Difitnah, ditalak, dan diusir suaminya tidak membuat seorang wanita bernama Mila menyerah. Dia tetap bertahan demi untuk mendapatkan hak asuh anaknya.
Setelah dipisahkan dengan anaknya, Mila akan terus berjuang untuk mendapatkan anaknya kembali.
Apa yang akan Mila lakukan agar Aluna bisa kembali ke dalam pelukannya lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Egois
Aluna masih menatap kosong ke depan. Sudah tiga hari ini dia tidak mau masuk sekolah. Biasanya, setiap hari Mila yang mengantar Aluna sekolah. Selama Mila tidak ada, Aluna mogok sekolah. Karena dia tidak mau di antar ayah atau neneknya.
Saat ini, Aluna masih duduk di teras depan rumah. Dia masih tampak sedih karena kepergian ibunya.
"Mama, Mama ada di mana sekarang, Luna kangen sama Mama," gumam Aluna di kesendiriannya.
Beberapa saat kemudian, Bu Retno keluar dari rumah. Dia tersenyum saat melihat cucunya duduk sendiri di teras depan rumah.
Kasihan cucuku. Dia sedih banget begitu. Adnan Adnan, kenapa kamu tega sekali mengusir istrimu dari rumah. Kamu nggak kasihan Adnan sama anak kamu, batin Bu Retno.
Bu Retno berjalan mendekati Aluna.
"Aluna, nenek cariin, ternyata kamu ada di sini," ucap Bu Retno.
Bu Retno kemudian duduk di dekat Aluna.
"Kamu lagi ngapain sih di sini? lagi nungguin Papa ya?" tanya Bu Retno.
Aluna yang di tanya hanya diam. Entah dia mendengarkan atau tidak pertanyaan neneknya.
"Aluna, kita masuk ke dalam yuk! udah sore Aluna! kamu belum mandi kan. Kamu mandi dulu ya," ajak Bu Retno.
Aluna menoleh ke sampingnya duduk.
"Aku mau di sini aja Nek. Aku mau nungguin Mama," ucap Aluna.
Bu Retno diam. Dia merasa iba dengan cucunya. Seandainya Bu Retno tahu di mana Mila, dia pasti sudah mengantarkan Aluna bertemu ibunya.
"Nenek, kemarin kan nenek janji, nenek mau ngantar aku cari Mama, aku pengin kita cari mama Nek," ucap Aluna.
"Tapi kita mau cari mama kamu di mana Aluna. Mama kamu aja nggak bisa di hubungi." Bu Retno tampak bingung.
"Pokoknya aku mau cari Mama! kalau nenek nggak mau bantuin aku cari Mama, aku mau cari mama sendiri!" ucap Aluna dengan nada tinggi.
"Iya, kita akan cari mama. Tapi nanti ya, Aluna sabar ya."
Aluna mengangguk.
Di sela-sela Aluna dan Bu Retno ngobrol, sebuah mobil hitam masuk ke halaman depan rumah mereka.
Adnan turun dari mobilnya. Dia kemudian melangkah mendekati anaknya yang saat ini masih duduk di teras.
"Assalamualaikum," ucap Adnan.
"Wa'alakiumsalam," jawab Bu Retno.
"Tuh, Papa kamu sudah pulang."
Adnan menatap putrinya lekat.
"Kenapa lagi Aluna Bu?" tanya Adnan pada Bu Retno.
"Sepertinya Aluna masih sedih Adnan, dengan kepergian ibunya."
Aluna bangkit dari duduknya. Setelah itu dia meraih tangan ayahnya dan menggenggamnya erat.
"Papa, aku pengin cari Mama. Antar aku cari Mama papa," rengek Aluna di depan ayahnya.
"Untuk apa cari mama? papa juga tidak tahu mama kamu ada di mana sekarang."
Aluna tiba-tiba menangis. Membuat Bu Retno dan Adnan terkejut.
"Papa, ayo kita cari Mama Pa. Mama di mana Pa sekarang. Aku kangen sama Mama Pa. Hiks...hik...hik..."
Adnan memejamkan matanya sejenak. Setelah itu dia mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Aluna.
Adnan mengusap air mata Aluna.
"Nggak usah nangis. Mama kamu itu nggak pernah sayang sama kamu Aluna. Coba lihat, sekarang Mama kamu pergi dan dia nggak bisa lagi di hubungi. Itu artinya, mama kamu sudah melupakan kamu. Dan papa mohon, kamu lupakan juga mama ya," ucap Adnan.
Dari kemarin Adnan selalu memutar balikkan fakta saat bicara dengan Aluna. Dia berusaha untuk meyakinkan Aluna, kalau ibunya lah yang salah.
Adnan selalu bilang pada Aluna, kalau ibunya pergi dari rumah karena ibunya sudah tidak sayang lagi pada Aluna. Adnan selalu berusaha mencuci otak Aluna, agar Aluna membenci ibunya dan tidak menanyakan lagi soal Mila.
Adnan pusing , saat Aluna merengek meminta Adnan untuk mencari Mila. Karena Adnan sama sekali tidak punya niatan untuk mencari Mila.
"Papa, kenapa Mama pergi. Benarkah kalau mama udah nggak sayang lagi sama Luna?" tanya Mila menatap ayah lekat.
"Iya. Mama kamu sengaja pergi ninggalin kamu, karena dia udah nggak sayang lagi sama kamu dan Papa. Dia bukan mama yang baik untuk kamu. Mulai sekarang, Luna lupain Mama ya. "
Aluna diam dan tampak berfikir.
Benarkah apa yang dikatakan Papa kalau mama udah nggak sayang sama aku, batin Aluna.
"Aluna, ayo kita masuk sayang. Udah mau sore. Kita ngobrol di dalam aja ya sayang," ucap Bu Retno.
Bu Retno merangkul bahu Aluna dan membawa Aluna masuk ke dalam.
Setelah Bu Retno dan Aluna masuk ke dalam rumah, Adnan mengikuti mereka masuk ke dalam.
Bu Retno dan Aluna duduk di ruang tengah, sementara Adnan naik ke lantai atas untuk ke kamarnya.
Adnan duduk di sisi ranjangnya. Dia kemudian mengurut keningnya dengan salah satu tangannya.
"Aluna, kamu sudah buat Papa semakin pusing saja. Mana mungkin Papa akan cari mama kamu, mama kamu sudah mengkhianati Papa Aluna. Kamu masih terlalu kecil untuk tahu masalah Papa dan Mama Aluna," ucap Adnan.
Adnan membuka jasnya. Setelah itu dia pun membuka dasinya.
Adnan mengambil handuk dan berjalan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Selesai mandi, Adnan keluar dari kamar mandi. Dia ganti baju dan melangkah ke luar dari kamarnya.
Adnan menuruni anak tangga. Setelah itu dia menghampiri ibunya di ruang tengah.
"Bu, ibu sendirian aja. Di mana Luna?" tanya Adnan sembari menghempaskan tubuhnya di atas sofa.
"Luna lagi mandi. Tadi dia sama Mbak Asih" jawab Bu Retno.
Bu Retno menatap Adnan tajam.
"Adnan, seharusnya kamu jangan bicara macam-macam sama Aluna. Dia masih kecil Adnan. Dia itu masih butuh ibunya."
"Bu, aku pusing Bu, kalau Aluna merengek meminta aku untuk mencari Mila. Aku saja udah talak dia. Untuk apa aku memintanya kembali. "
"Tapi setidaknya kamu jangan pengaruhi Aluna untuk membenci ibunya. Ingat Adnan, Mila itu wanita yang baik. Jika kamu bercerai dengan dia, belum tentu kamu menemukan lagu wanita sebaik dia."
"Sudahlah, Bu. Jangan belain Mila terus. Sebenarnya Mila atau aku sih Bu yang anak ibu. Kenapa ibu malah lebih belain Mila dari pada aku."
"Adnan, siapa sih yang belain Mila. Ibu nggak belain Mila. Ibu cuma kasihan sama anak kamu. Kamu jangan gegabah untuk ambil keputusan. Kasihan Aluna, dia masih butuh ibunya, jika kamu dan Mila bercerai, bagaimana dengan Aluna."
"Bu, ibu nggak usah terlalu ikut campur urusan aku Bu. Mila itu udah khianati aku Bu. Dia sudah selingkuhin aku. Aku nggak mungkin membiarkan harga diri aku di injak-injak seperti ini."
Bu Retno tidak tahu lagi, bagaimana caranya dia untuk membujuk anaknya. Agar anaknya mau membawa Mila pulang kembali ke rumahnya.
karena ketika enak sj yg d kejar setelah dapat akan di balik kondisinya. apalagi kau memulai ny dgn tidak baik.
.
buat koreksi aj kak, agar ke depan ceritanya lebih enak di baca, ^^