NovelToon NovelToon
Bukan Sekedar Sugar Daddy

Bukan Sekedar Sugar Daddy

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:773.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Tri Haryani

Dia adalah pria yang sangat tampan, namun hidupnya tak bahagia meski memiliki istri berparas cantik karena sejatinya dia adalah pria miskin yang dianggap menumpang hidup pada keluarga sang istri.

Edwin berjuang keras dan membuktikan bila dirinya bisa menjadi orang kaya hingga diusia pernikahan ke-8 tahun dia berhasil menjadi pengusaha kaya, tapi sayangnya semua itu tak merubah apapun yang terjadi.

Edwin bertemu dengan seorang gadis yang ingin menjual kesuciannya demi membiayai pengobatan sang ibu. Karena kasihan Edwin pun menolongnya.

"Bagaimana saya membalas kebaikan anda, Pak?" Andini.

"Jadilah simpananku." Edwin.

Akankah menjadikan Andini simpanan mampu membuat Edwin berpaling dari sang istri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 5 Berguna untuk Orang Lain

Perkataan Edwin itu terdengar sombong di telinga Louis membuat pria itu tersenyum miring, meremehkan seseorang yang ada di hadapannya.

Bima terkejut tak percaya pada apa yang baru saja Edwin katakan, sementara Andini seketika menghentikan tangisnya dan memilih mendengarkan perdebatan dua pria dihadapannya.

Louis kembali menarik rambut Andini lebih kuat lagi.

"Akkhh!" pekik Andini yang merasa kesakitan.

Edwin semakin tidak tega melihat Andini diperlakukan seperti itu. Didepan banyak orang saja Louis memperlakukannya kasar, Edwin tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya saat Andini melayani pria itu.

"Kita buat kesepakatan agar anda mau melepaskan gadis itu." Edwin masih berusaha membujuk Louis.

"Anda bersi keras sekali menginginkan saya melepaskan gadis ini. Apa anda juga tertarik padanya?" tanya Louis.

Edwin melirik Andini yang rambutnya masih dijambak Louis. Gadis itu memiliki wajah cantik, mata bulat, hidung mancung, pipi tembem, bibir tipis dengan luka disudut bibirnya. Gadis itu sangat menarik, tapi ia melakukan semua ini bukan karena tertarik pada parasnya melainkan karena kasihan.

"Saya hanya kasihan padanya karena anda memperlakukan dia sangat kasar," ucap Edwin.

"Saya berhak melakukan apa saja yang saya inginkan karena saya sudah membelinya."

"Kesepakatan apa yang anda inginkan agar anda mau melepaskannya?" tanya Edwin lagi.

"Jangan lakukan itu, Pak, kami sedang butuh uang dari Pak Louis," sela Bima.

"Anda dengar sendiri, bukan, bila kakak gadis ini yang menginginkan saya untuk tetap membelinya." Louis tersenyum meremehkan.

Edwin menatap Bima dengan lekat terlihat jelas bila lelaki dihadapannya itu sedang putus asa karena tak mendapatkan uang banyak untuk biaya pengobatan ibunya. Ia beralih menatap Andini, gadis malang yang rela berkorban demi baktinya pada sang ibu.

"Berapa uang yang kamu butuhkan?" tanya Edwin pada Bima.

Bima meneguk salivanya. Ia tak berani menyebutkan karena jumlahnya sangat banyak, lagi pula ia tak yakin bila pria yang bertanya itu akan memberikan uang sebanyak itu pada dirinya dan juga Andini.

Tidak mendapat jawaban dari Bima, Edwin pun bertanya pada Andini. "Berapa uang yang kamu butuhkan?" tanyanya.

Andini menatap sang kakak menanyakan pendapat kakaknya melalui tatapan, Bima menggelengkan kepala mengisyaratkan Andini agar tidak memberi tahukannya, tapi Andini yang tersiksa seperti ini sudah tidak tahan lagi dan akhirnya ia pun memberitahu Edwin.

"400 juta untuk biaya pengobatan ibu kami, Pak," ucap Andini.

Edwin mengangguk. "Akan saya beri uang itu padamu," ucapnya pada Andini.

Edwin kembali menatap Louis dihadapannya. "Berapa uang muka yang sudah anda berikan pada mereka? Saya akan menggantinya 3 kali lipat," ucapnya.

"Anda tidak perlu melakukan itu untuk kami, Pak, anda akan rugi bila mengganti sebanyak itu," sela Bima lagi.

Edwin tak menghiraukan perkataan Bima, ia menatap Louis lekat. "Bagaimana? saya akan mengganti uang anda 3 kali lipat," tanyanya lagi.

"Saya mau 5 kali lipat," ucap Louis.

"Akan saya beri." Edwin mengatakan dengan yakin tanpa ada keraguan sedikitpun.

Louis berpikir sejenak menimbang untung ruginya ia melepaskan Andini.

"Baiklah saya akan melepaskannya." Louis akhirnya memutuskan melepaskan Andini karena disini ia cukup diuntungkan. Dari uang ganti rugi itu Louis akan gunakan untuk menyenangkan dirinya sendiri.

Louis melepaskan tangannya dari rambut Andini, mendorong kasar gadis itu kearah Edwin. Edwin dengan sigap menangkap tubuh Andini yang nyaris terjatuh bila ia tak menangkapnya.

"Saya tunggu uang ganti rugi dari anda," ucap Louis sebelum melangkah pergi.

Edwin mengangguk dengan tangan masih memeluk Andini. Bahu Andini berguncang, Edwin tahu bila gadis yang ia dekap itu tengah menangis. Edwin mengusap punggung Andini membiarkannya menangis dipelukannya.

Andini menghentikan tangisnya saat ia sadar bila tengah menangis diperlukan pria asing, mengusap air matanya kemudian mengurai pelukannya dari tubuh Edwin.

"Terima kasih, Pak, anda sudah menyelamatkan saya," ucap Andini yang dibalas anggukan kepala oleh Edwin.

Edwin melirik Bima yang menatap benci padanya. Bima khawatir Edwin hanya main-main dengan perkataannya dimana pria itu akan memberi uang biaya pengobatan untuk sang ibu. Bima tak mau bila Edwin hanya memberi harapan palsu dan ibunya jadi korban disini.

Andini menghampiri Bima, memeluk erat sang kakak dan menangis lagi di sana. Menangis bukan karena sedih melainkan karena terharu ada seseorang yang menolongnya dari ketidakberdayaan ini. Meski Andini tidak yakin Edwin benar-benar akan membiayai pengobatan sang ibu tapi bagi Andini, Edwin adalah sosok pahlawan untuknya.

Bima mengusap punggung Andini namun pandangannya masih menatap tak suka pada Edwin. Edwin yang mengerti arti tatapan dari Bima segera mendekat pada adik dan kakak yang sedang berpelukan itu.

"Antar saya ke rumah sakit ibu kalian dirawat," titah Edwin.

Andini mengurai pelukannya pada Bima, menatap Edwin yang memasang wajah meyakinkan lalu mengangguk

Mereka pun akhirnya mendatangi rumah sakit di mana ibu Andini dirawat. Tiba di sana Edwin meminta perawat lebih dulu mengobati luka disudut bibir Andini. Luka entah karena ditampar Bima atau mendapat kekerasan dari Louis yang jelas luka itu benar-benar mengganggunya.

Setelahnya Andini mengajak Edwin untuk membesuk ibunya terlebih dahulu. Edwin menatap wanita paruh baya yang sedang terbaring lemah diranjang rumah sakit.

Ibu Della namanya, beliau sakit paru-paru sejak 3 tahun yang lalu dan harus mendapat perawatan di rumah sakit. Selama ini Bima dan Andini bekerja keras untuk membiayai pengobatan sang ibu namun kondisi Ibu mereka tidak kunjung membaik dan harus mendapat tindakan lebih lanjut seperti operasi dan pengobatan lainnya.

Edwin melirik Andini yang berdiri disampingnya. Gadis itu menceritakan semuanya mengenai kondisi sang ibu padanya. Sesekali juga Andini menyeka air mata yang keluar begitu saja tanpa bisa ia tahan.

"Aduh mata saya kelilipan, Pak," ucap Andini memalingkan wajahnya agar tak dilihat oleh Edwin air matanya mengalir deras.

Edwin menatap nanar pada Andini, ia benar-benar kasihan pada gadis itu. Usia masih 20 tahun tapi harus menanggung beban berat seperti ini. Belum lagi bila Andini benar-benar menjual kesuciannya sudah dipastikan gadis itu akan menderita seumur hidupnya meski tujuannya untuk menolong sang ibu.

Edwin meninggalkan Andini dan Bima di ruang rawat Ibu Della sementara dirinya mendatangi bagian administrasi untuk membayarkan seluruh tagihan rumah sakit ibu Della, tunggakkan, biaya pengobatan lainnya dan operasi yang akan dilakukan tidak lama lagi.

Uang 400 juta tidak ada apa-apanya bagi Edwin. Mona sang istri tidak pernah membutuhkan uangnya, bukan hanya uangnya saja melainkan juga dengan dirinya. Bertemu dengan Andini yang hendak menjual kesuciannya membuat Edwin sejenak bisa melupakan masalah rumah tangganya. Edwin bersyukur dirinya bisa berguna untuk orang lain.

"Bagaimana cara saya membalas kebaikan anda, Pak?"

1
Ros Ani Fauzi
Pst Mona masih hidup
Swinarni Ryadi
sedikit saja bs menghargai orang, mungkin mona akan lebih baik
Eny Pujiwati
Penyampaian alur cerita simple mudah dipahami, penggunaan bahasa cukup komunikatif dan santun, konten luarbiasa, pembelajaran utk wanita karir jaman now
Swinarni Ryadi
laki2 yg sdh diberikan banyak kenikmatan tp ternyata msh egois, serakah
Anita Nita
lebih naik nikah sirih aja dari pada seperti itu thoor
Anita Nita
edwin nikah sirih aja sama andini...
Swinarni Ryadi
contoh orang tua yang tidak baik, hrsnya klu anak bahagia orang tua ikut bahagia, dan mengajar kan untuk berbakti pd suami dl br orang tua klu sdh bersuami
Dwiyar Ryan
Luar biasa
Reni Fitria Mai
Saya juga setuju dengan perkataan arif, Edwin hanya mencari kenyamanan kepada Andini karena tidak mendapatkan pada Mona, Dia mendapatkan Cinta sejati pada mona, sedangkan kenyamanan pada Andini
Rafly Rafly
Lumayan
Hendra Hermawan
Buruk
Hendra Hermawan
Biasa
Swinarni Ryadi
banyak banget duitnya pak Edwin ya
Swinarni Ryadi
ada ya orang tua yg jahat
Hendra Yustikarini
Luar biasa
Hendra Yustikarini
Kecewa
r i t a
Luar biasa
Greenenly
A+
Greenenly
bagus itu biar Edwin dan istrinya bercerai
Greenenly
kapan dia akan sadar dan mengerti..?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!