Kisah hidup Amaya Mentari yang mencari kebahagian sejati nya di tengah perselingkuhan suaminya.
Dimana delapan tahun pernikahan tidak ada artinya di mata suaminya.
Pengorbanan Mentari tak di hargai selama ini. Kesetiaan nya di balas air mata. Dan yang paling mengenjutkan ternyata selama ini suaminya telah menikah lagi dan memiliki anak dari wanita lain. Dan paling sial nya, keluarga suaminya mendukung itu semua.
Mentari" jika kesetianku di balas penghianatan, jika pernikahan ku tak berarti di mata nya, buat aku pertahankan!"
"Bandingkan aku dengan wanita lain nya mas. Apa ada yang bisa menerima mu dengan kemiskinan mu?"
"Apa ada yang melayani mu sebaik aku saat kamu lumpuh mas?"
"Bahkan mantan si4lan mu meninggalkan mu di hari pernikahan mu mas?"
Dan sekarang, kamu malah menikahinya dan memiliki anak dengan nya, di saat sembuh? Terlalu kamu mas?"
"Apa guna nya hadir ku selama ini di hidup mu mas? "
Yuk ikuti Kisah hidup Amaya Mentari di tenggah badai rumah tangga nya. Mentari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LEON MAU
Pagi buta Malvin sudah terbangun. Sekarang dia sudah berdiri di depan pintu kamar si bos besar nya, tuan Leon.
Setelah mengerjai Maxi dan dan menitahkan satpam mencabut gambar Gina di dinding hotel, Malvin segera tertidur. Rencana untuk mencari tahu tentang si wanita itu urung di lakukan.
Malvin merasa kerjaan nya terlalu banyak, tidak ada waktu untuk bermain dengan kaum hawa. Apalagi dia punya trauma dengan mahluk betina. Jadi dia urungankan semua rencana nya.
Mungkin Gina itu hanya kebetulan saja, sebagai salah satu wanita yang tak membuat nya berkeringat dingin. Biasa nya Malvin jika dekat dengan wanita dia langsung gemeter hebat dan langsung sesak nafas.
Di awal ketemu, Malvin buktinya langsung sakit. Tapi di pertemuan yang ke dua tadi, dia tak mengalami itu lagi. Bahkan di pertemuan tadi Malvin biasa aja.
Aneh sih, tapi Malvin tak ingin mencari tahu lebih lanjut. Alasan nya ya dia sibuk dan tak punya waktu.
Setelah memutuskan, tak ingin berhubungan dengan kaum hawa terlebih dahulu, Malvin segera tidur. Dan tadi pagi begitu terbangun, dia langsung mengecek kerjaan nya. Menelusuri kehidupan sang wanita tuan nya, Malvin malah dapat gosip hangat dan terbaru. Rupanya ini gosip baru muncul tengah malam kemarin.
Dan disinilah dia berada, depan kamar sang atasan, mengadu apa yang terjadi.
"Kapan berita ini muncul?" tanya Leon memastikan.
"Semalam kayak nya tuan."
"Ck,,, kenapa kamu baru melapor sekarang, * hardik Leon. Sungguh dia tak tenang. Khawatir akan masalah yang di hadapi Mentari nantinya.
"Saya baru tahu satu jam yang lalu tuan," jawab Malvin.
"Take down berita ini secepat nya, apa bisa?"
Percuma tuan, berita ini sudah di tonton puluhan juta orang. Di tayangkan di banyak stasiun tv.
"Ck,,, kenapa dia gegabah sekali. Bagaimana kalau suaminya eh mantan nya itu berlaku tidak baik padanya.
Atau keluarga suaminya," cemas Leon.
"Padahal aku bisa membalaskan sakit hatinya. Mengapa harus dengan cara begini," tak setuju Leon.
"Dia tak ingin nama Mentari buruk nantinya akibat mantan suaminya itu."
"Bisa jadi suaminya itu memutarbalikan fakta, atau menyerang nya bersama dengan madunya saat ini."
"Malvin, batalkan semua Agenda hari ini. Antar aku ke tempat Mentari," titah nya.
"Yakin tuan, apa nona Mentari tidak akan kaget melihat anda tuan."
"Ck,,, Malvin berenti meledek ku. Aku lagi tak ingin bercanda."
" Apa tuan akan langsung mengaku padanya, sudah pernah menghabiskan malam bersama."
"Kau gila, mana mungkin saat begini aku buat
pengakuan seperti itu?" heran Leon dengan pikiran sang asisten.
"Trus atas dasar apa anda datang menemui nya tuan?"
"Apa dia tak akan aneh pada anda nantinya," imbuh Malvin ucapan nya.
Leon terdiam, dia tak memikirkan sampai sana. Atas dasar apa dia menemui wanita nya. Masa iya dia mau sok kenal? Kan nggak mungkin?
Atau alasan karena meniduri nya. Kan sama aja menyiram bensin pada kobaran api. Wong masalah nya aja sudah rumit begini.
Tentu nya Mentari akan aneh juga, jika tetiba dia datang dan mengatakan ingin melindunggi nya. Itu lebih tak mungkin, menginggat Mentari masih berstatus istri orang.
"Di rumah sakit mana papanya di rawat?" tanya Leon.
"Medika Sejahtera."
"Oh,,, ku rasa rumah sakit itu biasa aja. Jadi tak sulit buat masuk kesana."
"Maksud tuan?"
"Beli saham di rumah sakit itu atas namaku, sekarang juga." titah Leon.
Saham tuan?" pastikan Malvin.
"Iya,,, bukan nya kamu bilang aku butuh alasan. Dan itu alasan yang cukup bagus bukan, aku bisa muncul di depan nya."
"Aku akan datang sebagai salah satu pemilik rumah sakit. Dan untuk peninjauan.
Malvin hanya bisa mengangguk. Leon mah bebas, dia kan orang terkaya se asia. Uang segitu tak akan jadi masalah buat nya.
Dan disini lah mereka sekarang, di depan ruangan bapak Mentari. Karena Malvin ada yang menghubunggi terpaksa dia menjauh. Tinggalah Leon sendiri.
Tapi sayang nya Leon mendadak nerveus sendiri.
Jantung nya dag dig membayangkan apa yang akan terjadi jika bertemu.
Leon sudah seperti abg yang baru mengenal cinta. Ada perasaan takut dan senang secara bersamaan. Keringat dingin tetiba muncul di kening nya.
"Ais,,, kok gugup dan tegang gini sih?" omel Leon.
Lagi. " Mana itu Malvin nelpon aja lama banget," gerutu nya
Leon celinggak celingguk mencari sang asisten. Tapi tak di lihat nya ada di sepanjang lorong ruangan ini.
"Ck,,, kampret Malvin, jangan bilang dia ninggalin gue?" gerutu Leon.
Tak ingin makin tegang sendiri, Leon memilih mencari asisten nya terlebih dahulu.
"Akhirnya ketemu juga dia, ngpain nelpon ke planet Pluto dia?" menggerutu Leon. Sedangkan Malvin yang mendengar omelan si bos nya aneh sendiri. Bukan nya mau ketemu wanita nya, ngapain malah nyari dia.
"Buruan matikan ponsel mu. Temani aku masuk. Aku mendadak nggak pede," jujur Leon. Dan itu membuat Malvin mengangga tak percaya.
Seorang Leon tak percaya diri. Kan aneh?
Karena ini adalah perintah, jadilah Malvin segera meneruti keinginan sang bos.
Tok,,, tok,,, pintu mereka ketuk berulang kali, tapi pintu itu tak terbuka sama sekali.
Tok,,,tok,, tok,,, kembali pintu mereka ketuk di barenggi oleh Malvin yang mengeluarkan suara emas nya cukup keras.
"Selamat pagi,,,," salam dari Malvin
"Asasalamualaikum," Leon juga ikut mengucapkan
Salam, tapi tetap tak ada balasan dari dalam.
"Sepi! Ada orang nya nggak sih?" Celetuk Leon.
"Jelas aja ada tuan, kan lampunya menyala," timpal Malvin.
" Tapi kenapa tak ada balasan. Masa iya masih tidur jam segini?"
" Nah itu saya tidak tahu tuan."
Tok,, tok pintu kembali Leon ketuk tapi tetap saja tak ada sahutan dari dalam. Boro pintu di buka.
Malvin nekat mendorong pintu, melupakan adap kesopanan. Tapi nyata nya pintu itu tak bergeser. Handel nya Malvin buka juga tak bisa.
"Di kunci tuan," bisik Malvin. Dia memberi tanda di mulut juga agar tuan nya diam.
" Ha?"
"Sepertinya penghuni nya tahu kita datang, kemungkinan mereka menghindar."
"Kenapa?"
Malvin hanya menaikan bahunya sebagai jawaban.
"Trus bagaimana?" tanya Leon.
"Terserah tuan, mau tunggu atau pulang. Kita udah di tolak duluan," ucap Malvin.
"Tapi aku sudah sejauh ini masa nggak ada hasil. Minimal ketemu," ucap Leon.
"Trus bagaimana tuan, anda sudah di tolak duluan."
Leon terdiam seperti berfikir. Sedangkan Malvin hanya menikmati wajah kusut sang bos, terlihat kesal dan khawatir jadi satu.
"Ternyata nona Mentari seperti belut ya tuan, licin" ujar Malvin.
Leon melotot wanitanya di katakan belut, tapi emang iya. Contoh nya saat ini, mereka sudah satu jam disini, eh yang di khawatirkan masih bertahan di dalam.
Padahal Leon sudah membatalkan semua kerjaan nya
untuk bisa bertemu wanita itu, Leon ingin memberikan suport eh malah di kacangin oleh Mentari.
Kalau sudah begini kan mending Leon dan Malvin pergi.
Sepuluh menit dari kepergian dua pria itu barulah pintu terbuka, ibu Mirah mencoba mengintip keluar.
"Udah pergi nduk sepertinya teroris nya," ujar ibu
Mirah. Sungguh dia sangat takut dari tadi di dalam.
Apalagi Mentari bilang itu t3roris ibu kota serem, langsung main ledakan aja.
Mentari ikut keluar, dan memang pasangan bos dan asisten itu udah tak ada.
Lega,, itulah yang di rasakan Mentari.
Baru lima menit mereka masuk, ada yang mengetuk pintu, Mentari mengintip eh ternyata dokter jaga. Tentu saja Mentari langsung membuka kan pintu.
Rombongan dokter jaga masuk, mengecek keadaan pak Rahman. Mentari dan ibunya dengan fokus mendengar penjelasan pak dokter itu. Dia tak sadar jika ada dua orang tamu lain nya sudah bergabung disana, tepat nya ada di belakang Mentari.
" Trus sampai kapan bapak nya saya bakal tidur seperti itu pak dokter?" tanya Mentari.
" Nah itu kami juga tidak bisa memastikan. Berdoa saja," jawab dokter itu.
"Apa ada harapan pak dokter, buat bapak ku sehat?"
" Semua bisa berharap, tapi hanya Tuhan yang menentukan. Tapi harapan tetap ada nona," balas dokter itu.
"Jadilah anak yang baik, agar doamu terkabul," bisik seseorang di belakang Mentari.
" Tentu saja," jawab Mentari spontan.
"Berusaha bersembunyi itu bukan perbuatan baik," ucap Leon lagi dari belakang.
"Mana ada? Emang ngapain aku ngajak pak dokter main sembunyian," jawab Mentari lagi dengan polos nya.
" Bukan nya tadi kamu sembunyi dari ku hmmmm?"
Leon lebih mendekat, dia udah seperti kucing bir4hi. Dia mencium wangi manis dari tengkuk sang calon janda dengan rakus.
Leon sampai melupakan fakta bahwa di dalam sana bukan hanya ada dirinya.
Sungguh wanita ini membuat nya candu, ingin dia tarik ke ranj4ng nya, mengulang kembali malam terindah mereka. Khusus nya Leon sendiri.
Mentari sampai meremang merasakan nafas hangat Leon di tengkuk nya. Tapi setelah sadar, Mentari kaget sendiri.
Pak dokter dan rombongan suster nya sudah tak ada.
Begitupun ibunya. Hanya ada dia dan bapak nya yang tertidur panjang. Dan satu orang lagi di belakang Mentari.
"Siapa nih orang?" Bathin Mentari.
Mentari mau berbalik tapi dia seperti di peluk dari belakang oleh seseorang. Karena penasaran tentu saja Mentari berontak.
Kini mereka berhadapan, Mentari yang kaget dengan siapa di depan nya. Dan Leon yang tak bisa mengontrol diri nya dekat istri orang ini.
" Om om m3sum," spontan Mentari. Tapi pinggang nya sudah di apit duluan oleh Leon, mempertipis jarak mereka. Dia memandang lekat wajah wanita nya.
Mentari mengernyitkan kening nya, tentu saja dia tahu mimik wajah seperti ini. Dia sudah bersuami delapan tahun, dan wajah ini persis saat suaminya lagi minta jatah padanya.
Leon n4fsuan.
YA AMMMPUUUUN OM OM KALAU LAGI BUCIN YA GINII NIIIH🤣🤣🤣🤣
tetapi blm bucin
yg bucin duluan Gina
mentari hamil
yg ngidam Yg bikin mentari hamil...
lanjut Thor ceritanya