NovelToon NovelToon
Dengki

Dengki

Status: tamat
Genre:Perjodohan / Balas Dendam / Lari dari Pernikahan / Konglomerat berpura-pura miskin / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tamat
Popularitas:59.5k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Siapa yang tidak menginginkan harta berlimpah. Segala keinginan dapat diraih dengan mudah. Tak heran banyak orang berfoya-foya dengan harta.

Berbeda dengan keluarga Cherika. Mereka menggunakan hartanya untuk menolong sesama dan keluarga.

Tapi tidak disangka, karena harta lah Cherika kehilangan harta keluarganya. Orang tuanya menghilang sejak mendapatkan kecelakaan. Hanya Cherika yang selamat.

Cherika kemudian tinggal bersama saudara ibunya. Dan tanpa sengaja, Cherika mendengar penyebab tentang kecelakaan orang tuanya.

Kabar apakah itu?

Ikuti jalan ceritanya !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Kumpul Keluarga

🌑 Kota Ruby

Arvin menderita anemia. Arvin kekurangan zat besi, vitamin B12. Arvin memerlukan transfusi darah. Golongan darah Arvin adalah B-. Kebetulan Rian juga memiliki golongan darah yang sama dengan Arvin. Rian secara sukarela mendonorkan darahnya.

Di ruangan terpisah, Tamara meminta untuk dilakukan tes DNA antara Arvin dan Rian. Entah mengapa, Tamara menemukan kemiripan di antara mereka berdua. Tamara juga merasakan kasih sayang yang amat sangat kepada Rian.

Tamara dulunya pernah hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki. Tapi anak itu meninggal setelah dilahirkan. Usia anaknya yang meninggal sama dengan Rian. Waktu itu Tamara dan Susi usia kehamilan mereka sama dan mereka melahirkan di hari yang sama. Tapi Susi lebih beruntung dari Tamara.

Tamara masih belum mengingat apa-apa. Tamara berusaha mengembalikan ingatan masa lalunya. Rian sudah selesai mendonorkan darah. Tamara dan Rian masuk ke dalam ruangan Arvin. Arvin sudah sadarkan diri.

"Aku kenapa?" Arvin perlahan duduk dari tempat tidurnya.

"Om tadi pingsan. Om anemia," jawab Rian.

Arvin melihat seorang perawat masuk ke dalam ruangannya. Perawat itu memasang infus penambah darah. Tamara memberitahu Arvin, Rian yang mendonorkan darahnya untuk Arvin. Arvin mengkhawatirkan biaya pengobatan. Arvin ingin segera keluar dari rumah sakit dan bilang dia baik-baik saja.

"Om dan Tante tidak usah memikirkan masalah biaya rumah sakit. Cheri yang akan bayar."

"Cheri? Siapa Cheri?" Tamara dan Arvin seperti familiar dengan nama itu.

Rian sebelumnya meminta maaf kepada Arvin dan Tamara karena tidak jujur. Arvin dan Tamara sebenarnya mempunyai seorang anak perempuan. Dia bernama Cherika. Mereka bertiga mengalami kecelakaan mobil. Saat itu Cherika terlempar dari mobil dan selamat. Sedangkan mobil Arvin dan Tamara terjun ke dalam sungai dan mereka berdua menghilang.

Sejak kecelakaan itu, Cherika tinggal bersama Rian dan keluarganya. Rian meneteskan air mata saat menceritakan perjuangan Cherika yang membantu perekonomian keluarganya. Cherika rela menjual konveksi milik Arvin demi biaya kuliah Cherika, Rian dan adiknya Laudya.

Rian juga meminta maaf atas nama kedua orang tuanya. Mereka memaksa Cherika menikah dengan seseorang yang mempunyai gangguan mental. Cherika tidak bahagia, selalu mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

Dan akhirnya, Cherika bercerai dengan suaminya. Mantan mertua Cherika meminta mahar pernikahan dikembalikan. Tapi kedua orang tuanya tidak mau mengembalikan. Sebagai gantinya, adik Rian yang bernama Laudya menikah dengan Dhika sebagai pengganti Cherika.

Laudya juga mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Laudya menyalahkan semuanya kepada Cherika. Laudya menjadi dendam. Dan Laudya berhasil membuat Cherika tidak sadarkan diri. Laudya membakar rumah peninggalan Arvin yang menjadi tempat tinggal Cherika.

Rumah itu terbakar habis. Untungnya Cherika berhasil diselamatkan. Cherika mengalami luka bakar parah. Wajahnya melepuh. Selain itu tubuhnya juga mengeluarkan aroma busuk.

"Cheriiiiiiiii!" Tamara menangis tidak tahan mendengar cerita Cherika yang sangat menyedihkan.

"Lalu di mana Cheri?" Arvin mengepalkan tangan.

"Cherika menghilang. Itulah alasan saya meninggalkan kota Zamrud. Saya ingin mencari Cherika. Saya ingin merawatnya. Dia saudara saya," Rian meneteskan air mata.

"Om, Tante, tolong maafin saya. Keluarga saya sangat jahat. Tapi saya benar-benar tulus kepada kalian. Saya tahu balas budi. Saya ingin melindungi dan merawat kalian," ucap Rian.

"Rian, jadi saudara Tante siapa?"

"Mama saya bernama Susi. Dia adalah kakak kandung Tante."

"Tega sekali!" Tamara juga mengepalkan tangannya.

Rian kemudian berlutut di lantai. Rian mengatupkan kedua tangannya. Sambil menangis sesenggukan, Rian juga mengatakan, Susi membayar seseorang untuk memotong tali rem di mobil Arvin. Hal itulah penyebab mereka mengalami kecelakaan.

Tubuh Tamara merosot ke bawah. Tamara sama sekali tidak mengingat Susi. Tapi setelah mendengar nama Susi disebut, entah mengapa darah Tamara mendidih. Ingin sekali rasanya Tamara menemui Susi dan memberikan hukuman.

"Setelah mengalami kecelakaan, apa Cheri tinggal sendirian?" Arvin memandangi Rian.

"Tidak. Cheri tinggal bersama keluarga Om Arvin. Ternyata Om Arvin punya saudara. Dia bernama Om Zidan. Om Zidan mempunyai dua anak laki-laki yang sangat menyayangi Cheri. Mungkin sekarang Cheri tinggal bersama mereka," jawab Rian.

Arvin mencoba mengingat-ingat. Arvin memegangi kepalanya yang mulai terasa pening. Arvin terus berusaha mengingat tapi tidak bisa.

Terdengar suara langkah kaki di luar ruangan. Arvin, Tamara dan Rian menoleh ke arah depan pintu. Beberapa orang berdiri di sana. Arvin, Tamara memandangi mereka.

"Mamaaaaaaaaa!" Cherika memeluk Tamara yang duduk di lantai.

"Arvin!" Zidan juga langsung memeluk Arvin yang ada di tempat tidur.

Kakek Alby perlahan mendekat. Kakek Alby juga memeluk Arvin. Arvin dan Tamara membalas pelukan tapi mereka hanya diam. Mereka masih belum bisa mengingat.

Rian menjelaskan kepada mereka semua kondisi Tamara dan Arvin.

"Arvin, ini Ayah. Dan dia, Zidan, Abangmu. Ini Wanda istri Zidan, ini Satria anak bungsu Zidan dan ini Erlandi anak pertama Zidan, dia seorang Dokter. Apakah ini Istrimu?" Kakek Alby menunjuk ke arah Tamara.

"Dia istri saya. Apa Ayah belum pernah bertemu sebelumnya?" tanya Arvin.

"Karena kesibukan, kita sama sekali tidak pernah memberikan kabar. Yang penting kita semua berkumpul sekarang," kata Zidan.

Cherika menghampiri Arvin. Cherika memeluk dan menangis di bahu Arvin. Cherika berbisik meminta Arvin jangan pernah lagi meninggalkannya. Arvin membalas pelukan Cherika. Arvin mengangguk dan mencium kening Cherika.

Vian datang belakangan dengan membawa sekeranjang buah-buahan di tangan. Cherika mengenalkan Vian kepada Tamara, Arvin dan Rian. Vian mencium punggung tangan mertuanya. Rian memeluk Vian. Rian minta Vian menjaga Cherika.

Mereka semua kecuali Arvin, duduk lesehan di lantai. Rian di depan Cherika dan keluarganya meminta maaf dan menceritakan semua yang dia dengar. Susi penyebab kecelakaan mobil beberapa tahun yang lalu. Laudya pelaku pembakaran rumah Cherika.

Cherika dan keluarga sebelumnya sudah mengetahuinya. Mereka salut dengan keberanian Rian mengatakan semuanya. Rian sungguh berbeda. Rian tahu balas budi dan tidak takut menyuarakan kebenaran.

"Rian, kamu sama persis seperti Arvin. Dari wajah, sikap," Kakek Alby memandangi Rian.

"Iya, Yah. Saya juga merasakan hal yang sama," sahut Zidan.

"Erlandi, tolong ambil sampel Rian dan Arvin," Kakek Alby memberi perintah.

"Hmmmm, saya sudah meminta perawat mengambil sampel darah mereka. Saya juga sama seperti kalian, saya banyak menemukan kemiripan di antara mereka," Tamara memegang jemari Rian.

Rian dan Cherika ingat, dulu Tamara pernah melahirkan seorang anak laki-laki tapi anak itu meninggal dunia. Anak itu lahir di hari yang sama dengan Rian.

"Rian, mohon maaf sebelumnya. Bukannya lu sendiri yang bilang, keluarga lu jahat. Apa jangan-jangan, anak yang meninggal itu anaknya Tante Susi? Lu ditukar saat lahir," Satria penuh keyakinan.

"Kalo ngomong tu harus ada buktinya! Jaga perasaan Rian!" Dokter Erlandi menepuk pundak Satria.

Semua diam setelah mendengar Satria. Mereka memandangi Rian yang juga dalam kebingungan. Jika semua yang dikatakan Satria itu benar, Susi sungguh sangat keterlaluan.

"Permisi dengan Bu Tamara," perawat berdiri di depan pintu.

"Iya, itu saya," Tamara berdiri menghampiri perawat.

Tamara kembali duduk dengan amplop di tangannya. Tamara memberitahu bahwa amplop itu berisi tes DNA. Tamara perlahan membuka isi amplop. Tangan Tamara bergetar hebat, mata Tamara berkaca-kaca.

Rian yang penasaran tanpa izin dari Tamara langsung merebut kertas laporan itu dari tangan Tamara. Ekspresi Rian sama seperti Tamara, kaget dan diam.

Satria mengambil surat itu dari tangan Rian. Cherika, Dokter Erlandi, Wanda, Zidan dan Kakek Alby, bersama-sama melihatnya.

Dan ternyata isinya adalah ....

Ikuti ceritanya!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
Ditunggu karya² berikutnya. Semangat trus Thor 💪
Queen
😱😱😱😱
Queen
Mungkin karena Nyai telah pergi, penyakit Dhika kambuh.
Queen
Game over
Anang
Ditunggu karya berikutnya 🙏
Tuti
Susi 😱
Baby
Susi orgnya yg mencuri.
Na!
Ternyata Susi
Alesha
🤭
Alesha
😄😄😄😄
Aila
Hmmmmmm
Aila
🤣🤣🤣🤣🤣
Aila
/Facepalm//Grin/
Al!f
😭😭😭😭😭
Tuti
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Tuti
Astaga 😱
Baby
🤣🤣🤣🤣🤣
Baby
Bab +++++ 😄
Baby
🤭
Baby
Mereka masih hidup Pak Umar 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!