Andini adalah istri dari Erlangga, yang memiliki Rahasia Cinta di dalam hatinya. Laki - laki yang menjadi pujaan nya itu bernama Malik. Rasa cinta nya itu karena berawal dari kekagumannya. Hingga pada akhirnya Malik menjadi sopir pribadi Erlangga di kantor nya.
Dinda adalah sahabat Andini yang diam- diam menyukai Erlangga. Berbagai cara di lakukan supaya pernikahan Antara Andini dan Erlangga hancur.
Apakah Andini bisa mempertahankan pernikahan nya dengan Erlangga?
Dengan siapa akhirnya Malik memilih pasangan hidupnya?
Temukan jawabannya di novel " Maafkan Aku Suamiku, Aku Mengkhianatimu "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAYUAN GOMBAL
Rasa ini ibarat pisau tajam. Membunuh waktu ku yang tanpa bisa lepas dari bayang akan mu. Merobek akal yang tiada luput dari gambaran ilusi menghanyutkan.
Aku tahu, rasa ini salah. Kerena itu aku coba hijrah berubah dari rasa salah menjadi kebenaran yang tiada resah. Maaf dengan terpaksa ku tegakan hati membunuh rasa yang tiada semestinya kurasa. Ah tapi ini hanya keinginan semata. Tapi hati masih belum bisa lepas dan ikhlas. Oleh rasa indah yang berkecamuk di dada. Karena rasa salah ini semakin indah ketika bersama mu kurasa.
" Malik!" panggil Erlangga yang sengaja keluar mencari Malik yang duduk bersama sekuriti di kantor itu.
" Eh iya pak!" sahut Malik yang seketika berdiri dan menghampiri Erlangga.
" Malik! Tolong antar Andini pulang ke rumah yah. Saya masih ada sedikit urusan dengan seseorang setelah ini." kata Erlangga sambil melihat jam tangan nya.
" Baik, Pak!" sahut Malik.
" Yes! Akhirnya aku bisa memiliki kesempatan bersama Andini berdua saja." batin Malik.
" Malik! Jika Andini minta shopping, antar kan dahulu yah. Biar lah dia bersenang- senang sementara waktu." ucap Erlangga.
" Jangan kan shopping, minta ke negeri China pun akan saya antar Andini demi melihat Andini bahagia dengan senyumannya yang tidak ada paksa." batin Malik.
" Malik?" ujar Erlangga.
" Eh? Iya pak! Baik pak, siap laksanakan!" kata Malik akhirnya.
" Kamu kenapa, Malik? Kamu harus secepatnya punya pacar di sini biar kerjamu lebih fokus, Malik. Tidak kepikiran yang di Semarang itu." kata Erlangga menggoda.
" Eh pak Erlangga." sahut Malik malu- malu lebih tepatnya pura-pura malu- malu.
Erlangga masuk ke ruangan nya dan menghampiri Andini yang masih fokus dengan laptop nya.
" Sayang! Kamu pulang duluan yah. Biar Malik antar kamu sekarang." kata Erlangga sambil melepaskan kacamata yang dipakai Andini.
" Aku tungguin kamu saja, Mas!" sahut Andini.
" Aku mau keluar! Ada janjian dengan seseorang di kafe."kata Erlangga.
" Hayo siapa? Pasti cewek yah?" tebak Andini.
" Sayang?" ujar Erlangga sambil tersenyum dan mencium kening Andini.
" Eh? Iya iya!" sahut Andini.
" Kamu bisa shopping dulu, sayang. Buat Malik yang menemani kamu sekarang." usul Erlangga.
" Memangnya, Mas mau di belikan apa?" tanya Andini.
" Hem! Kemeja putih saja Andini." jawab Erlangga.
" Oh, baiklah! Aku juga ingin kemeja putih juga. Sekalian belanja bulanan yah, mas!" ucap Andini.
" Iya! Terpenting dan paling utama, aku bisa lihat kamu selalu tersenyum bahagia." ucap Erlangga mulai menggombal.
" Ais! Mulai lagi ngrayu nya." sahut Andini.
" Oke! Aku pergi yah mas!" imbuh Andini sambil mencium punggung tangan milik Erlangga.
" Iya sayang! Hati- hati di jalan!" nasihat Erlangga.
" Siap!" sahut Andini lalu melangkah keluar dari ruangan milik Erlangga. Erlangga pun masih mengikuti Andini yang keluar mencari Malik.
" Eh? Tidak perlu di antar mas!" kata Andini.
" Tidak apa-apa. Kamu adalah istri aku yang cantik dan tidak akan aku sia- sia kan waktu berharga untuk selalu membuat nyaman buat kamu." kata Erlangga yang terdengar indah.
" Mas! Jangan bikin aku semakin terhutang pada kamu mas." sahut Andini.
" Lho? Kenapa begitu? Membahagiakan istri adalah pahala yang besar, sayang." ucap Erlangga.
" Dan aku harus membalasnya berkali-kali lipat untuk membuat kamu bahagia mas."ujar Andini.
" Itu gampang Andini. Siap- siap saja untuk pertempuran nanti malam ya sayang." bisik Erlangga pelan di telinga Andini.
Andini tersenyum manis sambil menatap Erlangga. Senyuman Erlangga begitu nakal kali ini.
" Malik! Titip istri aku ya." kata Erlangga setelah mereka berjumpa dengan Malik yang duduk di depan.
" Baik pak!" sahut Malik.
*******
" Kamu sudah makan, Malik?" tanya Andini.
" Mana aku selera makan, Andini. Jika aku harus melihat kamu selalu bermesraan dengan suami kamu." ucap Malik.
"Malik?" sahut Andini dengan ekspresi iba.
" Hehe. Maaf jangan serius begitu dong. Tidak apa-apa, aku hanya menggoda mu saja kok. Aku ingin tongseng, Andini. Kamu ingin apa?" ucap Malik.
" Boleh! Aku juga pingin sate kambing nya." sahut Andini semangat.
" Queen! Ke mall mau belanja apa sayang?" tanya Malik.
" Belanja bulanan! Dan ada titipan Pak Bos." jawab Andini.
" Queen! Aku mau beli kemeja putih juga." cerita Malik.
" Oh ya?" sahut Andini sambil tersenyum.
" Kenapa Queen? Kenapa senyum- senyum?" tanya Malik.
" Tidak apa-apa! Aku juga ingin beli kemeja putih." jawab Andini.
" Bagus dong, queen. Kita makan dulu saja yah, queen!" ajak Malik.
" Siap!" sahut Andini.
*****
"Kali ini biar aku yang mbayar, Malik!" kata Andini.
" Ais! Tidak! Bukankah aku yang mengajak kamu makan, queen. Jadi aku yang mbayar. Nanti kalau makan bersama Pak Bos baru yang bayar kalian" ucap Malik sambil tersenyum menggoda.
" Kekasihmu ini bukan orang miskin, queen. Saat ini juga pun, kalau mau aku bisa menculik kamu sekarang juga. Dan tentunya tanpa meninggalkan jejak." tantang Malik.
" Malik? Mulai lagi deh!" sahut Andini.
" Eh? Maaf! Queen aku kangen banget sama kamu tapi kenapa sudah sekali menjangkau kamu." kata Malik.
" Malik? Mulai lagi kan!" sahut Andini lagi dengan wajah sedih.
" Maaf! Seneng lihat wajah, queen mengiba begitu." ujar Malik sambil memegang erat tangan Andini.
" Queen!" panggil Malik pelan.
" Iya Malik!" sahut Andini.
" Kamu tahu tidak? Bidadari itu tak bersayap lebih tepatnya berhijab. Rasa itu tiba- tiba datang menghinggapiku dan kamu menyambut nya dengan penuh harap." bisik Malik dengan rayuannya.
" Malik? Kamu kan tahu. Aku tidak berhijab." sahut Andini sambil tersenyum.
" Nanti kalau sudah jadi istri aku, kamu akan berhijab." kata Malik.
"Ais! Yuk kita belanja dulu!" ajak Andini sambil masuk ke supermarket di mall itu.
" Queen, minum lah susu ini!" kata Malik sambil mengambil susu yang non lemak dan memasukkan nya di keranjang.
" Buat apa?" tanya Andini.
" Biar lebih sehat, hehe." jawab Andini.
" Oh! Aku sebenarnya sudah sangat sehat Malik! Apalagi sudah ada kamu di dekat aku." rayu Andini.
" Hahaha. Kamu sudah mulai fokus nulis lagi kan, sayang?" tanya Malik.
" Iya! Ketika jauh dengan kamu betapa aku susah untuk bisa fokus menulis." cerita Andini.
" Bayangan kamu selalu menari- nari di kepalaku. Otak ini tidak bisa diajak bekerja sama untuk mengkhayal kan yang lain selain kamu." imbuh Andini.
" Mulai kumat kan, jiwa pengarang nya. Rayuannya sudah mulai keluar." sahut Malik sambil terkekeh.
" Kamu suka kan!" kata Andini sambil menoel pinggang Malik.
" Suka! Suka sekali jika tiap hari di rayu kamu, queen." ucap Malik.
Biarkan orang banyak bicara tentang kita. Jika hubungan ini kelak akan terbongkar. Mereka hanya bisa mencibir karena mereka belum pernah merasakan, jatuh cinta untuk yang ke dua kalinya. Rasa rindu yang menggunung. Rasa kangen yang bertumpuk-tumpuk dan berlapis-lapis seperti bumi dan langit dengan lapisan-lapisan nya. Sangat sulit untuk ditepikan ketika berusaha melawan dan melepaskan nya. Derita akan rasa kesakitan karena perasaan yang mendera. Ingin melepaskan dan memberontak tapi sangat sulit bak di jerat tali rantai besi. Salah dan benar biarlah Tuhan yang menentukan. Si pelaku hanya bisa menutup telinga dan membisu karena komentar dan cacian. Akan semua tindakan yang di nilai buruk oleh mata telanjang manusia.
malik pebinor laknat dengan segala perbuatan bejat tetap aja dibela dan perlakukan baik oleh para novelis
kelihatan sekali perbedaan besar perlakukan author terhadap pelakor dan pebinor
pelakor dipandang laknat dicap wanita hina dan dibinasakan dengan kejam
tapi
pebinor dipandang pria dengan cinta tulus, di spesial kan
kasihan malik udh di siksa hampir mati wanita yg di cintai nya menikah dgn yg lain
ada di chapter 51,andini sudah melalui operasi plastik setelah wajahnya rusak ..
nanti akan di revisi dari awal lagi...
jd sebel yg slh bkn andini aja Erlangga jg lebih parah main sm tmn istrinya sendiri kok seakan" andini aja yg slh jd bingung mau ngkutin nya udh bab 50 lbh blm ada kejelasan alurnya andai authornya tiap hr upnya lain ceritanya thorr😒😒