NovelToon NovelToon
Maaf, Takdirku Bukan Bersamamu

Maaf, Takdirku Bukan Bersamamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Selingkuh / Cinta Terlarang / Dijodohkan Orang Tua / Pengawal
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rembulan Pagi

Aletha seorang cucu angkat dari konglomerat dijodohkan dengan pria yang juga merupakan konglomerat. Pernikahan paksa berlangsung demi menjaga perusahaan keluarga Aletha dari ambang kehancuran.

Namun dalam kehidupan cintanya, Aletha tidak memiliki riwayat percintaan yang baik begitu juga dengan pernikahannya. Tetapi nasib berkata lain, dalam kehidupan rumah tangganya terselip pria lain yang menjaganya dengan baik.

Lalu apakah yang akan terjadi dalam rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perayaan Menyambut Penderitaan

Gaun bewarna putih dipakaikan ke tubuh Aletha sehingga membuatnya seperti pengantin yang cantik. Rambut disanggul dan dihiasi dengan rapi. Polesan demi polesan ditambahkan sehingga membuatnya tampak lebih dewasa.

Sekarang dirinya berdiri di altar ditemani pamannya yang mendampinginya. Ia berjalan dengan gaunnya yang mewah dan senyuman yang merekah. Tangannya membawa buket bunga mawar yang indah.

Tidak, gadis itu tidak menangis. Sebulan ia melatih senyumannya itu. Meskipun berkali-kali gagal dalam latihan, saat ini ia berhasil. Matanya tidak berkaca-kaca, ia senyum dengan ceria meski hatinya menangis.

Pria itu, pria yang bernama David menjemputnya dan mereka saling berhadapan, melakukan sumpah suci, memasang cincin dan kini mereka resmi menjadi suami istri. Semua orang tersenyum, bertepuk tangan. Pernikahan mereka diadakan dengan cukup megah.

Namun, tiba-tiba pandangan Aletha menjadi buram. Telinganya berdengung dan perlahan kesadarannya menghilang hingga ia terjatuh. Terakhir yang dilihat adalah lampu yang terang.

...----------------...

Di sebuah kamar mewah gadis yang baru saja menjadi pengantin terbaring lemah dan tidak sadarkan diri. Baru saja seorang dokter keluar dari kamar tersebut dan menghampiri David.

"Sayang sekali, seharusnya sebagai pengantin Nyonya Aletha harus menjaga kesehatannya. Ia hanya kelelahan dan kurang darah, penting untuknya memerhatikan kondisinya. Jangan sampai Nyonya Aletha mengalami kelelahan lagi. Obatnya akan diantarkan malam ini," ucap dokter pribadi David.

"Terima kasih dokter."

David menghembuskan nafas lelah. Dia seharusnya tidak boleh kecewa akan hal ini. Ia lupa untuk mengingatkan istrinya saat sebelum menikah untuk menjaga kesehatan. Kemudian ia masuk ke dalam kamar itu dan memperhatikan gadis tersebut.

Sayangnya angan-angan David tidak bisa terlaksanakan malam ini. Ia perlu menunggu, menunggu waktu yang tepat. Saat akan beranjak, Aletha membuka matanya dengan perlahan. Aletha memejamkan matanya dan mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelum kesadarannya menghilang.

"Kita telah menikah?" tanya Aletha dengan polos.

"Iya," jawab pria itu.

"Maafkan aku."

"Tidak apa-apa, kau hanya perlu beristirahat."

"Aku takut," ucap Aletha menatap David dengan sayu.

"Takut karena?" Pria itu bertanya sambil menaikkan selimut yang gadis itu pakai.

"Orang-orang akan marah karena aku pingsan."

"Tidak akan."

"Benarkah?"

"Benar."

Mereka berdua beradu pandang. Mata pria itu setajam elang, dan bibir yang mempesona bagi Aletha. Sedangkan menurut pria itu, Aletha adalah gadis yang mungil seperti peri yang memiliki mata yang berkilau ketika menangis. David suka itu, ia suka ketika mata itu berkilau seperti sekarang.

"Sebaiknya kau tidur," pinta David yang disetujui dengan anggukan oleh Aletha.

Gadis itu tidak bertanya tentang apapun dan memejamkan matanya. David hendak berbicara soal makanan, tetapi ia urungkan niatnya mengajak Aletha berbicara. Belum sempat beranjak perut Aletha bunyi keroncongan yang menarik perhatian pria itu.

Pria itu menarik sudut bibirnya melihat gadis yang terbaring di depannya seakan pura-pura tidak tahu apapun. David memajukan tangannya ke arah dinding lalu menekan tombol bewarna putih.

"Tolong siapkan makanan yang lezat yang mudah dicerna."

Mendengar hal tersebut Aletha membuka matanya hingga membuat pria itu tersenyum.

Gadis yang menggemaskan, pikir David.

Pria itu berdiri sambil melepas jasnya dan menggulung kemeja putihnya. Setelah melakukan Aktivitas itu ia duduk di sofa lalu membukan handphonenya dan terlihat sibuk akan hal itu.

Sesekali gadis yang terbaring itu melirik pria yang ada diseberang sana. Aletha memutarkan bola matanya kemudian duduk dengan bersandar. David peka akan situasi yang membuatnya tahu pergerakan dari Aletha. Gadis itu ingin menanyakan sesuatu namun bibirnya tidak mampu ia gerakan.

David yang peka kemudian bertanya, "Ada apa?"

"Aku ingin menggunakan toilet."

"Silahkan."

"Sekalian membersihkan diri."

Mendengar perkataan Aletha, David paham maksud gadis tersebut. Ia lalu berdiri dan membuka pintu yang ada diujung ruangan.

"Ini, semuanya kusiapkan untukmu."

"Apa?" Aletha terkejut.

Dengan cepat gadis itu turun dari ranjang dan menuju ke arah David. Matanya terbelalak melihat lemari kaca yang berisikan tas, sepatu dan baju-baju yang mahal.

"Ini semua untukku?" Aletha bertanya yang dijawab anggukan oleh pria itu.

Ia mencoba sepatu dan mencocokkan tas pada dirinya. Semua sempurna persis seperti seleranya.

"Dari mana kau tahu seleraku, ukuran sepatuku dan tas yang aku impikan?" Aletha kembali bertanya.

"Seleramu? Aku tau dari pakaian yang sering kau kenakan. Tas? Aku tidak tau, asal membeli saja. Lalu ukuran sepatu? Aku mendapatkannya ketika kejadian kau jatuh hari itu? Lalu sepatumu terlepas dan kau membiarkannya begitu saja dan meninggalkanku karena malu."

Aletha mengingat kembali kala itu. Sekitar dua minggu yang lalu ia berjalan bersama pria ini. Berjalan bersama di taman dalam rangka menjalin kedekatan.

"Aku tidak terlalu suka coklat," ungkap Aletha.

"Mengapa?" David bertanya

"Terlalu manis." Aletha menjawab.

Perhatian Aletha tertuju kepada anak kecil yang berada di pinggir air mancur yang sedang berusaha mengambil mainannya yang jatuh. Hati nurani gadis itu tergerak dan menghampiri anak tersebut.

"Mau aku ambilkan?" tanya Aletha yang dijawab anggukan kecil.

Dengan sigap ia mengambil mainan itu. Namun ketika ia berdiri ia kehilangan keseimbangan dan jatuh. Semua perhatian tertuju kepadanya. Rasa malu menggerogoti gadis itu dan menatap sedih sepatunya. Namun ia telah basah dan terlalu malu untuk mengambilnya.

Maka keputusannya ia lari dan membiarkan sepatunya disana. Benar-benar memalukan untuk ia ingat dan hal tersebut merusak sikapnya sebagai gadis yang baik.

"Kau ingat?" tanya David yang membuat wajah Aletha seperti kepiting rebus.

"Jika kau meninggalkan bekas kecerobohanmu maka polisi akan mendendamu sebagai perusak lingkungan. Jangan ceroboh lagi," pinta David.

Gadis berbadan mungil itu menunduk malu, ia menatap lantai. Tidak lama dari itu terdengar bunyi bel yang membuat mereka berdua menoleh ke arah pintu. Dengan sigap David membuka pintu dan datang pelayan dengan membawa dorongan yang berisi makanan.

Kamar yang mereka tempati ini memiliki meja dan sofa sehingga memudahkan untuk makan disini. Pelayan itu menyajikan makanan di meja dengan rapi. Setelah selesai ia menunduk kepada tuannya dan keluar dari ruangan. Aroma yang lezat mengugah selera.

Rumah mewah ini memiliki koki tersendiri dan bukan pelayannya yang memasak. Jumlah pelayan di rumah ini banyak sehingga di setiap sudut pasti ia akan menemukannya.

"Ingin makan terlebih dahulu atau membersihkan diri? Jika kau membersihkan diri makanan ini kehilangan hangatnya. Jangan membiarkannya sendiri," ungkap David yang memiliki makna tersirat.

Aletha mengangguk paham dan segeran duduk. Ia menggunakan sendok menyicipi makanan yang lezat. Perlahan tapi pasti ia habiskan hingga sendok yang terakhir makanan habis tidak bersisa.

"Nafsu makanmu ternyata besar ya."

Gadis itu mengangguk.

"Sama sepertiku," gumam David.

"Kau juga memiliki nafsu makan yang besar?" Aletha bertanya polos.

"Bukan," David menjawab.

"Lalu?"

"Nafsu untuk melahapmu yang begitu besar."

1
Mama Khalisah
🥺🥺
Claranita
gws
Claranita
WTF
Claranita
gwe juga kok, takut naik
Rembulan Pagi: samaaaa
total 1 replies
gadis semeru
lanjut
Nadivhazha
Terus thea juga tau perselingkuhan aletha? tapi jatuhnya belum selingkuh
Claranita
istrimu suka lukis toh bàng
Claranita
5555
Claranita
psikopet
Claranita
lahap yng mna tu bang
Claranita
Alexa?
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘
Nadivhazha
You deserve better aletha, jangan pilih dion. Lo kalo milih Dion hidup lo gabisa bahagia karena David gila, please sama david aja
Nadivhazha
Emosi banget
Nadivhazha
Najis banget nih keluarga
Rembulan Pagi
FYI buat yang baca teliti, carreta ini nama bibinya
gadis semeru
semangat terus kak. Ayo kita terus berkarya🥰
Nadivhazha
Please ngaku lo tha, pasti merinding
Rembulan Pagi: wkwk iya dia merinding kok
total 1 replies
Nadivhazha
Tarik ga ucapan loo
Nadivhazha
Hahaha kocak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!