NovelToon NovelToon
Aku Seorang Ibu Antagonis

Aku Seorang Ibu Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Barat / Fantasi / Romansa / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:46.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rere Lumiere

Vivienne terbangun, dan melihat tempat itu berbeda dari rumahnya. Dia mengingat bahwa merayakan festival tahun baru untuk pertama kalinya. Di tengah keramaian yang penuh sesak itu, dia mengalami serangan panik dan penyakit nya asma yang mungkin membuat nya meninggal.

Vivienne melihat sekeliling, "Dimana aku?"

"Tentu saja di kamar anda, ya mulia," ucap seseorang membuyarkan lamunannya.

"Ya mulia? siapa aku?"

"Anda Ya mulia permaisuri Vivienne Greyhaven."

Vivienne seketika teringat sebuah novel yang berjudul I'm a villain mom. Dimana tokoh sang ibu mati dengan mengenaskan di tangan ketiga pangeran, anak-anak nya. Lalu bagimana nasib Vivienne sekarang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere Lumiere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[35] Pergi Bersama Orion

Vivienne menggebrak meja kerja Magnus membuat pria yang sibuk dengan perkerjaan nya itu tercegat dan menoleh pada Vivienne yang merah padam yang sontak saja membuatnya bingung.

Padahal tadi pagi mereka masih berpelukkan diatas ranjang itu dan mengucapkan 'selamat pagi'.

"Yang Mulia, apa-apaan Anda menempatkan Orion di tengah wabah itu," ancam Vivienne dengan mata nyalangnya.

"Owh, ku kira apa," acuh tak acuh Magnus kembali melakukan pekerjaan nya.

"Apa Anda bilang, 'ku kira apa'," ketus Vivienne menatap nyalang pada Magnus.

"Dia akan tinggal di kediaman Baron Fairhaven, kamu tenang saja," ujar Magnus Santai.

Melihat tingkah Magnus yang begitu tenang membuat Vivienne makin geram.

Dia memikirkan jika terjadi sesuatu disana ketika Orion bertugas, membuatnya sedikit khawatir dan merasa Magnus tak punya hati menempatkan putra mereka dalam bahaya.

"Aku akan ikut pergi," putus Vivienne.

Karena seperti nya Magnus akan tetap memberangkatkan anaknya meskipun, Vivienne menolak.

"Apa!"kata Magnus menjatuhkan penanya, kemudian membulatkan matanya.

"Kenapa? apa salahnya kalau aku juga pergi kesana. Aku permaisuri, aku bisa menenangkan hati rakyat," ujar Vivienne matanya berbinar.

"Kamu tidak boleh pergi," tolak Magnus.

Vivienne mengerutkan keningnya, merasa tidak puas dengan jawaban Magnus, "Ini tidak adil, Yang Mulia, Anda selalu menempatkan anak Anda di tempat berbahaya sedangkan saya tidak boleh menemani anak saya,"

"Itu tugas putra mahkota…" pungkas Magnus seolah tugas itu tak bisa di tolak oleh siapapun.

"Ya, tapi saya permaisuri, pasti mereka akan lebih merasa aman… jika Anda tidak membiarkan saya, saya akan pergi diam-diam," ancam Vivienne pada Magnus, membuat tatapan tajamnya menurun.

"Baiklah, kamu memang tidak bisa di tahan, pergi lah bersama putra mahkota," ujar Magnus memalingkan wajahnya dan kembali pada pekerjaan nya.

Dia sangat marah saat ini, karena sebenarnya dia tidak ingin permaisuri nya itu terjangkit wabah pula karena pergi kesana.

Tapi, apa boleh buat, permaisuri terlalu keras kepala, dan ingin ikut bersama putra tercintanya.

Vivienne mengepalkan tangannya tanda semangat, kemudian tersenyum dan berbalik arah, "Aku akan ke paviliun putra ku, kemudian mengatakan aku akan ikut dengannya, dia akan senang atau tidak ya,"

*

*

Sampai di paviliun Orion, mereka terlihat sudah bersiap-siap dengan persediaan yang sedikit, karena Orion tidak suka banyak orang yang menemaninya.

Dia hanya akan pergi bersama Sir Cedric, baru saja mereka ingin berbalik arah meninggal kediamannya, tiba-tiba…

"Orion, tunggu!" teriak Vivienne berlarian menghampiri Orion, dengan Anna yang mengikuti Vivienne di belakangnya.

Orion menyeringit jidat nya, sedangkan Elian yang mengantar kepergian kakaknya itu, nampak mendengus kesal melihat tingkah Vivienne.

"Apa lagi yang akan di lakukan wanita itu? jangan-jangan dia mau mencaci kakak ku," ketus Elian.

"Orion tunggu mama," ucap Vivienne menarik nafas kerena terburu-buru, di tambah lagi ketika dia melihat Orion akan segera pergi.

"Apa yang Anda inginkan? jika ingin menghambat saya lebih baik Anda mundur, karena saya sedang terburu-buru," ketus Orion menyipitkan matanya menatap kearah Vivienne yang masih memegang lututnya.

"Kita berangkat bersama, mama akan ikut bersama mu, kamu tunggu lah disini. Mama akan bersiap dulu,"kata Vivienne meraup udara sebanyak mungkin, kemudian berdiri tegap selepas memegang lututnya.

"Hah… sudah ku duga, Anda memang akan menghambat saya," sindir Orion dengan mata sinis nya.

"Bukan begitu, mama akan membantu kamu disana, mama sudah mengatakan pada ayahmu, mama boleh ikut," jelas Vivienne menekankan pada kata suaminya, yang mungkin saja Orion tidak bisa menolak nya lagi.

"Baiklah kalau kaisar sudah menyetujui nya, aku bisa apa,"

Benar saja Orion tidak bisa menghindar dari titah Magnus, mendengar nya membuat Vivienne tersenyum.

"Jadi, kita akan pergi bersama," ajak Vivienne bahagia.

"Ya…" ujar Orion lesu.

Vivienne berbalik arah penuh semangat, dia akan menyiapkan kebutuhan mereka karena putra sulungnya itu pasti akan menunggu nya. Meskipun putra itu dingin dan ketus, tapi Orion orang yang tepat janji.

Elian nampak menghampiri Orion, "Kak, kamu membiarkan wanita itu bersama mu,"

"Aku tidak bisa melakukan apapun, karena sudah di setujui ayahanda, kalau terjadi sesuatu padanya. Pasti akan lebih menyusahkan ku," ujar Orion, kemudian menghela nafasnya.

"Kamu ada benarnya juga, kak," jawab Elian menganggukkan kepalanya.

Beberapa menit kemudian, Orion diarahkan seorang pelayan yang di perintahkan Vivienne untuk menjemputnya.

Orion mengikuti dengan tenang hingga sampailah mereka di halaman depan istana, Dia kemudian melihat keadaan di depan sana, membuat Orion tercengang.

Vivienne terlihat memegang pinggangnya seperti memastikan semua sudah siap tersedia, dia memandangi beberapa pekerja yang memasukkan barang-barang ke atas tiga kereta kuda itu.

Orion medekat kearah Vivienne, "Apa yang Anda lakukan? kita bukan sedang melakukan piknik," sinis Orion.

"Ah… tidak, mama hanya membawa beberapa perlengkapan yang mungkin di butuhkan, seperti obat-obatan, dan sedikit selimut yang hangat," ujar Vivienne nepuk beberapa barang yang belum di naikkan.

"Itu bukan urusan Anda," ketus Orion.

"Yah… memang seperti ini tidak cukup untuk semua rakyat, tapi setidaknya, akan sedikit membantu. Barang yang lainnya juga sudah mama siapkan, beberapa prajurit akan mengantarkan nya, selepas kita sampai disana," jelas Vivienne.

"Ayolah kamu jangan kusut begitu, semua nya akan di selesaikan dengan mudah," ujar Vivienne menatap wajah putranya yang terlihat tidak suka dengan tindakannya.

Orion terlihat mengabaikan nya, kemudian menaiki kereta kuda itu lebih dulu. Dia tak suka melihat tindakan ibunya, karena dia merasa bisa menyelesaikan semuanya sendiri tanpa bantuan siapapun.

Vivienne menggeleng kepalanya, dan kembali pada tugasnya memastikan semua nya sudah tersedia. Hingga beberapa saat kemudian semuanya sudah siap, Vivienne kemudian tersenyum.

"Mari Yang Mulia, saya bantu Anda masuk," panggil seorang kusir yang tiba-tiba berdiri di sebelahnya.

Vivienne sontak menoleh dan mengulurkan tangannya membiarkan kusir itu membantunya, "Terima kasih kusir atas bantuan mu,"

"Sama-sama Yang Mulia, sudah sepatutnya saya membantu Anda, karena itu merupakan tugas saya," jawab Kusir itu membungkukkan tubuhnya.

Tidak berselang lama mereka akhirnya meninggalkan kerajaan menuju kediaman Baron Fairhaven, selama perjalan hanya ada keheningan yang menyiksa di antara mereka berdua.

Orion hanya menatap keluar jendela berharap bisa segera sampai ke tujuan, jujur saja berada di tempat yang sama dengan ibunya sangat menyesakkan.

"Orion, apa kamu pusing?" tanya Vivienne melihat putranya terus melamun.

"Tidak," ujarnya menoleh singkat lalu kembali memalingkan wajahnya.

"Benar kah?…"

Tidak ada sahutan dari putranya membuat ikut terdiam, hingga mereka berhenti di sebuah hutan untuk beristirahat sejenak sebelum menempuh perjalanan selanjutnya.

Tiba-tiba seorang mengetuk pintu kerta kuda, "Yang Mulia…"

"Ada apa kusir?" tanya Vivienne membuka kaca jendela kereta kuda itu.

"Yang Mulia, kita akan istirahat sebentar disini sebelum kita melanjutkan perjalanan," ujar kusir itu.

"Baiklah, kalian beristirahatlah disini dulu, sampaikan pada yang lain," titah Vivienne menyetujui keinginan para pelayannya.

1
Rika Adja
ceritanya bagus Thor, sehat selalu ya 🤲 semangat rajin up nya 👏👏👏☺️
ku tunggu kelanjutannya
restu s a
lanjut
Ita Xiaomi
Maaf ya Komandan. Anda akan sulit memahami trik yg dibuat anak-anak😁.
Yuni Anto
😍 next Thor 😍 segera up LG y🥰
Rere Lumiere: sabar menunggu 🙏
total 1 replies
Alexandra
wah cerita nya makin seru jadi penasaran gimana akhirnya 🤭, semangat Thor 💪😍
Rere Lumiere: Terima kasih ya, tunggu lanjutannya terus
total 1 replies
Dian Haerani
JD gak sabar nungguin lanjutannya, tetap semangat dan sehat kak /Determined/
Anonymous
Kemana thor ni
Rere Lumiere: sabar ya, lagi sibuk nih
total 1 replies
Yuni Anto
next 🥰 lagi 😍 Thor 😍
Dara Ayu
sangat bagus
kami menantikan part selanjutnya
semangat admin
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
kak maaf koreksi Yang Mulia... bukan Ya mulia biar dibacanya aga enak
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
hai kak aku mampir
Rere Lumiere: terimakasih
total 1 replies
sahabat pena
Luar biasa
Ita Xiaomi
Baron Fairhaven kelakuannya mencurigakan. Ditunggu kelanjutannya kk. Tq.
Lauren Florin Lesusien
masa ini tramigrasi tapi ga bisa apa 2 thur
Rere Lumiere: bisa, bisa meluluhkan hati orang lain, jiahahaha 😍
total 1 replies
Ita Xiaomi
Berharap Vivienne dan Orion bs kompak mengatasi masalah penyebaran penyakit menular.
Dian Haerani
cieee ada yang mulai nempel nih, jangan diusir Vivian bangun chemistry dengan suamimu dan jadikan salah satu cara untuk meraih hati putra-putra mu /Chuckle/
Ita Xiaomi
Bs bobo' bersama tanpa ada gangguan dr si bungsu😁
Anonymous
Thorr mana lanjutannya
Aisyah Suyuti
menarik
restu s a
lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!