NovelToon NovelToon
Dibuang Suami Dan Dinikahi Boss

Dibuang Suami Dan Dinikahi Boss

Status: tamat
Genre:Romantis / Patahhati / Tamat
Popularitas:75.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kolom langit

Dia pikir, dibuang oleh suaminya sendiri akan membuat hidupnya berantakan dan menderita. Namun, takdir berkata lain, karena justru menjadi awal kebahagiaannya.

Daniza, seorang istri yang bagi suaminya hanya wanita biasa, justru sangat luar biasa di mata pria lain. Tak tanggung-tanggung, pria yang menyimpan rasa terhadapnya sejak lama adalah pria kaya raya dengan sejuta pesona.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa Kata Orang?

Setelah berbicara dengan Alvin, Mama Elvira semakin gelisah memikirkan Alvin. Selama ini ia memang membebaskan Alvin untuk memilih sendiri dalam urusan jodoh. Tetapi, tidak pernah terbayangkan jika Alvin akan menyukai seorang wanita bersuami.

Ia memperhatikan Daniza yang sedang membersihkan rak pakaian. Dalam pandangannya, Daniza memang seorang wanita baik dan tidak neko-neko. Ia bahkan menjaga jarak dan terkesan menjauhi Alvin. Meskipun Alvin terus tebar pesona di hadapannya.

"Apa kata orang nanti kalau Alvin jadi pebinor?"

Mama Elvira menghembuskan napas panjang. Baru saja ia merasa tenang, kini ia kembali dibuat cemas dengan memikirkan reputasi sang anak ke depannya.

*

*

*

Perlahan sang mentari mulai bersembunyi di ufuk Barat, meninggalkan cahaya kemerahan di langit. Daniza baru saja meninggalkan butik tempatnya bekerja. Beruntung butik dengan kontrakan tidak begitu jauh, sehingga untuk pulang dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama lima belas menit.

Setibanya di rumah, Daniza tak langsung masuk. Ia duduk di teras depan sebentar sambil mengatur napasnya.

Ternyata berjalan kaki lima belas menit dari tempat kerja cukup menguras tenaga. Kalau dipikir-pikir juga, ini adalah kali pertamanya Daniza merasakan perihnya menjadi orang tak punya. Bahkan selama ini tak pernah terbayangkan bahwa semua harta Daniza yang tak habis dimakan tujuh turunan itu akan lenyap begitu saja.

Mungkin ini adalah takdirnya. Kalau Daniza tidak ditusuk dari belakang oleh Revan, roda kehidupan Daniza tak akan berputar. Poin pentingnya Daniza tak akan paham seperti apa rasanya menjadi orang susah.

Kruk … kruk … kruk.

Daniza menunduk saat perutnya berbunyi. Ia mengusap permukaan lembut itu seraya tersenyum.

"Kamu pasti lapar ya, Sayang? Baiklah … ayo kita cari makan sekarang," ucap Daniza. Meskipun terlihat bicara sendiri, Daniza tak pernah merasa begitu. Sejak hamil Daniza merasa memiliki teman bicara. Ia juga suka bercerita pada bayinya menjelang tidur malam.

Daniza kemudian berdiri. Ia merogoh kunci untuk berganti pakaian sebelum pergi cari makan. Saat pintu rumahnya baru saja terbuka, tiba-tiba Daniza dikejutkan oleh kedatangan seseorang.

"Ehem!" Daniza menoleh ketika mendengar dehaman perempuan. Tak jauh dari tempat duduknya kini, sepupunya Alina sedang berjalan ke arahnya.

"Alina, mau apa kamu ke sini?" Daniza segera menjaga jarak aman. Ia menaruh tas di depan perutnya untuk berjaga-jaga bilamana Alina berbuat kasar.

"Oh, jadi ini tempat tinggal barumu?" Alina tersenyum licik seraya melihat ke sekeliling. Tampak mimik wajah jijik beserta keangkuhan menghiasi wajah ayunya kini.

Hal itu membuat Daniza mendesah. Ia membalas ucapan Alina dengan tatapan membunuh. "Kalau niatmu ke sini hanya untuk menghinaku, lebih kamu pergi saja, Al! Kata-katamu sama sekali tidak ada gunanya untukku. Aku tidak ingin bermain-main denganmu," ketus Daniza.

"Siapa bilang aku ingin bermain denganmu? Aku ke sini hanya ingin mengabarimu, kalau aku dan Revan sebentar lagi akan menikah," ucap Alina sambil menaikkan sebelah alisnya.

Daniza melempar senyum remeh. "Kamu pikir aku peduli?"

Daniza lantas berbalik masuk. Namun sayang, Alina langsung menyerobot masuk ke dalam dan melihat isi rumah Daniza yang jauh sekali dari kata layak.

"Oh My God, kecil sekali! Ternyata bagian dalamnya jauh lebih mengherankan. Hampir saja aku mengira ini kandang ayam." Tawa Alina menggema. Membuat Daniza mengepalkan tangan seraya mendorong Alina keluar lagi.

"Cukup Alina! Lebih baik aku tinggal di kandang ayam yang sempit begini ketimbang harus menjadi perampok sepertimu!"

"Perampok?"

"Iya perampok. Itu adalah julukan yang tepat untuk orang yang menikmati hidup dari hasil merebut milik orang orang lain. Paham?" Daniza meludah ke arah samping Alina.

"Kurang ajar, beraninya kau berkata seperti itu padaku?" Alina yang marah maju satu langkah hendak menyerang, akan tetapi kaki Daniza lebih dulu menahan langkah itu hingga Alina tersungkur jatuh ke lantai. Telapak tangannya mengenai air liur Daniza, dan itu membuat Alina makin emosi.

"Ah, lihatlah! Penjilat memang pantasnya di situ!" Daniza menutup pintu setelah melayangkan kalimat angkuh tersebut.

Membuat Alina semakin kesal dengan ulah sepupunya itu. Padahal niatnya mendatangi Daniza untuk membuatnya cemburu dan marah.

*

*

*

Mama Elvira berjalan mondar-mandir di ruang tamu. Beberapa kali ia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan. Waktu sudah menunjuk ke angka sembilan, namun Alvin belum juga kembali.

Baru saja wanita itu akan menuju kamar, sudah terdengar suara mesin mobil terhenti di depan rumah. Ia yakin itu adalah Alvin yang sudah sedari tadi ditunggu.

Benar saja, tak berselang lama, Alvin muncul dari balik pintu.

"Ada yang mau mama bicarakan dengan kamu, Alvin!" ucap mama, berjalan di belakang putranya yang kemudian duduk di sofa.

"Ada apa, Mah?"

Tanpa basa-basi mama langsung meletakkan beberapa lembar foto gadis cantik ke atas meja. Sebelumnya, Mama Elvira pernah beberapa kali menjodohkan Alvin dengan anak temannya. Tetapi, Alvin selalu menolak dengan alasan belum mau menikah.

"Itu beberapa foto gadis yang mama pilih untuk kamu. Lihat deh, cantik-cantik, kan?"

Alvin hanya melirik beberapa foto wanita cantik itu sekilas, lalu kembali terfokus dengan ponselnya.

"Biasa aja."

Rahang Mama Elvira terbuka melihat reaksi putranya. Ia menatap foto satu persatu. Menurutnya, beberapa gadis pilihannya itu jauh lebih cantik dibanding Daniza.

"Lihat baik-baik lagi, Vin." Mama mengangkat satu foto dan memperlihatkan kepada Alvin. "Ini Tamara, anak teman mama. Dia masih muda dan cantik. Nah kalau satu ini Vanda. Dia itu pengusaha di bidang kecantikan."

Alvin masih bersikap acuh tak acuh. Ia tahu mamanya tidak akan menyerah untuk menjodohkannya dengan wanita pilihannya. Meski begitu, Alvin juga punya cara tersendiri untuk mempertahankan wanita pilihannya.

"Cantik itu kan sampul luarnya aja. Semua perempuan kalau dandan juga pasti cantik." Jawaban santai itu membuat mama menghela napas panjang.

Alvin bangkit meninggalkan tempat duduknya setelah melepas sepatu. Ia berjalan menuju tangga, tetapi seketika berhenti dan menoleh kepada mama.

"Oh ya, Mah. Biasanya perempuan hamil itu suka makan apa?"

Mama menatap penuh tanya. "Memang siapa yang hamil?"

"Daniz!"

Mama Elvira melotot. Lembar foto di tangannya jatuh begitu saja.

*****

1
Yus Ys
🤣🤣🤣
Yus Ys
/Facepalm/
Ambu Purwa
duh sombongnya ga punya uang so tlaktir orang
Ambu Purwa
bengkak perutnya 😄😄😄😄
Rini Jaya
kamu kan suhunya allan,, pebinor 🤣🤣
Ambu Purwa
ternya raja setan pernah tinggal kelas malah samapin2 tahun
Ambu Purwa
bagus daniz itu baru pemberani membela hak mu jangan memble ditindas ko diam saja,pasrah ga ada usaha
Ambu Purwa
dunia sempit masa SMA yg di julidi ketemu di perusahaan
Ambu Purwa
tapi setiap omongannya lucu untung ma2 alvira ga darting lihat anaknya saat masih sekolah
Ambu Purwa
😄😄😄😄ga bisa komentar
Ambu Purwa
polos amat kamu daniz padahal saat di RS di malar mewah masa ga bisa membedakan lalunkaryawan biasa ga mungkin bisa sehebat itu
Ambu Purwa
memang omongan babg alvin bikin ngakak,makanya mamanya genes belum lagi sekarang daniza ikut2tan menjambaknya😄😄😄
Ambu Purwa
makan saja bang eric sepuasnya tagihannya nanti s setorkan ke bos😄😄😄
Ambu Purwa
😄😄😄😄mama sama anakny sama kocak untung calon mertua yg baik ga menyeramkan
Ambu Purwa
kenapa revan mencari istrimu kan sudah di buang walau sesatusmu memang masih tapi ingat bagaimana cara kamu mengusir daniza dari rumahnya sendiri
Ambu Purwa
bundir itu tidak di perbolehkan dalam agama,ko sempit pikiranmu daniz
Ambu Purwa
pasti alvin akan melakukan apapun demi wanita yg dicintainya
Ambu Purwa
😄😄😄😄😄saking cintrongnya
Ambu Purwa
mungkin dr alan ingat masa lalu
Ambu Purwa
kan dr allan juga sama dulu menunggu cerai dari desta bahkan mengurus perceraiannya😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!