"KENAPA HARUS AKU SATU-SATUNYA YANG TERLUKA?" teriak Soo, menatap wajah ibunya yang berdiri di hadapannya.
*********************
Dua saudara kembar. Dunia dunia yang bertolak belakang.
Satu terlahir untuk menyembuhkan.
Satu dibentuk untuk membunuh.
*********************
Soo dan Joon adalah saudara kembar yang dipisahkan sejak bayi.
Soo diculik oleh boss mafia Korea bernama Kim.
***********************
Kim membesarkan Soo dengan kekerasan. Membentuknya menjadi seorang yang keras. Menjadikannya peluru hidup. Untuk melakukan pekerjaan kotornya dan membalaskan dendamnya pada Detektif Jang dan Li ayah mereka.
Sementara Joon tumbuh dengan baik, kedua orangtuanya begitu mencintainya.
Bagaimanakah ceritanya? Berhasilkah Soo diterima kembali di keluarga yang selama ini dia rindukan?
***********************
"PELURU" adalah kisah tentang nasib yang kejam, cinta dan balas dendam yang tak pernah benar benar membawa kemenangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KEZHIA ZHOU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SANDERA
Soo berjalan menuju ke kamar dimana putri Liu tadi menghilang.
“Hei, Soo.. apa yang akan kau lakukan?” teriak Liu semakin panik.
Dan benar saja, Soo melangkah masuk ke dalam kamar putrinya.
JEGLEK..!!
Pintu kamar luas itupun langsung terbuka lebar. Soo melangkah masuk. Yuri, gadis itu, sedang membaca buku diatas ranjangnya. Menggunakan celana pendek dan kaos bermotif. Yui sangat terkejut ketika melihat Soo masuk, menghampirinya. Seketika gadis itu berdiri dari ranjang.
“Mau apa kau datang ke kamarku? Siapa kau?” tanya Yuri sedikit marah.
Soo menatap kesekeliling kamarnya, dengan fasilitas yang lengkap. Dan hidup serba kecukupan. Kemudian Soo memandang gadis itu lagi.
“Sepertinya hidupmu sangat menyenangkan, nona Liu.” Ucap Soo.
“Apa maksudmu?” ucap Yuri bingung.
"Ikutlah dengan ku" katanya, sambil menarik pergelangan tangan gadis itu, membuat buku yang sedari tadi dipegangnya jatuh begitu saja ke lantai.
“Aku tidak mau.” Ucap Yuri menolak dan memberontak.
Menepis tangan Soo yang menggenggamnya.
“Kau ini siapa? Kenapa aku harus patuh padamu?” ucapnya lagi.
Soo menunduk sejenak. Tersenyum tipis. Lalu dengan cepat mengeluarkan pistol dari saku belakangnya, mengarahkan ujung pistol itu kewajah Yuri.
“Patuhlah. Aku tidak pernah suka membuang waktuku dengan percuma.” Katanya, dengan ucapan yang lirih namun tidak ada ruang untuk penolakan atau bernegosiasi.
Yuri pun ketakutan. Yuri hanya bisa menangis, lalu berjalan sesuai dengan arahan Soo. Mereka keluar dari kamar, lalu turun ke anak tangga. Dari anak tangga Yuri bisa melihat ayahnya yang juga sedang diancam dengan pistol oleh Park.
Liu menatap Soo dengan mengiba.
“Jangan sakiti putriku, Soo. Aku akan segera membayarnya. Tolong jangan sakiti putriku.” Katanya memohon.
Namun Soo hanya tersenyum tipis. Lalu menyentuh pundak gadis didepannya itu. Lalu matanya memandang Yuri dari samping, seolah sedang menilai suatu barang.
“Ahh.. paman, sepertinya aku sekarang sudah menemukan benda milikmu yang begitu berharga. Kau ingin bermain denganku bukan? Baiklah, aku akan menerima permainanmu. Hubungi aku jika kau sudah mendapatkan uangnya. Datanglah padaku, lalu jemput putrimu. Aku akan menghubungimu lagi dimana kita harus bertemu. Aku hanya akan memberimu waktu tiga hari. Jika kau tidak cepat, aku tidak bisa menjamin putrimu yang cantik ini akan baik baik saja. Paman, kau tau kan, bagaimanapun juga adalah seorang pria. Aku tidak akan tahan jika melihat putri cantikmu ini bersamaku terlalu lama.” Ucapnya mengancam.
“Kau brengsek, Soo!! Kupatahkan tanganmu jika kau berani menyentuh putriku.” Ucapnya disela sela ketakutannya.
Soo tersenyum lebih lebar kali ini.
“Ahh.. aku takut sekali dengan ancamanmu itu, paman.” Ucapnya.
Lalu Soo menyuruh gadis itu untuk melangkah maju.
Kemudian gadis itu berjalan mengikuti perintah Soo dan masuk kedalam mobil dengan kedua tangannya yang diikat kedepan supaya tidak macam macam. Park pun menurunkan senjatanya dan melepaskan Liu lalu berjalan masuk kedalam mobilnya. Kemudian segera melajukan mobilnya dengan cepat.
“Soo.. KAU SIALANN…!!!” teriak Liu dengan kesal.
Selama di dalam perjalanan park terus memperhatikan Soo yang hanya duduk diam tanpa bersuara. Meskipun dia memang orang yang seperti itu, namun Park merasa ada yang sedang dia fikirkan.
“Kau masih memikirkan kejadian di taman tadi Soo?” tanya Park.
Soo hanya mengangguk. Namun tidak menjawab lagi.
Selama di dalam perjalanan, gadis yang duduk dibelakang itu pun tidak henti hentinya menangis.
“DIAMLAH!! KAU INI BERISIK SEKALI!” ucap Soo pada Yuri yang terus menangis.
Yuri pun seketika menahan tangisnya. Soo memejamkan matanya, menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Tidak memerlukan waktu yang lama, mereka telah tiba di rumah Soo. Rumah bergaya minimalis modern.
Rumah dengan satu lantai, rumah yang hanya ditinggali oleh Park dan Soo, tanpa penjaga, kecuali Kim menyuruh orang untuk berada di rumah Soo.
Disetiap sisi dipasang CCTV oleh Kim. Bukti bahwa meski ruamh mereka terpisah, namun sebenarnya Soo tidak benar benar lepas dari pengawasan ayahnya.
Soo keluar dari mobil, lalu membuka pintu belakang.
“Turunlah.” Ucap Soo kepada Yuri.
Yuri menatap Soo tajam, dengan matanya yang masih dipenuhi dengan airmata. Soo pun menatap Yuri. Soo menarik tangan Yuri dan membawanya ke sebuah kamar. Hari itu Kim sedang mengirimkan beberapa anak buahnya untuk tinggal dirumah Soo. Semua anak buahnya memandang Soo yang membawa gadis itu masuk ke dalam salah satu kamar.
“Awww.. sakit!!” teriaknya karena dorongan kasar dari Soo.
Tubuh Yuri hampir terjatuh.
Soo langsung duduk diujung ranjang kamar itu. Sedangkan yuri hanya menatapnya.
“Pria sepertimu tidak bisa disebut sebagia seorang manusia. Pria brengsek sepertimu adalah iblis.” Ucap Yuri sambil memandang Soo dengan tatapan marah.
Seketika Soo langsung berdiri dan melangkah mendekati Yuri. Yuri pun melangkah mundur. Ekspresinya begitu ketakutan.
DUGG!
Punggung Yuri menempel pada dinding. Tidak ada tempat lagi untuknya menghindar dari Soo. Soo masih menatap Yuri dengan tatapan dingin. Kemudian tangannya terulur, memegang pergelangan tangan Yuri, lalu melepaskan ikatan ditangannya.
“Aku membawa mu kemari hanya untuk memberikan pelajaran pada ayahmu.” Katanya lirih. seperti sedang berbisik. Tangannya masih sibuk melepaskan ikatan di tangan yuri.
Seketika salah satu anak buahnya masuk ke kamar dan datang menghampirinya.
“Soo, tuan Kim datang kesini, mencarimu. Dia sudah berada di depan.” Katanya berbisik.
Soo pun terdiam sejenak. Karena sebenarnya dia tau bahwa apa yang dia lakukan ini tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan ayahnya. Tidak memerlukan waktu yang lama, pria bertubuh besar dan bertato itupun melangkah masuk ke dalam kamar. Mendapati putranya berdiri di hadapan Yuri, putri sahabatnya.
Menyadari kehadiran dari ayahnya, Soo pun berbalik dan memandang Kim dengan tegas. Kim melangkah mendekati Soo dengan ekspresi marah. Hingga tiba tiba, tangan kekarnya terangkat dan—
PLAAAKKK…!!!
Tamparan keras itu terdengar begitu nyaring di ruangan yang sunyi. Membuat wajah Soo menoleh ke kanan. Pipi kirinya memerah. Perlahan, Soo kembali menegakkan kepalanya dan memandang Kim lagi.
"Ayah tidak menyuruhmu untuk membawa gadis ini kesini!! Ayah menyuruh mu untuk menghabisinya ketika dia menolak memberikan uang itu!!! Apa kau tidak paham?” ucap Kim dengan nada tingginya.
Soo tidak takut, tamparan dan pukulan, baginya adalah hal yang biasa.
“Aku mempunyai caraku sendiri untuk mendapatkan uang itu ayah. Kenapa kau tidak pernah mempercayaiku?” ucap Soo.
Kim terdiam. Namun matanya perlahan menoleh memandang Yuri yang berdiri di belakang Soo. Terlihat begitu ketakutan. Lalu pandangan Kim kembali kepada putranya.
“Baiklah, Soo. Kali ini ayah akan melihat bagaimana kau melakukannya dengan caramu.”
Tanpa menunggu jawaban dari putranya, Kim pun berbalik dan melangkah pergi meninggalkan ruangan itu. Semua anak buah nya membungkuk memberikan hormat. Begitupun dengan Park.
Soo terdiam. Pipi kirinya masih berdenyut. Tapi dia tidak pernah memperdulikannya.