NovelToon NovelToon
I Am Morgan Seraphine

I Am Morgan Seraphine

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Playboy / Cinta Beda Dunia / Diam-Diam Cinta / Sugar daddy / Ayah Darurat
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Maeee

Bagaimana jadinya ketika bayi yang ditinggal di jalanan lalu dipungut oleh panti asuhan, ketika dia dewasa menemukan bayi di jalanan seperti sedang melihat dirinya sendiri, lalu dia memutuskan untuk merawatnya? Morgan pria berusia 35 tahun yang beruntung dalam karir tapi sial dalam kisah cintanya, memutuskan untuk merawat anak yang ia temukan di jalanan sendirian. Yang semuanya diawali dengan keisengan belaka siapa yang menyangka kalau bayi itu kini sudah menjelma sebagai seorang gadis. Dia tumbuh cantik, pintar, dan polos. Morgan berhasil merawatnya dengan baik. Namun, cinta yang seharusnya ia dapat adalah cinta dari anak untuk ayah yang telah merawatnya, tapi yang terjadi justru di luar dugaannya. Siapa yang menyangka gadis yang ia pungut dan dibesarkan dengan susah payah justru mencintai dirinya layaknya seorang wanita pada pria? Mungkinkah sebenarnya gadis

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kiss Me More

Malam pertemuan bersama Cherry terasa memukul Charles dan Diana hingga membuat keduanya kelelahan dan tak bertenaga, karena itulah malam tadi mereka memutuskan untuk menginap di hotel, sehingga pagi ini mereka baru saja kembali ke kediaman mereka.

Keduanya berjalan berdampingan masuk ke dalam rumah sambil bertukar pikiran masih menyangkut tentang Cherry.

"Begini saja, bagaimana kalau kita menyewa seorang pengacara dan membawa kasus ini ke pengadilan?" usul Diana. Ia merasa ini adalah usul paling efektif untuk memecahkan masalah ini.

Charles tak langsung menjawab, langkahnya semakin melambat karena tengah berpikir.

"Kita harus mencari pengacara paling hebat sehingga pengadilan akan memberikan keputusan yang memihak pada kita. Tidak masalah meski kita harus berkorban banyak, yang terpenting kita bisa mendapatkan Cherry."

"Aku yakin, Cherry pun akan terbiasa bersama dengan kita seiring berjalannya waktu," lanjut sang istri. Charles masih tetap hanya diam.

Charles diam, namun isi kepalanya sangat berisik. Ia setuju dengan usulan istrinya, akan tetapi terasa ada yang mengganjal.

"Kalian ini ingin memiliki Cherry atau melihatnya bahagia?" celetuk Drake, dari balkon kamarnya.

Diana dan Charles pun secara tak sengaja bersama menengadahkan kepala mereka, menatap sang anak. Namun, wajah Drake selalu datar seperti biasa seperti dia tidak bisa mengekspresikan bahagia, sedih, ataupun bingung yang sedang dia rasakan.

"Kalian masih yakin mau egois setelah apa yang kalian lakukan pada Cherry?" gertak Drake.

"Haruskah aku ingatkan pada kalian bahwa Cherry dibuang secara sembarangan oleh kalian berdua? Sekarang dia sudah tumbuh dewasa dan menjadi gadis yang baik, dan kalian ingin mengambil dia dari sisi orang yang telah merawatnya?"

"Untuk apa? Kebahagiaannya? Aku yakin Cherry tidak bahagia dengan semua ini," tukasnya.

Ini masih pagi, matahari belum muncul, bahkan suasana di sekitar pun masih terasa nyaman, namun Diana dan Charles merasa seperti baru saja tersambar petir di siang bolong. Apa yang dikatakan Drake menampar mereka secara tak langsung.

"Apa kamu membenci Cherry, Drake?" tanya Diana. Setelah ia pikir kembali setiap menyangkut Cherry maka Drake akan berekspresi seperti tak suka dengan semua ini.

"Kalaupun Cherry bersama kita, aku dan ayahmu akan tetap mencintaimu, Drake. Kalian adalah anak kami berdua. Jadi, aku tidak akan bertindak bodoh dan gegabah lagi jika menyangkut kalian."

Drake membuang muka dari mereka. "Membencinya? Mungkin tidak," gumamnya.

Karena pikirannya melayang membayangkan tentang hari-hari yang telah ia lewati bersama Cherry, alhasil itu menciptakan garis-garis merah alami di pipinya. Drake tersenyum tipis.

"Aku mencintainya layaknya seorang lelaki pada perempuan karena aku tidak tahu bahwa dia adalah kakak ku," aku Drake lantang.

Jelas membuat Charles dan Diana tercengang sekaligus tak percaya.

"Tapi aku masih berakal makanya aku akan menghentikan perasaan ini. Namun, aku akan terus memberikan yang terbaik untuk gadis itu dan membuatnya selalu bahagia. Sebagai adiknya yang memiliki keluarga lengkap dan bisa dengan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya, aku ingin memberikan apa yang diinginkan dia."

"Dan yang pasti itu bukan tentang kalian. Jadi kalian juga harus berhenti melakukan semua ini. Biarkan saja Cherry dengan kehidupannya saat ini karena dia sudah bahagia dengan semua itu. Jangan datang padanya seakan-akan selama ini Cherry menunggu kedatangan kalian, karena itu tidak pernah terjadi."

"Cherry membutuhkan kalian berdua, itu hanya ada dalam pikiran kalian saja. Karena faktanya, Cherry hanya butuh Morgan di sisinya," ungkap Drake, yang lagi-lagi berhasil membuat kedua orang tuanya diam tak berkutik.

"Ah, dan satu hal lagi," tambah Drake. "Kau bilang apa tadi, Mom? Menyewa pengacara dan membawa kasus ini pengadilan? Konyol sekali. Aku ingin tertawa terbahak-bahak karena kebodohan kalian," sarkasnya.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu pada kami, Drake?"

"Karena saat kalian membawa kasus ini ke pengadilan dan memaksa Cherry agar kembali ke hidup kalian, Cherry pasti akan menolak dan membeberkan fakta pada semua orang bahwa kalian lah yang pertama membuangnya."

"Alih-alih mendapatkan Cherry, mungkin kalian akan menjadi tersangka," tukas Drake. "Sampai sini paham, kan kenapa aku menyarankan agar kalian tetap diam saja?" Sebelum mendengar jawaban orang tuanya Drake memilih pergi.

...----------------...

"Cherry, bangun. Little Baby!" Suara berat namun lembut itu mengalun masuk ke telinga Cherry yang masih meringkuk memejamkan matanya.

Mungkin alam bawah sadarnya sudah bangun, tapi matanya enggan dibuka, dan tubuhnya pun seakan membeku. Ia takut untuk menghadapi segala sesuatunya saat membuka mata.

"Cherry, kamu harus sekolah." Morgan berusaha sabar menghadapi gadis di pelukannya saat ini. Meski hatinya tak sama, tapi ia bisa merasakan semua yang sedang dirasakan Cherry.

"Aku tidak mau sekolah." Akhirnya Cherry mau menjawab satu ucapan Morgan. Membuat pria itu merasa sedikit senang karena akhirnya ia tidak merasa sedang berbicara dengan patung.

"Kamu juga tidak boleh bekerja. Bisakah?" Diam-diam Cherry menyelundupkan tangannya supaya bisa memeluk Morgan erat hingga tangannya kini menempel di punggung pria itu.

"Kalau itu yang kamu inginkan, maka aku tidak akan bekerja. Tapi, kamu harus janji untuk bangun, mandi, makan, dan melakukan aktivitas lainnya bersama ku."

"Baiklah." Cherry saat itu juga sedikit menjauhkan kepalanya dari dada Morgan dan membuka matanya perlahan.

Sorot matanya langsung bertemu dengan sorot mata milik Morgan. Sudut mata pria itu menyipit karena senyumnya.

"Jangan menjual ku. Kumohon," lirih Cherry, lagi-lagi ia menenggelamkan wajahnya di dada Morgan.

"Setelah aku dewasa aku akan bekerja dan menghasilkan uang yang banyak untuk mu. Maka dari itu jangan pernah jual aku, aku bisa menghasilkan uang yang lebih banyak dari harga jual ku yang kamu dapatkan dari pasangan itu."

Morgan terkekeh, rasa takut Cherry entah kenapa justru terdengar lucu, bagaimana dia salah paham itu juga terlihat sangat menggemaskan.

"Aku tidak akan pernah menjual mu, Cherry. Memangnya siapa lagi yang mau merawat gadis rewel seperti mu selain aku?"

Saat itu juga Morgan mendapatkan pukulan yang cukup kuat di dadanya.

"Argh, aku hanya bercanda," ralat Morgan, memegang dada bekas pukulan Cherry.

"Kiss me!" pinta Cherry.

"Huh?" Morgan menatap wajah Cherry yang sudah memejamkan matanya.

"Cium aku agar semua kesedihan yang sedang aku rasakan saat ini menghilang seketika," jelas Cherry.

Kemudian, tak menunggu waktu lama Morgan langsung mengecup kening Cherry. Namun, gadis itu menggelengkan kepala seakan apa yang baru saja dilakukan Morgan itu salah.

"Semuanya cium," tuntut Cherry, menunjuk semua bagian wajahnya.

Morgan terkekeh, tapi tetap menuruti keinginan gadis itu. Sebelum menghujani gadis itu dengan ciumannya, Morgan terlebih dulu menangkup kedua pipi Cherry supaya dia tidak banyak bergerak kala dihujani ciuman.

"Satu ciuman harus berserta satu makna yang jelas," kata Cherry. Ia pun memejamkan kembali matanya, siap untuk menerima ciuman dari Morgan. Haha, rasanya ia ingin tertawa sebelum itu terjadi.

Tapi beginilah ia. Ia selalu merasa tenang dengan pelukan ataupun ciuman dari Morgan. Ia sudah mencoba melakukan hal lain, tapi semuanya terasa tak sama seperti dipeluk atau dicium oleh pria itu.

Morgan menangkup pipi Cherry lebih erat. Bibirnya mendarat lembut di kening Cherry. Sentuhan itu terasa begitu hangat dan menenangkan bagi gadis yang diciumnya.

"Aku menyayangimu. Itulah arti kecupan di kening."

Kemudian, bibir Morgan beralih ke sudut mata Cherry, menghapus air matanya. Setiap sentuhannya dipenuhi kasih sayang dan kelembutan. Mencium kedua kelopak mata gadis itu dengan hati-hati.

"Mencium dua mata mu karena aku menyukai sorot matamu yang indah," jelasnya.

Lalu Morgan mencium kedua pipi Cherry. "Ciuman yang itu bermakna bahwa aku bahagia ketika bersama mu. Kamu adalah putriku, temanku, dan seseorang yang paling berharga di hidup ku."

Lalu Morgan mencium hidungnya. "Ciuman di hidung bermakna bahwa aku sangat bahagia dengan kehadiran mu. Kamu gadis yang menggemaskan dan aku tak mau kehilanganmu."

Dan terakhir, Morgan mencium bibir Cherry. Saat bibir mereka bertemu, dunia seakan berhenti berputar. Kecupan mereka penuh makna, mengungkapkan semua perasaan yang selama ini terpendam.

"Dan mencium bibir itu artinya aku mencintaimu," tukasnya.

"Seberapa besar cinta mu itu?" tanya Cherry.

"Sebesar...." Morgan melihat ke arah lain sambil berpikir. "Di dunia ini tidak ada yang lebih besar daripada cintaku untukmu."

"Kalau begitu kamu mau bersumpah untuk tidak akan menyerah tentang ku? Maksudku, apapun yang terjadi kamu tidak akan memberikan aku pada orang tua Drake dan akan mempertahankan aku agar selalu di samping mu?"

"Apa kamu yakin dengan keinginan mu itu?" tanya balik Morgan.

"Aku sangat yakin."

"Kalau begitu aku bersumpah akan selalu menjaga mu di sisiku," putus Morgan. Ia tersenyum dan Cherry pun ikut tersenyum.

Gadis itu merasa lebih tenang dan bahagia.

"Aku ingin lebih," pinta Cherry, melingkarkan tangannya di leher Morgan.

"Ingin lebih apa? Maksud mu ingin cintaku?"

Cherry segera menggelengkan kepalanya. "Maksud ku aku ingin lebih ciuman mu."

"Kiss me more," pinta Cherry dengan manja.

1
Esti Purwanti Sajidin
makane si drak nakal bgt ya sama cery
Vanilabutter
agresif kali si cherry
Vanilabutter
ini kenapa dar der dor sekali baru chap awal /Facepalm/.... semangat thor
my_a89
Kein Problem Thor, santai aja..semangat Thor✊
Elmi Varida
lanjut thor
Elmi Varida
kasihan sih sebenernya cherry...
wajar dia nggak peduli lg dgn ortu kandungnya secara dia dr bayi sdh dibuang.🥲
Elmi Varida
ikut nyimak thor. lanjut ya..
Elmi Varida: Amen, sama2 Thor. sukses terus dan tetap semangat ya..
Fairy: Makasih udah baca cerita aku yang tak sempurna ini☺️ kakaknya semoga sehat selalu, dikasih rezeki yang berlimpah, dan selalu dalam lindungan Tuhan☺️
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!