Safire adalah seorang Dokter di masa depan, tiba-tiba dia sudah berada di tubuh seorang Putri. Istri dari seorang Pangeran yang dulunya adalah kandidat Putra Mahkota terkuat, tapi karena suatu insiden memalukan akhirnya sang Pangeran harus kehilangan wajah dan wibawa-nya. Karena penjebakan Esmera, akhirnya dia harus menikahi wanita yang tidak disukainya. Seorang Putri yang sangat angkuh, jahat dan licik.
"Kau bangun?! Ckkkk.... aku kira kau mati! itu yang aku harapkan! Jangan pikir aku menyentuh dan menggaulimu karena aku menginginkanmu, Esmera! Aku dipaksa meminum obat oleh Ibu Suri karena kau merengek padanya. Kau bilang padanya setelah aku menikahimu aku tidak pernah menyentuhmu! Bahkan sekarang setelah aku menyetubuhimu, aku ji jik pada diriku sendiri!" ujar Pangeran Alexander berwajah ji jik.
Akankah Safire bisa merubah stigma buruk Putri Esmera, pemilik tubuh yang ia masuki?
Yuk, kepoin aja...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab - 5 Tabib Sudah Menyerah Dengan Penyakit Kakek- Sang KAISAR.
Bab.5
Sesampai nya di depan Istana, tanpa ingin membantu Safire Pangeran lebih dulu turun meninggalkan Safire di dalam kereta kuda. Safire ragu untuk turun, karena ia bukan seorang wanita Bangsawan yang bisa menjaga sikap. Meskipun ingatan tentang tata cara bersikap seorang Putri dari si pemilik tubuh bisa ia hapal, tetap saja waktunya terlalu cepat untuk bertemu dengan orang - orang Istana.
Pangeran Alexander berbalik, mengerutkan keningnya melihat tingkah ragu - ragu Esmera.
"Keluar!"
Safire tersentak, ia memilin kedua tangannya. Namun akhirnya ia turun dari dalam kereta kuda dengan langkah kaku karena tubuhnya tak bisa merasakan apapun termasuk kakinya yang menginjak tanah.
"Lebih cepat! Jangan membuat ku emosi!" Pangeran membalikkan tubuhnya, kembali berjalan menuju pintu Istana.
Degh!
Di depannya, wanita yang pernah berbagi cinta dengannya sedang berdiri menatapnya. Pangeran menghentikan langkahnya tak jauh dari wanita itu.
Putri Abigail namanya, sangat menawan dan murah tersenyum. Bak bidadari, wajahnya yang selalu ceria teramat membuat Pangeran Alexander jatuh cinta. Ya, itu lah hubungan diantara keduanya sebelum insiden penjebakan Esmera pada Pangeran Alexander terjadi. Kini, semuanya telah usai. Sang pujaan hati telah menikah satu bulan lalu dengan Pangeran Levon, adiknya sendiri berbeda ibu.
Ibu kandung Pangeran Levon adalah sang Ratu, sedangkan Ibu Pangeran Alexander hanyalah salah satu selir dari sekian banyak nya selir Raja Gilmer.
Putri Abigail maju mendekat ke arah Pangeran Alexander, "Salam, Pangeran Alexander."
Dengan kelembutan seorang Putri yang dulunya adalah seorang Lady anak dari Duke. Didikan dan darah Bangsawan sangat terpancar dari dalam diri Putri Abigail.
"Hmm, kamu sehat? Aku dengar beberapa hari lalu kamu sakit."
"Kamu masih saja mencemaskanku." Putri Abigail tersenyum senang, sepertinya mantan kekasihnya itu masih sangat mencintainya. Dicintai dua Pangeran sekaligus, apalagi yang lebih membahagiakan dari itu.
"Hmm."
Sudut matanya melihat pergerakan Putri Esmera, dia mendekati wanita yang sudah menjadi istri dari mantan kekasihnya. "Salam, Putri Esmera."
Safire hanya mengangguk kaku, dia mengenal wanita di hadapannya dari ingatan asli si pemilik tubuh. "Salam, Putri Abigail."
Putri Abigail maju menggenggam tangan Safire, ia tersenyum sembari berbisik di telinga Safire. "Apa Pangeran Alexander sering menyiksamu, wajahmu kelihatan kesakitan. Yah... kamu memang pantas menerimanya, karena sudah merebutnya dariku dengan cara licik! Kau si rubah licik!"
Setelah mengatakannya, wajah Putri Abigail tersenyum ceria kembali dengan polos. Namun, seketika wajahnya merasa heran karena Putri Esmera tidak berteriak kesakitan, padahal ia sudah menusukkan jarum ke telapak tangan wanita itu. Tadinya ingin membuat sandiwara jika Putri Esmera menuduhnya menyakitinya, tak disangka ia gagal. Ia ingin citra jelek Putri Esmera semakin jelek karena tidak akan ada yang percaya jika dirinya menyakiti Esmera dan semua orang akan menganggap Esmera berbohong.
"Sayang, ayo masuk." Pangeran Levon datang merangkul mesra pinggang Putri Abigail. Ia lalu berbalik ke arah Pangeran Alexander. "Salam, Kakak. Kita harus masuk, di dalam semua orang sudah menunggu."
Pangeran Alexander mengangguk, "Jalan yang cepat, jangan seperti siput sangat lelet!" bentaknya pada Safire.
Safire tersenyum sinis, jika benar ingatan dari si pemilik tubuh, dulu Pangeran Alexander sangat tergila - gila pada Putri Abigail. Sekarang Pangeran Alexander harus melihat wanita yang digilainya dirangkul mesra tepat di depannya pasti merasa sakit. Pantas saja, Pangeran Alexander sangat membenci si pemilik tubuh, ternyata bukan hanya kandidat terkuat sebagai putra mahkota telah sirna tapi juga cinta yang sejak lama tumbuh, kini harus tergadaikan.
Di dalam Istana sangat ramai, semua selir - selir Raja ada, Ratu serta Pangeran dengan istri - istrinya. Bahkan anak perempuan Raja dan cucu Raja juga datang.
"Pangeran Alexander, kamu sudah datang. Masuklah, semua orang sudah masuk bergiliran. Tabib sudah menyerah dengan penyakit kakek, kakek sudah drop... kami sudah berpamitan untuk terakhir kalinya." Ujar salah satu Pangeran bernama Pangeran Yale. Anak dari selir Bitsy.
Pangeran terkejut, sejak kecil dia paling dekat dengan sang kakek. Kaisar selalu mengatakan ia adalah cucu kesayangan, tapi karena insiden penjebakan bahkan sang kakek tidak lagi memperdulikannya. Banyak alasan yang membuatnya membenci Esmera, bahkan hukuman mati saja tidak cukup untuk wanita itu.
________
Libur UP ya, Author mau lebaran dulu 🤗🙏🏻
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin. Semoga silaturahmi kita semua terus terjaga. Taqabbalallahu minna wa minkum, taqabbal ya karim 🤗🙏🏻
menyedihkan