Niat Savana memberikan kejutan untuk tunangannya, malah membuat dirinya yang dikejutkan saat mendapatkan fakta kekasihnya berselingkuh dengan wanita lain. Kecewa, patah hati, Savana melampiaskannya dengan pergi ke club malam.
Entah apa yang terjadi, keesokan harinya ia mendapati dirinya berada diatas ranjang yang sama dengan seorang pria tampan. Pria yang mampu memikatnya dengan sejuta pesona, meski berusia jauh lebih tua darinya. Lambat laun Savana jatuh cinta padanya.
Javier Sanderix namanya dan ternyata ia adalah ayah dari sahabat karibnya Elena Sanderix. Tak peduli hubungan diantara mereka, Savana bertekad akan mendapatkan Xavier dan kekonyolannya pun dimulai, perbedaan usia tak jadi masalah!
Akankah Savana berhasil menjerat si om yang sudah membuatnya terpesona? Ataukah hanya patah hati yang akan ia rasakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Permintaan Elena pada daddynya
...🍀🍀🍀...
Javier panik manakala mendengar suara putrinya yang mendekat ke arahnya. Bagaimana jadinya bila Elena salah paham melihat dirinya dan Savana dalam posisi seperti ini.
"ENYAH kamu!" serka Javier pada Savana.
"O-om..." Savana menggigit bibir bawahnya, gadis itu terlihat takut dan panik bersamaan.
"Apa?!" Javier mencoba bangkit, akhirnya ia berada dalam posisi duduk dan Savana berada dalam pangkuannya dalam posisi kedua kaki yang mengangkang ditubuh Javier.
Pria itu terbelalak manakala ia melihat tubuh Savana yang menggoda. Belahan dada putih mulusnya terlihat di balik bathrobe putih miliknya. Dan pahanya terekspos memanjakan mata Javier. Siapapun yang melihat Savana seperti itu pasti tidak akan tahan untuk melahapnya.
Termasuk kejadian malam itu, dimana Javier menjamah tubuh Savana. Hasratnya membuncah ketika ia melihat Savana, gadis yang ia panggil sebagai gadis kecil.
OH SHITT! Aku jadi teringat kejadian malam itu.
"Om...ada benda yang menusuk-nusukku!" seru Savana yang akhirnya membuyarkan lamunan Javier.
Javier pun mendorong Savana dengan cukup keras, hingga Savana terbanting ke pintu. "Auwww..." Savana memegang pinggangnya yang jatuh lebih dulu, ia merasa kesakitan.
"Om! Kita harus bicara, om harus bertanggung jawab!"
Javier mendekati Savana dan menutup mulut Savana dengan satu tangannya. "Diam kau! Nanti Elena mendengar suaramu yang jelek itu!"
"Hmph--hmph--" wanita itu melotot sambil berusaha menyingkirkan tangan Javier dari bibirnya.
Dasar kurang ajar! Elena kau harus membunuh orang ini!
"Savana? Daddy?!" panggil Elena pada kedua orang itu. Elena kaget melihat Savana dan Javier berdua didepan pintu kamar dengan keadaan tangan Javier yang menutup mulut Savana.
"Kalian..."
"Elena sayang?" Javier langsung menghampiri Elena dan memeluk tubuh putrinya itu. Bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
Sementara Savana dibuat senam jantung oleh Javier. Ia kesal pada Javier, nafasnya masih memburu sebab baru saja Savana berdekatan dengan Javier.
"Daddy, kenapa kau pulang?" tanya Elena sambil melerai pelukan hangat dari Javier.
"Daddy merindukanmu sayang," lirih Javier lembut.
Tunggu! Daddy? Apakah si bajingan ini adalah Daddy Elena? Kenapa bisa daddynya semuda ini?
Savana masih mendengarkan percakapan ayah dan anak itu. Namun Elena terlihat cuek pada daddynya itu.
Sadar akan dirinya yang tidak berpakaian lengkap, Savana segera masuk ke dalam kamarnya secara diam-diam. Sedangkan Elena dan Javier masih berada di luar kamar itu.
"Daddy merindukanku?" tanya Elena tak percaya.
"Sayang, kau belum makan malam kan? Mari kita makan malam bersama ya. Daddy tau Daddy salah telah mengabaikanmu, sayang. Mulai sekarang Daddy akan sering meluangkan waktu untukmu," Javier bersungguh-sungguh, ia menggenggam tangan Elena dan menatapnya dengan teduh.
Elena tidak menjawab ucapan Javier sebab ia masih belum percaya sepenuhnya pada Javier. Ia malah membahas Savana sahabatnya yang akan menginap di rumah mereka selama satu minggu.
"Ja-jadi dia akan menginap disini?" Javier mengusap wajahnya dengan kasar. Apa jadinya bila Savana akan menginap disini selamat seminggu katanya?
"Iya dad, gak apa-apa kan?" tanya Elena. "Dad, Savana bukan sekedar sahabatku. Dia sudah seperti saudara bagiku, dia selalu ada untukku. Dia yang selalu aku ceritakan pada daddy dan sekarang dia sedang membutuhkanku saat ini, aku juga ingin menghiburnya." jelas Elena yang membuat Javier tertarik ingin tau tentang Savana lebih jauh.
"Memangnya kenapa dia harus di hibur? Apa terjadi sesuatu padanya?" tanya Javier.
"Dia baru saja memutuskan pertunangannya dad, tunangannya selingkuh dan semalam dia dilecehkan seorang pria. Daddy, kau kan berkuasa dan punya ...apa kau bisa mencari orang yang sudah melecehkannya itu Dad?" pinta Elena pada Javier.
Glek!
Javier menelan salivanya, matanya melebar sempurna. Dia kaget dan langsung bisa menebak bahwa pria itu adalah dirinya.
Astaga...
Javier jadi teringat kejadian semalam lagi.
...****...