NovelToon NovelToon
Legenda Shinobi Satu Pukulan

Legenda Shinobi Satu Pukulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Time Travel / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Daud Nikolas

Di dunia Bintang Biru, setiap manusia akan melalui ritual kebangkitan bakat. Mulai dari peringkat terendah Rank F hingga yang tertinggi Rank SSS, bakat inilah yang menentukan jalan hidup seseorang—apakah menjadi manusia biasa atau pahlawan yang mampu mengguncang alam semesta. Sejak lahir, Ye Chen dianggap tak memiliki masa depan. Bakatnya hanyalah elemen kayu dan aura rubah biasa. Namun, tak seorang pun tahu bahwa rubah di dalam dirinya adalah Rubah Ekor Sepuluh, eksistensi mitos yang melampaui seluruh makhluk sihir. Saat upacara kebangkitan dimulai, seluruh langit bergetar. Ye Chen justru memecahkan batas manusia dan memperoleh bakat misterius: Saitama—Fisik Tak Terbatas, kekuatan tubuh yang berkembang tanpa ujung hingga melampaui segala logika. Namun perjalanan Ye Chen tak sendiri. Kekasih masa kecilnya, seorang gadis berbakat yang selalu berada di sisinya, membangkitkan garis keturunan kuno Uchiha sejak kecil, lengkap dengan mata yang menyala bak api takdir. Tidak hanya itu, dia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daud Nikolas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 25

Pedang dan telapak raksasa berukuran ratusan mil membawa kekuatan penghancur yang dahsyat, saling bertabrakan.

Dong!

Boom!

Ledakan maha dahsyat menyebar hingga ribuan mil. Ibu kota bergetar hebat, gunung dan sungai berguncang, bahkan para monster di hutan dan pegunungan melolong ketakutan.

“Apa yang terjadi?”

Semua ahli di ibu kota merasakan keanehan. Suatu kekuatan mengerikan mengguncang alam. Anak-anak, remaja, bahkan para sesepuh berumur ribuan tahun serempak menatap ke arah ledakan itu.

Di langit, cahaya biru dan emas beradu, saling menerangi dan membelah awan gelap di angkasa.

“Ibu… itu apa?” tanya seorang bocah di depan pintu supermarket sambil menunjuk ke langit.

Sang ibu yang tengah memegang belanjaan menatap langit serius.

“Nak, itu… pertempuran seorang ahli hebat.”

“Wah, keren! Kalau besar nanti aku juga mau sekuat itu. Aku mau menerangi seluruh dunia dengan kekuatanku!”

“Hahaha… nak, kalau begitu kamu harus bekerja keras.”

Di sisi lain, banyak ahli alam kultivasi tingkat planet mulai mengedarkan indra ilahi mereka. Kesadaran spiritual yang kuat bergema ke segala arah.

“Apa yang terjadi?”

“Entahlah. Tapi getaran itu berasal dari wilayah keluarga Xia, di dekat gunung sejauh beberapa ribu meter dari sini.”

“Apa yang dilakukan hantu tua Xia kali ini?”

Tiba-tiba, suara berat menggema di langit, menembus kesadaran mereka.

“Teman-teman lama, maaf. Aku hanya mencoba kemampuan baru, jadi… mohon dimaafkan.”

Para ahli terdiam sejenak, lalu beberapa mendengus.

“Huh, hantu tua Xia. Jangan bikin keributan besar seperti itu lagi.”

“Benar, besok ada seleksi Universitas Langit Berbintang. Persiapkan cucumu untuk berpartisipasi.”

Xia Zhang menjawab santai,

“Hahaha, baik, baik. Maaf sudah mengganggu.”

Setelah itu, satu per satu ahli menutup kembali kesadaran mereka dan melanjutkan aktivitas masing-masing.

Di sisi lain, sejauh beberapa ribu meter dari kota, Xia Zhang menghela napas panjang. Tatapannya rumit mengarah ke langit, di mana awan berwarna emas dan biru masih bersinar. Kedua warna itu menjulang tinggi, membelah awan sejauh ratusan mil. Qi pedang dan telapak suci beradu dengan dahsyat namun indah.

Ye Chen di bawah mulai sadar. Tatapannya kosong sesaat, lalu terkejut. Kekuatan Shinjutsu yang ia lepaskan perlahan memudar.

“Astaga… aku tak sengaja mengaktifkan Shinjutsu dan kekuatan fisikku. Itu sampai jutaan ton…” gumamnya.

Dia menyadari dirinya terbawa emosi oleh kenangan masa lalu.

Syukurlah, Lan Shuang sempat menahannya.

Lan Shuang turun perlahan, mendarat di samping Ye Chen. Mata Rinnegan biru di kanan mulai menghilang. Ia menatap Ye Chen heran.

“Kak, kenapa tadi begitu? Apa kau berniat membunuhnya?” katanya, sambil menunjuk ke arah Xia Qing Yue.

Ye Chen langsung menggaruk kepala dengan wajah malu.

“Eh… maaf, maaf. Kakak cuma terbawa suasana tadi.”

Di kejauhan, Xia Qing Yue masih berada dalam perlindungan air dan bayangan dewi air yang ia panggil. Namun, perlindungan itu mulai goyah. Tubuh dewi air di bawahnya retak, berderak, lalu hancur. Airnya menguap dan lenyap tanpa jejak.

Kaki Xia Qing Yue gemetar hebat, tubuhnya jatuh terduduk di udara. Serangan Ye Chen tadi, jika benar-benar diarahkan sepenuhnya padanya, pasti sudah membunuhnya. Ia menatap rumit ke arah dua bersaudara itu. Adik perempuan Ye Chen bahkan mampu menahan serangan telapak sebesar itu—kekuatan yang tak terbayangkan.

‘Sebenarnya siapa mereka… kenapa bisa sekuat itu?’ pikirnya dalam hati, menatap sekitar yang kini dipenuhi reruntuhan gunung. Qi pedang masih berdesir di udara, terbentuk dari gunung-gunung yang runtuh akibat benturan sebelumnya.

Xia Zhang turun perlahan ke sisi cucunya.

“Qing Yue,” ucapnya pelan namun tegas.

Gadis itu menunduk.

“Sekarang kamu sudah mengerti kan, betapa kuatnya sepupumu? Jangan pernah meremehkan siapa pun. Di atas langit masih ada langit. Kau paham?”

Xia Qing Yue mendengar teguran itu dan mengangguk lemah.

“Ya, Kek.”

“Hm, bagus.” Xia Zhang tersenyum tipis. “Shuang’er, Chen’er—kemarilah.”

Ye Chen dan Lan Shuang yang sedang berbicara singkat langsung menghampiri.

“Ya, Kek,” jawab mereka bersamaan.

Xia Zhang menatap keduanya penuh rasa ingin tahu.

“Serangan tadi... itu sudah setingkat ahli alam planet, bukan?”

Ye Chen dan Lan Shuang saling berpandangan, lalu mengangguk.

“Benar, Kek. Kami menggunakan Shinjutsu. Kekuatan serangan itu memang setara dengan ahli tingkat planet,” jawab Ye Chen tenang.

Xia Qing Yue yang mendengar itu hanya terdiam. Kekalahannya kali ini tidak bisa disangkal. Semua terjadi dengan adil.

Xia Zhang menatap keduanya serius.

“Apakah ada efek sampingnya kalau kalian memakai teknik itu lagi?”

Ye Chen dan Lan Shuang saling bergumam sebentar sebelum Ye Chen menjawab.

“Seharusnya ada, Kek. Untuk mengaktifkan kekuatan itu, tubuh fisik harus benar-benar seimbang. Kalau tidak... tubuh kami bisa meledak dan mati. Jadi, kami meningkatkan kekuatan fisik sampai setara dengan ahli alam planet agar bisa menahannya.”

Xia Zhang tertawa keras.

“Hahaha! Cucu-cucuku benar-benar luar biasa. Bahkan fisik kalian saja sudah menyamai tingkat planet! Bagus, sangat bagus!”

Ia menepuk bahunya dengan puas.

“Besok, itu akan menjadi kartu truf kalian. Kalian pasti akan mengejutkan teman-teman lamaku dan para mentor perekrutan universitas.”

Setelah itu, Xia Zhang menatap ke arah cucunya yang lain.

“Oh iya, besok kalian juga bantu kakek lindungi Qing Yue, ya.”

Ye Chen menatap Xia Qing Yue sejenak, lalu mengangguk.

“Baik, Kek.”

Lan Shuang hanya menghela napas pendek dan berkata datar,

“iya saja deh.”

Xia Zhang memandang langit yang mulai berwarna jingga. Sisa ledakan qi dari pertempuran masih bergema lembut di udara, seperti angin spiritual yang menari di antara awan. Ia menghela napas panjang lalu berbalik, menatap ketiga cucunya yang berdiri dengan wajah lelah namun tetap tegap.

“Sudah cukup untuk hari ini. Kalian semua ikut aku kembali ke villa,” katanya dengan nada tegas namun penuh kebanggaan.

Ye Chen dan Lan Shuang menunduk hormat, sementara Xia Qing Yue hanya diam, masih merenungi pertempuran barusan. Mereka bertiga mengikuti Xia Zhang turun dari area pegunungan yang porak-poranda.

Beberapa penjaga keluarga Xia yang sudah menunggu di bawah langsung memberi hormat. Mobil hitam panjang sudah disiapkan, dan dalam diam mereka semua naik. Perjalanan menuju villa berlangsung dalam kesunyian, hanya suara mesin dan hembusan angin malam yang terdengar.

Begitu sampai di gerbang utama, cahaya lampu taman yang hangat menyambut. Villa keluarga Xia tampak megah—dinding batu putih bercampur dengan arsitektur kuno yang elegan. Patung naga air berdiri di sisi kolam besar, memancarkan aura spiritual yang lembut.

“Selamat datang kembali, Tuan Besar, Nona, dan Tuan Muda,” sapa para pelayan yang langsung menunduk memberi hormat.

Xia Zhang mengangguk. “Bersihkan dan siapkan ruang latihan serta kamar istirahat untuk mereka. Besok pagi akan ada seleksi universitas, aku tidak ingin satu pun gangguan malam ini.”

“Baik, Tuan Besar!” jawab para pelayan serempak sebelum bergegas.

Mereka berjalan melewati aula besar. Di dinding terpampang lukisan para leluhur keluarga Xia dan lambang naga air berwarna biru safir. Cahaya lilin kristal memantul lembut di lantai marmer putih.

Xia Qing Yue melirik sekilas ke arah Ye Chen dan Lan Shuang. Wajahnya masih terlihat dingin, tapi dalam matanya tersimpan kekaguman dan sedikit rasa tak rela. Ia tahu kini dirinya benar-benar tertinggal jauh.

“Qing Yue,” suara Xia Zhang memecah keheningan, “besok, fokuslah. Kakek ingin kau belajar dari mereka berdua. Dunia di luar jauh lebih keras daripada yang kau bayangkan.”

Xia Qing Yue menunduk pelan. “Ya, Kek.”

Setelah memberi beberapa petunjuk lagi tentang seleksi besok, Xia Zhang menepuk bahu Ye Chen dan Lan Shuang.

“Kalian sudah menunjuk kan kekuatan besar kalian hari ini. Pergilah istirahat. Besok, kalian akan menunjukkan kepada dunia betapa hebatnya darah keluarga kita.”

Ye Chen menunduk hormat. “Baik, Kakek.”

Lan Shuang hanya menjawab singkat, “Mengerti.”

1
Daud Nikolas
maaf ya guyss novel ini tak bisa di lanjutkan karena karya fanfic,tapi jangan sedih,aku ada cerita baru berjudul: aku memiliki mana tak terbatas,bisa kaliam search ya di manga toon😍
Daud Nikolas
guyss.izin off ya 5 hari mau persiapan uts bntr aja👍
Kaka Putra
tetap konsisten thor
Kaka Putra
jangan berenti update thor jarang²nih dapet novel menarik,dimari
Daud Nikolas: ok bg aman💪
total 1 replies
Daud Nikolas
ayo guyss baca
Daud Nikolas: jangan lupa like comment dan subrek ya guyss💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!