NovelToon NovelToon
Langit Wonosobo

Langit Wonosobo

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Diam-Diam Cinta / Dark Romance / Romansa / Cintapertama
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Restu Langit 2

Langit yang berwarna biru cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung, seperti janji yang pernah terucap dengan penuh keyakinan, namun pada akhirnya berubah menjadi janji kosong yang tak pernah ditepati.

Awan hitam pekat seolah menyelimuti hati Arumni, membawa bayang-bayang kekecewaan dan kesedihan, ketika suaminya , Galih, ingkar pada janjinya sendiri. Namun perjalanan hidupnya yang tidak selalu terfokus pada masa lalu, dapat membawanya ke dalam hidup yang lebih baik.

Akankah Arumni menemukan sosok yang tepat sebagai pengganti Galih?

ikuti terus kisahnya! 😉😉


Mohon kesediaannya memberi dukungan dengan cara LIKE, KOMEN, VOTE, dan RATING ⭐⭐⭐⭐⭐ 🤗🤗 🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restu Langit 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke kampung halaman

  Awalnya Arumni berpikir, setelah mengetahui Galih memiliki istri baru, ia akan pulang dan mengakhiri hubungannya dengan Galih. Namun setelah dipikir-pikir lagi tidak jadi, karena Arumni memikirkan bagaimana orang tuanya akan mengkhawatirkan dirinya, belum lagi bapak dan ibu mertuanya yang sangat baik, dan juga Galih suami yang tidak memiliki kekurangan, bahkan menikahi wanita lain pun menurut Arumni bukan kesalahan, dibandingkan Galih berselingkuh.

  Arumni akan berusaha tegar, dan bersikap tenang saat pulang ke rumah mertuanya, agar mereka tidak merasa khawatir.

  Pukul lima pagi Arumni sampai di rumah mertuanya, mereka memang masih tinggal satu rumah dengan orang tua Galih, oleh sebab itu Galih merantau ke Jakarta untuk merubah nasib, dan ingin memiliki rumah sendiri. Memang nasib mereka berubah, namun bukan itu yang mereka harapkan.

   " Arumni, kenapa kamu pulang secepat ini? apa kamu tidak menemukan alamat Galih? Atau kamu malah bertengkar dengan Galih?" tanya Bu Susi, ibunya Galih, saat Arumni memasuki rumah.

  Belum sempat Arumni menjawab, Pak Arif, bapak mertuanya yang berprofesi sebagai guru SMP itu menyambung pertanyaan. " iya Arumni, ada apa? Apa kalian bertengkar di sana dan kamu langsung pulang?"

  Arumni menggelengkan kepalanya pelan, agar tidak membuat mereka bertanya-tanya, Arumni mengulas senyum lalu memberi alasan, meskipun alasannya kurang masuk akal.

  " Ngak papa pak, bu, mas Galih itu ternyata sangat sibuk, pantas saja belum bisa bawa aku ke sana. Lebih baik aku pulang saja dari pada di sana tapi susah ketemu mas Galih." ucapnya sambil menaruh tas ransel yang ia bawa kemarin.

  " Tapi Galih sudah punya rumah sendiri di sana, kamu bisa beristirahat di rumah baru kalian, sambil menunggu Galih pulang." kata Bu Susi sambil membawakan secangkir teh hangat untuk Arumni yang baru saja pulang.

  " Terimakasih, bu!" ucapnya saat menerima teh hangat buatan Bu Susi.

  " Ibu benar Arumni. Seharusnya kamu tinggal saja di sana, suami istri itu kalau bisa jangan sampai terpisah lama." ujar pak Arif.

  Arumni menyesap tehnya, " Tapi aku lebih betah di Wonosobo, pak. Di Jakarta sangat panas, aku benar-benar tidak betah." Alasannya.

  " itu karena kamu belum terbiasa, Arumni. Coba kamu tinggal beberapa hari lagi, pasti kamu akan betah." kata ibu.

  " iya sih, bu. Akan aku pikirkan lagi." ucapnya sambil berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

  **

  Bu Susi dan pak Arif merasa curiga pada alasan Arumni yang kurang masuk akal itu.

  " Pak, ibu rasa Arumni bertengkar dengan Galih, jika tidak mana mungkin dia langsung pulang, Jakarta itu jauh loh, belum lihang capeknya Arumni sudah langsung pulang." bisik bu Susi sambil melirik ke dalam, takut Arumni mendengar.

  " Bapak rasa juga begitu, bu. Suami istri itu pasti akan betah tinggal di mana saja asalkan bersama." Lirih pak Arif.

  " Ya sudah, nanti ibu akan cari tahu."

  " Cari tahu lewat siapa, bu?"

  " Ibu akan bertanya pada Galih."

  " Halah, mana mungkin Galih mengaku kalau mereka bertengkar."

  " Iya juga sih pak. Tapi apa salahnya ibu coba."

   Tak terasa obrolan mereka sudah melewati satu jam, pak Arif harus segera berangkat ke sekolah tempatnya mengajar dengan mengendarai motor bututnya.

  Sementara bu Susi memiliki kios pakaian yang tidak terlalu besar di salah satu pasar yang ada di Wonosobo. Bu Susi menghabiskan hari-harinya di pasar, sementara Arumni yang mengurus rumah, membersihkan rumah dan memasak untuk mereka.

  Setelah keberangkatan bapak dan ibu mertuanya, Arumni merasa sepi sendiri, ia jadi teringat tentang suaminya yang ternyata sudah menikah lagi, Arumni terus menangis meski ia sedang menyapu, mengepel lantai, memasak, mencuci, bahkan saat ia sedang makan.

   Arumni tidak bisa membayangkan bagaimana suaminya tidur dengan istri keduanya yang berkulit putih itu.

  " Kenapa kamu tega melakukan ini mas?" teriak Arumni sambil menutup mulutnya dengan bantal agar suaranya tidak sampai terdengar tetangga.

  Ponselnya tiba-tiba berdering, tidak lain itu dari sang suami yang baru saja melukai perasaannya. Tak ingin mengabaikan meski Galih telah menyakiti hatinya, ia segera mengeser tombol hijau demi menghubungkan panggilan.

   " Kamu menangis?" tanya Galih di ujung telepon.

  Hening!

Arumni harus menunggu beberapa saat agar dirinya dapat bicara dengan tenang.

  " Ada apa, mas?" ucapnya.

  " Kamu pulang ke mana?" Galih ingin memastikan.

  " Ke rumah mu." jawabannya singkat.

  Mendengar ucapan Arumni yang mengatakan pulang ke rumahnya, membuat Galih dapat bernapas lega, itu tandanya Arumni bisa menerimanya meski pelan, dan Galih tidak perlu bercerita pada kedua orang tuanya.

  " Terimakasih ya, Arumni?"

  Tak ada sautan dari Arumni, hanya Isak tangis yang terdengar.

  " Aku tahu kamu sakit, kamu harus tahu kenapa aku sampai menikahi Mita. Saat itu-"

  Arumni memotong pembicaraan. "Jangan beri alasan apapun, mas. Aku tidak akan kuat mendengarnya. Kamu tenang saja, aku tidak akan beri tahu sama bapak dan ibu."

  " Maafkan aku, ya." ucapnya dengan napas tercekat, jika saja Galih seorang wanita mungkin dia akan menangis meraung-raung. " Aku akan pulang dalam beberapa hari lagi." katanya.

  Tak kuat berlama-lama mengobrol dengan pria yang baru saja mematahkan hatinya, Arumni menutup telepon tanpa pamit.

**

Baru saja Arumni menutup telepon, dan Galih masih dalam keadaan yang sulit untuk diungkapkan, ponsel Galih berdering, tidak lain itu dari sang ibu, Galih sudah tahu maksud dari ibunya menelpon, sudah pasti akan bertanya kenapa Arumni kembali begitu cepat.

Bu Susi harus mengulang tiga kali panggilan agar terhubung dengan anak semata wayangnya itu. Sementara Galih bingung harus memberi alasan apa. Galih terpaksa mengeser tombol hijau demi menghubungkan panggilan dengan ibu.

" iya, bu." jawabnya lesu.

" Galih, apa kamu benar-benar sibuk seperti yang Arumni katakan? ibu harus mengulang-ulang panggilan agar kamu menjawab, kenapa Galih? Sesibuk apa kamu?"

" Maaf ibu, aku habis dari toilet."

" Dengar, ibu akan bertanya dan kamu harus menjawab."

" Ada apa sih, ibu? Kenapa ibu terdengar serius?"

" ibu memang sedang serius! Kenapa Arumni pulang secepat itu? Ibu rasa dia belum sempat duduk di rumah mu, tapi kenapa sudah kembali lagi? Apa kalian bertengkar?"

" Aku memang sibuk ibu. Mungkin Arumni merasa bosan di Jakarta, makanya dia lebih memilih pulang."

" kalian ini terlalu lama berpisah, bertemu pun hanya sesaat, tidak baik jika seperti ini terus, Galih!"

" Aku mengerti, bu. Beberapa hari lagi aku akan pulang, aku akan membujuk Arumni agar tetap tinggal bersama ku."

" Benar ya! Ibu tidak mau kalian terus-terusan pisah. Kalian ini suami istri harus saling memberi dukungan dan hidup bersama-sama."

" Iya bu!"

panggilan pun terputus. Ucapan ibu membuat Galih berpikir, bahwa Arumni belum mengatakan apapun pada keluarganya. Galih merasa lega, mungkin pelan-pelan Arumni akan mengerti, dan jika Arumni mau, Galih akan menceraikan Mita setelah Mita melahirkan, agar hubungannya dengan Arumni harmonis kembali seperti sebelum Arumni mengetahui semua itu.

***

1
kalea rizuky
dukung pebinor gass dit pepet teros abis ne jg janda kok dia
kalea rizuky
cpet cerai lah jangan bkin arumi oon
Hanipah Fitri
sabar ya Dit, ditunggu aja, nanti juga insyaallah Arumi jadi istrimu
Hanipah Fitri
kapan Arumi nya ambil tindakan, Thor cerita mu bagus tapi Arumi nya sangat lemah
Restu Langit 2: Tunggu saat Galih mentransfer uang, Arumni akan meminta itu sebagai nafkah terakhir ☺
total 1 replies
Hanipah Fitri
Arumi kalau memang kamu sdh mati rasa dgn galih kenapa gak dilepas aja dari pada menggantung lama
Hanipah Fitri
nah ini mertua yg pengertian.
Hanipah Fitri
ayi Adit yg giat ya dekati Arumi
Hanipah Fitri
Mita suami mu itu serakah pingin memiliki kedua dua nys
Hanipah Fitri
makin rumit
Hanipah Fitri
kasihan ya, kenapa Arumi sabar banget
Hanipah Fitri
Ribet amat si loh Galih, katanya nikah dgn Mita karna terpaksa tapi malah berlanjut hingga hamil
Hanipah Fitri
si Galih cemburu, dasar laki laki egois
Hanipah Fitri
sepertinya Adit jodoh Arumi tuk kedepan nya
Hanipah Fitri
Adit sebaiknya kamu cari tau dulu ya siapa Arumi itu
Hanipah Fitri
wah si galih memang harus di jewer kupingnya ya, katanya mau menceraikan si Mita, tapi sempat sempat nya sambil nelpon Arumi malah di usap usap kepala si Mita, bilang aja Galih bahwa cinta mu sdh terbagi.
malah seperti nya kau lebih berat dgn Si Mita daripada dengan Arumi
Hanipah Fitri
Arumi tertutup amat sih
Hanipah Fitri
sabar Arumi
Hanipah Fitri
Mungkin kah galih akan menceraikan Mita sementara mereka ada ansk
Hanipah Fitri
kalau sdh tau anakmu mendua apa yg akan kalian lakukan
Hanipah Fitri
cari tau dong Bu Susi tingkah anak mu yg telah mendua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!