NovelToon NovelToon
ASI UNTUK BAYI MAFIA

ASI UNTUK BAYI MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Ibu Pengganti / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: PenaBintang

Jade baru saja kehilangan bayinya. Namun, suaminya malah tega memintanya untuk menjadi ibu susu bagi bayi Bos-nya.

Bos suaminya, merupakan seorang pria yang dingin, menjadi ayah tunggal untuk bayi laki-laki yang baru berusia tiga bulan.

Setiap tetes ASI yang mengalir dari tubuhnya, menciptakan ikatan aneh antara dirinya dengan bayi yang bukan darah dagingnya. Lebih berbahaya lagi, perhatian sang bos perlahan beralih pada dirinya.

Di tengah luka kehilangan, tekanan dari suaminya yang egois, dan tatapan intens dari pria kaya yang merupakan ayah sang bayi, Jade merasa terperangkap pada pusaran rahasia perasaan terlarang.

Mampukah Jade hanya bertahan sebagai ibu susu? Atau hatinya akan jatuh pada bayi dan ayahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBintang , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MOMEN

Jade terbangun ketika cahaya matahari pagi menyusup melalui celah jendela. Dia menatap langit-langit kamar itu dengan pandangan aneh.

"Aku di dalam kamar Maximo???" gumamnya bingung. "Jadi, semalam apa aku mimpi? Aku mimpi ke kamarnya, Tuan?"

Bayangan semalam. Ciuman, sentuhan penuh hasrat dari Adriano, dan bagaimana pria itu bermain dengan lembut.

"Ya ampun, ini sangat memalukan. Bagaimana bisa aku bermimpi seperti itu dengan Tuan? Bagaimana jika Tuan tahu?"

Jade segera menatap ke ranjang Maximo. Dia bernafas lega karena anak itu masih terlelap. Biasanya Jade tidak akan berani tidur terlalu nyenyak, mengingat kadang Maximo sering terbangun tengah malam.

"Syukurlah dia belum bangun," gumam Jade. "Aku harus membersihkan tubuh dulu." Jade bergegas ke kamar mandi.

Ketika tiba di dalam sana, dia menatap pantulan dirinya di cermin. "Aku merasa merinding mengingat mimpi semalam. Terasa begitu nyata. Sangat nyata sekali."

Jade berjalan ke bawah shower, dia berdiri di bawah air yang menetes dari shower, sambil mengingat tentang mimpinya.

"Haissh, lupakan mimpi aneh itu! Jangan diingat lagi!" gerutu Jade.

**

Beberapa menit berlalu.

Jade keluar dari kamar mandi. Tubuhnya hanya terlilit handuk. Namun, saat dia menoleh ke sofa, dia sedikit terkejut melihat Adriano sudah duduk di sana.

"Jadi, kau meninggalkan kamarku setelah kita minum bersama?" tanya pria itu dengan suara yang serak dan menggoda.

Jade refleks memegang handuknya. Wajahnya terkejut. "Jadi, kita sungguh minum bersama?"

"Ya, kita minum bersama, bahkan berciuman. Hanya saja, saat sedang berciuman, kau tiba-tiba pergi begitu saja," jawab Adriano.

Jade menutup mulutnya tak percaya. "Tuan, kau yakin aku minum bersamamu?"

Adriano mengangguk. "Ya, kenapa kau terlihat bingung? Jangan bilang efek wine lagi."

Jade terlihat gugup. "Tidak, aku pikir semua itu mimpi." Dia menatap Adriano dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kita hanya minum saja, kan?"

"Ya, minum dan berciuman. Kau meninggalkanku, bahkan kita belum mulai," jawab pria itu dengan nada menggoda, sambil menatapnya lebih dalam. "Dan kau tahu betapa sulit bagiku bersikap tenang saat kau muncul seperti sekarang, Jade?" Suaranya rendah, tenang, tapi mengandung tekanan halus yang membuat Jade menggigit bibir.

"Emm, tidak," ucap Jade gugup. "Aku sungguh tidak bermaksud—"

Adriano bangkit dari duduknya, langkahnya pelan tetapi pasti, mendekat sampai jarak mereka hanya sejengkal. "Tidak bermaksud membuatku kehilangan fokus?" tanyanya. "Atau kau ingin tahu seberapa dalam kesabaranku?"

Tatapan mereka bertaut. Hening. Tapi detak jam di dinding terasa begitu keras di telinga Jade.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" bisik Jade akhirnya.

"Karena kau membuatku lupa bagaimana caranya berpikir jernih," jawab Adriano lirih, matanya menelusuri wajah Jade. "Dan karena aku tahu aku tidak seharusnya menginginkanmu, tapi tetap saja aku melakukannya."

Jade menunduk cepat, menahan napas. "Tuan, ciuman semalam itu tak bisa dihindari. Dan aku bukan siapa-siapa," katanya dengan suara bergetar. "Aku hanya pengasuh Maximo. Mungkin kita harus melupakan apa yang terjadi semalam. Lagipula itu hanya sebuah ciuman, kan?"

"Tapi Maximo memanggilmu Mommy, Jade. Kau punya peran penting sekarang, daripada hanya seorang pengasuh," ucap Adriano pelan, seolah menegaskan sesuatu yang jauh lebih dalam. "Bagiku itu bukanlah sebuah ciuman saja."

Suasana menjadi sunyi lagi, hanya napas mereka yang terdengar. Jade menggenggam handuknya lebih erat. "Jika aku tetap di sini, aku tak yakin bisa menjaga batas."

Adriano menatapnya lama, lalu tersenyum kecil, senyum yang samar, nyaris menyakitkan. "Maka pergilah sekarang, sebelum aku sendiri tak bisa menahannya."

Jade berbalik pelan. Tapi sebelum sempat melangkah, Adriano menambahkan dengan nada lembut yang membuat jantungnya berdebar lebih cepat,

"Dan jangan pikir aku tak tahu, Jade. Aku tahu kau pun merasakannya. Sesuatu yang berbeda."

Jade berhenti di ambang pintu walk in closet, lalu menatapnya dari balik bahu dengan senyum tipis yang getir, tetapi terlihat manis. "Kau terlalu percaya diri, Tuan."

"Tidak," jawab Adriano singkat, pandangannya menusuk. "Aku hanya tahu apa yang matamu sembunyikan."

Jade menarik napas panjang, kemudian melangkah masuk ke dalam walk in closet tanpa menoleh lagi.

Namun, bahkan setelah pintu tertutup, Adriano masih bisa merasakan jejak kehadirannya, aroma sabun, suara nafasnya, dan sesuatu yang mulai tumbuh pelan-pelan di dalam dadanya.

"Aku mau wanita sepertinya menjadi milikku," gumam Adriano.

**

Di ruang makan.

Jade tengah menyiapkan sarapan untuk Maximo. Dia bisa saja meminta pelayan menyiapkannya, tetapi dia tidak mau.

Maximo sendiri sedang duduk di kursi, menunggu sambil bertanya apa yang akan dia makan hari ini. Anak itu begitu cerewet dan selalu ingin tahu apa yang Jade lakukan.

"Pagi ini kau akan sarapan bubur roti tomat," kata Jade.

"Mommy, ayam. Aku suka ayam. Tidak mau bubur roti," tolak Maximo sambil menutup mulutnya dengan tangan.

"Ayam untuk makan siang. Sekarang makan bubur roti dengan campuran tomat dulu, Max." Jade mulai meniup sendoknya sebelum menyuap anak itu. Aroma tomat yang hangat menguar ke udara. "Buka mulutmu. Kau harus makan yang banyak."

"Tidak!" Maximo turun dari kursi dan berlari sambil tertawa.

"Astaga anak ini." Jade meletakkan kembali sendok ke mangkok, dan mengejar anak itu.

Maximo tertawa terbahak-bahak karena Jade tidak dapat mengejarnya. Dia berlari ke lorong yang menuju ruang kerja Adriano.

"Max, kembali. Jangan ke sana!"

"Ayo, Mommy!" seru Max dengan riang. Dia menganggap Jade sedang bermain kejar-kejar dengannya.

Jade menghela nafasnya. "Ya ampun, anak itu semakin jauh saja."

Detik berikutnya, Jade melototkan matanya karena melihat Maximo akan memanjat lemari besar di sudut ruangan. Dia berlari cepat menghampiri anak itu, tetapi malah menabrak Adriano yang keluar dari ruangannya.

Jade jatuh di atas tubuh Adriano. Tatapan mereka bertemu, begitu dalam. Waktu seolah berhenti. Nafas Jade memburu, tubuhnya masih menekan dada Adriano yang hangat dan keras. Aroma maskulin pria itu begitu dekat, bercampur dengan wangi cologne halus yang khas.

"Ja–Jade?" suara Adriano rendah, nyaris serak. "Kenapa kau berlari begitu cepat?"

Jade mengedip cepat, pipinya memanas. "A–aku... aku hanya... Maximo! Dia mau memanjat lemari!" katanya terbata, berusaha bangkit tapi tangannya malah terpeleset di dada Adriano.

Pria itu menahan bahunya agar tidak jatuh lagi. "Pelan-pelan saja, tidak perlu buru-buru kabur," ujarnya lembut, tapi suaranya terdengar aneh, lebih berat dari biasanya.

Untuk sesaat, mata mereka bertaut lagi. Begitu dekat, sampai Jade bisa melihat kilatan lembut di mata Adriano, bukan tatapan majikan kepada pelayan, tapi sesuatu yang lain.

Jade buru-buru menjauh, berdiri canggung sambil menepuk-nepuk roknya. "Maaf, Tuan. Aku tidak bermaksud—"

"Tidak apa," potong Adriano cepat, lalu tersenyum tipis. "Kalau jatuhmu selalu seperti itu, aku tidak keberatan sedikitpun."

Jade terbelalak, memandangnya tak percaya. "Tuan!" serunya, separuh malu, separuh tak tahu harus tertawa atau marah.

Adriano tertawa pelan, nada suaranya hangat namun mengandung godaan. "Baiklah, aku bercanda. Sekarang, di mana bocah kecil yang nakal itu?"

Jade menoleh, dan ternyata Maximo sudah duduk manis di lantai, menatap mereka berdua sambil terkekeh. Bocah itu bertepuk tangan kecil, seolah baru menonton sesuatu yang lucu.

"Kau lihat, Maximo bahkan menertawakan kita," ujar Adriano sambil berjongkok, mengelus kepala anaknya. "Dia pasti pikir kita sedang bermain."

Jade ikut tertawa kecil, tapi matanya tak sengaja kembali bertemu dengan Adriano. Ada sesuatu di sana, kehangatan, ketertarikan, dan kenyamanan yang perlahan tumbuh di antara keduanya.

...****************...

1
Kardi Kardi
good jobbb👍
Kardi Kardi
Thank you sir. I am proud with you.🥳
Khusnul Khotimah
sangat bagus dan menarik
te~amor❤️
smpe terbawa mimpi jade 🤣🤣🤣
te~amor❤️
wah wah wahhh apa ini🙈🙈🙈
te~amor❤️
minta pijit anu nya jade🤣🤣
Kardi Kardi
MERITLAH TUANNNNN
Kardi Kardi: yuppp. jadilah satuuuuu😍
total 1 replies
D.Nafis Union
jd ikut bingung, jade udah gituan sm papanya max apa blm yah 🤔
zillenia Safar: padahal aku sdh berharap banget lhoo 😁🤭 eh cuma mimpi 🫣
total 1 replies
zillenia Safar
Nex kak Thor 🤗🥰
Kardi Kardi
WOW. DUDER VS ZANDER. BEGITUANKAH ?😍
Kardi Kardi: yuppp. GESREX SIKITLAHHH😍
total 1 replies
zillenia Safar
unboxing Thor besok pagi 😅😅😅🤭 klo gagal nanti aku ngambek 🤣🤣🤣
Sepli Naura
OMG jade ..
Kardi Kardi
SOMETHING IMPORTANT RESULTTTT
Kardi Kardi: LAMARLAH DIA TUANNN
total 1 replies
Kardi Kardi
WHOAHHH. WHO IS THAT ?
Kardi Kardi: yuppp. who are youuu
total 1 replies
zillenia Safar
walahh ga boleh begini dong Thor masa Jade mau ke kamar nya Adriano nunggu hari besok lamaaa😅😅😅🤭🤭🤭🤭🤭
D.Nafis Union
ngapain jade disuruh k kamar?? 🤔 masih nunggu besok ya....
zillenia Safar
ah elah si biang kerok datang mau bikin rusuh 😏😏😏😏
D.Nafis Union: kasihan jade dong
total 1 replies
Kardi Kardi
hey. heyyyy. COME ONNN WAKE UPPP😍
Kardi Kardi: yup. come onnn💪
total 1 replies
Kardi Kardi
COME ONNNN. WAKE UPPP SIRRR
Kardi Kardi: YEACHHH. LETS GOOO
total 1 replies
te~amor❤️
waduhhhh gimna ini udah bangun dia🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!