🎉Novel Story Of Maid diadaptasi menjadi webseries, tayang di MAXSTREAM.
Ariella Anastasya seorang gadis cantik yang nekad kabur dari rumah karena kepindahan nya keluar negri tidak di setujui oleh sang papa, terpaksa bekerja menjadi seorang pembantu di rumah Pranata dan siapa sangka, niatnya yang awalnya hanya ingin melupakan rasa sakit hatinya karena terhianati oleh sahabat dan kekasihnya malah ternyata terpincut cinta kepada sang majikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Bian Calling Lira 📞
'Hallo'
"Lo dimana Ra?"
'Ini baru selesai kelas'
"Ya udah gue jemput lo sekarang ya"
'Hemm langsung ketemu di Caffe depan kampus aja gimana?'
"Oh oke deh, gue tunggu disana."
"Oke."
Sambungan telfon pun terputus, Bian segera pamit kepada kedua temannya untuk menjemput sang pujaan hatinya.
"Gue cabut duluan deh ya." Ucap Bian sambil memakai jaketnya.
"Mau kemana emang nya?" Tanya Dion. "Bukannya bawa nongkrong aja disini." Sambungnya.
"Sorry nanti lo tikung lagi hahaha." Ucap Bian bercanda.
"Sialan! lo kata gue temen apaan yang suka nikung." Ucap Dion tak terima. "Lagi juga gue udah punya target." Ucapnya lagi sambil tersenyum.
"Alah target mulu, gerak kaga! Yang ada kabur tau rasa lo." Ucap Andre sambil tertawa di susul Bian juga ikut menertawakan Dion.
"Kalian berdua ini bener bener temen gak ada akhlak ya!" Ucap Dion mendengus sebal karena selalu jadi bahan bullyan kedua sahabatnya.
"Udah ah gue cabut sekarang, kasian cewek gue, takutnya ntar di godain abang abang cilok lagi karena kelamaan nunggu." Ucap Bian tertawa.
"Berarti ketampanan seorang Fabian terkalahkan dengan ketampanan seorang babang cilok." Ucap Andre tertawa dan sukses mendapatkan tumpukan botol lagi dari Bian. Bian sudah tau bahwa Andre akan kembali meledeknya maka dari itu ia pergi dengan membawa botol minuman nya dan benar saja baru ia jalan beberapa langkah Andre sudah mulai bersuara dan rasakan hadiah dari Bian.
🍂
"Maaf ya Jeng nunggu lama." Ujar Tamara kepada temannya. Saat ini Tamara tengah duduk berdua dengan seorang wanita yang seumuran dengannya untuk membicarakan kelanjutan perjodohan anak mereka.
"Gapapa Jeng, aku juga baru kok." Ucapnya tersenyum.
"Fabian sangat susah sekali untuk di ajak bertemu, aku bingung bagaimana membujuknya." Ucap Tamara langsung pada point utama.
"Bagaimana kalau kita langsung urus acara pertunangan nya saja. Agar menjadi susprise untuk mereka berdua." Ucapnya dengan tersenyum penuh arti.
"Hemm boleh juga. Baiklah nanti aku bakal bicarakan lagi dengan suami ku." Ucap Tamara setuju, lalu mereka mulai membahas persiapan persiapan untuk acara pertunangan anak mereka.
🍂
"Lo mau bawa gue kemana Bi?" Tanya Lira dengan setengah berteriak di telinga Bian. Karena saat ini dirinya tengah dibawa Bian entah kemana dengan menggunakan motor.
"Surprise pokoknya." Kata Bian yang juga setengah berteriak.
Sekitar satu jam kini mereka sudah sampai di lokasi tujuan Bian. Yaitu pantai. Tempat yang sudah lama tak Lira kunjungi.
"Pantai ... " gumam Lira menatap lautan yang ada di depannya.
"Suka gak?" Tanya Bian yang kini memeluk Lira dari belakang dan meletakkan dagunya pada bahu Lira. "Disini sunset nya bagus banget." Kata Bian lagi.
"Lo pernah kesini?" Tanya Lira mengamati pemandangan sekitar. Tak jarang memang banyak pasangan muda mudi yang tengah menunggu indahnya sunset di pinggir pantai berpasir putih itu.
"Hemm dulu pernah sekali sama anak anak." Kata Bian.
"Anak anak?" Tanya Lira mengernyitkan dahinya bingung.
"Kedua curut gue Ra. Sahabat gue bukan anak gue bener." Ucap Bian tertawa melihat wajah Lira yang kebingungan mengira bahwa Bian benar sudah mempunyai anak.
"Gue kira anak lo beneran Atau si Aiden." Kata Lira cemberut sebal karena di tertawakan oleh Bian.
"Ogah banget ngajakin anak tuyul kesini nanti d kiranya dia beneran anak gue lagi." Ucap Bian terkekeh.
"Iya dan nanti lo nya jadi gak bisa tebar pesona ye kan." Ucap Lira sebal.
"Lo cemburu?" Tanya Bian terkekeh.
"Enggak!" Jawab Lira dengan cepat, namun aura kecemburuan sangat nyata terlihat.
"Ra ... " ucap Bian lembut. "Gue berharap kita bisa kaya gini selamanya. Meskipun lo bukan yang pertama buat gue dan gue juga bukan yang pertama buat lo, tapi gue harap lo atau pun gue bisa jadi yang terakhir dan bisa menghabiskan waktu berdua hingga menua bersama." Ucap Bian begitu lembut membuat tubuh Lira merinding karena Bian berbicara tepat di lehernya membuatnya harus menahan geli.
"Gue gak bisa janji Bi, tapi gue bisa mengaminkan doa kita. Semoga Allah mengabulkan keinginan kita dan melancarkan segala urusan kita."Ucap Lira tersenyum sambil tangannya menggenggam tangan Bian yang melingkar di perutnya.
Mereka berdua akhirnya hanyut menikmati indahnya pemandangan matahari terbenam di atas pasir putih dengan di temani suara deburan ombak.
.
.
.
Bantu aminin biar Bian dan Lira langgeng 🙊😂
Oh iya ini mommy mau kasih rekomendasi novel lagi punya teman mommy, kali aja suka.. mampir yaaa 🤗🤗🤗