Kisah hidup Amaya Mentari yang mencari kebahagian sejati nya di tengah perselingkuhan suaminya.
Dimana delapan tahun pernikahan tidak ada artinya di mata suaminya.
Pengorbanan Mentari tak di hargai selama ini. Kesetiaan nya di balas air mata. Dan yang paling mengenjutkan ternyata selama ini suaminya telah menikah lagi dan memiliki anak dari wanita lain. Dan paling sial nya, keluarga suaminya mendukung itu semua.
Mentari" jika kesetianku di balas penghianatan, jika pernikahan ku tak berarti di mata nya, buat aku pertahankan!"
"Bandingkan aku dengan wanita lain nya mas. Apa ada yang bisa menerima mu dengan kemiskinan mu?"
"Apa ada yang melayani mu sebaik aku saat kamu lumpuh mas?"
"Bahkan mantan si4lan mu meninggalkan mu di hari pernikahan mu mas?"
Dan sekarang, kamu malah menikahinya dan memiliki anak dengan nya, di saat sembuh? Terlalu kamu mas?"
"Apa guna nya hadir ku selama ini di hidup mu mas? "
Yuk ikuti Kisah hidup Amaya Mentari di tenggah badai rumah tangga nya. Mentari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SALAH MUSUH
"Tahan om tahan," ucap Mentari pelan. Dia menutup mulut nya biar nggak di sedot lagi. Nafas nya masih turun naik, sungguh dia kewalahan dengan duda di depan nya ini.
"Kenapa?" Tanya Leon juga. Tak jauh beda dari Mentari, nafas si Leon juga tak beraturan. Rambut dan pakaian nya kusut. Mentari meronta minta di lepaskan.
Dia menarik baju dan rambut Leon asal.
Tapi Leon nya aja terlalu kuat, hingga tak bisa lepas
Mentari dari cengkraman bibir mem4tikan itu.
Leon menarik tangan Mentari, tapi si Mentari menepis nye
"Tunggu bentar om,,,aku denger suara orang deh," keluh Mentari.
"Aku mau lagi honey,,, jangan bohong" tak percaya Leon.
" Serius om aku denger kok?" Kekeh Mentari.
Leon kembali mengapit pinggang Mentari, mempertipis jarak mereka. Mentari mencoba menghalanggi dengan kedua tangan nya.
Kembali tengkuk Mentari di tarik Leon. Dia kembali menyatukan bib!r mereka.
Mmmpp,,,, emmppp
" Astaga ini om om,,, kek brut41 banget nyium nya.
Kayak puasa nggak pernah ciuman aja," bathin Mentari.
Karena Mentari tak memberi akses buat Leon masuk ke dalam mulut nya. Eh leher Mentari yang jadi sasaran nya.
"Astaga om,,, stop om! Situ bukan vampire," protes Mentari.
Leon tak perduli. Dia seperti nya sudah hilang akal. Si duda bayi tua, udah nggak tahan dengan dirinya sendiri.
"Om,,, stop om! Om,,,!"
Kembali bib!r merah itu yang di serbu, atas bawah bib! r itu di sesapnya buas.
Gelora si duda meningkat. Dia menduselkan wajahnya di d4da Mentari yang terhalang pakaian tebal. Tapi meski begitu tetap saja dapat Mentari rasakan gelenyar aneh nya.
Mentari dari awal di sosor itu sudah menolak. Tapi kelamaan, dia seperti berfikir dan menikmati rasanya.
Seperti pernah melakukan ini sebelum nya. Serasa nggak asing.
Dia nggak mikir ini suaminya. Sebab cara menyentuh Leon dan suaminya berbeda. Sangat beda malah.
Dengan suaminya Mentari merasakan hanya sebatas n4fsu. Sedangkan Leon, meski bu4s tapi ada ketulusan di dalam nya. Ada kehangatan yang di rasakan.
Tapi yang terpenting, Mentari seperti mengulang malam yang pernah dia lalui dengan pria afrika itu.
Mereka seperti orang yang sama.
Tapi nggak mungkin om m3sum ini kan patner
ranjang nya. Jelas waktu itu dia kesusahan berjalan.
berat banget pokok nya, panjang besar berurat.
Mentari meragukan om om di depan nya, hingga tak sengaja memandang ke arah bawah sana.
"Astaga buk,,,, gede banget" pekik nya sampai bengek nafas nya.
"Honey,,, kamu kenapa?"
"Sawan aku mas" jawab Mentari, dia menjauh dari Leon.
" Kamu mau minum honey,,,?" Leon mengambil minum milik pak Rahman. Memberikan nya pada Mentari. Tapi belum sampai, eh mundur lagi menoleh ke arah ranjang.
Rasa nya dia melihat ini bapak nya Mentari melotot padanya. Leon makin mendekat ke arah ranjang.
Dia menatap ke arah wajah pak Rahman.
" Bapak sudah bangun,,, mau minum?" tawar Leon. Eh si pak Rahman ngangguk.
"Astagfirullah" Leon kaget,,, sampai mundur ke belakang.
" Ada apa om?" Mentari mendekat.
" Bapak mu minta minum?" cicit nya.
Mentari memasang wajah masam nya kembali, jelas kalau bapak nya koma. Mana mungkin minta minum.
"Ngapain baca istifar?" jutek Mentari.
"Kaget honey!"
"Kenapa astagfirullah, kenapa nggak alhamdulilah," protes Mentari.
"Kan kaget" polos Leon.
"Tapi mana? Bapak ku tetap aja tidur?" Mentari mikir Leon bohong.
"Betulan tadi dia mengangguk," kekeh Leon.
"Tapi,,,?"
"Kita tanyakan pada dokter ya,,,, Biar pasti. Beneran, Aku liat nya tadi emang sempat sadar."
Dokter memeriksa pak Rahman kembali. Dan Leon meyakinkan memang tadi pak Rahman emang meminta minum padanya.
"Kalau seperti itu tanda bagus, coba saya cek terlebih dahulu?"
" Selamat ya nona Mentari, tuan Leon benar. Bapak nona tadi seperti nya sudah terbangun dari komanya." Final si dokter. "Bangun? Mana? Bukan nya ini tetap aja tidur?" protes Mentari.
" Ini karena dia pingsan. Dan akan bisa sadar sebentar lagi nona," ujar si dokter.
"Pingsan!" ulang Leon dan Mentari bersamaan.
Mereka saling toleh, kemudian saling membuang pandangan. Mereka mikir karena ulah mereka lah yang membuat pak Rahman pingsan. Sadar dari koma, langsung dapat pertunjukan seru. Akhir nya pingsan karena kaget.
Di tempat lain berita tentang Haykal makin memanas. Perusahaan nya dari pagi di penuhi oleh wartawan. Bukan nya perusahaan nya saja, rumah nya yang terbakar dan tempat tinggal nya sementara pun ikut di datanggi para pencari berita.
Doni masih bersama dengan majikan nya. Dia tak mungkin bisa pergi dengan mudah. Tentu saja para wartawan itu tahu siapa dirinya.
" Doni,,," panggi Haykal.
"Kamu bisa kan cari cara agar bisa secepat nya keluar dari tempat ini. Aku harus secepat nya menemukan wanita kampung itu," emosi Haykal.
Tadinya dia masih mau mempertahankan Mentari, dia ingin gunakan untuk mengusir istri mudanya. Dan setelah itu dia yang akan menyingkirkan Mentari dengan cara nya. Dia akan memamfaatkan viral nya berita ini untuk kepentingan nya dan perusahaan nya. Dia disini akan menjatuhkan si pelakor, yang tak lain adalah Lisa.
Dengan begitu, kehidupan nya akan damai sementara waktu. Dia dan Mentari akan mendapat simpati warga tanah air. Toh juga dia belum mendaftarkan perceraian hanya menalak nya saja, itupun lewat ponsel.
Tapi keadaan makin memanas. Berita nya makin heboh, dan kehidupan Haykal makin di kuliti.
Di berita yang tersebar hanya ada kebobrokan Haykal dan keluarga nya. Kehidupan bahagia Haykal dengan Lisa, dan kemalangan Mentari sebagai istri tersakiti. Terlebih perselingkuhan Haykal sampai memiliki anak dengan pelakor.
Haykal menyimpulkan bahwa disini Mentari memang bertujuan menjatuhkan nya. Mentari ingin melawan nya. Apalagi kasus hutang piutang nya juga ikut muncul ke permukaan.
Belum lagi dia di ceraikan sepihak dengan cara tidak hormat, tidak pernah di akui sebagai istri sah, dan kehidupan menyedihkan selama ini. Sangat tidak layak, terlebih suaminya adalah CEO tajir di ibu kota.
Tentu saja Haykal dan keluarga nya langsung di serang di dunia maya, berbagai makian dan umpatan dia dapat kan. Akun perusahaan nya juga kena imbas nya. Tahulah keluarga konoha paling benci pelakor. Karena kebanyakan yang menyerbu adalah kaum berdaster.
"Di luar makin banyak wartawan tuan, susah untuk keluar," timpal Doni.
" Kamu sudah temukan keberadaan Mentari?" Tanya Haykal.
"Belum tuan, dia tidak ada di hotel Melati" jawab Doni.
" Bodoh,, jelas saja tidak ada. Kan hotel itu sudah di gerebek. Dan aku sendiri yang melapor."
"Harus nya kamu cari ke kampung nya, kelamaan kinerja mu makin menurun," omel Haykal.
" Maaf tuan,,, ini saya lagi menugaskan orang kesana.
Kita tidak mungkin pergi sendiri melakukan pencarian."
" Pikirkan cara kita untuk menyangkal berita itu. Kita harus segera temukan Mentari. Dia harus membersihkan namaku."
"Bagaimana bisa tuan?" Doni seperti nya tidak setuju?
Itu artinya Mentari yang jadi korban. Di anggap pembohong, di huj4t masyarakat.
" Bisa lah,,, seperti usulan Davis. Mentari berbohong karena iri. Semua berita itu tidak benar. Dia merancang semua nya karena iri dengan Lisa."
"Tapi nona Mentari beneran istri sah anda tuan? Masyarakat akan tahu itu, mungkin sudah tahu. Nyonya Lisa akan tetap jadi pelakor. Dan anda tetap akan kena juga."
" Ya aku akan mengatakan kita sudah lama bercerai secara agama. Jauh sebelum aku menikahi Lisa."
"Aku bisa menjatuhkan Mentari!"
"Aku bisa katakan dia dan keluarga nya slalu mengancam dengan surat piutang itu. Hingga aku tak bisa menceraikan nya secara negara. Keluarga nya sendiri yang tidak ingin aku membayar hutang ku. "
"Aku akan buat Lisa sebagai orang tersakiti. Meski aku sudah tak suka wanita itu lagi karena pembohong."
"Tapi itu terlalu kej4m tuan, nona Mentari kasihan," spontan Doni.
"Kenapa kamu Doni?"
"Sepertinya kamu saat ini sering melawan ku dan membela wanita kampung itu?"
"Kamu menyukai mantan istri ku itu ha?" Tuduh Haykal.
"Bukan tuan,,, hanya dia wanita lemah. Mendapat masalah seperti ini terlalu berat untuk nya." Sangkal Doni.
"Salah sendiri melawan ku! Dan itu sedikit bantahan dari ku. Dan aku masih punya kartu as untuk menjatuhkan wanita kampung itu, nanti!"
"Berani sekali dia melawan ku."
"Apa yang tuan Haykal rencanakan," selidik Doni.
Ah sudahlah, percuma berbicara dengan mu. Siapkan
saja konfrensi ku petang nanti. Jika semua makin memanas, aku harus secepat nya bertindak. Aku akan menyangkal berita itu semua dengan bukti tak kalah darinya.
" Lisa memang pintar akui Haykal dalam hati."
" Rencana nya bisa di gunakan saat terdesak, meski Haykal awal nya sudah tak sudi dengan Lisa, karena di anggap tak berguna. Tapi cara nya buat mengatasi masalah ini Haykal acunggi jempol."
"Tak sia sia dia mau menerima telpon dari istri sirinya
itu"
" Dia yakin semua akan berbalik, dan Masalah nya akan selesai. Termasuk simpati warga akan mengarah padanya. "
"Kamu salah musuh Mentari."
ASTAGA PAK LEOOON🤣🤣🤣 COBA BAYANGIN EXPRESI BAPAKNYA MENTARI SAAT MELIHAT ADEGAN DIDEPAN MATA..
NGEMENG NGEMENG JNGAN LUPA DI FOLLOW YA SAY
semangat terus Author ciptakan karya novel terbaik lagi, ditunggu. Wassalam
oke lanjut author
Gina
punya mertua namanya Mentari
Mentari
punya menantu namanya Gina
Malvin bagaimana???
lanjut thor ceritanya
ditunggu karma buat haykal dan sekeluarga.