gea Adisty perempuan berumur 20 tahun harus bisa menerima kenyataan kalau calon tunangan nya meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahidah27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 05
Malam tiba Gea yang merasa bosan di rumah karena papa nya tidak juga pulang akhirnya mengambil kunci mobil dan tas nya, trus pergi.
"Non mau kemana malam malam gini?" Tanya bik Iyah yang melihat Gea terburu buru keluar rumah.
"Aku mau cari angin di luar bik."
"Tapi ini sudah malam non, nanti kalau pak bos tau dia pasti marah."
"Makanya itu jangan sampai papa tau dong, sudah ah aku mau pergi dulu." Gea pergi meninggalkan asisten rumah tangga nya itu.
Gea berhenti di sebuah cafe cofi dan sejenak menenangkan diri.
"Andai saja mama masih hidup, pasti gue gak kesepian kayak gini." sesekali menyeruput kopi yang ada di tangan nya.
"Eh itu ada apaan yah, kok rame rame?" Gea melihat arah jalan banyak orang yang sedang berkumpul kumpul di jalan dengan berteriak teriak.
"Mbak maaf itu ada apa yah, kok kelihatan nya berisik sekali."
"Oh biasa mbak, itu pasti anak anak muda yang sedang balapan liar, nanti juga bentar lagi ada polisi yang datang."
"Balap liar?"
"Iyah mbak, mereka mah gak ada bosen bosen nya kalau buat kekacauan."
"Oh gitu yah mbak, makasih yah mbak."
"Iyah mbak sama sama."
Tidak berapa lama kemudian memang benar seruni polisi pun berbunyi dan yang ada di situ langsung lari Luntang lantung lari kesana kemari, begitu juga dengan bara, bara berlari meninggal kan sepeda motor nya, bara melihat ada mobil terparkir di depan kafe, tampa pikir panjang bara langsung masuk ke dalam mobil itu, kebetulan mobil itu tidak di kunci.
"Untung aja gak di kunci," Batin bara yang segera masuk ke dalam mobil bagian bangku belakang.
"Halo bro lo di mana?" Bara sedang menelpon Anton yang juga berlari lain arah.
"Gue lagi sembunyi ini, lu ada di mana?"
"Gue juga lagi sembunyi, nanti kabari gue kalau polisi itu sudah pada pergi."
"Ok ok."
Tidak berapa lama Gea yang selesai dari ngopi langsung pergi menuju mobil nya.
"Loh kok gak di kunci, apa gue lupa yah? Kebiasaan deh penyakit pikun gue."
Gea masuk dan kemudian menghidupkan mobil nya dan berjalan, bara yang menyadari mobil yang di naiki nya berjalan mulai panik.
"Aduh sialan, pakek maju segala lagi mobil nya." bara sedikit mengintip dan kaget ketika mengetahui kalau mobil yang di naiki nya adalah mobil Gea cewek resek yang ada di kampus nya, dengan sigap bara membekap mulut Gea dari belakang dan membuat Gea panik.
"Hmmmmm." Suara Gea yang ketakutan.
"Lu sekarang jalan dan diam, kalau lu gak mau kenapa Napa." Gea hanya mengangguk kan kepala nya, sambil tetap berjalan, perlahan bara membuka bekapan tangan nya dan kesempatan untuk Gea berteriak.
"Tolongggg tolonggg." Teriak Gea yang membuat bara panik.
"Eh lu bisa diam gak!" Gea kaget saat melihat dari sepion kalau yang dari tadi itu adalah bara."
"Elo lo ngapain di dalam mobil gue, lo mau maling yah." cercar Gea kepada bara yang masih duduk di belakang, dengan secepat kilat bara langsung pindah ke depan, duduk di samping Gea yang sedang menyetir.
"Enak aja lo bilang gue mau maling, duit bokap gue lebih banyak dari duit lo."
"Itu kan duit bokap lu, bukan duit lo."
"Sudah jangan bawel deh untuk malam ini saja, sebaik nya lo anter gue ke jalan gang mangga."
"Siapa lo nyuruh nyuruh gue, gue bukan taxi online yah."
"Bisa gak lo gak usah banyak cerita." Bara menatap dalam Gea.
"Ok ok, tapi jawab dulu pertanyaan gue, ngapain lo ada di dalam mobil gue?"
"Gue di kejar kejar polisi."
"What? Polisi lo pasti bandar yang menjual barang barang terlarang kan?" Tebak Gea yang kaget.
"Apaan sih lo, gue tadi lagi balap liar, makanya di kejar polisi."
"Oh balap liar yang di jalan tadi."
"Iyah, untung aja mobil lo kebuka jadi gue gampang masuk nya."
"Lagian lo ngapain sih pakek ikut acara balap liar segala, sekarang kan ada yang legal, dan bisa di ikuti siapa pun yang mau."
"Gue tau, tapi gue sudah terbiasa ikut yang kayak bengian, gue juga sudah pernah masuk penjara."
"Masuk penjara, hanya karena ini."
"Iyah sudah biasa sih kalau sama gue yang kayak beginian."
"Aduh kriminal di bilang sudah biasa, saraf kali lo yah."
Tiba tiba hape Bara berbunyi ternyata dari Anton.
"Halo bro, lo lagi dimana?"
"Gue sudah di jalan mau kemarkas, lu ada dimana?"
"Gue juga lagi di jalan ini, menuju markas, yasudah nanti kita ketemu di sana saja ok."
"Ok sip." hp pun terlihat mati dan Bara kembali memasukkan hape nya kedalam saku celana nya.
"Itu simpang nya, lo jangan sampai lupa dong."
"Iyah gue tau."Mereka pun akhirnya sampai dan turun dari dalam mobil.
"Makasih yah lo sudah nolongin gue." ucap Bara ke Gea.
"Seorang Bara cowok yang sok Coll bisa bilang makasih." Batin Gea dalam hati nya.
"Kenapa lo diam aja, apa lo minta imbalan sama gue."
"Eh gak, iyah sama sama."
"Lo tenang aja gue akan balas kebaikan lo."
"Gak perlu deh kayak nya."
"Tapi gue gak suka berhutang, lo tenang aja pasti gue balas."
"Terserah lo deh, yasudah gue pulang dulu."
"Yakin lo mau pulang sendirian, ini sudah larut malam lo." Bara menunjukkan jam tangan nya ke Gea yang sudah menunjukkan pukul 02.30.
"Gak papa gue berani kok."
"Lo tunggu di sini sebentar." Bara pergi masuk ke dalam markas nya dan kembali lagi dengan mengendarai sepeda motor sport yang berwarna merah ke hitaman.
"Lo mau ngapain?"
"Lo masuk, gue akan antar lo sampai depan rumah lo."
"Eh gak usah, gue bisa pulang sendiri."
"Sudah cepat, jangan bawel." Gea pun menuruti perkataan Bara dan segera masuk ke dalam mobil, mobil pun berjalan terlihat di belakang Bara sedang mengikuti mobil Gea, sesekali Gea melirik bara dari sepion mobil nya.
"Gue gak nyangka ternyata orang kayak Bara itu masih punya rasa peduli terhadap wanita." ucap Gea sembari tersenyum yang melihat Bara di belakang mobil nya.
Tidak berapa lama kemudian terlihat mereka akhirnya sampai di rumah mewah milik Gea, terlihat juga sepeda motor yang di tumpangi Bara langsung pergi tampa pamit sama sekali.
"Baru juga tadi gue muji lo, sekarang sudah buat gue kesel lagi, dasar cowok plin plan." Ucap Gea yang terlihat kesal sama kelakuan Bara yang tiba tiba pergi tampa pamit.