Dunia hiburan jadi tempatnya bermain, ia lah pekerja di belakang layar suksesnya penampilan para artisnya. Orang yang mengorganisir segala sesuatu agar tertata dengan indah dan rapi, orang yang di tuntut untuk sempurna agar menyempurnakan artisnya. Artisnya yang salah, ia yang bertanggung jawab.
Helena Cady, wanita ceria 28 tahun yang sejak awal usia 20an sudah bergabung dengan Huge Ent, sebuah agensi hiburan besar di Mithnite, dalam waktu lima tahun ia berhasil menjabat sebagai manager seorang artis besar yang dinaungi oleh Huge Ent.
Dan ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi pemecah hubungan baik, antara member kakak dan adik di sebuah boy grup terkenal NEMESIS, yang terdiri dari 5 orang pria tampan. Helena terjebak cinta segitiga diantara dua member Nemesis dan semua kerumitan di dalamnya.
🍁🍁
Yuk, kepoin yeorobun 💜
Borahae 💜💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal
"HELENA...!!! ".
Theo, pria tampan yang merupakan salah satu main visual dan vokalis boy group ternama di Mithnite, Nemesis, meneriaki manajernya hanya karena manajernya itu tidak membawa minuman favoritnya pagi ini. Teriakan itu membuat semua orang yang ada di ruang make up itu segera menolehkan kepala mereka kepada Helena yang sedang asik bercengkerama dengan member lain di grup itu.
"Ma-maaf Theo, aku lupa. Sebentar aku jemput ke cafe sebelah ya." balas Helena seraya berlari mendekat kepada Theo.
"Udah... Ngga usah. Udah ngga mood."
"Ma-maaf ya ... Beneran aku kelupaan."
"Sana kamu... Tunggu aja di mobil."
"Disini aja, siapa tahu kamu butuh sesuatu. " Tawar Helena sekali lagi berharap wajah tampan itu tidak terlalu kusut.
"Ngga, aku bilang sana ya sana, balik. Tunggu di mobil, cek jadwal aku selanjutnya, ngga usah disini, cepet sana pergi...! ", ucapnya lagi dengan nada tinggi.
"Iya, aku tunggu di mobil. Sekali lagi maaf ya."
Setelah berkata begitu Helena langsung pergi dari sana, meninggalkan semua tatapan iba staff yang mengarah padanya. Helena sudah cukup sering menjadi sasaran kemarahan Theo, entah karena kesalahan se kecil apapun Helena pasti jadi sasaran empuk kemarahan Theo, selalu seperti itu.
Orang-orang yang menjadi staf para artis Nemesis itu sering kali membujuk Helena agar mengusulkan berhenti menjadi manager Theo, ia bisa mengusulkan mengganti artis lain untuk ia manage, karena setiap tahun akan ada perpanjangan kontrak, dan kebijakan Huge Ent adalah para manajer yang sudah menjabat lebih dari setahun bisa mengajukan artis mana yang mereka inginkan, untuk menciptakan kerja sama yang nyaman dan kondusif, juga jangka panjang, tapi herannya sudah dua tahun belakangan ini Helena tidak mengganti artisnya sama sekali, ia tetap memperpanjang kontraknya dengan Theo, dari tahun ke tahun ia akan selalu mendampingi Theodore Nemesis, atau lebih akrab disapa Theo. Inilah tahun ke tiganya.
Tidak lama berselang Theo sudah selesai di make over untuk acara konser terakhir Nemesis malam ini di Seleste Ville. Baru dua detik Theo menutup pintu ruang make up itu, para staf yang tadi bersamanya langsung bergunjing ria.
"Kalo gua jadi si Helena udah gua gampar tuh anak, resign resign deh, dari pada gua gila. Ngga penting banget perkara minum doang, padahal udah ditawarin langsung dibeliin, tapi uhhh... "
"Gua disini mba, mau gua aduin hehehe... ", seru Jay, member termuda di grup itu.
"Halah... Lu juga kesel kan sama kelakuan abang lu, ngga mungkin lu aduin kita." Timpal mba staf.
"Mba Helen itu manajer paling mahal nya Huge Ent, CEO langsung loh yang netapin dia jadi manajernya Theo di awal, lama kelamaan ternyata cuma dia yang sanggup ngadepin mood swing nya Theo, jadi ya begitulah."
Akhirnya para staf pun berhenti menggunjing kan Theo. Ternyata masalahnya adalah uang.
"Tapi begitu-gitu, Helena kayaknya selalu hidup pas-pasan deh."
"Dia kan ngga punya orang tua, dia biayain siapa kok segitunya? Ahhh gibah lagi kita."
"Dia punya seorang tante yang hidupnya semau dia, menurut gua yang ngeliat langsung, waktu itu Helena itu semacam di peras, kasarnya begitu. Ahhh heran gua."
"Kasian ya, padahal anaknya happy banget loh. Kenapa sih ngga di cut off aja keluarga yang begitu-gitu."
"Tuh anak kelewat baik, padahal tantenya cuma ngurusin pas bayi sampe primary, masuk secondary school dia nyari duit sendiri, lu jangan ngomong keluar ya, kasian bener tuh anak. Makanya dari tahun ke tahun gua hasut dia buat jangan perpanjang kontrak sama Theo, tapi kalo bayarannya ternyata melebihi ekspektasi gua, mungkin itu meringankan bebannya itu."
"Tapi dia tinggal sendiri kan?".
"Hmm syukurnya sih gitu, tapi setiap bulan dia harus tranfer ke tantenya."
"Ada ya keluarga toxic modelan begitu."
"Jangan bocor lu Jay, kasian anak orang. Gua ngomongin ini supaya kalian tahu, dia udah jadi korban keluarganya, di kerjaan juga dapet artis spek ganteng ngga ngotak tapi kaga punya otak juga, supaya kalian baik-baikin dia. Kasian"
"Gua ngga pernah jahat kali sama mba Helen. Gua mah flirting everyday, siapa tahu dia kecantol terus mau gua pacarin, gua jamin hidupnya aman, damai, sejahtera, gua bakal jauh kan dia langsung dari tantenya yang breng*syek itu."
"Dih, pede amat lu bontot, dia mana mau sama bocil. Begitu-gitu si Helen speknya kayak Shooga katanya, yang mateng, husband material, mapan."
"Heh, gua mapan ya. " Kesal Jay membela diri.
"Iya mapan, tapi lu kayak bayi, badan doang gede kayak hulk, tapi dikasih mainan masak-masakan lu malah anteng, apa namanya kalau bukan bayi. Cepetan kelarin make up lu, ntar manager lu yang tantrum."
Si bontot Jay masih misuh-misuh membela dirinya, ia tidak terima dikatai bayi, padahal terkadang kelakuannya dibalik panggung memang seperti itu. Hingga tak ada yang menyadari seseorang di pojokan sana, yang sedari tadi diam dan mendengarkan semua pembicaraan mereka.
Dia adalah main rapper nya Nemesis, orang paling dingin, paling tidak bersahabat wajahnya, paling irit bicara, paling diam, paling tidak merepotkan pokoknya. Yogie Nemesis, member tertua di grup itu, orang yang selalu diperebutkan jika ada rotasi manajer, karena dia satu-satunya artis di Nemesis yang paling tidak banyak tingkah, tidak banyak mau, tidak banyak tanya. Ia mengikuti semuanya sesuai alur yang sudah dibuatkan managernya. Ketika managernya meminta pendapat untuk menerima kritikan, ia segera menyetujuinya. Ia tidak pernah protes apapun.
🍁🍁
Bugghh... Satu pukulan keras di punggung lebar pria tampan yang baru saja masuk ke mobil itu oleh seorang wanita yang sedari tadi duduk di kursi pengemudi.
"Akh... Sakit sayang... "
"Hati gua juga sakit dibentak-bentak begitu, malu banget tahu... "
"M-maaf, kamu juga ngapain cekikikan begitu sama Jay, aku kan ilfeel."
"Itu adek lu Theo, astaga... "
"Tapi tetep aja, aku ngga suka, kamu deket-deket sama cowo lain, selain aku. Aohhh... Pokonya ngga suka sayang, dia flirting tiap hari, aku kesel. Kamu kalo udah marah ngomongnya lu, gua, lu, gua... ", rengek Theo.
"Aku kan malu sama staf lain, aku jadi terkenal jadi manajer paling ngenes gara-gara sering dimarahin kamu didepan mereka tahu ngga."
"Saya cemburu anda paham...!!!".
"Yaaa menurut ngana saya gimana pas ngana bikin MV, sampe pelukan, sampe ciyuman didepan mata saya... Lu kira gua ngga cemburu Theodore, tahu konsep profesionalitas ngga? Disitu konteksnya saya manajer anda ya pak Theo Nemesis, dan sekarang aohhh... ".
"Heheh... Ayo sayang jalan, member yang lain udah berangkat." Seru Theo melihat Jay sudah masuk ke mobil lain bersama managernya.
"Iya, kamu pindah gih ke belakang."
"Ngga boleh disini aja? Biar bisa pegang tangan? Heheh... ".
"Ngga, bahaya. Ntar aku nyetirnya ngga konsen sama banyak banget paparazzi. "
Yaps, Theo dan Helena, mereka pacaran, sudah hampir dua tahun lamanya.
Cup cup cup... Kecupan yang dibubuhkan Theo ke pelipis gadis kesayangannya itu sembari pindah ke kursi belakang. Helena hanya tersenyum dan menghidupkan mesin mobil agar segera berangkat.
Tok tok tok...
Ketukan di kaca jendela mobil itu mengagetkan keduanya, ternyata Yogie yang mengetuk. Helena segera menurunkan kaca jendelanya.
"Kak Yogie... Ada apa?".
"Buka pintunya aku mau ikut."
"Ah, i-iya kak."
Meski bingung dan ia juga sudah melihat ekspresi tidak terima prianya dari center mirror ia tetap membukakan pintu itu.
"Kenapa kak? Mobilnya kenapa?", kepo Helena.
"Manager aku sakit, aku ikut kalian. Kamu bisa handle aku juga kan?".
"Apaaan sih lu kak, ngga ngga, gua ngga mau konsep gua berantakan nanti gara-gara manajer gua ngurusin lu juga."
"Nanti aku coba ya kak, pertama kita harus sampai ke lokasi dulu, karena aku juga harus ikut cek panggung sama manager lainnya."
"Ok."
Itulah kalimat terakhir yang diucapkan Yogie lalu ia diam, mungkin juga ia sudah ketiduran. Sementara Helena sudah senyum-senyum melihat wajah kesal kekasihnya dibelakang sana, ia kelihatan marah sekali hampir menangis saking kesalnya menatap Yogie disamping Helena.
Bagaimana cemburu akut yang diderita Theo terkadang membuat Helena merasa agak narsis, apakah ia memang se menarik itu untuk di cemburui oleh seorang Theodore Nemesis?
Lalu ia menyodorkan sebelah tangannya ke belakang yang berisi susu kotak rasa stroberi. Theo menerimanya dengan bibir yang di manyunkan, pertanda ia masih kesal.
"Helen... ", seru Yogie tiba-tiba menoleh, matanya agak merah sepertinya memang pria putih pucat itu benar-benar tertidur.
"Iya kak, kenapa?".
"Ada yang bisa di makan ngga? Aku laper tadi belum sempet sarapan."
"Itu ada sandwich di laci dashboard, oh ini juga." Sambil mengeluarkan susu stroberi dari kantong sweaternya tanpa memperhatikan lawan bicaranya karena ia fokus pada jalan. Yogie menerimanya.
"Dia senyum?".
.
.
.
Annyeong readers, welcome back to the Timio Universe dan segala kegalauan didalamnya. Tidak bosan otor ingatkan kita hanya akan menggunakan nama, tempat, lokasi, atau institusi apapun dalam bentuk fiksi ya, seperti Mithnite, Orion, Seleste Ville, Adelard Town, Pandora Town, Timio Medical Centre, Emery Hospital, Huge Ent, Nemesis dan sebagainya.
Demi menambah lancar jaya nya halu readers yang otor sayangnya B ajah ini, kita spill visualnya cekidot... 💜
.
Yogie Nemesis
.
Theodore Nemesis
.
Helena Cady
.
Jay Nemesis
.
Jimmy Nemesis
.
Hose Nemesis
jangan lupa like ya, kalo lupa gua sumpahin p4nt4t lu kelap kelip 🙏
.
.
.
TBC... 🌵