NovelToon NovelToon
IKATAN PERJODOHAN

IKATAN PERJODOHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ivan witami

Arjuna dikenal sebagai sosok yang dingin dan datar, hampir seperti seseorang yang alergi terhadap wanita. la jarang tersenyum, jarang berbicara, dan selalu menjaga jarak dengan gadis-gadis di sekitarnya. Namun, saat bertemu dengan Anna, gadis periang yang penuh canda tawa, sikap Arjuna berubah secara drastis.

Kehangatan dan keceriaan Anna seolah mencairkan es dalam hatinya yang selama ini tertutup rapat. Tak disangka, di balik pertemuan mereka yang tampak kebetulan itu, ternyata kedua orangtua mereka telah mengatur perjodohan sejak lama. Perjalanan mereka pun dimulai, dipenuhi oleh kejutan, tawa, dan konflik yang menguji ikatan yang baru saja mulai tumbuh itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ivan witami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Kebenaran Terkuak

“Nuri?” ucap Juna diambang pintu.

Nuri menoleh dan tersenyum.“Jun, maaf aku datang tidak mengabarimu,” balasnya sambil melihat Juna duduk di sofa diikuti dirinya juga duduk di sofa.

“Tidak apa-apa. Ada apa kamu datang kemari?” tanyanya Datar.

Nuri mengeluarkan sebuah amplop besar.“Ini,” ujar Nuri.

Juna bingung dengan isi amplop tersebut.“Apa ini?”

“Juna, kita sudah lama bersahabat. Sebelumnya aku minta maaf karena–”

“Maaf untuk apa? Hubungan persahabatan kita baik-baik saja, walau kita memang jarang berkomunikasi kan, karena aku menghargai suamimu,” ujar Juna tersenyum.

Nuri menghela nafas panjang sebelum mengatakan sesuatu hal yang sangat penting.“ Elsa sebenarnya masih hidup,” ucap Nuri membuat Juna terdiam terpaku dan tidak percaya.

“Maksud kamu?” Hati Juna mulai tidak karuan.

“Elsa masih hidup, Juna. Dia hanya pura-pura mati, karena tidak ingin membebanimu. Dia sebenarnya sakit kanker otak dan sekarang masih menjalani pengobatan di Singapore.”

Juna meneteskan air mata, setengah tidak percaya kekasih yang ia cintai ternyata masih hidup.“Jadi siapa yang dikubur waktu itu?” tanya Juna.

“Tidak ada, hanya sebuah boneka. Maaf, aku sudah menutupi semua ini darimu. Tapi ini permintaan Elsa. Beberapa tahun ini, kondisi Elsa semakin memburuk. Aku harap dengan kamu tahu hal ini, kamu bisa menemuinya. Juna, dia melakukan ini semua karena tidak ingin menjadi beban dirimu.”

“Nuri, bagaimana bisa Elsa melakukan ini padaku? Bukannya ini terlalu gila untuk dipercaya?” Juna menatap dalam ke arah Nuri, merasakan gelombang perasaan yang begitu kompleks mengombang-ambing di dada.

Nuri menarik napas dalam. “Aku ada di sana saat semuanya terjadi. Elsa ingin kamu bisa melanjutkan hidup tanpa terbebani oleh sakitnya. Dia percaya kamu akan bahagia,” ucap Nuri pelan.

Anna yang sedari tadi berdiri diambang pintu tetap diam. Perasaannya juga campur aduk, tetapi ia tidak bisa berbuat banyak dan tidak ingin ikut campur. Walau begitu hatinya terasa sakit melihat Juna seperti masih mengharapkan kekasihnya itu, lalu bagaimana dengan hubungannya dengan Juna?

Anna mengurungkan niatnya untuk masuk ke ruangan Juna, ia memilih pergi menuju ruangannya.

Juna memegang kepala dengan kedua tangannya, seolah ingin mengumpulkan semua rincian yang ia tahu selama ini. “Tidak mungkin? kenapa Elsa? Kenapa kamu tega membohongiku,” lirihnya.

Namun, tiba-tiba Anna dan pak Hamdan datang sambil membawa contoh undangan untuk acara lamaran resmi mereka.

“Nuri? Kamu datang? Wah, kebetulan sekali,” sapa pak Hamdan menyalami Nuri.

“Iya, Om. Sudah lama tidak bertemu dengan, Om, tante dan Juna.” Nuri sekilas melihat Anna yang tampak murung dan hanya sedikit tersenyum.

“Yah, tidak apa-apa? Yang penting kalian semua sehat. Oh iya, kenalin ini Anna. Kepala desainer di sini dan juga… tunangan Juna. Oh iya, Jun. Ini contoh undangan lamaran kalian, tadi orang percetakan mengirimi contoh undangan,” ujar pak Hamdan tanpa jeda.

Nuri melihat Anna tidak percaya, jika gadis imut di depannya itu tunangan sang sahabat. Nuri melihat Juna yang masih menunduk seperti masih mencerna ucapannya.

Anna sekilas tersenyum ke arah Nuri lalu mengulurkan tangannya dan disambut Nuri dengan tatapan masih tidak percaya jika Juna sudah bertunangan dengan Anna.

"Juna… kamu sudah bertunangan?" tanya Nuri perlahan, masih sulit percaya.

Juna yang mendengar itu menunduk sedikit, wajahnya tampak beku dan jauh dari ekspresi ceria seperti biasanya. Tatapannya kosong dan dia tidak langsung menjawab.

“Saya Anna, kak. Tunangan Juna,” salam Anna sopan tetapi hatinya tidak karuan.

“Halo, saya Nuri, sahabat Juna semasa kuliah,” jawabnya canggung.

Anna menatap Juna.“Jun, aku serahkan semua padamu ya. Aku mau selesaikan pekerjaanku dulu. Om, biar Juna saja yang pilih undangannya, Anna ikut saja, permisi.” Anna cepat-cepat keluar karena ruangan Juna seperti membuat dirinya sesak.

Pak Hamdan melihat ketiga bergantian, mengira Anna cemburu dengan Nuri. Tetapi pak Hamdan menganggap itu hal lumrah dialami semua pasangan.

“ Ya sudah, Om kembali keruangan dulu ya. Kalian lanjutkan mengobrol, kalau perlu bantu Juna memilih undangan” ucap pak Hamdan lalu pergi.

Pak Hamdan keluar tetapi tidak langsung ke ruangannya, ia melihat Anna berdiri di depan kaca jendela besar, melihat keramaian jalanan.

“Anna,” panggil pak Hamdan.

Anna menoleh dan tersenyum.“Om, ada apa?”

“Kami cemburu sama Nuri?

Anna terdiam sejenak, ekspresinya sulit ditebak. Matanya yang sendu menatap ke luar jendela, lalu perlahan mengangguk, berusaha menyembunyikan perasaannya. Ia merasa hatinya berdesir aneh, takut, cemburu, sekaligus bingung.

“Tapi bukan sama kak Nuri, tapi sudahlah. Mungkin ini rasa kekhawatiranku saja, Om. Karena aku juga tidak tahu pasti masa lalu Juna seperti apa.”

Pak Hamdan tersenyum mengusap lengan calon menantunya itu.“ Nanti om bicara sama Juna, agar lebih terbuka tentang masa lalunya. Memang Juna terkadang masih teringat almarhum pacarnya, mungkin kamu terganggu dengan hal ini. Tenang, ada Om,” jelas pak Hamdan agar Anna santai padahal bukan itu yang dimaksud Anna. Tetapi Anna juga tidak ingin langsung mengatakan tentang Elsa, karena ia juga tidak tahu pasti bagaimana.

”Iya, Om. Terima kasih. Kalau begitu saya kembali ke ruangan.” Anna kembali ke ruangannya.

Sedangkan Juna masih bicara dengan Nuri soal Elsa. Juna masih bingung harus bagaimana.

“Jun, temui Elsa. Aku takut hidupnya tidak lama lagi. Kamu bicarakan baik-baik dulu dengan tunanganmu, aku yakin dia akan memahami dan memakluminya. Ini bukan tentang kamu mantan Elsa atau apa, tapi lebih rasa kemanusiaan saja,” bujuk Nuri agar menemui Elsa.

Juna mengangguk ragu, termenung sejenak , bayangan Elsa yang dulu ceria dan penuh tawa membayang di benaknya. Mereka pernah dekat, lebih dari sekadar teman bahkan sudah merencanakan pernikahan.

“Baiklah, aku bicarakan dulu dengan Anna. Semoga saja Anna mengerti.”

Nuri tersenyum senang lalu ia bangkit dari duduknya hendak pamit.“Baiklah, Besok aku tunggu kamu di bandara. Lebih cepat lebih baik.”

Juna mengangguk mengerti, walau begitu hatinya terasa bingung antara Elsa dan Anna.

“Hati-hati, ya.”

Nuri melangkah keluar sedangkan Juna duduk di sofa dengan pasrah dan gelisah, memikirkan Elsa yang ternyata masih hidup.

“Elsa, kenapa kamu memalsukan kematianmu. Kenapa kamu tidak jujur padaku?” batin Juna.

“Juna, Anna pingsan di ruangannya,” panggil Aldo diambang pintu, wajah Aldo panik dan juga cemas.

“Apa?” sejenak Juna terdiam lalu ia bangkit dan berlari menemui Anna.

Juna melihat Anna dipangkuan Tiara, Juna mendekat memeriksa kening Anna.“Demam. Kok tiba-tiba Anna Demam?” batin Juna lalu merengkuh Anna dalam gendongannya, membaringkan Anna di sofa.

“Tiara, Anna kenapa tiba-tiba demam?” tanya Juna memeriksa Anna.

“Tidak tahu, Pak. Tapi memang dari pagi dia sudah kurang sehat.”

Juna mengambil tas Anna lalu mengambil minyak angin yang selalu dibawa di tasnya dan mengoleskan di hidungnya.

“Aldo panggil, Dokter klinik kantor,” titah Juna khawatir.

“Baik.” Aldo meraih ponsel di sakunya lalu menghubungi dokter klinik kantor.

Juna berusaha menyadarkan Anna, ia cemas dan khawatir,takut Anna kenapa-kenapa.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!