Anaya Alexander adalah seorang Profesor muda yang hebat diabad 31 karena kepintaran nya yang diatas rata² Anaya sudah menjadi profesor diusia nya yang begitu muda yaitu 18 tahun, tidak hanya menjadi seorang profesor Anaya juga seorang ahli bela diri dan multi talenta. Anaya juga mengerti tentang hal-hal berbau racun ataupun obat tradisional maupun modern.
Anaya saat ini sedang melakukan sebuah penelitian yaitu sebuah pintu penghubung antar dimensi, apakah penelitian Anaya berhasil?, langsung simak saja cerita nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Adiliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 5
"An Ming, bisakah kau menjelaskan tentang dunia tempat ku tinggal ini" pinta Mo Da Xia pada An Ming.
"Tentu saja Yang mulia, tapi tidak bisa sekarang karena saya merasakan ada yang mendekati kamar yang anda tempati Yang mulia, takut nya akan terjadi kekacauan jika ayah anda mengetahui anda tidak berada di kediaman nya Yang mulia" ucap An Ming.
"Baiklah nanti aku akan kembali lagi, tapi bagaimana caranya aku keluar" tanya Mo Da Xia bingung.
"Anda tinggal mengucapkan keluar Yang mulia"jelas An Ming.
"Keluar" gumam Mo Da Xia, seketika ia langsung berada didalam kamar yang sedang ia tempati, namun ketenangan nya langsung terusik karena ada seseorang yang membuka pintu kamar nya secara kasar.
Brakkkkk...
"Heh kau cepat ke ruang makan, pemimpin menyuruh mu makan malam bersamanya" ucap seseorang seolah memerintah bawahan sambil menunjuk tepat didepan wajah Mo Da Xia yang nyatanya dirinya hanya seorang pelayan namun Mo Da Xiahanya memandang dirinya datar.
"Dasar jal*ng, apakah kau tuli sehingga kau hanya menatap ku seperti itu hah" bentak pelayan itu, namun Mo Da Xia masih menatap datar dirinya, karena merasa diacuhkan pelayan itu pun langsung melayangkan tamparan pada pipi Mo Da Xia.
Plakkkk...
Suara tamparan keras menggema didalam kamar Mo Da Xia, pelayan itu menatap tidak percaya pada gadis kecil yang sedang berdiri diatas tempat tidur didepannya, bukannya Mo Da Xia yang dapat tamparan keras justru pelayan rendahan didepan nya lah yang mendapat tamparan yang sangat keras, bahkan kini pipinya begitu merah dengan darah yang mengalir disudut bibirnya.
"Hanya seorang pelayan rendahan berani berani nya kau berbicara seolah aku adalah bawahan mu dan membentak diriku yang mana aku adalah tuanmu di klan ini" ucap Mo Da Xia menatap tajam pelayan didepannya yang tampak gemetar.
Dengan gerakan cepat Mo Da Xia sudah berada di belakang pelayan itu dan langsung melayangkan tendangan nya hingga pelayan itu tersungkur kedepan, jangan lupakan meskipun tubuhnya adalah gadis kecil namun wanita dewasa lah sekarang yang menempati nya.
Tidak cukup disitu Mo Da Xia langsung menyeret pelayan itu untuk keluar dari kediaman nya, sedangkan pelayan yang ditarik oleh Mo Da Xia hanya pasrah karena tidak berani melawan ketika melihat tatapan tajam dari Mo Da Xia.
Brughhh...
Suara pelayan yang dilempar oleh Mo Da Xia membuat pelayan yang sedang berlalu lalang langsung menghentikan langkah mereka untuk melihat kejadian yang bahkan tidak pernah dilihat oleh mereka selama bekerja di dalam klan.
"Ssshhhh..." desis pelayan itu ketika rambut nya ditarik dengan kencang oleh Mo Da Xia.
"Tunggu disini atau aku tidak akan melepaskan mu hingga kau mati" bisik Mo Da Xia ditelinga nya dan langsung di angguki oleh pelayan itu dengan wajah yang penuh dengan air mata.
Dengan langkah cepat Mo Da Xia masuk kedalam kediaman mencari sesuatu untuk melakukan hal yang sudah lama tidak ia lakukan pada musuh yang selalu mengincarnya untuk menggagalkan penelitian yang ia lakukan ketika didunia nya sebelumnya.
Setelah mendapat apa yang ia cari, Mo Da Xia pun langsung keluar menuju pelayan yang tadi berada sambil tersenyum indah, akan tetapi terlihat mengerikan oleh musuh musuh nya.
Bahkan pelayan yang ia lempar tadi semakin bergetar ketakutan melihat apa yang berada ditangan gadis kecil yang selalu ia hina sebagai gadis lemah tak berguna itu.
Setelah berada didepan pelayan itu Mo Da Xia mulai melakukan apa yang sudah lama tidak ia lakukan.
"Akhhhhh....." teriak pelayan itu dengan air mata yang terus mengalir deras merasakan sakit yang luar biasa ketika wajah nya disayat oleh benda tajam, ya yang Mo Da Xia bawa adalah pisau buah yang berada didalam kamar nya karena ia tidak mempunyai belati.
Sedangkan sang pelaku justru tersenyum senang dan terus mengukir wajah pelayan itu dengan pisau yang ada ditangan nya, pelayan yang berada tidak jauh dari tempat itu berada bergidik ngeri dan takut tidak mengira orang yang selama ini mereka hina sekarang terlihat begitu mengerikan.
" A am p unni sa saya no na m muda" ucap pelayan itu terbata karena merasakan sakit yang luar biasa.
Namun Mo Da Xia tidak mendengarkan apa yang pelayan itu ucap kan, tidak hanya diwajah bahkan tangan dan kaki pelayan itu pun tidak luput dari karya indah Mo Da Xia.
Mo Da Xia merasa puas ia lalu menarik kembali rambut pelayan itu.
"Siapapun yang berani menyinggung ku mulai sekarang maka aku tidak akan mengampuninya, kau beruntung karena aku masih sedikit berbaik hati tidak membunuh mu" ucap nya dengan suara yang sengaja ia besarkan karena menjadi pusat perhatian.
Mo Da Xia pun melihat sekitar dan melihat dua orang penjaga yang berada didepan kediaman ayah nya itu.
"Kalian" tunjuk nya kearah dua orang itu, penjaga yang merasa dipanggil pun langsung menghadap karena tidak ingin bernasib sama dengan pelayan yang sedang tidak sadarkan diri didekat Nona muda mereka itu.
"Hormat kami Nona muda" ucap kedua penjaga serempak sembari menundukkan kepala mereka.
"Hm" dehem Mo Da Xia menjawab salam mereka
"Kalian bawa pelayan itu pergi dan bersihkan sisa nya" perintah Mo Da Xia yang langsung ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri lalu ke ruang makan untuk makan malam.
Para pelayan pun membubarkan diri mereka dan berpikir untuk tidak menyinggung Mo Da Xia lagi karena takut bernasib sama dengan pelayan yang mereka lihat tadi, bahkan berita tersebut langsung tersebar luas keluar klan Mo.
Pemimpin klan yang mendengar itu bukannya marah malah justru sebaliknya ia tersenyum bahagia merasa putrinya sekarang sudah tidak selemah dulu dan jadi pemberani.
Sedangkan Mo Da Xia yang sudah selesai membersihkan diri langsung menuju ruang makan yang memang terpisah dengan kediaman ayah nya. Setelah sampai Mo Da Xia langsung duduk dikursi nya dan memakan makanan yang ada didepannya.
Pelayan yang berada disitu pun sangat ingin mengumpat Mo Da Xia yang menurut mereka tidak ada sopan nya karena tidak memberi salam pada pemimpin klan, namun mereka tidak berani karena mengingat kejadian yang menimpa teman mereka tadi.
"Mengapa kau begitu lama Xia'er" tanya Mo Zu An berpura-pura tidak mengetahui apa yang terjadi.
"Maaf ayah, tadi aku membersihkan diri terlebih dahulu" bohong Mo Da Xia yang sebenarnya tidak sepenuhnya berbohong karena dia memang membersihkan diri terlebih dahulu sebelum keruang makan.
Mo Zu An yang mendengar putrinya berbohong pun hanya tersenyum kecil, ia pun tidak mempermasalahkan nya jika Mo Da Xia tidak mau memberi tahunya, namun Mo Zu An juga bahagia mendengar putrinya kembali memanggil nya ayah.
"Apakah kau sudah mengingat semua nya Xia'er" tanya Xie Zu An sambil tersenyum.
" Ya ayah" ucap Mo Da Xia.
Setelah itu tidak ada lagi obrolan yang terjadi antara anak dan ayah tersebut, mereka menyantap makanan yang ada dihadapan mereka dengan nikmat.
"Ayah aku akan kembali ke kediaman ku" ucap Mo Da Xia setelah mereka menghabiskan makannya membuat Mo Zu An pun mengernyit kan dahi nya mendengar penuturan anaknya itu
"Kenapa tidak dikediaman ayah dulu saja" tanya Mo Zu An. Ya memang Mo Da Xia memiliki kediaman sendiri yaitu paviliun anggrek.
"Tidak apa-apa ayah, lagi pula aku sudah sehat" jawab Mo Da Xia.
"Boleh kan ayah" Mo Da Xia berucap dengan raut seimut mungkin.
"Huhhh baiklah" ucap Mo Zu An pasrah.
.
Jangan lupa like, komen dan vote yaa 🥰
.
lanjut thor