NovelToon NovelToon
KARENA MEMBUKA MATA BATIN

KARENA MEMBUKA MATA BATIN

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Kutukan / Tumbal / Tamat
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

JANGAN ABAIKAN PERINGATAN!

Sadewa, putra seorang pejabat kota Bandung, tak pernah percaya pada hal-hal mistis. Hingga suatu hari dia kalah taruhan dan dipaksa teman-temannya membuka mata batin lewat seorang dukun di kampung.

Awalnya tak terjadi apa-apa, sampai seminggu kemudian dunia Dewa berubah, bayangan-bayangan menyeramkan mulai menghantui langkahnya. Teror dan ketakutan ia rasakan setiap saat bahkan saat tidur sekali pun.

Sampai dimana Dewa menemukan kebenaran dalam keluarganya, dimana keluarganya menyimpan perjanjian gelap dengan iblis. Dan Dewa menemukan fakta yang menyakiti hatinya.

Fakta apa yang Dewa ketahui dalam keluarganya? Sanggupkah dia menjalani harinya dengan segala teror dan ketakutan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35. KEBENARAN

Sadewa berdiri terpaku di ambang pintu rumah itu. Tubuhnya kaku, seolah seluruh sendi-sendi tulangnya kehilangan daya untuk bergerak. Tatapan matanya tertancap lurus pada Mbok Sukma yang masih menyapanya dengan senyum teduh, seakan-akan tak terjadi apa-apa. Namun di belakang sosok perempuan itu, bayangan hitam yang tadi dilihat Sadewa masih mengintai, mengekor bagai arwah yang terikat pada pemiliknya.

"A-Ayah," suara Sadewa serak, nyaris hilang di kerongkongan. Tangannya bergetar ketika menunjuk pelan ke arah Mbok Sukma.

Ayah Sadewa memandang heran, keningnya berkerut. "Ada apa, Nak?"

Namun Sadewa tak segera menjawab. Pandangan matanya masih tak lepas dari bayangan yang hanya ia lihat, sosok menyeramkan dengan mata merah menyala dan tubuh yang berlumuran asap hitam pekat. Bayangan itu berdiri di belakang Mbok Sukma, seakan menempel erat pada tubuh renta itu. Sosok yang sama dengan yang ada di palung kegelapan tempat Sulastri berada, dan juga yang mengejar Sadewa.

Mbok Sukma tersenyum ramah, suaranya lembut seperti biasa. "Den? Dewa? Akhirnya pulang juga. Saya sudah bersihkan rumah sebaik mungkin. Jangan khawatir, semuanya aman di sini."

Sadewa menelan ludah. Dadanya naik turun. Hatinya ingin berteriak, ingin menyingkap semua kebusukan yang ia lihat, tapi lidahnya kelu. Rasa tak percaya menggerogoti dirinya. Bagaimana mungkin ... bagaimana bisa ... orang yang selama ini ia panggil pengganti ibu, orang yang menimang dan menggendongnya sejak kecil, ternyata adalah sosok yang menumbalkan dirinya?

Air matanya panas menekan pelupuk mata. Ada rasa marah, kecewa, takut, bercampur jadi satu.

"Ayah," akhirnya Sadewa berbisik lirih, suaranya hampir tak terdengar. "Dia ... Mbok Sukma orangnya, Yah. Orang yang menumbalkan Dewa."

Ayah Sadewa terhenyak. Sejenak wajahnya kaku, antara percaya dan tidak. Ia memandang Sadewa, lalu menoleh ke arah Mbok Sukma yang tampak tenang dan polos.

"Sadewa, jangan sembarangan bicara. Mbok Sukma sudah bersama keluarga kita puluhan tahun. Dia merawat kalian semua lebih dari dirinya sendiri," kata sang Ayah.

Sadewa menggeleng cepat, air matanya jatuh. "Aku lihat, Yah. Aku lihat dengan mata kepalaku. Bayangan itu, sosok hitam itu, dia berdiri tepat di belakang Mbok Sukma! Dialah yang menyerahkanku. Aku yakin, Yah."

Ayah Sadewa masih terdiam. Wajahnya memucat, namun ia berusaha tetap tenang. "Nak, apa kau yakin benar-benar melihatnya? Jangan sampai-"

"Ayah." Sadewa memotong, suaranya pecah oleh rasa getir. "Aku tahu aku tidak salah lihat. Ingat saat aku kerasukan dulu? Ingat mimpi-mimpiku yang dipenuhi jeritan? Semua itu ada hubungannya dengan dia! Mbok Sukma-lah yang membuka jalan!"

Mbok Sukma tertawa kecil, lirih, namun ada sesuatu yang janggal dalam nada suaranya. Seolah tawanya lebih dingin daripada biasanya.

"Aduh Dewa, jangan main-main begitu. Mbok ini sudah tua, tak sanggup lagi kalau dituduh macam-macam. Apa Dewa sudah lupa, Mbok yang selalu mengusap kening Den waktu demam? Mbok yang memasakkan bubur untuk kalian bertiga saat sakit? Mana mungkin Mbok tega menumbalkan Den?"

Sadewa menggertakkan gigi. Kata-kata itu memang benar, namun justru itulah yang membuat dadanya semakin remuk.

"Itulah yang paling menyakitkan, Mbok," ucap Dewa, nyaris gemetar. "Karena Dewa percaya sama Mbok. Karena Dewa menganggap Mbok keluarga. Tapi ternyata ... Mbok yang menyerahkan hidup Dewa ke iblis itu."

Ayah Sadewa menghela napas panjang. Ia mencoba mendekat, berdiri di antara Sadewa dan Mbok Sukma. Tatapannya bergantian antara anaknya dan sosok perempuan tua itu. "Kalau ini benar, Mbok ... kenapa? Apa yang membuat Mbok tega melakukan itu?"

Sekejap mata Mbok Sukma berubah, tajam dan penuh rahasia. Namun ia cepat menutupi dengan senyum getir.

Sadewa merasakan kakinya lemas. Bayangan hitam itu masih ada, makin jelas, makin menampakkan wajah menyeramkannya. Ia bisa melihat mulut bayangan itu bergerak, meski tak bersuara. Namun hatinya tahu, bayangan itu tengah berbisik, tengah menuntut Sadewa untuk mengungkap semuanya.

Di titik itu, Sadewa sadar, apa pun alasannya, kebenaran harus diungkap. Walaupun itu berarti menghancurkan ikatan lama yang selama ini ia percayai.

Ruangan itu membeku dalam keheningan. Hanya suara jam tua di dinding yang berdetak lambat, seakan mengikuti degup jantung Sadewa yang berlari liar. Mbok Sukma menunduk lama, bahunya bergetar. Namun ketika ia mengangkat wajahnya, tatapan matanya berubah, tak lagi lembut seperti pengasuh penuh kasih, melainkan tajam, penuh beban rahasia yang akhirnya tak lagi bisa ia sembunyikan.

"Sadewa," suara Mbok Sukma berat, lirih tapi menusuk. "Kalau panjenengan sudah melihat sendiri, maka sudah waktunya Mbok bicara jujur. Memang benar, Mbok berurusan dengan mereka. Tapi bukan Mbok yang menyerahkan Nak Dewa. Tapi memang sudah bagian dari perjanjian pendahulu keluarga Ayahmu."

Ayah Sadewa terperanjat, darahnya seolah berhenti mengalir. "Mbok… apa yang kau katakan?!" suaranya meninggi, bercampur antara marah, takut, dan tak percaya.

Mbok Sukma menatapnya dalam-dalam, lalu menghela napas panjang. "Den, ada hal yang panjenengan tidak tahu. Hal yang bahkan almarhum bapak panjenengan sembunyikan dari semua anaknya. Tradisi kelam yang turun-temurun di keluarga besar Aden. Tradisi perjanjian dari para pendahulu yang nggak bisa diputus."

Sadewa menelan ludah. "Perjanjian?"

"Ya." Mbok Sukma mengangguk pelan. "Perjanjian dengan Sulastri, iblis kuno yang haus darah, haus tumbal. Sudah sejak lama keluarga besar Aden membuat ikatan dengannya. Imbalannya adalah kejayaan, harta, dan kemudahan jalan. Termasuk, jabatan yang Aden dapat sekarang."

Ayah Sadewa tersentak, wajahnya merah padam. "Omong kosong! Aku ... aku bekerja keras! Aku menempuh pendidikan, aku melamar jabatan itu dengan keringatku sendiri!"

Mbok Sukma menatapnya dengan iba, tapi juga dengan keteguhan. "Aden memang tidak tahu. Itulah yang membuat Aden berbeda dari kakak-kakak Aden yang lain. Tapi jalan Aden dimudahkan bukan hanya karena kerja keras. Ada tangan tak kasat mata yang menyingkirkan batu dari jalan Aden, ada doa-doa gelap yang dibayar dengan darah. Semua itu ... tradisi keluarga yang Aden warisi tanpa Aden sadari. Dan tentu ada bayaran untuk semua itu. Yaitu keturunan."

Ayah Sadewa mundur selangkah, wajahnya hancur. "Tidak, tidak mungkin! Aku memang keras pada anak-anakku, tapi aku tak pernah, tak pernah sekali pun berpikir menjual jiwa atau mengorbankan mereka!"

Sadewa menatap ayahnya dengan bingung dan pilu. "Ayah?"

Mbok Sukma menunduk. "Dan aku hanyalah pewaris kewajiban itu. Aku dukun keluarga, sejak muda sudah mengabdi pada bapaknya Aden sebagai pengganti Bapak yang sebelumnya juga penjembatan perjanjian itu. Sejak remaja aku sudah ada di rumah orang tua Aden, menyaksikan sendiri bagaimana perjanjian itu dijaga. Aku hanya meneruskan."

Air mata Sadewa jatuh. "Meneruskan dengan menumbalkan Dewa, Mbok? Kenapa Mbok setega itu."

Mbok Sukma memejamkan mata, suaranya serak. "Itu bukan kehendak pribadi Mbok, Dewa. Mbok tak pernah ingin melukai panjenengan. Tapi ketika waktu perjanjian tiba, Mbok harus memilih. Dan iblis itu meminta darahmu. Katanya kau yang terikat paling kuat pada garis perjanjian. Mbok tidak segila itu, Mbok sudah anggap Dewa dan keluarga ini keluarga Mbok sendiri. Tapi Mbok juga terikat dengan iblis itu. Saat Mbok tahu Sadewa bisa melihat para setan itu. Saat itulah Mbok mencari tahu caranya agar Dewa bisa selamat. Beruntung Mbok punya kenalan bernama Arsel, anak dari keluarga jauh Mbok."

Ayah Sadewa menutup wajahnya dengan kedua tangan, terisak untuk pertama kalinya di hadapan anaknya.

"Astaga, jadi itu alasan para saudaraku menggila bahkan meninggal? Jadi Bapak melakukan ritual," ujar Ayah Sadewa shock.

Sadewa menatap Mbok Sukma dengan tatapan penuh duka dan kemarahan. "Mbok, kau adalah keluarga bagiku. Aku tak peduli soal garis darah, soal tradisi. Tapi Mbok mengkhianati Dewa. Mbok menyerahkan Dewa demi menjaga perjanjian yang bahkan kami nggak tahu."

Mbok Sukma menangis, suaranya pecah. "Dewa, maafkan Mbok. Maafkan Mbok, Mbok hanya seorang perempuan tua yang nggak bisa lepas dari rantai lama. Semua ini, bukan sekadar pilihan, tapi warisan yang diikat oleh darah. Mbok selama ini hanya berusaha untuk membantu. Dewa sebenarnya sudah peka dengan dunia gaib sejak kecil dan kepekaan Dewa itu yang menjadi kunci Sulastri bisa menemukan Dewa. Mbok menutup mata batin Dewa, dengan harapan ikatan Dewa dengan Sulastri terputus. Tapi tidak menyangka kalau Dewa justru membuka batin dengan dukun yang ternyata ada kaitan dengan yang gelap dan itu membuka kembali jalan Sulastri menemukan Dewa."

Ruangan itu berguncang oleh keheningan yang berat. Kata-kata Mbok Sukma menggantung seperti belati di udara, menancap dalam ke hati Sadewa dan ayahnya.

Ayah Sadewa perlahan menurunkan tangannya, menatap pengasuh yang selama ini ia percaya. Suaranya bergetar, tapi kali ini penuh kemarahan. "Mbok, mulai hari ini, semua tradisi itu harus berakhir. Aku tak akan membiarkan anak-anakku lagi jadi korban. Kalau iblis itu menuntut darah, biarlah aku sendiri yang menebusnya. Tapi tidak anak-anakku. Tidak lagi."

Sadewa terdiam, menatap ayahnya yang untuk pertama kalinya menunjukkan wajah sejati seorang pelindung. Hatinya perih, tapi juga dipenuhi harapan yang samar, bahwa mungkin, dari kegelapan ini, masih ada cahaya yang bisa mereka perjuangkan.

Dan ia ingat apa kata Arsel bahwa iblis akan selalu menemukan celah untuk menghancurkan manusia.

1
Deyuni12
keren
Deyuni12: sama sama 😊
total 2 replies
Deyuni12
huaaaa
the end ternyata
hai othor,kabarin aku kalo ada cerita baru lagi y,awas kalo gak,pulang nanti lewat mana,aku cegat sambil bawa seblak 😂😂
Deyuni12: oke
gooooo
tengkyu thor
total 3 replies
Deyuni12
Alhamdulillah akhirnyaaaa
Deyuni12
waaah
tak d sangka tak d nyana,kisahnya jadi semakin rumit keluarga Sadewa ini
Archiemorarty: Gx rumit kok 🤭
total 1 replies
Mericy Setyaningrum
mungkin sugesti, ikutan mampir Kak
Archiemorarty: silahkan 🥰
total 1 replies
Deyuni12
sampai kapan dirimu bergelut dengan hal hal yg seperti itu sadewa
Deyuni12
hm
bingung akh
Deyuni12
eng ing eeeng
who is that?
😃😃
PengGeng EN SifHa
Raungan ketegasan & keingintauhan yg mendasari si dewa berating angkatan muka.

Meskipun ada debaran Hati juga akal manusia...SIAPA...MENGAPA...KARNA APA ...SALAH APA...TUJUANNYA APA ??
PengGeng EN SifHa
penyatuan & berkumpulnya RE_GENERASI AKHASA ... 3 yang belum hadir...siapakh dia ??
Deyuni12
Alhamdulillah
Deyuni12
sereeeeem
PengGeng EN SifHa
Cerita yang dominan & hampir semua ada di sekeliling kita...

2 dunia yang berbeda , percaya atau tidaknya semua kembali pada kepercayaan masing².

Cerita yang sangat apik juga alur yang tertata dengan rapi.

Semangat THOOOOORRR .. semoga masuk 10 cerita terbaik.Aamiin🤲🤲
Archiemorarty: Aamiin, terima kasih udah baca ceritanya kak 🥰
total 1 replies
PengGeng EN SifHa
Kekuatan Mistis yang masih kental di antero NUSANTARA...percaya tidaknya...

semua kembali pada ptibadi masing²
PengGeng EN SifHa: saya bilang seperti ini...sebab ada kejadian di keluargaku sendiri...dan itu melibatkan anakku.
total 2 replies
Deyuni12
Arsel 🥺
Deyuni12
lanjuuuuuut
Deyuni12
semakin menegangkan
Miss Typo
semangat kalian bertiga, semoga bisa 💪
Miss Typo: baru 2 bab 😁✌️
total 1 replies
Deyuni12
lagi akh 😅😅
Miss Typo
kok aku jadi terhura nangis lagi nangis mulu 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!