NovelToon NovelToon
AMBISI SANG SELIR

AMBISI SANG SELIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Harem / Fantasi Wanita / Konflik etika / Cinta Istana/Kuno / Romantis / Balas Dendam
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“Jika aku berhasil menaiki takhta ... kau adalah orang pertama yang akan ku buat binasa!”

Dijual sebagai budak. Diangkat menjadi selir. Hidup Esma berubah seketika tatkala pesonanya menjerat hati Padishah Bey Murad, penguasa yang ditakuti sekaligus dipuja.

Namun, di balik kemewahan harem, Esma justru terjerat dalam pergulatan kuasa yang kejam. Iri hati dan dendam siap mengancam nyawanya. Intrik, fitnah, hingga ilmu hitam dikerahkan untuk menjatuhkannya.

Budak asal Ruthenia itu pun berambisi menguasai takhta demi keselamatannya, serta demi menuntaskan tujuannya. Akankah Esma mampu bertahan di tengah perebutan kekuasaan yang mengancam hidupnya, ataukah ia akan menjadi korban selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASS24

Cahaya mentari merambat lembut di balik menara-menara istana, kicauan burung lark bersahut-sahutan di antara dahan zaitun. Perlahan langit yang semula pucat, merekah menjadi biru muda.

Di salah satu balkon bangunan megah milik penguasa negara, seorang wanita duduk di kursi beludru hijau seraya menyesap secangkir teh herbal buatan tabib terhandal.

Dengan wajahnya yang bengkak penuh luka dan memar, ia menatap ke halaman istana. Lebih tepatnya, menatap Yasmin yang tengah bersiap menaiki kereta kuda.

“Akhirnya, iblis itu diasingkan juga,” gumamnya pelan. Esma menikmati setiap langkah lesu Yasmin yang perlahan menjauh dari halaman istana.

Di belakang Esma, Aylin berdiri dengan seringai puas. “Pengorbanan Anda tak sia-sia, Esma Hatun. Rencana yang kita susun, berjalan dengan sempurna.”

Esma tidak menjawab. Tatapannya terpaku pada salah satu prajurit di antara barisan pengawal Yasmin — pria bertubuh tegap dengan sorot mata yang sesekali menoleh ke arahnya. Pandangan mereka beradu sekejap, cukup untuk saling mengerti tanpa kata.

“Kau yakin pria itu tak akan berkhianat, Aylin?”

Aylin mengangguk mantap, “Hamba yakin, hamba tak salah dalam menilai. Pria itu ....” Ia menoleh ke arah pria yang sedang mereka bicarakan. “Dia adalah adiknya Karem — prajurit setia Baginda yang kemarin ditemukan tewas di dalam hutan dan dituduh sebagai pengkhianat. Pria itu sama seperti Anda, Esma Hatun. Dendam kalian serupa, tertuju pada orang yang sama. Jadi, hamba sangat yakin, Samir tidak akan mengkhianati Anda.”

Esma menghela napas pelan sambil meletakkan cangkir tehnya di langkan balkon. “Lalu bagaimana prajurit yang seharusnya berada di posisi itu? Sudah kau urus, bukan?”

“Hamba sudah mengurusnya, Hatun. Beliau bahkan mengucapkan terimakasih atas kemurahan hati Anda,” jawab Aylin. “Beliau berkata, berkat Anda ... dirinya dapat menjalani masa tua dengan tenang dan bahagia. Beliau juga berkata, diri Anda sangat mengingatkan dirinya pada sosok Khadijah Hatun.”

“Benarkah? Baguslah.” Esma tersenyum hangat. “Lalu bagaimana dengan Alena? Apa dia sudah membaik? Aku benar-benar merasa bersalah padanya.”

“Alena masih terbaring lemah di kamarnya, para tabib sudah memeriksa keadaannya. Luka-luka di tubuhnya juga sudah ditangani dengan tepat, dia hanya perlu istirahat yang cukup. Apa Anda ingin menjenguknya, Hatun?”

“Ya, siapkan pakaian bersih untukku, Aylin. Selesai menghabiskan semua menu sehat ini, kita akan segera menjenguknya.”

Aylin mengangguk patuh. Ia segera berbalik dan melangkah masuk ke dalam, meninggalkan Esma yang kembali menikmati tehnya di balkon.

...***...

“Astaga, aku hampir tak mengenali wajahmu, Esma.” Sambil meringis, Alena berusaha bangkit dan duduk.

Esma segera menghampiri Alena dan menahannya dengan lembut. “Jangan memaksakan diri, Alena. Kau masih harus banyak beristirahat.”

“Sepertinya ... kau lah yang perlu banyak istirahat,” sanggah Alena sambil menilik luka-luka di wajah Esma.

Esma terkekeh pelan, kemudian duduk di tepi ranjang — menatap Alena dengan tatapan penuh perhatian.

“Luka-luka di wajahku ini tak berarti apa-apa dibanding keberhasilan kita, Alena. Bagaimana denganmu hari ini? Apakah lukamu masih terasa sakit?” tanyanya lembut.

“Tentu saja sakit, aku hampir mati demi menjalankan rencanamu yang gila itu,” sahut Alena setengah berbisik, takut ada yang mendengar.

“Tenang, ada Aylin yang berjaga di luar. Tidak akan ada yang bisa menguping,” jelas Esma seakan bisa membaca kekhawatiran Alena.

Alena mengangguk, menghela napas lega. Maniknya menatap Esma lekat-lekat.

“Jadi, perempuan laknatullah itu sudah meninggalkan istana?” tanya Alena penasaran. Ia memang belum mendapatkan informasi apapun yang terjadi di harem.

Esma mengangguk. “Ini berkat pengorbananmu, Alena.” Pandangannya menerawang, seolah kembali ke beberapa hari yang lalu, saat mereka berdua duduk di tempat yang sama, merencanakan segalanya. “Kau ingat, Alena? Saat itu, aku bertanya padamu, apakah kau bersedia berkorban sedikit untukku, untuk kita semua?”

Alena mengangguk, ingatan itu pun segera menari di benaknya. Ingatan di mana Esma menjelaskan rencananya, yakni Alena harus membiarkan orang-orang Yasmin membuntutinya saat memberikan setetes racun untuk Fatma, lalu membiarkan ia dibuntuti ketika sedang membuang barang bukti di tempat yang mudah terlihat, dan berpura-pura panik ketika dituduh. Bahkan Esma lebih dulu membeli suara tabib istana dengan lima kantung kepingan emas — dan meninggalkan pesan tegas agar sang tabib menuruti setiap keinginan Yasmin tanpa curiga. Semua itu demi satu hal, membiarkan Yasmin menggali lubang untuk dirinya sendiri.

“Terimakasih karena telah berani menyanggupi permintaan gila itu, meskipun kau tau bahwa akan didera siksa yang luar biasa — terimakasih, Alena.” Esma menunduk sejenak, mengusap lembut punggung tangan Alena yang terbalut perban.

Alena tersenyum tipis. “Jangan berterimakasih padaku, Esma. Aku hanya menunaikan bagianku.” Ia menatap lurus dengan binar puas. “Melihat Yasmin terusir dari istana saja sudah cukup membayar semua luka-luka di tubuhku ini.”

Untuk sejenak, mereka melewati waktu dalam diam. Keduanya saling bertukar pandang, tak lama kemudian — tawa keduanya meledak, terbahak-bahak. Dan beberapa detik kemudian, keduanya sama-sama meringis.

“Ah, wajahku sakit!”

“Sama, wajahku juga!”

...***...

Siang itu, atmosfer di ruang dewan terasa berat. Rustum Pasha — Perdana Menteri sekaligus ayahnya Yasmin, duduk dengan kepala tertunduk di hadapan Bey Murad, wajahnya merah menahan malu.

“Keputusanmu memberikan hukuman mati untuk Esma ... itu melewati batas, Rustum. Kepergianku hanya sebentar. Seharusnya, kau bisa memberikan hukuman kurungan sementara sampai aku tiba dan menelusuri kebenarannya. Apa kau lupa, setiap keputusan menyangkut wanita harem utama harus melalui izinku dan Ibu Suri? Tindakanmu ini ... mencoreng nama baik kerajaan, kau mengerti?!”

Rustum Pasha menunduk makin dalam, kedua tangannya saling menggenggam di pangkuan. “Ampuni hamba, Baginda ... hamba hanya mengikuti laporan dan bukti yang tampak jelas di hadapan hamba.”

“Bukti?” Bey Murad mengangkat alisnya. “Kau terlalu cepat percaya pada apa yang tampak, terlebih lagi ... laporan dan bukti yang kau terima—datang dari mulut putrimu yang kerapkali berulah di dalam istana ini. Keputusanmu sangat berat sepihak, dan itu sangat memalukan!”

Rustum Pasha menegakkan duduknya, mencoba membela diri.

“Baginda, hamba hanya menjalankan kewajiban sesuai hukum istana. Semua bukti menunjuk pada Esma Hatun, dan—”

“Cukup!” potong Bey Murad cepat. “Rustum Pasha ... mulai hari ini, kembalikan mühr-i hümayun (stempel/segel Perdana Menteri) padaku.”

Rustum membelalak. “Baginda ... mohon pertimbangkan kembali. Tanpa mühr-i hümayun, hamba—”

“Tanpa mühr-i hümayun, kau bagaikan macan tanpa taring. Kau tetap memangku jabatan tertinggi di bawahku, namun tidak lagi memiliki kekuasaan sedikit pun,” Bey Murad menyela tajam, tak memberi Rustum kesempatan membela diri. “Mulai hari ini, posisimu hanyalah cangkang kosong. Segala keputusan penting di istana ini harus melalui persetujuanku langsung.”

“Bagin—”

Bey Murad mengangkat tangannya, pertanda tak ingin perkataannya dibantah. Pria berkuasa itu bangkit dari duduknya, menyibak kasar jubah agungnya — meninggalkan Rustum Pasha yang masih terpaku di tempat.

*

*

*

1
Patrish
pasti Rustum menyusun kekuatan untuk membelot... menghancurkan raja.... cuma pertanyaanya bisa tidak.. ada berapa pasukan yang mendukung...
Patrish
begitu ya.... pemerintahan monarki... raja diatas segalanya... raja yang bijak akan menjadikan negara aman sejahtera...
Patrish
ikut meringisss.... 😟😟😟
Reni
bersikap bodoh seakan menurut licik dibalas licik 🤩🤩🤩
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
musuh dlm selimut lbh mengerikan apalagi byk drama🥺..trnyata ney murad menikahi anak pembunuh ayahnya yg msh berambisi menyingkirkan raja nya
hidagede1
kalo putra kalo yg lahir nya seorang perempuan? 🤔
Sayur 💎
kau yg go tu hel
Sayur 💎
sygnya putrimu yg peak itu gk mmpu mengambil hati bey brewok tampan
💕Bunda Iin💕
iya putra kecebong😂😂
Sayur 💎
astagfirullah. bapak dan anak sm2 biadab bgt.
💕Bunda Iin💕
eh rustum,ko anda yakin sekali klo si yasmin hamil anak nya cowo dan manusia benaran...wong itu anak dpt dri dukun n anak setan😡
💕Bunda Iin💕
jangan senang dlu ya rustum...dlu kau boleh membodohi bey murad karna ia masih muda...tpi sekrang ia telah dewasa
💕Bunda Iin💕
ini manusia sampah kapan terungkap kebusukan nya?😡...serius jahat banget😡
💕Bunda Iin💕
segitu nya banyak pasukan akoh yakin pasti ada yg lihat apa yg kau perbuat rustum😡
N Wage: pasti ada yg lihat,cuma mungkin dia/mereka takut.mudah2an siapapun dia/mereka pd saat yg tepat membuka semua tabir kelicikan si rustum rustum ini.
total 3 replies
💕Bunda Iin💕
benar² iblis kau rustum😡...pembalasan itu akan dtang...segala kebusukan kau akan terbongkar semua😡👊
💕Bunda Iin💕
woi rustum itu pintu,dinding,meja dll benda² mati itu ga bersalah woi😂🤣
Sayur 💎: iya. setipe emg ma anaknya si yasmindul
total 1 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
yuhu bukan nya kau yang akan menyusul ke alam baka 🤭...pede sekali si penghianat 🤣
💕Bunda Iin💕
kesian😂😂😂🤣🤣🤣
💕Bunda Iin💕
👏👏👏👏👏👏
💕Bunda Iin💕
wah seru nih bpk sama anak kena hukuman yg begtu ringan menurut akoh ya😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!