CEO paling disegani meninggal dan bangun di tubuh Anggun, putri yang sudah dilupakan semua orang.
Bagaimana bisa Anggun mendapatkan kerja sama dengan Alvin?
Dari mana kemampuan bahasa inggris,, oh, dia juga bisa bahasa arab?
Gawat!
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Merusak citra Anggun di depan Alvin
Klotak klotak klotak....
Agatha bersama putrinya memasuki hotel dengan barang-barang branded yang membuat orang merasa iri.
"Wah,,, itu pemilik hotel dan putrinya, penampilan mereka sungguh luar biasa."
"Kekayaan mereka pasti tak ternilai, apalagi sebentar lagi hotel mereka akan semakin berkembang setelah bekerja sama dengan Alvin. Aku dengar hari ini mereka akan mengadakan pertemuan dengan Alvin untuk membahas lebih lanjut tentang kerjasama mereka."
"Wah,,, mereka akan semakin naik."
"Keberuntungan seseorang memang sulit di tebak."
Orang-orang berbincang saat melihat dua perempuan berpenampilan glamour memasuki hotel.
Berlin tersenyum senang, dia sangat suka dengan pujian dan sengaja memperlambat langkahnya untuk mendengar lebih banyak pujian dari orang-orang yang ada di sana.
Sampai keduanya memasuki lift dan naik ke lantai atas, saat itu juga Anggun bersama Harni muncul dari pintu masuk.
Mereka pun masih mendengar suara para perempuan yang memuji penampilan Agatha dan putrinya.
"Perempuan dewasa itu bernama Agatha bersama putrinya yang bernama Berlin, baru menikah ke dalam keluarga Baraya dan mewarisi hotel ini dari suaminya."
"Gila! mereka berdua sungguh beruntung, pantas saja bisa datang ke sini dengan pakaian-pakaian serba mewah itu."
"Sekarang keduanya menjadi pemilik hotel ini, apalagi kalau tuan besar Baraya meninggal, maka tidak ada lagi ancaman bagi mereka untuk memiliki hotel ini."
Harni benar-benar kesal mendengar percakapan para perempuan itu sehingga dia tidak bisa untuk tidak menghentikan langkahnya dan menatap ke arah para perempuan yang berbincang itu sambil berkata, "jangan bicara omong kosong! Nona ku masih hidup, dan selama dia masih hidup, maka hotel ini tidak akan pernah menjadi milik siapapun, apalagi dua perempuan sombong itu!"
Para perempuan di sana terkejut mendengar ucapan Harni, mereka menatap Harni dengan bingung, tetapi ketika menyadari Harni menggunakan pakaian yang sangat sederhana dan perempuan yang berdiri di belakang Harni juga hanya berpenampilan sederhana, maka para perempuan itu tertawa mengejek.
"Ha ha ha... Astaga! Apakah nonamu yang kau maksud itu perempuan yang berdiri di belakangmu?" Tanya seorang perempuan dengan ekspresi konyol.
Harni bingung dengan ekspresi perempuan yang bertanya, tetapi dia dengan tegas berkata, "tentu saja! Nonaku ini anak dari tuan besar Baraya, dia Putri tunggal--"
"Ha ha ha... Jangan bermimpi! Kalau dia benar-benar Putri tuan besar Baraya, maka dia seharusnya memakai pakaian yang sedikit selevel dengan Agatha dan putrinya. Bukannya tampil seperti gelandangan yang hanya menggunakan pakaian seharga kacang goreng!" Kata salah seorang perempuan diikuti para perempuan lainnya yang tertawa konyol melihat orang miskin bermimpi di siang bolong.
Harni menjadi kesal, dia dengan geram berkata, "Kalian! Aku bahkan bisa membuktikan kalau nonaku ini adalah Putri kandung--"
"Sudah," Anggun menghentikan Harni, "kita tidak perlu buang-buang waktu untuk mereka, ayo pergi."
Harni menatap Anggun, "tapi Nona, mereka keterlaluan menghina Nona, mereka harusnya meminta maaf atas--"
"Ayo pergi," kata Anggun merangkul Harni meninggalkan para perempuan di sana yang masih tertawa konyol.
"Ha ha... Sungguh gila, seharusnya pihak hotel tidak mengizinkan gelandangan seperti mereka berada di sini."
"Baru sekali ini aku melihat seseorang bermimpi di siang bolong seperti itu, hanya gelandangan yang ingin mencap dirinya sebagai pewaris keluarga konglomerat! Sungguh memalukan!"
"Eh,, itu Alvin!" Tiba-tiba salah seorang perempuan berseru saat ia melihat ke arah pintu masuk dan mendapati Alvin baru saja muncul bersama asistennya.
"Ya, ampun! Tampan sekali!"
"Sejak kapan dia berdiri di sana?"
"Mungkin saja baru datang! Dia pasti ke sini untuk menghadiri rapat kerjasama mereka dengan hotel keluarga Baraya ini! Agatha dan putrinya sungguh beruntung akan memiliki waktu berbincang dengan Alvin!"
Raut muka para perempuan di sana kini dipenuhi rasa iri terhadap Agatha dan putrinya yang memiliki kesempatan luar biasa untuk berinteraksi langsung dengan pria idola semua orang di kota mereka.
Alvin mengabaikan tatapan para perempuan itu dan segera memasuki lift menuju lantai tempat pertemuan akan diadakan.
Di dalam lift, sang asisten berkata, "saya pikir Agatha dan putrinya akan berusaha menghalangi nona Anggun untuk menghadiri pertemuan ini, tapi ternyata mereka membiarkan Nona Anggun datang. Sepertinya mereka akan melakukan apapun termasuk menurunkan ego mereka demi bekerja sama dengan Anda."
Alvin tidak menjawab apapun, dia hanya teringat bagaimana tenangnya Anggun ketika dihina oleh para perempuan yang berada di lobby hotel.
Ini benar-benar pertama kalinya ia melihat perempuan yang berbeda dari para perempuan lainnya.
Setahunya, harga diri bagi seorang perempuan adalah yang paling dijunjung, namun sepertinya Anggun adalah orang yang cuek saja dan tidak memperdulikan pandangan orang lain terhadapnya.
Menarik!
Ting!
Lift berhenti di lantai 23, lalu kedua orang itu keluar dari sana dan langsung disambut di depan lift oleh Agatha dan putrinya.
Dua perempuan itu tampil sangat cantik, bahakan Berlin berpenampilan seakan menghadiri pesta selebriti dengan gaun berhiaskan berlian dan potongan yang menunjukkan dada indahnya.
Gerakan kecil yang elegan sengaja dibuat Berlin untuk menarik perhatian Alvin, tapi ia sedikit kesal saat pria di hadapannya sama sekali tak menoleh padanya.
Masakan ada pria yang menolak pesonanya?
Pada saat itu, kening Alvin sedikit berkerut ketika ia melihat hanya 2 perempuan yang menyambutnya, di mana Anggun?
Agatha bersemangat menatap pria di hadapannya, dia dengan cepat berkata, "Selamat datang di hotel kami. Maaf tidak menyambut di depan hotel, sebelumnya kami tidak mengetahui Anda akan datang secepat ini. Sebagai permintaan maaf, kami--"
"Maaf menyela," asisten Alvin berbicara, "bukankah saya memberitahu asisten anda bahwa tuan muda kami akan menemui seluruh pemilik hotel, termasuk Nona Anggun yang merupakan anak kandung pemilik hotel ini, Kenapa hanya ada kalian berdua?"
Diam-diam Agatha mengatup erat-erat giginya karena kesal dengan asisten Alvin yang bersikap tidak sopan padanya, tetapi Agatha menahan diri dan membiarkan putrinya lah yang menjawab pertanyaan sang asisten.
Dengan suara yang lembut dan penuh kehangatan, Berlin berkata, "Kakak saya sedang sibuk, Dia tidak bisa datang hari ini, tetapi tuan muda tenang saja karena pengelolaan hotel ini telah dipercayakan kepada ibu saya, jadi tanpa kakak saya pun kesepakatan kita--"
"Sepertinya anda sudah salah paham," asisten Alvin tidak tahan lagi, dia kembali menyala ucapan perempuan di hadapannya bersamaan dengan Alvin yang kembali memasuki lift untuk meninggalkan tempat itu.
Tidak ada gunanya bertemu dengan kedua perempuan itu, dia hanya penasaran pada Anggun jadi memanfaatkan kesempatan ini untuk bertemu dengan Anggun, bukannya membuang-buang waktu dengan Agatha dan putrinya.
"Tuan muda!" Berlin dengan cepat menyusul ke dalam lift, menatap Alvin, "kakak saya benar-benar sibuk, saya sudah berusaha untuk membujuknya, tetapi kakak saya sepertinya tidak ingin dekat-dekat dengan saya sehingga dia tidak mau mengikuti pertemuan yang juga dihadiri oleh saya. Jika tuan muda memang menginginkan kakak saya yang mewakili pertemuan ini, maka saya tidak apa-apa jika tidak mengikutinya, biar ibu dan kakak saya saja yang mengadakan rapat dengan Anda. Tapi mungkin hari ini tidak bisa dilakukan karena kakak saya sedang tidak tahu dimana keberadaannya setelah dia mencuri perhiasan milik saya dan kabur begitu saja. Tapi saya akan berusaha mencari tahu dan menghubunginya, jadi mohon jangan tersinggung dan biarkan saya menjamu Anda sebagai permintaan maaf saya," ucap Berlin dengan penuh kerendahan hati seolah-olah dia adalah gadis polos yang sudah melakukan kesalahan besar dan sekarang berusaha memperbaiki kesalahannya itu.
Dari sudut matanya, Alvin melirik perempuan yang berusaha mendapatkan perhatiannya, jelas-jelas dia melihat Anggun hari ini di hotel, tapi perempuan ini malah mengarang cerita.
Ting!
Lift berhenti di lantai 15 membuat Berlin dengan cepat menekan tombol Close, tidak ingin ada yang mengganggu percakapan mereka, apa lagi Alvin belum menjawab ucapannya.
Namun pada saat ia hendak bicara pada orang di luar lift agar menggunakan lift lain, wajah Berlin membeku ketika melihat perempuan yang menahan lift ternyata adalah Anggun.
Berani-beraninya perempuan itu datang ke sini!
Bahkan sekarang berusaha mencari kesempatan untuk bertemu dengan Alvin!
Seketika tangan Berlin diam-diam mengepal kuat sambil menatap Anggun, "Kakak, ternyata kakak sudah pulang? Aku sudah cemas kakak kenapa-kenapa, syukurlah kakak baik-baik saja," Berlin langsung berlari keluar segera memeluk Anggun membuat Anggun mengerutkan keningnya dengan tubuh mematung.
Sandiwara apa lagi ini?
Anggun menatap pria yang berada dalam lift, Dia teringat ucapan para perempuan di lobby hotel yang mengatakan hari ini Alvin ada pertemuan dengan Agatha dan Berlin.
"Kakak," suara Berlin cemas saat ia melepaskan pelukannya pada Anggun, "Aku sudah memaafkan apa yang kakak lakukan, aku tidak akan memperhitungkan tentang perhiasanku yang kakak curi itu, jadi aku mohon pada kakak supaya tidak kabur lagi dari rumah," ucap Berlin dengan wajah khawatirnya.
Pokonya dia harus membuat citra Anggun tercoreng sampai serendah-rendahnya di hadapan Alvin dan sekaligus memanfaatkannya untuk menaikkan citranya.
Anggun akan terlihat seperti seorang pencuri, sedangkan dia seperti seorang adik yang memiliki kemurahan hati terhadap kakaknya yang telah berbuat salah.