Cathalina Brea yang sering dipanggil Rea terlahir sebagai anak orang kaya. Di kehidupan keluarga besarnya orang tua Rea adalah pewaris usaha hotel dan Restoran terkaya di kotanya. Namun semasa kecil dia hanya dibesarkan oleh papinya yang adalah satu - satunya pewaris keturunan Setiawan.
Rea tumbuh dewasa dan menjadi seorang dokter spesialis anak. meskipun hidup berkelimpahan harta namun Rea tidak perna sombong.
Sebelum papanya meninggal semua saham perusahaan diberikan kepada Cathalina Brea Setiawan.
Keluarga besar marah, karena Rea adalah seorang perempuan. Saudara sepupu papanya Rea menjodohkan Rea dengan Simon Elias sebagai syarat Rea bisa memiliki semua peninggalan papinya. Ternyata penghianatan yang dia terima serta kekerasan dalam rumah tangga.
Rea mmenceraikan Simon dan memilih meninggalkan kota besar itu mengabdi di sebuah desa kecil disebuah pulau.
Apakah Rea bisa mendapatkan ketenagan????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mami Rea
Josua dan Rea sudah di perbolehkan pulang ke rumah. Kediaman Soebandi diubah, yang semula kamar tamu disulap menjadi kamar Elon dan Rea, disebelahnya ada kamar Josua. Waktu Mereka masih dirumah sakit opa Jack dan Oma Natalia sudah merenovasi kamar. Setelah rampung semua barang milik Rea dan Elon diatur oleh tante since orang kepercayaan mereka.
Hari ini acara sambutan Josua sudah di siapkan budhe dan buleknya sangat antusias, namun satu yang tidak kalah sibuk juga adalah Calista dia sudah tidak sabar menunggu adek cowoknya. Di jemput oleh Berto dan Isak. Dirumah Josua disambut sudah ada makanan yang disiapkan, rencananya akan ada ibadah syukur kecil - kecilan menyambut kepulangan cucu laki - laki pertama keluarga Soebandi. Pendeta jemaat dimana mama dan papa bergereja yang berdoa selesai itu mereka makan bersama, sedangkan oma Lia, tidak bisa jauh dari cucunya. Kalau Rea sedang memompa air susunya untuk disimpan sebagai stock buat Josua karena dia sangat kuat minum susu. Untung asi Rea berkelimpahan.
"Sayang, makan dulu ya."
"Mas, Jo sama siapa?"
"Ada kedua omanya. Kamu makan baru istirahat, mas tidak mau kamu sakit sayang."
"Sebelum mas kembali ke tempat tugas, kita mau membicarakan tentang pengasuh buat Jo, agar bisa membantu kamu dek. Tante sisca sudah umur, biar dia urus urusan rumah tangga saja sambil mengawasi pengasuh Jo."
"Oke mas, aku setuju."
Malam ini Rea istirahat bagus. Anaknya diurus oleh kedua omanya. Pagi - pagi selesai mandi dan minum susu panas, dia langsung menyusi anaknya.
Sudah satu minggu Jo dirumah dan besok papinya beserta Isak dan tante Sisca akan kembali ke tempat tugas mereka di kupang. Rea dan Jo serta Berto tinggal di Jogja. Rencananya setelah Jo umur dua bulan baru mereka kembali ke tempat tugas. Jo sudah punya pengasuh yang oma dan opa serta Bulek Debora pilih disebuah yayasan tenaga kerja yang terpercaya. Banyak artis - artis yang mengambil pengasuh buat anak- anak mereka di yayasan ini. Pengasuh Jo bernama Ema, dia seiman dengan kami dan dia seumuran dengan Berto.
Rea di Jogja hanya mengurus anak Jo ditemani Ema dan juga Berto sebagai pengawal satu bulan itu Rea tidak kemana - mana. Namun setiap pagi dia berolah raga menjaga kebugaran tubuhnya. Dan sudah seminggu dia bersama suaminya Elon melakukan LDM. Rencananya hari senin besok Elon ada kegiatan di Jakarta dan dia akan pulang ke Jogja bertemu Rea dan Jo anak mereka.
DiJogja, Rea di sayang sama papa, mama dan kedua saudara perempuan Elon. Setiap kali mereka datang kerumah atau pulang kerja membawa makanan yang Rea suka. Mertuanya selalu mengajaknya keluar, namun Rea lebih memilih tinggal dirumah. Rea yang introvert sejak muda tidak terlalu tergiur dengan kemeriahan dan kemewahan. Hobinya menulis, mengambar dan berkebun serta yang utama adalah olah raga itu saja yang dia lakukan. Kalau mau belanja dia membeli secara online.
Sampai suatu malam, mamanya Elon menghubungi anaknya, mereka berpikir jangan sampai Rea takut kami mertuanya marah. Setelah dijelaskan Elon akhirnya mereka mengerti dan bersyukur memiliki anak mantu seperti Rea.
"Ayo keluar sama mas?"
"Adek sama siapa?"
"Ada oma dan Ema."
Rea yang tidak perna berdandan, dirumah dia hanya menggunakan lip serun dan serum muka lainnya. Sekali Rea berdandan, Elon melihat dengan takjub.
"Mas, hai kenapa lihat aku seperti itu?"
"Kamu cantik baget. Ingat jangan lepas dari tangan mas.
"Siap bos."
Dan malam ini, Rea dan Elon keluar jalan - jalan, mereka berkencan berdua. Mulai dari ke toko buku,membeli buku keluaran terbaru dan perlengkapan melukis. Sesudah itu mereka duduk di sebuah cafe terkenal dengan banyaknya anak muda yang sedang nongkrong. Selesai dari mall, Elon dan Rea dengan mengendarai motor berkeliling jalan Malioboro. Pukul sembilan mereka sudah dirumah.
Rea langsung membersihkan dirinya, sementara Elon sedang mengendong dan bermain dengan Jo.
"Mas, mba Rea mana?"
"Lagi mendi."
"Mas, kamu ngak perna larang mba keluar kan?"
"Ngak lah, kenapa sampai Berto disini, ya untuk menjaga dan mengantar Rea."
"Syukurlah mas, soalnya kita ajak aja ngak mau."
"Itulah mba mu, kenapa sampai mas mu ini jatuh cinta kepadanya?"
Semua keluarga Soebandi sangat menyayangi Rea. Dan dia sangat tahu itu. Makanya setiap mereka berpergian selalu membawakan ole - ole buat Rea.
"Budhe....Selamat malam."
"Selamat malam mba Calista."
"Budhe mau melukis."
"Iya."
"Kapan??? Itha mau lihat. Budhe ajarin ya."
"Sayang, mana anakmu jangan menganggu budhenya lagi."
"Sudah pastilah." Sara langsung menuju kamar Rea, dia tahu pasti putrinya sedang ngobrol sama Rea. Dan betul dia sedang menanyakan apa saja kepada budhenya.
"Mba...." Rea langsung mencium kakak iparnya.
"Pasti si kecil ini merecoki kamu ya dek?"
"Ngak lah mba. Berdua sama Itha mba?"
"Sama mas Alex juga de, lagi ngobrol sama Elon, papa dan mama juga Debora. Palingan sudah gendong Jo, katanya biar kita ketularan punya anak cowok."
"Amin mba."
"Dek, kamu masih rencana mau tambah anak lagi?"
"Iya sih mba, kasihan kalau Jo sendiri. Tetapi mba tahu kesehatanku? Pengen berobat dulu."
"Ke singapore yuk?"
Rea, Sara dan Calista sudah berkumpul di ruang keluarga. Calista langsung mencium adeknya, waktu melihat papinya mengendong Jo. Sedangkan Jo tetap tenang. Pembicaraan keluarga sangat seru, dari hal receh sampai serius dibahas. Rea sadar keluarga suaminya sangat seru. Papa mertuanya yang adalah pensiunan angkatan darat ini sangat humble. Mereka juga membicarakan jodoh Debora di meja makan, yang dibicarai cuek saja. Dia malah asik bermain dengan kedua keponakannya.
Mas Alex suami mba Sara kakak Elon adalah seorang pengajar disekolah akademi angkatan darat di magelang. Dengan pangkat Kolonel. Mas Alex dan mba Sara adalah teman dari sekolah dasar sampai menegah atas. Kuliah mba Sara kedokteran, mas Alex akademi militer, selesai sekolah mas Alex ada sekolah di Amerika negara yang menyekolahkan. Maka sekarang di sekolah akademi militer angkatan darat, dia termasuk orang penting juga.
Malam ini mas Alex dan mba Sara serta Calista nginap disini.
"Jo bobo dengan bulek ya, sama mba Calista." Bayi satu bulan itu hanya tersenyum dan tertawa.
"Ngak bisalah bulek, kan bulek ngak bisa nenen. Ade Jo nangis nanti, ade Jo sama mami Rea aja ya." Semua tertawa melihat tingkah Calista. Debora menyerahkan Jo kepada maminya dan langsung mengendong si cerewet Calista dan mereka langsung ke lantai dua, setelah Calista mencium semua orang.
"Makanya dek menikah cepat?"
"Belum ada yang sama seperti papa, mas Elon dan Alex."
Malam ini Rea mengijinkan Ema beristirahat dikamarnya. Rea yang akan menghendel Jo jika dia menangis. Selesai membersihkan tubuhnya dengan air hangat, Rea mengosok minyak bayi, menganti popok dan bajunya.
"Anak mami sudah ganteng lagi. Sekarang nen dan bobo." Jo hanya tersenyum kepada maminya. Rea menyusui di kursi khusus. Sementara di kupang tante Sin bersama Isak yang sudah pulang duluan sedang mengatur kamar buat Jo anak komandan. Karena rencana komandan akan membawa mereka pulang ke Kupang. Elon terus memantau renovasi itu. Dia mau anaknya nyaman juga istrinya jika berada diruangan itu.
"Sudah bobo sayang jagoan kita."
"Sudah mas."
Elon langsung mengambil jo dan mengendong anaknya kemudian diletakan di tempat tidurnya. Kamar Elon sudah terkunci hanya pintu penghubung kamar Jo dan mami papinya terbuka. Kemudian dia mengendong Rea istrinya.
"Sekarang papinya Jo yang mau nenen."
"Mas....."
"Ya sayang, mas pengen banget. Sudah bisa kan?" Rea hanya menganggukkan kepalanya. Dia memberi lampu hijau kepada suaminya. Maka aksi menyatunya dua insan pun terjadi, apalagi Elon sudah puasa satu bulan lebih. Maka malam ini menjadi saksi percintaan mereka. Tiga ronde memang yang dilakukan oleh mereka berdua. Saat pelepasan mereka secara bersama, Jo menangis. Elon dan Rea tersenyum. Maka Elon menggunakan piama tidur kekamar anaknya.
"Kamu tidur saja sayang, biar mas yang ngurus adek." Elon mencium istrinya dan dia kekamar anaknya didapati Jo sedang bermain. Ketika di cek oleh papinya ternyata Jo buang air besar. Elon langsung menganti popok Jo ditempatnya. Elon melakukan sangat hati - hati dan telaten. Setelah dilap dengan tisu basa. Dicuci dengan air hangat yang sudah diberi pada handuk, menglap, memberi minyak ganti popok.
"Anak papi sudah rapi lagi. Bobok ya?" Jo mencari - cari makanannya pada Elon. "Adek mau nen, sabar ya papi siapkan. Sekarang ade nen pake dot dulu ya. Biar mami bobo, adek papi yang urus ya."
Selesai meniduri anaknya, Jo ke kamar mereka, disana dia melihat istrinya sedang tertidur tanpa membersihkan diri dan masih tidak menggunakan baju, terlihat bajunya masih berserahkan dilantai. Elon merapikan baju mereka dan meletakkan dikeranjang baju kotor, dia membersihkan dirinya. Dan setelah itu membersihkan diri istrinya. Dan kemudian diganti bajunya dengan yang baru.
"Kamu sangat cantik jika seperti ini, sebenarnya membangunkan juniorku juga, namun sayang kamu sudah terlihat lelah, kalau tidak pasti satu atau dua ronde lagi."
Elon pun tidur disamping istrinya, ditarik tubuh istrinya agar tetap ada dalam pelukannya. Dan mereka pun tidur sampai pagi.