NovelToon NovelToon
Dokter Cantik Milik Tuan Mafia

Dokter Cantik Milik Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Kriminal dan Bidadari / Mafia / Enemy to Lovers
Popularitas:998
Nilai: 5
Nama Author: Lili Syakura

Dokter Cantik milik tuan mafia...
Di tengah malam yang sunyi dan hujan yang tak henti mengguyur kota, Flo seorang dokter muda yang baru saja di pindah tugaskan dari rumah sakit besar ke klinik kecil pinggiran kota, tanpa sengaja menemukan seorang pria tergeletak di tepi jalan bersimbah darah namun masih bernapas.
Pria itu misterius tanpa identitas jelas, hanya mengenakan jaket kulit hitam yang robek di bagian bahu, dan luka tembak di sisi tubuhnya, masih berdarah. Dengan naluri seorang dokternya meronta, dan tak bisa tinggal diam.
Flo membawanya ke rumahnya karena saat itu klinik tempat ia bekerja sudah tutup.Flo pun menolongnya.
sepanjang malam, ia hanya bisa menahan napas di antara rasa takut dan tanggung jawab.
Namun, siapa sangka, pria itu bukan orang biasa. Namanya Gilhan Alfaro seorang mantan agen intel yang kini diburu oleh orang-orang dari masa lalunya.
Luka yang ia bawa bukan hanya di tubuhnya, tapi juga di hatinya yang penuh rahasia, dendam, dan kehilangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Syakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 4 ada rasa yang berbeda..

Kalung rantai dengan kode "G A-07"

Ia tak pernah tahu arti angka itu, tapi ia tahu satu hal, benda ini "penting" bagi Gilhan. Mungkin bagian dari masa lalunya, mungkin juga sesuatu yang ingin ia lupakan. Tapi satu hal yang pasti, Gilhan tidak akan sengaja meninggalkannya di sana.

Sepanjang hari, Flo tak bisa berhenti menatap kalung itu. Setiap kali disentuh, seolah ada bayangan pria itu hadir di sisinya. dengan tatapan tenang namun menyimpan badai, dengan luka di bahu yang kini mulai pulih, dengan caranya memandang seakan ingin mengatakan sesuatu namun selalu urung.

"Apakah kau sengaja meninggalkannya..? Atau kau bahkan tidak menyadari kalau benda ini tertingga.l?" Desis Flo hampir tidak terdengar.

Ia menggenggamnya erat benda itu seolah takut benda itu menguap seperti kehadiran Gilhan.

Malam harinya, Flo mencoba mencari tahu.

Ia membuka laptopnya, mencari arti dari kalung berbentuk peluru dengan ukiran seperti itu.

Namun hasil pencarian nihil.

Yang ia temukan justru berita-berita aneh, tentang penembakan misterius,kelompok bersenjata bayangan,dan nama-nama orang yang hilang tanpa jejak.

Dadanya berdebar. Bergemuruh hebat, segera Ia menutup layar laptop cepat-cepat.

Sebagian dirinya merasa takut, takut jika mengetahui, siapa sebenarnya Gilhan. Tapi bagian lain dari hatinya justru ingin tahu lebih jauh.

  "Siapa kamu sebenarnya, Gilhan…?!"Desis dengan tatapan kosong.

Di tempat lain, dalam sebuah gudang tua di pinggiran kota, Gilhan duduk di atas peti kayu, memeriksa senjata yang dibongkarnya,setengah sadar. Luka di bahunya sudah pun mengering, tapi hatinya justru terasa semakin nyeri.

Salah satu bawahannya, Reno tiba-tiba masuk tergesa.

"Bos, lokasi aman. Tapi kami kehilangan satu benda. Kalung identitas, sepertinya tertinggal di tempat persembunyian."

Gilhan menegakkan tubuhnya, wajahnya menegang.

"Apa?"

"Yang ukirannya G A -07. Mungkin jatuh di rumah itu."

Gilhan menatap kosong ke depan. Rumah itu… satu-satunya tempat di mana ia merasa "aman" sejak lama. Satu-satunya tempat yang membuatnya bisa tertawa tanpa pura-pura.

"Apa dia sudah menemukannya.?" gumamnya lirih.

Reno menatapnya cemas.

"Kalau begitu, apa kita perlu mengambilnya kembali, Bos?"

Gilhan menggeleng pelan, pandangannya menerawang jauh.

"Tidak. Biarkan saja… biar dia yang menyimpannya.!"

Reno pun hanya bisa mengangguk.

Sesaat kemudian Gilhan mengalihkan pandangannya menatap ke luar jendela, suaranya nyaris tak terdengar.

"Mungkin itu satu-satunya cara aku bisa tetap berada di dekatnya… meski dari jauh."

  Sementara itu, di rumah kecil di ujung kota, Flo memeluk kalung itu sebelum tidur, menatap bintang di langit malam.

Dan tanpa ia tahu, di tempat yang berbeda, Gilhan menatap langit yang sama memikirkan gadis dokter yang pernah menyelamatkan nyawanya, dan kini tanpa sengaja menyimpan bagian kecil dari hidupnya.

Sejak kepergian Gilhan, suasana rumah Flo berubah menjadi lebih sepi.

Ruang tamu yang biasanya diisi dengan suara langkah kaki Gilhan atau percakapan ringan mereka kini terasa kosong.

Hanya dentingan jam dinding dan suara angin yang menerobos dari celah jendela yang menemani hari-harinya.

Flo duduk di ruang kerja, menatap meja tempat Gilhan dulu sering duduk ketika ia memeriksa lukanya.

Di sana masih ada sisa kain kasa, sedikit alkohol medis, dan selembar kertas catatan kecil yang Reno tulis, daftar obat yang harus diminumnya sebelum ia pergi.

Tulisan tangan itu tegas, sedikit miring, namun menunjukkan kepedulian

Ia tersenyum samar, meski matanya terasa panas.

"Kenapa rasanya... seperti kehilangan seseorang yang lebih dari sekadar pasien?" gumamnya lirih.

Setiap pagi, Flo masih saja tanpa sadar menyiapkan dua cangkir kopi, satu untuknya dan satu lagi dibiarkan di meja, dingin tanpa tersentuh. Ia tahu itu kebiasaan bodoh, tapi entah mengapa, ada bagian dari dirinya yang belum siap menerima kenyataan bahwa pria itu benar-benar telah pergi.

Sementara itu, jauh di sisi lain kota, Gilhan berjalan menyusuri jalanan setapak menuju tempat pelatihan lamanya.

 Luka di bahunya sudah hampir pulih, tapi hatinya justru terasa lebih berat dari sebelumnya. Setiap kali ia melewati apotek atau rumah dengan taman kecil, bayangan Flo selalu muncul di benaknya, wajahnya lembut yang menatapnya dengan mata penuh ketenangan.

Gilhan mengusap tengkuknya, menghela napas panjang.

"Hmph...."

"Aku harus fokus... Dia cuma menolongku. Itu saja.!"

Namun hatinya sendiri tahu, kata-kata itu hanya untuk menenangkan dirinya semata...

Malam itu, hujan turun deras. Flo terbangun karena suara petir, lalu tanpa sengaja menatap sebuah kalung kecil dengan liontin besi hitam, yang ia letakkan diatas meja benda yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

 Ketika ia membukanya, di bagian belakang liontin itu terukir inisial G A--07

Ia menggenggam kalung itu erat. Ada getar halus di dadanya.

"Gilhan…" bisiknya pelan.

1
Putri Buana
lanjut... 👍👍👍
Lili Syakura: yooo ii,😍😍😍😍
total 1 replies
Putri Buana
tolong jelaskan maksudnya apa ini thor? 😆🤣🙏
Lili Syakura: sorry typo, maksudnya waktu kakak cantik...,😍😍
total 1 replies
Putri Buana
banyak banget tagar nya thor, takut lepas ya😆
Lili Syakura: hehe...🤭😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!