NovelToon NovelToon
Melepaskan Pernikahan Toxic

Melepaskan Pernikahan Toxic

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Pelakor / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kiki Putri

Pernikahan merupakah ibadah seumur hidup. Mendambakan kehidupan pernikahan yang bahagia layaknya di Surga adalah impian semua orang. Apa jadinya jika malah sebaliknya yang terjadi. Pertentangan tak henti, saling menyakiti, kehidupan pernikahan seperti Neraka penuh petaka, apa yang harus dilakukan? Tetap terkurung dalam Neraka atau mencari Surga lainnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiki Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan jalan Menuju Surga

Kabut lebat yang menyelimuti sekeliling dengan udara segar disertai pepohonan rindang. Dari kejauhan tergambar lukisan laut di balik pegununang dengan warna biru putih yang indah.

"Makasih ya Nang. Kamu mu nemenin aku. Rasanya penat sekali saat ini. Aku cuma butuh teman untuk cerita." Ku tatap lelaki yang dulu pernah ku cintai ini. Sekarang aku hanya menganggapnya teman, hanya dia yang aku miliki.

"Aku takut dianggap sebagai perebut istri orang." Ujarnya sembari tertawa.

"Emang kita ngapain? Tidak sekotor yang suamiku pikirkan kan." Ku ucapkan sambil bersungut-sungut.

"Memang suamimu mikir kita ngapain?" Kali ini Nanang menatapku sedikit nakal.

"Nang. Aku bukan wanita yang seeperti itu. Keputusan ini ku ambil juga setelah lima tahun bertahan. Tidak mudah, tapi tidak terlihat dia akan berubah." Ku ayun-ayunkan kedua kaki sambil tersenyum kecut. Mengingat kembali masa-masa pernikahan kami.

"Kamu mau dengar Nang?"

Waktu itu:

"Ayolah kita damai saja. Toh sekarang kita sudah jadi suami istri yang sah. Kita nikmati saja kehidupan rumah tangga kita yang bahagia." Ujar suamiku tanpa senyum.

"Aku dari awal kan sudah minta pisah, tapi sida yang menahan aku mas." Ucapku kesal kala itu.

"Kamu ingatkan sebelum kita nikah, umi dan mamiq pernah memberitahu kita. Mereka menjual tahunan beberapa sawah mereka untuk biaya pernikahan, biaya hidup sehari-hari kita sementara dan sebagai modal usaha kita. Mereka sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk kita." Mas Reza berbicara dengan nada menggebu-gebu. Sesekali itu mengelengkan kepalanya dengan kedua tangan pinggangnya yang besar.

"Iya tepat sekali. Lebih tepatnya lagi mereka meminta kita yang harus menebus sendiri sawah itu dalam beberapa tahun setelah pernikahan kita kan." Aku kembali lagi mengingat percakapan bersama kedua mertuaku sebelum resmi menjadi menantu mereka.

"Ya kita harus bisa mengembalikan itu kembali. Jadi mari jalani kehidupan rumah tangga ini dengan perjuangan bersama. Kamu bisa memulai membuka kiosmu besok. Kita bisa mulai memikirkan untuk mengumpulkan uang agar bisa mengembalikan sawah itu." Ucap suamiku tanpa memperdulikan harga diri istrinya.

"Jadi kamu hanya mempertahankan aku karena itu mas?" Tanyaku pilu.

"Ya itu salah satunya. Tapi aku juga suka kok sama kamu. Meski kamu seperti ini." Ujar mas Reza bahkan tanpa menatap mataku. Pandangannya menyapu ujung kepala hingga ujung kakiku. Rasanya lebih menyakitkan lagi. Lebih baik ia tak berkata seperti itu.

Suamiku ini memang sudah jahat padaku sedari awal. Namun selalu saja setelah menjatuhkanku ia memiliki cara lagi untuk membuatku tetap di sisinya.

Aku masih bertahan dengan suamiku sebab masih mengharapkan Surga dari telapak kakinya. Mungkin ini ujian yang harus aku lalui sebagai seorang istri.

"Ujian setiap orang itu beda, ada yang dari suaminya, ada yang dari anaknya, ada yang dari keluarganya, ada yang dari iparnya. Bahkan ada yang dari ekonominya. Beragam sekali. Tak sama semuanya nak. Jadi jika suatu saat kamu menikah, pasti salah satunya akan kamu alami. Namun ibu selalu berdoa semoga kelak kamu dapat jodoh yang baik, dengan keluarga yang baik pula. Semoga Allah melapangkan rejeki kalian. Semoga cinta kalian tidak akan terpisahkan. Kelak kamu pasti akan menemukan Surga dalam rumah tanggamu nak, ibu selalu berdo'a yang terbaik untuk anak-anak ibu." Kata ibu sambil menggenggam kedua tanganku. Ibu menatapku lekat dengan harapan tulusnya, saat itu aku baru saja lulus kuliah.

"Pasti ibu. Lya akan dapat semua yang ibu do'akan." Ku rebahkan kepalaku di pangkuan ibu. Rasanya damai sekali kala itu yang ku tahu rumah seperti Surga yang ku alami di dalamnya adalah jalan menuju Surga. Itu yang aku yakini saat itu.

1
Selviana
Aku sudah mampir nih kak.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul (Terpaksa Menikah Dengan Kakak Ipar)
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!