NovelToon NovelToon
Cinta Pythagoras, Saranghae Om Duda

Cinta Pythagoras, Saranghae Om Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Duda / Teen School/College
Popularitas:85.2k
Nilai: 5
Nama Author: R.angela

Sekuel Hujan dari Langit untuk Bumi + Sold.

#Romcom
#Cerita Ringan

Kisah petualangan seorang gadis mencari 'rumah' yang mampu memberinya kebahagiaan dan bisa menerima kehadirannya.

Kisah remaja dan semua liku percintaan dan juga persahabatan yang diwarnai tangis dan tawa. Hingga sosok Duda tampan masuk dalam kisah Olin.

Hidup Rain, Duda muda nan tampan yang selama ini menutup diri terhadap wanita sejak kematian istrinya, harus porak-poranda ketika bertemu dengan gadis cantik dan selalu ceria di sekolah tempatnya menjadi dokter di UKS sekolah itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.angela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terlibat Perkelahian

Kilat amarah muncul di mata Olin. Langkah nya memburu seiring dengan emosi yang dia rasakan saat ini. Dia harus bergegas mencari orang yang menyalakan amarahnya.

Matanya sudah mengunci sasaran yang saat ini berada di depan toilet perempuan. Olin segera memangkas jarak, dan tanpa mengatakan apapun menarik dengan kuat rambut Nay yang saat itu membelakanginya.

"Awwu... sakit," pekik Nay menahan tangan Olin yang masih nangkring di kepalanya.

"Lepaskan gue, brengsek! Lepaskan rambut gue!" maki Nay yang kini tangannya sudah berhasil meraih rambut Olin yang saat itu di ikat ekor kuda dengan pernak-pernik warna-warni menghiasai rambutnya.

"Aku gak akan melepaskan mu! bakal aku robek mulutmu! Jangan pikir aku diam, karena takut pada mu, ya!" balas Olin yang semakin menguatkan jambakan di rambut Nay, tidak peduli kalau rambutnya pun saat ini sangat sakit dijambak kuat oleh Nay.

Merasa kesakitan di kulit kepala, masing-masing melepaskan jambakan mereka lalu bergerak mencakar bagian tubuh yang lain. Olin yang berusaha menyelamatkan wajah cantiknya agar tidak cacat, akhirnya harus merelakan kantong kemejanya sobek ditarik Nay, dan tangannya juga dicakar Nay dengan begitu kuat, hingga tidak hanya tergores tapi juga berdarah. Sementara Olin membalas mencakar leher Nay, dan menarik rok gadis itu hingga kancingnya copot, dan hanya ditahan oleh resletingnya.

Perkelahian itu semakin ganas, ditambah sorak sorai banyak siswa perempuan, mereka bukan melerai, justru bersemangat untuk melihat keduanya baku hantam.

Tepat saat itu, guru BP nan killer, yang mendengar suara keributan datang menghampiri dan melihat keduanya sudah saling timpa. Saat ini posisinya Olin yang ada di atas tubuh Nay, dan tangan keduanya saling mencekik leher masing-masing.

"Berhenti! Stop!" Pekik Bu Brenda. "Kalian ini perempuan, tapi kelakuannya kok kayak preman?! Kalian berdua ikut Ibu ke kantor BP!"

Keduanya saling melempar tatapan kebencian. Dengan tatapan membunuh, kedua gadis itu mengikuti langkah Miss Brenda ke sarangnya.

***

"Lo udah dengar kalau Nay sama Olin berkelahi?" ucap Boby yang baru masuk ke dalam kelas. Ketiga nya baru mengikuti kualifikasi pertandingan basket ke sekolah tetangga, jadi pastinya tidak mendengar kejadian heboh yang mengguncang sekolah Bhinneka Tunas Bangsa.

"Serius Lo? Mereka bertengkar? Karena apa? Olin baik-baik aja, kan?" tanya Sagara panik. Dia tidak jadi mengeluarkan ponselnya, bangkit lalu berjalan keluar kelas tanpa menunggu keterangan Boby. Tapi sahabatnya itu ikut menemani Sagara ke mana lagi kalau gak ke ruangan Miss Brenda.

Namun, kedatangan Sagara sia-sia. Pintu ruangan wanita lajang berusia 35 tahun itu tertutup untuk umum saat ini.

"Lo tahu kenapa mereka ribut?" tanya Sagara menatap Boby.

"Idih, mana gue tahu. Kita tadi bareng, ya, Nyet. Ya kali gue tahu. Gue cuma dengar dari mang Ujang, pas mau beli jajan di kantin, katanya tadi ada pertandingan smack down di dekat toilet cewek," jawab Boby.

Sagara ingin menunggu, tapi gak bisa. Bel pelajaran berikutnya sudah berbunyi, dan semua siswa harus masuk, kalau tidak guru BP yang lain akan patroli, mengintai siswa yang cabut pelajaran.

Hingga jam pelajaran terakhir berakhir, Nay belum balik ke kelas, yang artinya, Olin juga masih ada di sana.

Begitu bel berbunyi, kembali Saga berlari kecil menuju ruangan Miss Brenda, dan tepat saat itu keduanya juga akan keluar.

Banyak siswa yang kepo ingin melihat mereka berdua dan ingin mengetahui hasil akhir dari pertengkaran mereka bergerombol memadati koridor.

Banyak yang tertawa mencemooh keduanya, tapi tidak sedikit yang berempati pada Olin. Siswa cerdas itu baru kali ini terlibat pertengkaran hingga keadaannya awut-awutan begini.

"Ayo pulang," ucap Sagara mengajak keduanya. Dia tidak bisa memilih yang mana mau diselamatkan. Yang satu adalah sahabatnya sejak kecil dan yang satu lagi, gadis yang diam-diam dia sukai dan terlebih, Olin adalah gadis yang penting bagi keluarganya.

Tidak satupun dari kedua gadis itu yang menyambut ajakan Sagara. Keduanya membeku di tempatnya, lalu kembali terdengar suara-suara dari banyak murid yang menertawai penampilan mereka yang sudah tidak berbentuk, rambut aut-awutan dan pakaian juga sudah sobek di mana-mana.

Akhirnya keduanya memutuskan untuk berjalan menunduk, melewati koridor yang banyak dipadati oleh para siswa.

Olin mengutuk Miss Brenda yang melepaskan mereka di saat jam bubar sekolah. Seharusnya ceramahnya bisa lebih dipercepat dan mereka dibebaskan sesaat sebelum bel pulang berbunyi atau bila perlu mereka lebih lama ditahan dan ketika sekolah sudah sepi barulah mereka dilepas.

Ini seperti double hukuman. Sudah sakit, badan babak-belur, harus menerima rasa malu dan ejekan dari teman-teman ke sekolahnya pula.

Sagara mengikuti langkah keduanya, tepat di parkiran mereka mengambil jalan yang berbeda. Akhirnya Sagara melempar tas Naya yang sudah diambilnya, kepada Bobby, meminta pria itu untuk mengantarkan Naya pulang sementara dia mengejar Olin, membujuk gadis itu agar mau pulang bersamanya.

Keduanya sudah pasti akan menolak untuk berada di satu mobil yang sama. Pengejaran Sagara berbuah hasil. Dia langsung memegang pergelangan Olin hingga langkah gadis itu terhenti.

"Ayo pulang bareng gue, Lin," pinta Sagara. Suara pria itu begitu lembut. Jarang-jarang loh, Olin mendengar suara Sagara yang berkata lembut padanya.

"Lepaskan!" perintah Olin menarik tangannya, tapi tidak berhasil. Dia pikir mereka akan pulang bareng Nay, dan Olin tidak sudi sama dengan gadis itu.

"Ayo, Lin. Kita pulang, please," bujuk Sagara, kali ini malah terdengar begitu memohon. Olin tersentuh, tapi membayangkan dia bertemu dengan Nay lagi, membuatnya sedih. Air mata Olin turun.

Sejak tadi dia sudah menahan untuk tidak menangis. Dia tidak ingin orang menganggapnya cewek lemah, dan dianggap cengeng. Dia sudah jauh melupakan bagaimana cara menangis, sejak kedua orang tuanya meninggal.

Kala itu Olin menangis sejadi-jadinya, hingga untuk beberapa bulan lamanya pita suaranya hilang. Jadi, kali ini dia kembali menangis, dan itu pun karena kenangan orang tuanya diusik.

Sagara mengikis jarak diantara mereka. Kaku tapi ingin rasanya memberikan pundaknya untuk tempat Olin menangis.

"Udah, Lin. Jangan nangis lagi, please," bisik Sagara. Ragu-ragu mengulurkan tangannya ingin membelai rambut panjang gadis itu. Olin sudah tidak tahan, dia menubruk dada Sagara, dan menangis dengan kencang.

"Udah dong, Lin. Banyak orang lewat lihatin kita, nih. Mereka pikir gue mukul elo sampe nangis begini," ucap Sagara terus membelai pundak Olin yang bergetar karena tangisan.

"Peluk aku, Ga. Aku mohon, aku gak sanggup berdiri lagi," jawab Olin pelan.

Sagara yang kaku akhirnya menuruti permintaan Olin. Dalam benaknya semua dia lakukan yang penting gadis itu bisa diam.

15 menit tangisan itu berhenti. Sagara kini bisa bernapas lega. Dia akan berterima kasih pada tenggorokan Olin yang kehausan, hingga membuat gadis itu tersadar dan menghentikan tangisnya.

"Kita pulang, ya?" ucap Sagara kembali dengan suara dua kali lebih lembut dari tadi.

"Iya, tapi gak mau sama Nay. Pokonya, Kak Saga harus janji jangan temenan lagi sama gadis gila itu!" ucap Olin tegas.

"Nay udah pulang bareng Boby."

"Baguslah, pokoknya Kakak gak boleh dekat-dekat sama gadis bar-bar itu!" umpat Olin.

"Bukannya lo juga sama aja kayak dia?"

1
GeL
Mulai bulan depan ya kak
Ratna
kok ngak ada lanjutan cerita Olin thorr,,,
padahal udah lama slalu ngecek tapi gx ada sampai sekarang.
Ratna
kok masih cerita si qwen sih
itukan masalalu gue udah baca di judul Mak bapaknya,,
lanjutin ceritanya Olin dong thor
Widaandriani27@gmail.com Gmail.com
Luar biasa
Monita Sari Part II
kok GK lanjut cerita olin'a ??
lanjut donk cerita olin'a
Ani Wafi
Luar biasa
natali1515
bagus banget ceritannya
Ai Cinun
kak kisah rain apa sampai disini aza
Ainy Bundanya Gilang
mgkin othor nya nulis smpe tamat dlu mgkin cerita nya Bru di up smua nya...😃✌️msh berharap masih ngguin sbnar nya🙏🙏
Fitriani Fitriani
kok gak ada lajutannya thor
Ai Cinun
kak lanjut donk
Fitriani Fitriani
laaaaaaazzzjuuuuuuut
Ai Cinun
kak rain blom up yg terbaru kah???
Neng Ati
bee knp sih kamu egois banget,dr dl waktu sebelum menikah sama bintang jg kamu selalu bikin kesal pembaca,sadarlah rain dan Olin itu saling mencintai knp kamu halang2i,tega banget
Yuni Rahma
d tunggu up nya thor
GeL: Hai kak, terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Ainy Bundanya Gilang
othor nya sakit atau gimana sih? kok d tggu GK pernah up😭😭padahal tiap hri check,eh blm jg ada up trbru nya🙏🙏
GeL: Hai kak, maaf karena jadi gak nyaman, silakan baca bab 40-45, sudah otor perbarui isinya
total 1 replies
Yuni Rahma
lanjut thor, penasaran sm ceritanya
Tiwik
thor kok lama nggak up rain dan olin sih
kamu sehat kan thor nggak sedang sakit kan ????
semoga sehat selalu thor ku tunggu up nya
GeL: hai kak, kisah Rain udah aku revisi, silakan baca lanjutannya yang terbaru mulai bab 40-45
total 1 replies
Neng Ati
sabar menunggu,tau2 double up kan bikin seneng hehehe
abhipraya
kok blm up kk rain sma olin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!