NovelToon NovelToon
Asmara Dua Sisi

Asmara Dua Sisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rens16

Kalian pernah terjebak dalam hubungan friendzone nggak guys? Rasanya tuh tak enak banget, mau mengakui dia sebagai pacar tapi si doi belum pernah bilang cinta, mau mengakui dia teman tapi perlakuannya semanis pacar. Sebuah hubungan itu kan sejatinya perlu penegasan agar tidak ada rasa kesalahpahaman. Hal inilah yang dialami oleh Violet Cahaya Syailendra, selama dua tahun hubungannya dengan Dante tak pernah keluar dari hubungan teman tapi mesra itu, dan jujur ini melelahkan buat Vio karena ia tak bisa mengklaim Dante sebagai miliknya. Hingga akhirnya seorang pria tampan bernama Amarta Yasa Mahendra datang menawarkan rasa yang selama ini dirindukan oleh Vio, lalu akankah Vio menerima cinta itu atau bertahan dengan Dante yang telah merajai hatinya? Here we go... perjalanan cinta Vio dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab lima : Ditolong orang itu

"Yakin mau naik motor?" tanya Celine saat melihat Vio sudah berada di atas motor milik tante Ningrum yang Vio pinjam.

"Iya, mumpung lagi nggak ada Bunda disini." Vio nyengir, pasalnya biasanya Bunda akan jejeritan saat melihat Vio berada di atas motor.

"Hati-hati Vi, jangan ngebut-ngebut, gue udah janji ama tante Rissa buat jaga lo!"

"Iye ih, bawel! Gue cuman mau beli mie instan di mini market depan sana!" Vio memutar bola matanya kesal.

"Jangan lupa titipan es krim gue!" teriak Celine saat motor itu melaju dengan kecepatan sedang.

Vio melepaskan tangan di stang kiri dan melambai tanpa menoleh ke Celine.

Vio membeli beberapa keperluannya dan juga es krim titipan Celine, lalu bergegas naik ke atas motornya, tapi saat Vio menarik gas motor itu dan... ngeng lalu bruk motor itu oleng dan Vio terjatuh karena menabrak sesuatu.

"Ya ampun, hati-hati Mbak!" seru seseorang dan bergegas menolong Vio berdiri.

Vio mendesis saat dia merasakan nyeri di pergelangan tangan kirinya.

"Ada yang sakit nggak?" tanya pria yang tak lain Amar itu.

"Kayaknya tangan aku terkilir deh Mas." Vio kembali mendesis.

"Ya udah yuk aku anter ke dokter biar dikasih obat anti nyeri." Amar menegakkan motor itu dan bersiap mengambil alih kemudi, Amar meminta Vio duduk di boncengannya.

"Nggak usah Mas, aku bisa pulang sendiri." Vio berusaha menolak, dia belum kenal Amar dan ia tidak bisa mempercayai orang asing secepat itu. Meskipun Vio tahu profesi Amar itu apa, tapi tetap saja Vio harus berjaga-jaga kan.

"Yakin bisa nyetir pakai satu tangan?" tanya Amar sambil memperhatikan Vio yang tampak meragu.

Akhirnya karena memang pergelangan tangannya semakin lama semakin berdenyut nyeri, Vio memilih naik ke atas boncengan dan membiarkan Amar mengantarnya pulang.

"Nginep dimana?" tanya Amar saat motor mereka mulai melaju.

"Villa Bening," jawab Vio.

Motor melaju ke Villa tempat dimana Vio menginap, di depan pintu sana Celine sudah berdiri dan menatap kedatangan Vio dengan tatapan mendelik.

"Vi, lo... " Celine urung mengomel saat melihat Vio menyangga pergelangan tangan kirinya.

"Temen kamu jatuh dari motor." Amar yang menjawab.

"Mampus! Mampus!" Celine mendadak panik melihat keadaan Vio.

"Kenapa sih?" Mereka masuk ke dalam villa tersebut dan Celine mempersilakan Amar untuk masuk ke dalam villa mengikuti mereka.

"Bunda lo belum lama telepon lo, terpaksa gue angkat soalnya dari tadi nggak berhenti tuh telpon," jawab Celine.

"Ya ampun nyokap gue feeling nya bagus amat yak?" celetuk Vio lalu mengambil ponselnya dan menghubungi sang Bunda.

Celine memilih pergi keluar villa untuk meminta tolong tantenya memanggilkan tukang urut.

"Hallo Bun," sapa Vio saat panggilannya tersambung.

Vio mendengarkan suara bundanya yang sedang bicara itu. "Tadi cari makanan Bun, ponselnya lupa dibawa."

Vio kembali terdiam mendengarkan pertanyaan bundanya lagi.

"Iya Bun."

Lalu sambungan telepon itu terputus dan Vio baru menyadari kalau Celine sudah tak berada di ruangan.

"Di kompres dulu biar nggak bengkak," saran Amar.

"Iya nanti aku kompres. Btw thanks udah dibantuin ya Mas," ucap Vio tulus.

Amar mengangguk lalu pamit undur diri, setelah sebelumnya mereka berkenalan secara pantas, tidak mungkin juga Vio berlaku tidak sopan kepada orang yang sudah menolongnya itu.

Tak lama Celine masuk bersama seorang wanita setengah baya.

"Biar tangan lo diurut sama Bibik dulu Vi."

"Eh... nggak usah Cel." Dengan tegas Vio menolak perintah Celine.

"Itu dari pada keterusan malah tambah sakit lho, Bibik pinter kok ngurutnya," bujuk Celine.

"Nggak ah Cel, pasti sakit." Vio masih berusaha menolak bujukan Celine.

"Ya udah kalo lo nggak mau, gue tinggal lapor tante Rissa aja, biar lo langsung diseret pulang ke Jakarta," ancam Celine akhirnya.

Vio menghela nafas panjang, lalu pasrah saat Bibik mulai mengoleskan minyak urut ke pergelangan tangan kiri Vio.

Satu, dua dan seperti yang Celine duga Vio pasti menjerit histeris karena pijatan Bibik itu.

Celine pernah mengalaminya dan Celine tahu rasanya, tapi alih-alih prihatin melihat Vio yang kesakitan seperti itu, Celine malah tertawa terbahak.

"Temen lucknut lo!" maki Vio saat Bibik menyudahi aksi mengurutnya.

"Jangan kena air dulu ya Non, biar minyaknya meresap. Besok pagi juga udah enakan itu." Bibik merapikan beberapa barang bawaannya dan bersiap untuk meninggalkan tempat itu, tak lupa sebagai ucapan terima kasih Vio memberikan tip untuk Bibik.

"Kok lo bisa dianter mas ganteng tadi Vi?" tanya Celine saat mereka sudah merebahkan tubuhnya di kasur.

"Gue juga nggak tahu, dia kok ada disana," jawab Vio santai.

"Jangan-jangan kalian berjodoh," celetuk Celine.

"Dih ogah ah. Dia kan pilot!" Vio bergidik ngeri membayangkan berita yang beredar di luaran sana, hubungan pilot dan pramugarinya.

"Lhah ngapain emang kalo pilot? Keren lagi," celetuk Celine lagi.

"Lo tahu berita di luaran sana, hubungan pilot dan pramugari?" tanya Vio.

"Nggak semua kali Vi, mungkin hanya sebagian kecil aja sih."

"Tapi tetep aja gue nggak mau, takut!" Lalu Vio mulai mengantuk setelah mengatakan itu.

Benar adanya, aroma minyak terapi yang dipakai Bibik untuk memijatnya itu membuat Vio seperti terkena mantra yang membuatnya tertidur lelap.

Keesokan harinya, meski belum sembuh benar, tapi pergelangan tangan kiri Vio berangsur membaik.

"Gimana tangan lo?" tanya Celine saat menyiapkan sarapan mereka berupa nasi goreng telur mata sapi itu.

"Better sih, meski masih sedikit nyeri." Vio menggerakkan tangannya pelan.

"Jangan digerak-gerakin dulu, biar cepet sembuh!" tegur Celine gemas sendiri karena Vio berusaha menggerakkan tangan yang dibebat oleh kain itu.

"Iya Nyah." Vio bangkit dan menundukkan badannya seperti orang yang sedang hormat kepada majikannya.

"Dasar g*blek!" seru Celine lalu menyendokkan nasi goreng ke mulutnya.

Vio terkekeh dan menyantap sarapannya dengan nikmat. "Cel... kita kasih uang belanja sama tante Ningrum aja yuk, gue nggak enak semua-semua dicover ama dia nih."

"Iya ntar gampang, lagian gue tebak om Felix bakalan tersinggung deh andai kita kasih uang ke tante Ningrum."

"Atau kita belanjain aja Cel, bilang kita pengen makan ini itu."

"Iya gitu aja," sahut Celine setelah berpikir sejenak.

Saat Vio dan Celine berbincang tentang bahan makanan yang akan mereka beli, ketukan di pintu villa mereka membuat keduanya mengeryit heran.

"Bukain sana!" perintah Vio santai.

"Astaga, berasa jadi Asa gue!" Meskipun menggerutu, Celine beranjak juga untuk membukakan pintu.

Saat pintu itu terbuka lebar, Celine sempat terkaget saat melihat Amar berdiri sambil menenteng sebuah paper bags.

"Violet! Ada yang nyariin lo nih!" teriak Celine.

"Suruh pulang aja Cel!" balas Vio seenaknya karena dikiranya Celine sedang bercanda, palingan yang didepan situ saudara Celine yang biasanya suka mampir.

"Ntar lo nyesel lho!" teriak Celine lagi.

"Siapa sih?!" tanya Vio lalu keluar, dan matanya membelalak mendapat Amar tersenyum manis kepadanya.

1
Rens16
Buat kalian semua, terimakasih terus support aku ya, maaf belakangan hari ini aku sibuk banget sampai mau nulis aja nggak ada waktu, Aku usahakan update sesering yang aku bisa, salam sayang semua 😍😍
Surya Ningsih
bagus jalan ceritanya, keren👍🏻
semoga banyak yang baca , like, n koment🤲🏻
Rens16: Terima kasih support nya/Drool/
total 1 replies
Rissa Rusmayanti
up lagi kakak
Rens16: otw ya yang /Drool/
total 1 replies
Indah MB
kasihan deh Vio di kacangin gitu... kerasa bgt sih kesal dan malu bercampur
GET MARRIED WITH UNCLE ARKHAN, mampir
Indah MB
baru bab pertama dah syuka... kasih 🌹ah buat Vio dan Dante siapa tau jodoh... tapi baca harus nyicil ya Thor mo on ma ap.. soalnya aku juga nulis 🥺
GET MARRIED WITH UNCLE ARKHAN, mampir
Rens16: Oh oke, nanti ya 👍
total 1 replies
Indah MB
mending tanya aja deh Vio.. klo dante mau syukur, klo gak setidaknya kita tahu hatinya dari pada berharap terus... soalnya aku kayak gitu... capek berharap terus.. mending tanya walaupun dari pesan soalnya klo langsung mulutnya kayak di lem🤣🤣
Indah MB
ya emang gitu. lebih peka temen dari pada pacar 🤭 ...
Indah MB
typo kak... mungkin "makan sih" 😁
Indah MB: ma sama ... hehehe ..
Rens16: Ya ampun aku cari kok nggak ketemu yang typo ya /Grin/ btw makasih udah kasih koreksi an /Heart/
total 2 replies
Surya Ningsih
bagus cerita nya 👍🏻
Rens16: Terima kasih support nya/Drool/
total 1 replies
Aurora
Luar biasa
Rens16: Terima kasih sudah support aku /Drool/
total 1 replies
Rien
/Drool//Drool//Drool//Drool/
Rens16
Semoga banyak yang suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!