Cinta Pythagoras, Saranghae Om Duda

Cinta Pythagoras, Saranghae Om Duda

Awal kisah

"Aku membencimu, Olin! Sampai kapanpun aku gak akan memaafkanmu!" salak Kanaya, gadis tomboy yang memiliki mata indah, menatap penuh amarah pada Caroline sebelum mendorong tubuh gadis itu ke luar dari rumahnya lalu menghempaskan pintu tepat di depan wajah gadis itu.

Lama Caroline terdiam menatap pintu mahoni hitam yang ada di depannya. Air matanya seketika menetes, tapi buru-buru dia hapus dengan punggung tangannya.

"Aku minta maaf, Nay. Aku gak tahu kalau kamu suka sama kak Saga," ucap Olin menunduk. Gadis yang biasanya riang bahkan hampir tidak bisa diam itu kini hanya bermuram durja. Ada rasa bersalah di hatinya terlebih setelah membuat Kanaya murka.

Merasa tidak akan ada gunanya menunggu Kanaya membuka pintu untuknya, Olin memilih untuk pulang. Kini dia kehilangan satu orang teman perempuan yang dia punya.

"Loh, udah pulang, Lin? Katanya mau main ke rumah Kanaya," tanya Bee, ratu di rumah itu.

"Rumah Naya gak ada orang, Tante. Aku ke kamar dulu ya, Tante," ucap Olin dengan wajah ceria. Apapun masalah yang gadis itu hadapi pasti akan selalu menampilkan wajah cerianya. Olin tidak ingin melihatnya bersedih.

Begitu menutup pintu kamar, Olin dengan langkah pelan bergerak menuju ranjang. Peristiwa tadi kembali bergerak di benaknya. Potongan-potongan kecil memori yang sudah lalu muncul kembali. Semuanya, sejak dia kedatangannya di rumah ini.

***

"Kak Sagaaaaa, Sarangheeeee," teriak Olin dari kursi penonton. Hari ini Auriga Sagara Danendra mengikuti pertandingan basket antar sekolah, dan saat ini pria itu sedang berlaga di lapangan melawan sekolah yang menjadi musuh bebuyutan sekolah mereka.

Bellaetrix, atau yang bisa disapa Bee mendaftarkan Olin di SMA itu, selain karena putranya Saga juga sekolah di sana, sekolah itu juga milik keluarga sahabat baik mereka Bumi. Olin senang sekali bisa masuk ke sekolah ini, apalagi setelah mendapat akselarasi, hingga membuatnya bisa langsung menjadi murid SMA. Di sini dia bisa memiliki banyak teman, dan terkhusus bisa bareng Saga setiap hari.

SMA Bhinneka Tunas Bangsa, memang bukan sekolah biasa, swasta elite yang hanya segelintir orang bisa masuk ke dalam nya. Bisa dibayangkan bagaimana sikap dan juga perangai siswa-siswi yang ada di dalam sana.

Kanaya yang ada di samping Olin menatap kesal pada gadis itu. Dia hanya bisa memasang wajah masam tanpa bisa protes. Terganggu? Tentu saja! Kanaya yang hanya bisa berteman dengan Sagara, Boby dan Fajar selama ini merasa terusik oleh kehadiran Olin yang tiba-tiba.

Sagara sendiri tidak pernah mengakui keberadaan Olin di antara mereka. Selalu membuntuti kemana pun Sagara pergi bak ekor. Sagara tidak bisa menyingkirkan Olin walaupun sangat ingin, karena gadis itu sangat berarti bagi keluarganya.

"Kak Sagaraaaaa, ayo semangat, Sarange, Oppa," ulang Olin dengan lantang. Sagara yang bertanding tapi justru dia yang deg-degan.

"Berisik! Bisa diam gak lo!" hardik Naya dengan wajah tak bersahabat. Dia sudah mentolerir sejak tadi, tapi kini dia selain karena tidak menyukai Olin, Kanaya juga tidak suka kalau gadis itu mendekati Sagara.

Kanaya pindah ke dekat rumah Sagara sejak gadis itu berusia 10 tahun. Kanaya yang introvert hanya mengurung diri di rumah, hingga suatu hari bertemu dengan Sagara di lapangan yang sedang bermain dengan anak-anak di komplek perumahan itu.

Sagara melihat Kanaya dijahati oleh anak-anak dan membantunya. Sejak itu Kanaya membuka diri untuk berteman dengan Sagara dan hanya menganggap anak itu sebagai sahabat satu-satunya.

Setiap hari bermain dengan Sagara, bahkan tak jarang menyelusup masuk ke kamar Saga melalui jendela kamar dan tidur bersama Sagara di sana.

Bagi Kanaya, Sagara adalah pusat hidupnya. Cahaya yang menyinari hari-hari nya dan kini setelah beranjak dewasa, posisi Sagara kini justru menduduki peringkat tertinggi di hatinya.

Ya, Kanaya menyukai Sagara. Sangat. Tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sayangnya, Sagara tidak tahu, dan perihnya, Sagara tidak menaruh perasaan apapun pada Kanaya, hanya teman.

"Ish, Nay kok gitu sih, aku kan cuma mau menyemangati kekasih hatiku. Kamu juga sebagai sahabat harus menyemangati Kak Saga, dong," jawab Olin tersenyum manis.

Olin gadis lugu, baik dan sangat pintar di bidang akademis, tapi sayang untuk urusan lain, sama sekali tidak bisa diandalkan. Ceplas-ceplos, seolah apa yang ingin dia ucapkan tidak disaring terlebih dahulu.

Naya malas berdebat, jadi memilih diam. Percuma bicara dengan Olin, gadis itu juga tidak akan peduli, tidak akan sakit hati dihina atau pun dimarahi.

Kadang geng Pythagoras gak habis pikir, kenapa Olin bisa pintar dalam pelajaran tapi oon dalam hal lain, kadang kalau mereka bahas sesuatu, Olin adalah orang terakhir yang paham. Satu hal yang buat Naya semakin membenci Olin, gadis itu tidak punya malu, tetap mendekati Saga, padahal pernyataan cintanya sudah berapa kali ditolak. Tetap semangat dan selalu riang.

Pernah suatu kali, saat Olin hanya berdua dengan Kanaya. Gadis itu bertanya kepadanya, mengapa dia menyukai Sagara dan walaupun sudah ditolak berkali-kali, mengapa terus tetap mengejar-ngejar Sagara.

"Karena aku memang cinta sama Kak Saga.

Kamu nggak tahu sih, Nay, gimana rasanya menyukai seseorang. Aku tuh cinta mati sama kak Sagara. Lagi pula kamu 'kan tahu sendiri, kalau dari kecil kami udah dijodohin oleh kedua orang tua kami masing-masing. Jadi, lebih baik mulai sejak dini aku belajar mencintai calon suamiku," jawab online dengan tawa renyahnya.

Kalau sudah begitu, Kanaya hanya bisa menghela napas, tanpa bisa berkata apa-apa lagi.

Akhirnya pertandingan itu selesai dan sekolah Bhinneka Tunas bangsa masih tetap bisa mempertahankan gelar juara seperti tahun lalu. Turnamen pertandingan persahabatan antar sekolah itu ditutup dengan tarian cheerleader.

"Ayo, Nay, kita susul mereka," ucap Olin dengan penuh riang.

Naya tidak punya pilihan lain selain mengikuti langkah Olin. Tampak para pemain sedang melakukan sesi pemotretan dan juga wawancara pada pemenang. Olin yang tanpa tahu malunya, nimbrung di tengah-tengah sesi wawancara, nyempil di sebelah Sagara. Boy dan Fajar di sisi yang lain hanya bisa tersenyum. Keduanya sangat menyukai Olin, gadis periang yang selalu ada dimana pun mereka berkumpul. Bagi Boy, Olin jauh lebih menyenangkan dari pada Naya, si wajah bengis.

"Wah, ini pacarnya Sagara, ya?" tanya pria itu sembari menyodorkan mic pada Olin. Seperti biasa gadis itu hanya nyengir kuda melihat Sagara dan juga orang-orang sekitarnya.

Terpopuler

Comments

Neng Ati

Neng Ati

eh kok langit sih,bumi sama hujan maksudnya ya,jd pengen baca2 lagi cerita2 mereka heheh

2023-04-06

0

Neng Ati

Neng Ati

wah asli baru baca bab satu aja udah keren abis ceritanya,duh tokoh2 cerita kesukaan aku pada nongol ga ya disini,bumi sama langit,bintang Sama bee walaaaah kangen mereka jadinya,kira2 Olin anak siapa nih thor ?

2023-04-06

0

Eva Karmita

Eva Karmita

aku hadir Thor 🙏 langsung masuk favorit 🥰❤️

2023-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!