NovelToon NovelToon
SUSAN

SUSAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Susan tak pernah menyangka dirinya di timpa begitu banyak masalah.

Kematian, menghianatan, dan perselingkuhan. Bagaiamana kah dia menghadapi ini semua?
Dua orang pria yang menemaninya bahkan menyulitkan hidupnya dengan kesepakatan-kesepatan yang gila!

Akan kah Susan dapat melewati masalah hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. A atau B?

Susan masih termenung. Memikirkan apa yang harus di pilih. Belum sempat menjawab. Ponselnya yang masih di pegang oleh Edward kembali berbunyi.

Edward memberikan ponsel itu pada Susan. Susan menerimanya dengan tatapan kosong. Dia menjawab panggilan telpon.

"Aku memberi mu waktu 5 menit, jika kau tidak bisa memutuskan, maka akan ku bunuh suami mu ini!" Ancam Martin di ujung telpon sana.

Sontak air mata Susan kembali mengalir dengan deras. Dia menatap Edward dengan nanar. Bibirnya terasa kaku. Hatinya menjerit tanpa suara.

Titt!!

Panggilan telpon di akhiri.

"Jadi kau hanya punya waktu 5 menit, Susan. A untuk Martin. B untuk ku. Jadi kau pilih yang mana?" Kata Edward sembari berjalan ke arah ranjang.

Dia duduk disana, di tepi ranjang sambil terus menatap Susan yang masih menangis. Menit demi menit berlalu, namun Susan masih diam mematung. Belum bisa memutuskan.

"3 menit lagi, Susan!" Kata Edward mengingatkan.

Susan masih tak bergeming.

"1 menit!" Kata Edward.

Tiba-tiba ponselnya kembali berbunyi. Martin menelpon lagi. Susan menatap Edward. Bibirnya terbuka sedikit, ingin mengatakan sesuatu namun terasa sangat sulit.

"B.." Kata Susan dengan lemah.

"Aku tidak dengar, Susan! Katakan lebih keras!" Kata Edward.

Susan menatap Edward dengan tajam, dia tau sebenarnya Edward mendengar hal itu.

"B!" Kata Susan sedikit lebih keras.

Edward tersenyum puas. Akhirnya dia bisa menikmati tubuh Susan tanpa harus memaksanya. Bukankah ini suka sama suka? Mau sama mau? Walaupun di landasi sedikit bumbu ancaman dan kesepakatan.

"Kemarilah!" Suruh Edward.

Susan masih diam.

"Kemari, maka akan ku suruh James untuk mengurusnya sekarang!"

Susan mulai bangkit dari duduknya. Dia masih memegangi handuk yang membungkus dirinya. Walaupun dia tau sebentar lagi dirinya akan di telanjangi oleh Edward.

Susan berjalan pelan menuju Edward. Dia seakan menuju malaikat maut yang siap membawanya sekarang juga. Air matanya tak berhenti mengalir.

Edward menepuk paha kirinya. Mengisyaratkan agar Susan duduk disana. Sedangkan Susan menelan ludah dengan susah payah. Dia duduk di paha kiri Edward dengan sangat hati-hati.

Seketika Edward merangkul pinggang ramping Susan agar lebih dekat. Membuat Susan tak nyaman dan tertekan. Edward mulai menciumi leher jenjang Susan.

"Ed, pastikan Peter tidak tau soal ini." Kata Susan dengan lemah dan pelan. Suaranya serak karena sedari tadi terus menangis.

"Tenang saja, yang penting malam ini kau jadi milikku seutuhnya." Bisik Edward di telinga Susan.

Edward mengambil ponselnya yang ada di saku jas. Menelpon James yang sedang berjaga di luar kamar.

"James, kau urus pengecut itu. Turuti saja permintaan Martin! Aku sedang ada bisnis disini, mungkin butuh semalaman untuk menyelesaikannya." Kata Edward.

Sontak Susan gemetar mendengar perkataan Edward. Tak tau akan seperti apa pria ini memperlakukannya di atas ranjang.

Setelah menutup telpon dengan James. Edward kembali menelpon seseorang.

"Alice, pastikan tidak ada yang masuk ke dalam kamar selama aku ada disini!" Perintah Edward pada Alice.

Susan menggigit gigi-giginya. Menahan amarah yang semakin memuncak. Bagaimana tidak? Ternyata Edward menelpon Alice untuk berjaga di depan pintu agar tidak ada yang masuk.

Susan merasa di khianati oleh pengawal pribadinya itu. Walaupun dia sudah tau, sebenarnya Alice adalah orang suruhan Edward untuk menjaganya selama ini.

"Kau di pecat, Alice!" Kata Susan sebelum Edward menutup telpon.

Edward tersenyum mendengar itu. Dia langsung menutup telpon dan melempar ponselnya sembarangan.

"Kau sudah tidak sabar ya?" Goda Edward.

Edward menciumi leher Susan. Mengecup telinga Susan dan sedikit menggigitnya. Dia juga sengaja meniup telinga Susan untuk memprovokasi wanita itu. Tentu saja itu berhasil, Susan jadi menggigil seketika.

Edward membuka handuk yang di pakai Susan dengan perlahan. Namun Susan sedikit menahannya saat Edward akan membuka seluruh handuk itu.

Seketika Edward menarik paksa membuat Susan terkejut dan ketakutan. Dia berhasil membuat Susan telanj*ng bulat sekarang. Sungguh pemandangan yang indah bagi Edward. Dia sampai menelan ludah.

"Kau pandai merawat tubuh mu. Bagaimana ini bisa padat begini?" Tanya Edward sambil meremas gunung kembar milik Susan.

Sedangkan Susan meremas lutut menahan suara desah*nnya agar tidak lolos.

Edward semakin bringas. Dia meremas kedua gunung kembar itu dengan keras. Memelintir dan mencubitnya. Membuat Susan kesusahan menahan desah*nnya.

Edward merasa tak leluasa dengan posisi seperti ini. Dia langsung mengangkat tubuh Susan ke atas pangkuannya, menghadapkan Susan ke arahnya. Dengan begini dia dapat dengan puas menikmati gunung kembar milik Susan.

Edward juga mencium bibir Susan begitu dalam. Seakan tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja.

Tangannya mulai meraba milik Susan. Edward menyadari milik Susan sudah begitu basah dan posisi milik Susan pas sekali di atas milik Edward.

"Kau basah sekali.." Bisik Edward.

Susan tersadar bahwa dirinya terprovokasi. Namun kali ini dia tidak bisa melakukan apapun. Jika dia melawan itu sama saja membatalkan perjanjiannya dengan Edward. Maka nyawa Peter lah taruhannya. Hanya air mata yang mewakili perasaan Susan sekarang.

Edward memasukkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke dalam milik Susan dengan bersamaan. Membuat Susan meringis kesakitan. Dia merasa jari Edward jauh lebih besar daripada milik Peter, sehingga dia kesakitan saat jari itu masuk ke dalam miliknya.

"Ahh.. Sakit, Ed!" Susan memukul bahu Edward.

Edward malah memasukkan kedua jarinya semakin dalam. Menggerakkan jarinya maju mundur perlahan.

"Eddd.. Sakitttt!!" Teriak Susan.

Susan meremas kedua bahu Edward dengan keras. Namun pria bertubuh tinggi besar itu seakan menikmati setiap jeritan yang keluar dari mulut Susan.

Edward tiba-tiba mengangkat lagi tubuh Susan dan melemparkan wanita itu ke atas ranjang. Susan terkejut dengan perilaku Edward.

Sedangkan Edward dengan terburu-buru membuka jasnya dan kemeja putih. Lalu membuka gesper dan celananya. Meninggalkan celana dalamnya.

Edward yang masih memegang ikat pinggangnya naik ke atas ranjang. Membuat Susan melongo.

"Aku ingin kau yang membukanya!" Kata Edward sambil berdiri tegak di hadapan Susan.

Membuat miliknya yang tampak berdiri tegak itu tengah ada di hadapan wajah Susan. Susan menatap Edward nanar.

"Dasar pria cabul!" Batin Susan.

"Ayo buka, Susan. Dia sudah tidak sabar bertemu dengan mu!" Kata Edward.

Edward menjambak rambut Susan agar melihat ke arah miliknya yang sudah berdiri tegak di balik celana dalam berwarna hitam.

Susan yang merasa kesakitan karena jambakan Edward akhirnya membukakan celana dalam Edward dengan perlahan. Dia membuang muka ke arah lain. Masih enggan untuk melihatnya.

Setelah celana dalam itu terlepas. Milik Edward seakan dapat berdiri tegak dengan bebas.

Edward menjambak lagi rambut Susan. Memaksa Susan untuk membuka mulutnya, setelah Susan membuka mulut, Edward langsung memasukkan miliknya ke dalam mulut Susan.

Edward menggoyang tubuhnya maju mundur. Mencari kenikmatan. Susan kesulitan bernafas karena milik Edward yang begitu besar dan panjang. Susan sendiri tak menyangka jika milik Edward akan sebesar itu. Urat-urat yang ada disana menonjol dan terlihat jelas.

Susan memukul-mukul paha Edward meminta agar berhenti. Tapi Edward masih belum puas. Dia mendorong maju mundur miliknya semakin cepat. Membuat Susan tak karuan.

Setelah beberapa menit dan mulut Susan terasa pegal karena tak sanggup menahan milik Edward yang besar. Dia juga merasa mual dan ingin muntah, karena milik Edward seakan masuk ke dalam tenggorokannya.

Akhrinya Edward mencapai pelepasannya. Dia mengeluarkan cairannya ke dalam mulut Susan. Cairan yang banyak semakin membuat Susan mual. Namun Edward seketika menutup mulut Susan agar Susan tidak memuntahkan cairan kehidupannya.

"Telan!" Kata Edward.

"Telan, Susan!"

Susan membulatkan mata. Dia tak sanggup, ingin muntah sekarang juga. Tapi tangan besar Edward menutup mulutnya dengan rapat. Membuat Susan terpaksa menelan semua cairan milik Edward dengan susah payah.

Edward tertawa melihat itu. Dia melepaskan tangannya dari mulut Susan. Sedangkan Susan terlihat kelelahan dan kembali menangis terengah-engah.

Edward mendorong tubuh Susan hingga terbaring di atas ranjang. Susan yang belum siap dan tidak di beri aba-aba sama sekali terkejut bukan main.

Edward membuka paha Susan selebar badannya. Melihat milik Susan sudah basah dan berwarna pink dengan rambut-rambut halus.

Susan merasa sangat malu pada Edward. Dia berusaha menutupi milik nya dengan telapak tangan. Namun Edward langsung menghempaskan tangan Susan. Tak mau pemandangan indahnya terganggu.

Dia terlihat tak sabar ingin menjajal tubuh indah Susan. Edward memegang miliknya dan memasukkan ke dalam milik Susan.

Susan memejamkan mata menahan desah*n. Milik Edward besar dan panjang, dalam satu hentakan membuatnya merasa benda itu mencapai ujung rahim. Susan menggenggam sprei. Dia juga merasakan miliknya begitu penuh.

Edward mulai bergerak maju mundur. Dia mengangkat kedua kaki Susan dan meletakkannya di kedua bahu.

"Aahhh.." Suara desah*n Susan lolos juga.

Edward seakan ingin mendengar begitu banyak desah*n dari mulut Susan. Dia menggerakkan pinggulnya semakin kencang. Membuat Susan membusungkan dada dan meremas sprei di sekitarnya.

"Aahh.. Aahhh.. Edd!!" Teriak Susan.

"Keluarkan suara mu, Susan! Aku ingin mendengarnya!" Kata Edward yang semakin panas mendengar desah*n dari mulut Susan.

Edward semakin mempercepat gerakannya.

"Sakit, Ed!!"

"Hmmm.. Uhhh.."

Teriakan-teriakan itu seakan lagu favorit bagi Edward. Dia senang mendengar teriakan Susan. Matanya juga suka memandang wajah Susan yang menahan kenikmatan. Edward tau Susan sedang menikmati permainannya namun wanita itu berusaha memungkiri.

"Edd.. Stopp!!"

Edward hampir mencapai pelepasannya. Dia semakin mempercepat gerakan. Membuat Susan tak berdaya karena di tembaki kenikmatan.

"Huhhh.." Suara Edward terdengar saat dia mencapai pelepasannya dan mengeluarkan cairan begitu banyak di dalam rahim Susan.

"Ed, jangan di dalam!" Kata Susan.

Susan panik karena Edward mengeluarkan cairan di dalam rahimnya. Dia takut jika dirinya hamil anak Edward. Sepertinya Susan lupa bahwa dirinya sudah di suntik obat kontrasepsi oleh Edward 2 bulan yang lalu.

Seketika Susan merasa bersalah pada Peter. Memikirkan bagaimana perasaan suaminya itu saat tau dirinya tidur dengan Edward, mantan kekasihnya.

Peter pasti akan marah besar atau bahkan akan menceraikan dirinya.

Susan memejamkan mata karena frustasi. Dia melakukan ini karena menyelamatkan nyawa Peter dan juga Alpha Group. Mungkinkah Peter akan mengerti kondisinya saat ini?

Susan terus memikirkan semua kemungkinan yang bisa terjadi. Sedangkan Edward menarik miliknya keluar dari milik Susan.

Dia membalikkan tubuh Susan hingga posisi menungging. Susan kira permainan ini sudah selesai namun nyatanya tidak. Edward masih terlihat segar dan memiliki banyak tenaga.

Dengan posisi menungging ini, Edward terlihat begitu tertarik pada pantat Susan yang di suguhkan di depannya. Dia membelai pantat itu lalu memukulnya sedikit keras. Membuat sensasi yang berbeda.

Edward mulai memasukkan lagi miliknya dengan satu hentakan. Membuat gunung kembar yang tergantung itu goyang-goyang kesana kemari. Menarik sekali.

Tak dapat di pungkiri, Susan diam-diam juga menikmati malam yang panas ini. Sakit tapi nikmat. itulah yang di rasakan oleh Susan. Namun, bayang-bayang Peter juga terus menghantui selama permainan mereka.

Bersambung..

1
Adi Putra
ku tunggu janda mu🤣
Adi Putra
dalam batin Edward, akhirnyaaaa🤣
Adi Putra
menggatal🤣
Riska Rosiana
🥲🥲🥲
Riska Rosiana
auto trauma🤣
Andreee
kesempatan🤣
Andreee
mampus kouu ana
Andreee
pokol teros peterr, jan kasih amponn
Andreee
🤣🤣🤣🤣
Andreee
amunisi gk tuu
Adi Putra
kasi napas eddd🤣
Riska Rosiana
🤣🤣🤣🤣
Olivia
susan bakal plh pa y
Adi Putra
Edward ini katanya cinta, tp nyusain susan mulu y
Olivia
Peter bangs*t bgt ya, benci bgt gue
Olivia
Peter ma Anna jodoh keknya, sama2 gk ada otak
Riska Rosiana
Wait waittt Peter bisa menggila jg ye
Riska Rosiana
Oh jadi si Peter yg selingkuh..aku kira susan yg bakalan selingkuh ama edward
Riska Rosiana
kayaknya Susan ini masih ada perasaan ya sm si edward
Adi Putra
si Edward bener bener lu ye
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!