hampir menggelinding keluar saat mengeluh. "Kamu tidak pernah menyuapi orang? Apa tidak bisa lembut sedikit?"

Mulut semua orang yang menyaksikan itu ternganga hingga rasanya sebutir telur bisa masuk dengan mudah.

Diperlakukan seperti itu oleh Pangeran Xu sudah merupakan kehormatan dan berkah terbesar!

Meski agak kasar, mereka bahkan tidak memiliki kesempatan itu.

Zhi Yi bukan hanya tidak bersyukur, tetapi berani bicara kasar pada Pangeran Xu.

Apa dia tidak tahu hukuman karena menyinggung pangeran?

Sungguh tidak menyayangi nyawa!

Semua orang menunggu Pangeran Xu melemparkan Zhi Yi keluar dari Paviliun Yuanfeng, tidak terkecuali Mu Jianying.

Namun, Pangeran Xu justru mengeluarkan kata dengan nada yang mengejutkan. "Aku tidak berpengalaman, jadi harap maklum."

Seketika, rahang semua orang hampir jatuh ke lantai.

Bahkan, Zhi Yi juga terkejut. Dia berharap Pangeran Xu akan mengamuk hingga membatalkan pernikahan mereka.

Namun, tidak diduga Pangeran Xu tidak bisa mewujudkan harapannya yang sangat sederhana itu.

Apa dia benar-benar penyabar dan tidak bisa marah?

Ah, mana mungkin!

Rumor di luar mengatakan dia mudah tersinggung.

"Kalau berani pergi ke sana, aku patahkan kakimu!" Suara dingin Pangeran Xu menembus gendang telinga Zhi Yi.

Semua bajingan berkumpul di sana.

Jika seorang gadis pergi ke sana, bukankah itu mencoreng nama baik?

"Ketika ada waktu, apa Pangeran bersedia pergi jalan-jalan denganku?" Mata Zhi Yi terlihat polos seperti anak kecil yang tengah mengajak orang dewasa bermain.

Pangeran Xu langsung merasa kepalanya berdenyut nyeri.

Pasangan yang belum menikah jalan-jalan ke rumah bordir?

Ini benar-benar akan menjadi berita aneh bagi dunia!

Pangeran Xu rasanya ingin membuka kepala Zhi Yi hanya untuk memastikan apakah ada otak di dalam sana.

...

"Apa aku menghabiskan semua uangmu?" Zhi Yi keluar dari Paviliun Yuanfeng dengan perut penuh, dia penasaran dengan tanggapan Pangeran Xu terhadap pemborosan yang dilakukannya hari ini.

"Tidak," sahut Pangeran Xu tanpa beban seolah-olah yang dia habiskan bukanlah uang, melainkan daun kering. "Aku akan memenangkannya kembali nanti di Rumah Gambling."

Jika Rumah Bunga merupakan tempat wanita-wanita cantik berkumpul untuk melayani pria hidung belang dan Rumah Arak adalah tempat bersenang-senang, maka Rumah Gambling adalah tempat mempertaruhkan uang demi mendapatkan yang lebih banyak

"Rumah Gambling? Itu kasino, kan?" Zhi Yi menyentuh lengan Pangeran Xu untuk menghentikannya, ada secercah harapan yang melintas di mata bulatnya.

Dia seperti bisa melihat tumpukan uang di atas meja sedang merangkak ke arahnya sambil bersenandung.

"Ya." Pangeran Xu tidak mencoba menyembunyikan kebiasaan buruknya, dia bahkan menawarkan dengan murah hati. "Kamu mau pergi?"

Songshu dan Xiao Hui tercengang, sebelum akhirnya mereka saling menatap dengan ekspresi bingung.

Belum satu jam Pangeran Xu melarang Zhi Yi pergi ke kasino, bahkan mengancam akan mematahkan kakinya.

Kenapa sekarang malah mengajaknya pergi ke tempat terkutuk itu?

Jika Pangeran Xu meludah ketika memarahi Zhi Yi sebelumnya, bahkan ludahnya belum kering saat ini.

Pangeran Xu tahu apa yang ada di pikiran semua orang, tidak terkecuali pemikiran Zhi Yi.

Gadis itu penuh tekad dan ambisius, dia pasti akan merealisasikan tekadnya dengan cara apa pun.

Jadi, daripada membiarkan Zhi Yi pergi ke Rumah Gambling sendiri, lebih baik pergi bersamanya saja.

Zhi Yi sudah tahu kebiasaan Pangeran Xu, dia juga tidak merasa keberatan sama sekali.

Baginya, hal-hal yang dilakukan oleh Pangeran Xu tidak ada kaitan dengannya.

Dia bahkan berpikir ingin menggunakan tempat itu sebagai alasan batalnya pernikahan mereka.

Bukankah keluarga kerajaan tidak akan menerima menantu yang memiliki reputasi buruk?

Kalau begitu, mari berjudi!

"Ayo, pergi."

"Eh, Putri—"

Zhi Yi tidak memberikan kesempatan pada Songshu untuk menghentikannya. "Tidak apa-apa, pergi saja."

...

Di Rumah Gambling, suara musik mengalun merdu dari lantai dua, sementara di lantai satu orang-orang mengelilingi sebuah meja yang diduduki oleh empat pria dan seorang wanita.

Di antara mereka, tentu saja ada Pangeran Xu dan Zhi Yi yang duduk bersebelahan.

Zhi Yi dengan penuh kegembiraan dan semangat juang mengocok cangkir dadu, sedangkan Pangeran Xu yang memiliki ekspresi tak terlukiskan di wajahnya hanya memperhatikannya dalam diam.

'Kocok dulu.' Zhi Yi mengguncang cangkir dadu seolah-olah hendak memecahkan benda itu. 'Aku belum pernah kalah sebelumnya, akan kutunjukkan padamu seperti apa raja dadu di Rumah Gambling!'

Setelah bergumam di dalam hati dengan kesombongan yang membumbung sampai langit ketujuh, Zhi Yi menghentakkan gelas dadu ke atas meja.

Pangeran Xu membelalakkan matanya.

"Aaaa!!!" Zhi Yi berteriak kegirangan yang membuat Pangeran Xu semakin terkejut, bahkan perhatian orang lain langsung tertuju padanya.

"Aku kalah lagi ... hahaha ...."