“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 22.
Seorang perempuan setengah baya namun masih terlihat cantik, memarkir motor matic itu.. Wajahnya tampak hanya datar datar saja tanpa seulas senyuman sedikit pun. Dia hanya memandang sekilas ke arah Yayuk yang menatapnya dengan senyum ramah.
“Selamat pagi Bu Kadus mau belanja juga.” Sapa Yayuk dengan ramah dan bibir tersenyum.
Meskipun hati Yayuk kecewa karena kehadiran Bu Kadus di warung itu. Sebab dia tidak bisa leluasa bertanya tanya pada Bu Manto yang kenal dekat dengan Tarno. Yayuk tetap menunjukkan sikap ramah pada Bu Kadus.
“Orang ke warung ya belanja. Memang mau ghibah?” ucap Bu Kadus dan terus melangkah menuju ke warung.
Yayuk dan Respati saling pandang. Respati tampak tersenyum penuh arti menatap wajah Sang istri yang senyuman di bibirnya langsung sirna saat mendengar ucapan Bu Kadus.
“Sudah sana belanja, malah lebih cepat. Aku bisa segera menemui Mas bengkel.” Bisik lirih Respati lagi pada istri nya.
Yayuk pun segera melangkah menuju ke warung. Ibu ibu yang tadi sedang ghibah langsung terdiam saat mendengar ucapan Bu Kadus.
Ibu Ibu muda yang cantik cantik termasuk Bu Retno segera menyudahi belanja nya dan segera pergi setelah membayar.
“Bu Yayuk ke warung untuk belanja ya...jangan ghibah.. “ suara Bu Retno dengan kenes nya dan segera melangkah meninggalkan warung.
Yayuk tersenyum menatap Bu Retno. Setelah menyapa seperlunya ibu ibu di warung itu, Yayuk pun segera memilih milih apa yang akan dibeli.
“Bu Kadus dusun kita bakal lebih ramai kalau proyek mangkrak itu sudah bisa diteruskan lagi. Apalagi kalau sudah laku dijual.” Ucap seorang yang sudah berusia senja.
“Iya Bu, akan banyak pembeli di warung saya dan warung mie Bu Manto..” ucap penjual warung sambil tersenyum menatap Bu Kadus yang sedang memilih milih sayuran.
“Dilihat saja, baru juga dua malam mereka datang. Kerja juga belum..” ucap Bu Kadus tanpa menoleh ke arah siapa pun. Pandangan matanya tetap fokus tertuju pada sayuran yang dia pilih pilih.
“Bu Yayuk sudah mendapat orang orang untuk mengerjakan proyek itu Bu. Semoga lancar. ” ucap Bu Manto yang tampak sudah selesai belanja.
Bu Manto juga menatap Yayuk sambil tersenyum.
“Aamminnn.. terima kasih Bu..” ucap Yayuk.
Bu Manto setelah membayar belanjaannya segera pulang. Yayuk tampak kecewa karena Bu Manto pulang di saat Bu Kadus masih di warung itu.
Dan bahkan Bu Kadus lebih lama belanja nya dari pada Yayuk. Karena Bu Kadus sangat teliti dan jelimet dalam memilih milih barang barang yang akan dibelinya.
Yayuk setelah membayar belanjaannya, segera pamit pada penjual dan ibu ibu yang masih berada di warung itu. Hanya Bu Kadus saja yang tidak menjawab salam pamitnya.
“Apa dia bersikap begitu pada semua perempuan yang lebih muda darinya Atau ada masalah lainnya.” Gumam Yayuk di dalam hati dan segera melangkah menuju ke motor yang dinaiki oleh Respati.
Motor pun segera melaju meninggalkan lokasi warung sembako, menuju ke toko besi dan bangunan. Letak kedua tempat itu tidak berjauhan. Kira kira hanya seratus meter saja.
Akan tetapi di toko besi dan bangunan yang baru buka itu. Tampak sudah sangat ramai pembeli yang antri. Yayuk dan Respati tidak bisa mendapatkan informasi mengenai Pak Waspo.
Di saat Yayuk mengatakan akan membeli bambu..
“Bu, di sini tidak menjual bambu. Kalau mau membeli bambu, di sana Bu di dekat sungai. Warga di sekitar sana banyak yang jual bambu.” Ucap penjual di toko besi dan bangunan itu.
“Di dekat sungai yang ada jembatan angker itu?” tanya Respati yang berdiri di samping isterinya.
“Benar Pak. Sebelum jembatan itu kan ada cabang jalan tidak beraspal. Masuk saja ke jalan itu.. nanti ada rumah rumah warga..” ucap penjual di toko besi dan bangunan itu.
“Dekat rumah Yatmi?” ucap Yayuk
“Benar Bu.” Ucap penjual dengan mantap. Dan dia tidak kepikiran untuk membicarakan masalah Yatmi. Karena akan segera melayani pembeli lainnya..
Setelah membayar Yayuk pun langsung pamit. Barang belanjaan mereka akan diantar oleh mobil penjual.
“Ayo Pak, malah kebetulan kita bisa cari informasi dari tetangga Yatmi..” ucap Yayuk lirih pada Respati.
“Iya Bu..” ucap Respati. Sepasang suami istri itu pun segera melangkah menuju ke motornya.
Motor terus melaju meninggalkan lokasi toko besi dan bangunan, menuju ke tempat penjual bambu yang lokasinya di dekat sungai.
Beberapa menit kemudian sebelum jembatan angker. Respati melihat cabang jalan yang tidak beraspal..
“Itu ya Bu?” gumam Respati sambil mengurangi kecepatan laju motornya.
Yayuk pun menatap ke arah depan sebelah kiri jalan. Setelah kebun memang ada cabang jalan.
“Iya Pak, seperti yang dikatakan Ibu penjual warung tadi malam. Rumah Yatmi masuk lewat jalan itu.” Ucap Yayuk..
Motor pun belok kiri melewati jalan tidak beraspal itu. Banyak rumput rumput yang tumbuh di atas jalan. Hanya ada sedikit bagian yang tidak tidak ditumbuhi oleh rumput. Yaitu pas bagian yang sering dilewati oleh kaki dan ban motor.
Di kanan kiri jalan kebun warga yang ditanamkan beraneka macam pohon dan tanaman.
Area kebun warga itu lumayan luas. Pohon pohon di sepanjang jalan pun banyak yang tinggi tinggi dan lebat daunnya. Karena begitu lebat dahan dahan atau kanopi pohon pohon itu. Hingga rumput rumput di bawah masih basah oleh embun pagi. Meskipun di atas sana mentari sudah menunjukkan pesona nya.
“Jam segini saja sepi jalan ini. Apalagi kalau malam.” Gumam Respati sambil terus melajukan motornya.
“Iya ya Pak. Bisa jadi Yatmi di bunuh di sekitar sini. Aku nanti mau tanya bagaimana rekonstruksi ulang penyidik..” ucap Yayuk sambil menoleh ke arah kiri dan kanan, yang tampak rimbunnya tanaman tanaman.
“Iya ya Bu, kita tadi malam belum lengkap tanya tanya Pak Manto, malah Pak Kadus datang, tema pembicaraan jadi berubah.” Ucap Respati sambil terus fokus ke arah depan
Namun tiba tiba Respati terlonjak kaget saat di depannya jarak sepuluh meter tiba tiba muncul sosok seorang Kakek yang rambut putih dan jenggot putih. Kakek itu pun memakai kaos oblong berwarna putih. Celananya pun juga berwarna putih.
Kakek itu muncul dari balik pohon di tepi jalan. Batang pohon itu lumayan besar. Warna batang pun sudah menghitam.
Respati langsung mengerem sepeda motornya, secara mendadak.
CIIIIITTTTT
Yayuk yang masih melihat lihat kanan kiri jalan, ikut kaget. Tubuhnya pun langsung condong ke depan menempel ke tubuh Sang suami.
“Ada apa Pak?” tanya Yayuk yang kaget karena motor tiba tiba berhenti.
“Itu ada Kakek, orang benaran atau orang jadi jadian.” Ucap lirih Respati sambil menoleh ke belakang ke arah Sang istri.
Yayuk kini menatap ke depan, melihat sosok Kakek itu. Kakek itu pun tersenyum ke arah mereka berdua.
ini yayuk is the best yaaa
lanjt yuk biar semua terungkap
dann ohhh whattr.. blnjane jlimiet
wissss jannn tliti amat apa sih yg mau di jlimetin palg harga cabe naik lagi g jd harga tomat melambung g jadi
harga kacang panjang melambung ambil lain lagi 🤣🤣🤣🤣🤦