Tumbuh menjadi anak pembantu semenjak kecil, tidak membuat Rifan malu. Dia justru merasa beruntung, selain dibiayai sekolah oleh majikan, Rifan bahkan diperbolehkan bersahabat dengan Alisha, nona mudanya.
Namun satu insiden karena candaan merubah segalanya. Ketika rasa penasaran berubah jadi petaka berkelanjutan. Rifan dan Alisha ketagihan tidur bersama, padahal mereka sudah sama-sama punya kekasih. Sampai suatu hari, ibunya Rifan berhasil memergoki kelakuan putranya dengan sang nona muda, saat itulah Rifan dipaksa pergi dari rumah. Tapi apakah itu akan jadi akhir hubungan Rifan dan Alisha? Tentu saja tidak.
"Kembalilah padaku dan jadilah simpananku." Alisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter ²⁸ - she know
Alisha melangkah cepat menghampiri sang mamah. Dia memasang raut wajah cemberut dan berucap, "Ya sudah. Aku mau lanjut kuliah!"
Mata Tania membulat sempurna sambil menahan senyum senang. Ternyata rencananya yang ingin mencarikan suami, berhasil membuat Alisha berubah pikiran.
"Nah begitu dong anak Mamah! Kasih tahu Mamah, kau mau kuliah dimana?" tanya Tania.
"Mmmm... Aku sudah memikirkan kalau aku akan memilih London. Nggak apa-apa kan, Mah?" tanggap Alisha.
"Ya nggak apa-apa, Sayang. Mau dimana pun itu, yang penting kau bersedia kuliah. Pokoknya kau harus belajar yang giat! Jangan main-main!" ujar Tania.
"Iya, Mah..." sahut Alisha sembari masuk ke kamar.
Tania sangat senang dengan keputusan Alisha. Ia lantas memberitahu semua orang, dari mulai suaminya sampai para pembantunya. Termasuk Fatma.
Fatma kaget sekali saat mendengar Alisha memilih London sebagai tempat kuliahnya. Dia sontak cemas Alisha dan Rifan akan bertemu lagi.
"Ngomong-ngomong, kenapa Nona Alisha memilih London, Nyonya? Harusnya dia ikut kakaknya saja ke Australia, kan lebih enak," kata Fatma.
"Aku nggak peduli dimana, Fat. Yang penting dia udah mau kuliah aku sudah senang," sahut Tania.
Fatma mendengus kasar. Sepertinya dia tidak akan bisa membujuk Tania. Jadi Fatma tak punya pilihan selain bicara pada Alisha.
Waktu kala itu menunjukkan jam lima sore. Asih yang disuruh membuatkan susu cokelat untuk Alisha, didekati oleh Fatma.
"Biar aku saja yang antar ke Nona Alisha. Kebetulan ada yang ingin aku bicarakan padanya," ucap Fatma.
"Baik, Bu." Asih mengangguk dan memberikan nampan berisi susu cokelat hangat pada Fatma.
Kini Fatma berjalan mendatangi Alisha ke kamar. Dia letakkan susu cokelat ke atas nakas.
Melihat Fatma, dahi Alisha berkerut heran. Sebab semenjak Fatma memergokinya bercinta dengan Rifan, wanita itu tak pernah lagi melayani Alisha. Ia selalu menyuruh Asih melayani cewek tersebut.
"Tumben, Bu?" tegur Alisha.
"Ada yang mau aku bicarakan, Non..." kata Fatma pelan.
"Ngomong aja, Bu..." sahut Alisha.
"Gini, Non. Aku dengar Nona Alisha mau kuliah di London ya?"
"Iya. Kenapa emangnya, Bu?"
"Nggak apa-apa. Tapi aku menyarankan sebaiknya jangan di London, Non. Kenapa nggak ke Sydney saja ikut Den Faris?"
Kerutan di dahi Alisha semakin dalam. Dia merasa kalau Fatma sekarang bersikap aneh. Sampai kecurigaan muncul dalam benaknya.
'Aku tahu Bu Fatma membenciku. Tapi sekarang dia mendadak cemas? Pasti ini ada kaitannya dengan Rifan. Eh, tunggu dulu, jangan-jangan...' Alisha berusaha menahan senyuman puasnya. Karena sikap Fatma sekarang, dia jadi tahu kemana Rifan kuliah.
"Kenapa nggak boleh ke London, Bu? Rifan kuliah di sana ya?" tukas Alisha.
Sontak mata Fatma membulat. Kartu As-nya dengan mudahnya dibuka oleh Alisha. Padahal Fatma sudah bersusah payah merahasiakan fakta kalau Rifan kuliah di London. Sekarang karena kebodohannya sendiri, rahasia itu ketahuan tanpa harus membuat Alisha bersusah payah mencari tahu.
"I-iya, Non... Aku harap Nona Alisha memilih tempat lain saja. Maaf kalau aku lancang, tapi jangan ganggu Rifan lagi. Nona Alisha itu nggak pantas buat dia," jelas Fatma sambil tertunduk.
"Aku tahu kok kalau aku sudah membuat kesalahan besar, Bu. Apa yang pernah aku lakukan sama Rifan memang nggak bisa dimaafkan. Dan aku mengakui kalau sebagian besar semua itu salahku. Ya sudah kalau itu mau Bu Fatma. Aku nggak akan kuliah di London," ucap Alisha tenang.
"Makasih, Non! Makasih banyak. Dan maaf atas kelancanganku," sahut Fatma yang merasa terenyuh.
"Tapi Bu Fatma harus janji satu hal," balas Alisha.
"Apapun itu, Non..."
"Jangan membenciku lagi ya, Bu. Aku juga minta maaf atas segala kesalahanku."
"Semuanya sudah berlalu, Non. Nona Alisha masih punya masa depan panjang. Manfaatkan itu dengan baik." Fatma menggenggam tangan Alisha. Setelah bicara, dia segera beranjak dari kamar.
Alisha menghembuskan nafas dari mulut. Dia lantas mencari info tentang kampus di negara lain selain London. Sampai akhirnya Perancis menarik perhatiannya. Untuk sekarang, Alisha memutuskan akan benar-benar menjauh dari Rifan. Tak peduli kalau hatinya sangat merindukan cowok itu.
..._____...
*Yang mau tambah up lagi hari ini, komen banyak-banyak 🤣
Oh iya guys, aku mau sekalian promosi novel baruku yang berjudul Pewaris Kembar. Dijamin gak kalah seru 😗🫣
Ketika kamu memilih untuk hadir tanpa menyembunyikan perasaan atau bagian tertentu dari dirimu, hal itu dapat membantu menciptakan lingkungan di mana kamu merasa diterima apa adanya serta membantu menciptakan hubungan yang lebih dalam dan meningkatkan hubungan..🥰
Kau memanfaatkan waktu luangmu untuk mengambil kerja part time,
Selain mencari pengalaman, kamu juga bisa punya tambahan modal untuk merencanakan sebuah pertemuan kalian bisa lebih seru.
pejuang LDR seringkali butuh lebih banyak modal jika tidak dicermati, bisa membobol tabunganmu jika kamu tak hati-hati.
Andaikan pintu ajaib Doraemon benar-benar ada, kamu nggak akan berjuang dengan susah payah untuk menahan rindu.
Namun sayang kenyataanmya harga tiket perjalanan untuk bertemu dia yang justru nyata ada di hadapanmu...😂🤣
Karena sebaik-baik kita menyembunyikan sesuatu apalagi sesuatu itu adalah aib/keburukan.
Cepat atau lambat Tuhan akan selalu punya cara untuk mengungkapnya..🤫
Kata-kata itu mengingatkan kita bahwa tidak peduli seberapa kuat atau berpengaruhnya seseorang, mereka tidak akan pernah bisa lepas dari konsekuensi tindakan mereka..😰
Bagi beberapa pria yang memiliki prinsip tentang moralitas dan agama sepertinya akan berat menerima kenyataan itu tentu ada perasaan kecewa../Panic/