Dimanja Sahabat Sendiri

"DIRGA!!! "

Suara pria itu menggema di koridor rumah sakit bagian poli psikiater, menghentikan langkah Dirga yang berjalan bersama perawat menuju ruangannya.

Aruna yang saat itu baru saja keluar dari lift langsung Terbelalak begitu melihat pria yang berdiri di tengah- tengah ruangan dengan wajah berseri - seri dan stylean nya yang terlalu modis.

"Ridho!. "gumam Aruna berdiri membeku di depan lift.

"Dirga !.....ya ampun wajah lo makin ganteng aja semenjak jadi pengantin baru . " ucapnya dengan suara cempreng membuat seiisi rumah sakit langsung melihat ke arah Dirga.

sontak Dirga langsung menghampiri Ridho dan membekap mulutnya. Para perawat yang ada di ruangan itu langsung berbisik begitu mendengar kalimat yang di ucapkan pria yang sepertinya adalah kenalan dokter Dirga.

"Sialan si ridho bisa - bisanya ngasih pengumuman kayak gitu, untung aja nggak nyebut nama gue. " Batin Aruna yang langsung buru - buru pergi menuju mejanya.

Dirga menyeret Ridho sampai ke koridor sepi,membuat laki - laki bertubuh kurus itu terseret dengan mudah oleh Dirga.

"Lo bisa diem nggak sih , ini rumah sakit bukan pasar malam Ridho!. " ucap Dirga begitu geram dengan teman satu kampungnya itu.

"Ya sorry Ga kebiasan di kampung!. "

Ridho kembali melirik ke sana kemari mencari keberadaan seseorang. "Aruna mana?.....duo emak - emak rempong lo nitip stok makanan ke gue. kebetulan gue mau liburan yaudah gue bawa aja sekalian pake koper. " ucapnya mememerkan koper besar yang di pegangnya.

"Oh ya... Aruna udah ngisi atau belum karna duo emak - emak itu butuh informasi akurat dari gue. "lagi Dirga membekap mulut Ridho, " Volume lo bisa di kecilin dikit nggak sih nanti orang - orang pada tau kalau gue udah nikah sama aruna!. "

"Ya kenapa kan emang udah nikah? "tanya Ridho memandang selidik ke arah Dirga. " Jangan bilang lo sama Aruna menyembunyikan pernikahan kalian ini dari senua orang?. "

"Bukan.... bukan gitu, gue sama Aruna ada ngikutin program rumah sakit dimana syarat nya itu harus belum nikah. "ucap Dirga, bibirnya sedikit gemetar menjelaskan pada Bima.

Dirga dan Ridho saling tatap, seolah Ridho menyelidiki setiap kata - kata yang di ucapkan oleh Dirga dari matanya.

"Oke .... Anggep aja gue percaya. Jadi ini stok makanan dari emak lo mau gue tinggal di mana?. "tanya Ridho lagi.

"Gue jemput ke hotel lo aja. " ucap Dirga bernafas lega.

Ridho mengangguk kemudian kembali mendorong kopernya menuju lift .

kepergian Ridho di ikuti juga dengan kepergian langkah kaki yang ada di balik dinding . hills merah menyala itu menapak menjauh dari balik tembok itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Perjalanan pulang sore itu terasa cukup canggung tidak biasanya Dirga hanya diam dan tidak membahas soal Maya ataupun kedatang Ridho tadi siang. Cukup aneh untuk Dirga yang selalu mengoceh jika berdua dengannya.

"Tadi Ridho ngapain ke rumah sakit."tanya Aruna membuka suara lebih dulu .

"Mama sama bunda ngirim stok makanan ke Ridho yang lagi liburan ke sini. " ucap Dirga yang kembali terdiam .

"Trus soal pernikahan kita lo bilang apa ke dia, soalnya kan Ridho orangnya kepo banget apalagi tadi lo tiba - tiba lo nyeret dia ke koridor sepi. "ucap Aruna yang membuat Dirga memalingkan wajah ke arahnya.

"Lo liat ?. " tanya Dirga yang bahkan tidak melihat Aruna tadi di sana. "Gue kira lo masih sama Bima. " sambungnya lagi.

" Kok Lo tau gue sama Bima? . "ucap Aruna yang justru malah balik bertanya.

"Karna gue liat. "

Aruna mengangguk, "Tadi pas Buma selesai cerita gue langsung balik ke poli , pas baru keluar lift gue liat Ridho lagi teriak- teriak trus lo nyeret dia ke koridor. " jelasnya.

"Tadi perawat - perawat juga sempat ngomongin lo tentang pengantin baru yang di sebut Ridho ,tapi gue berhasil jelasin ke mereka.Gue bilang kalau maksud Ridho itu calon pengantin baru bukan pengantin baru. "sambungnya lagi.

"Hmm... " jawab Dirga dengan wajah tanpa ekspresi.

Melihat ekspresi Dirga membuat Aruna langsung berkerut. "Ini orang kenapa sih, nggak biasanya responnya kayak gini. " batin Aruna menyelidiki.

"Lo kenapa sih?. "tanya Aruna memberanikan Diri.

"Nggak papa, emang kenapa?. "

"Nggak biasanya respon lo ke gue gitu, Hmm...doang. "

"Terus gue harus bilang apa?.... " tanyanya kemudian kembali memalingkan wajahnya "Iya Aruna cantik, gitu?. " ucap Dirga.

"Iiiihhh ...lo abis kesambet apa sih?,kesambet setannya Iren?.kenapa nggak sekalian aja pulang sama Iren tadi?."

"Lah ,.... "ucap Dirga tak terima. " Kenapa lo nggak sekalian pulang sama Bima juga ?. "ucap Dirga membalasnya.

"Kok lo malah bawa Bima. "

"Lo nya juga bawa - bawa Iren. ''

''Serah lo deh." ucap Aruna mendekapkan tangannya di dada lalu berbalik memunggungi Dirga ke arah jendela.

Dirga menghela nafas berat lalu memutar setir ke arah yang bukan ke apartemen mereka.Yang membuat Aruna sontak berbalik ke arahnya. "Lo mau kemana?. " tanya Aruna.

"Tanya aja sama Bima!. "ucap Dirga yang lagi - lagi menambah kekesalan Aruna dan memilih untuk diam dan pura - pura tertidur.

Tak lama kemudian Mobil Dirga berhenti di sebuah hotel, ia turun lebih dulu meninggalkan Aruna yang masih pura - pura tertidur. Begitu langkah Dirga terdengar menjauh Aruna membuka matanya lalu melihat hotel megah yang ada di depannya.

"Dia ngapain ke sini?. " ucapnya menatap bingung. "Nggak mungkin ketemu Iren kan?. "ucapnya lagi.

Namun seorang Pria paruh baya tiba - tiba berhenti tepat di hadapan mobilnya merangkul seorang gadis cantik , dan bercumbu di depan matanya.

Tubuh Aruna langsung menegang, tangannya seketika gemetar ingatan kilas balik saat ayah tirinya mendekap , meraba tubuhnya serta menciumnya dengan paksa tergambar jelas di pikirannya. Aruna menutup mulutnya rapat - rapat buliran air mata langsung berjatuhan di matanya, pasokan oksigen didadanya seolah menipis membuat Aruna kesulitan untuk bernafas.

Aruna mencoba mencari botol obat penenang yang biasa ia bawa di dalam tasnya tapi botol itu tidak ia temukan. Aruna kehabisan akal dadanya semakin sesak .

Pria paruh baya dan gadis itu pergi begitu melihat Dirga keluar dari hotel .Namun Aruna masih dengan posisi yang sama.

Dirga membuka pintu mobil,Dan melihat Aruna menatap nanar ke depan dengan wajah pucat dan gemetar.

"Runa... Runa lo kenapa? . "ucap Dirga meletakkan boks - boks makanan itu lalu langsung melompat menaiki mobil untuk menyadarkan Aruna.

"Aruna... Aruna sadar Run!. " ucapnya mendekap tubuh Aruna dan menggerak - gerakkannya.

.

.

.

Bersambung

...~Dirga dan Aruna~...

Cerita ke dirga nggak Run, Buruan!!!

Terima kasih sudah membaca bab ini hingga akhir semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like👍🏿 komen😍 and subscribe ❤kalian sangat aku nantikan 🥰❤