Sering di-bully, hingga dikirim ke ruangan seorang dosen yang dikenal aneh, dia masuk ke dalam sebuah dunia lain. Dia menjadi seorang putri dari selir keturunan rakyat biasa, putri yang akan mati muda. Bagaimana dia bertahan hidup di kehidupan barunya, agar tidak lagi dipandang hina dan dibully seperti kehidupan sebelumnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rozh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Menemukan Sungai Kecil
"Yang Mulia Putri, berarti kapas yang dibuat dari tumbuhan serat yang di tumbuk juga bisa di warnai 'kan?" tanya Deana.
"Kurasa bisa, kan kapasnya mau dijadikan benang juga, tentu saja bisa, Jack juga bilang, itu baru beberapa warna, kamu bisa mempraktekkan dan mengembangkan warna lain dengan buah atau tumbuhan lain Deana!" Putri Laeouya tersenyum.
"Benar!"
"Yang Mulia Putri, Nona!" Terdengar suara dari pelayan yang berlari penuh semangat.
"Ada apa?" Putri menatap pelayan itu dan melihat sesuatu yang dia bawa. "Nona, Yang Mulia Putri, lihatlah daun ini, apakah ini bisa dibuat benang juga?"
Deana dan putri mendekat, bahkan Jack pun yang dari belakang maju ke depan saat mendengar sedikit keributan.
"Darimana anda mendapatkan daun ini?" tanya Jack.
"Di rawa, tumbuhan ini banyak sekali, kuat dan terlihat banyak serat seperti daun buah nanas," katanya.
"Bawa kami ke sana, kami ingin melihat!" kata Putri Laeouya.
"Baik, Yang Mulia Putri."
Mereka pergi bersama ke rawa. Tumbuhan ini tidak tumbuh di rawa, tapi di tempat yang bagian kering, bahkan tanahnya agak keras dan retak, di tepi-tepi rawa yang terus tumbuh sampai ke setengah tebing bukit.
Putri dan Deana menatap lokasi baru yang belum terjamah itu. "Tirt Hala, bisakah kau membawaku terbang melihat bukit ini? Aku belum pernah melihat wilayah ini, ini apa masih wilayahku, kerajaan Nerluc, atau perbatasan dengan daerah lain," ungkap putri.
"Baik, Yang Mulia Putri, mari!" Tirt Hala mengulurkan tangan dan menggendong tubuh mungil Putri Laeouya.
"Yang Mulia Putri. Ini masih kawasan anda. Waktu itu di jelaskan oleh Tuan Besar Jonkolin, jika tanah yang anda miliki berbatas dengan kerajaan Pan keseluruhan, mulai dari kediaman hingga wilayah baru," jelas Tirt Hala.
"Iya, saya mendengarkan, tapi di mana letak tanah kerajaan Pan?"
"Putri, lihat sungai panjang itu!"
"Yang itu?" tunjuk Putri.
"Bukan sungai yang kecil itu, tapi sungai yang besar dan luas itu, kalau kita mendekat, bukan sungai sih, tapi lebih terlihat seperti danau," kata Tirt Hala. "Danau itu semua perbatasan kerajaan Nerluc dengan Kerajaan Pan, hingga bukit kembar di sana!" tunjuk Tirt Hala mendarat di sebuah pucuk pohon paling tinggi di sana.
"Nah, bukit kembar itu berbatasan dengan kerajaan-kerajaan kecil lainnya, Yang Mulia Putri, saya lupa kerajaan apa saja, tapi tidak sebesar kerajaan Pan, Lucifer atau Turz," jelas Tirt Hala.
"Oh, begitu, berarti wilayah kita sangat luas, aku tidaklah miskin, hahaha! Mereka yang tidak mengetahui di balik bukit ini, pasti akan merasa iri dan menyesal nanti. Kita harus berpandai-pandai bersembunyi sambil mengumpulkan kekuatan, kekuasaan dan kekayaan!" Putri Laeouya menepuk pundak prajurit sniffer itu.
"Tirt Hala, bawa aku turun melihat sungai kecil itu, kita harus melihat hulu dan ujung air itu, memastikan siapa saja yang akhirnya tahu dan berbataskan air dengan kita!"
"Baik, Yang Mulia Putri."
Hutan kelam yang tak pernah terjamah manusia sedikit pun, suara lolongan hewan terdengar begitu menyeramkan, di iringi suara aliran air.
"Tirt Hala, kita jangan terlalu dekat ke air, tetap waspada, takut bahaya datang, ular besar atau hewan apapun! Kita hanya berdua di sini, tak ada yang lain yang akan membantu!"
"Saya mengerti yang Mulia Putri."
Setelah melihat air itu jernih sekali, berbatu, dan banyak hewan yang hidup dalam air itu, Putri berkata pada Tirt Hala. "Ayo bawa aku terbang telusuri hulu air!"
Mereka terbang, menemukan air itu berhulu dari hutan Pangeran ke-14 yang belum di kelola, lalu terus mengalir ke hutan milik pangeran ke-7, putri ke -5, putri ke- 12 dan putri Arunika, barulah tiba di hutan milik putri Laeouya, berakhir sampai di danau perbatasan dengan kerajaan Pan.
"Sungai ini melewati 5 orang, tapi kita tidak tahu bagaimana cara mengatasi mereka, mungkin yang cukup mudah di atasi hanya Putri Arunika," gumam Putri Laeouya, tapi terdengar jelas oleh Tirt Hala.
"Jangan Khawatir Yang Mulia Putri, saya yakin mereka tidak akan mengelola hutan-hutan ini dalam waktu cepat, karena mereka terlalu sibuk dengan wilayah dan usaha lainnya. Jadi, sebelum itu ... kita bisa memanfaatkan sungai ini terlebih dahulu, atau suatu hari nanti, kita bisa menawar hutan mereka, bagaimana?"
"Maksud kamu ... bagaimana Tirt Hala?"
"Membuat seolah-olah, hutan itu tidak bernilai harganya, lihat wilayah ini, tidak datar, banyak landai dan tebing, mereka tidak akan tertarik, mereka semua menyukai tanah yang bagus dan datar, hanya Yang Mulia Putri yang bisa melihat wilayah biasa menjadi luar biasa karena anda adalah Yang Mulia Putri kami yang sangat berharga."
"Hahahaha! Kau pandai sekali menggodaku Tirt Hala. Baiklah, kita akan pikirkan selanjutnya, sekarang mari kita kembali, mereka pasti sudah lama menunggu, apalagi Deana pasti khawatir setengah gila, hahaha!"
"Baik, Yang Mulia Putri." Tirt Hala bergegas melesat cepat pergi ke tempat tadi.
Tirt Hala, prajurit sniffer ini semakin lihai dan pandai melayang, bahkan durasi terbangnya semakin panjang dan jauh, karena sering berlatih dan dibawah pengaruh prajurit darah dari Putri Laeouya, dia bisa merasakan kekuatan tersembunyi sang putri, yang membuat kekuatan lainnya bangkit.
"Yang Mulia, anda baik-baik saja!" jerit Deana.
"Nona Deana cemas sekali, Putri. Tadi hampir saja memanjat tebing, kami sudah memegang beliau," kata pelayan.
"Maaf telah membuatmu cemas Deana, jangan terlalu khawatir, bukankah kamu bisa merasakan apapun jika aku dalam bahaya? Jadi, gunakan instingmu. Aku pergi dengan Tirt Hala, kami hanya terbang melihat keadaan."
"Bagaimana dengan keadaannya Yang Mulia Putri?"
"Semuanya bagus, bahkan di sebalik bukit ini ada sungai kecil, kalian bisa menjelajahi hutan ini sampai berbatasan dengan danau, danau itulah batas wilayah kita," jelas Putri.
"Kalau bagian kiri atas, kita berbatas dengan Putri Arunika, aku tadi sudah memberi tanda batas, karena batasnya hanya pohon besar yang berbatu besar, jadi lurus di sekitarnya sudah saya tandai bersama Tirt Hala, kalian bisa menjelajahi semua!"
"Baik, Yang Mulia Putri."
Putri melihat daun yang tadi di pamerkan pelayan padanya, daun itu sudah dikumpulkan para pelayan, banyak sekali. Daun ini panjang, mengalahkan besar dan panjangnya daun pandan berduri, namun dia terlihat gemuk dan tegak seperti daun lidah buaya, hanya saja tidak lembut seperti daun lidah buaya, dia keras, warna daunnya pudar seperti daun buah nanas, ujungnya runcing sekali berduri tajam.
"Kami telah mencoba mengikis daunnya, banyak sekali seratnya, bahkan lebih banyak dari daun nenas Yang Mulia, ini cocok untuk benang, lagian daun nenas susah untuk kita dapatkan, karena kita tidak memiliki kebun nanas," ucap pelayan.
"Benar, bersihkan wilayah ini, tandai, biarkan tumbuhan ini tumbuh menjadi kebun benang kita, kita akan menamakan tanaman ini kuku berduri!" kata Putri karena sebelumnya di kehidupannya, dia benar-benar tidak tahu tumbuhan ini, jadi melihat dari ciri-cirinya, memiliki ujung yang sangat runcing, muncullah nama ini.
"Baik, Yang Mulia Putri, kami akan merawat tanaman ini, memetik daunnya yang keras bagian bawah saja, meninggalkan bagian pucuk dan daun muda, lalu merawat yang kecil-kecilnya."
"Bagus, kerja bagus. Tirt Hala, Deana, dan kalian bertiga, mari kita telusuri tebing ini, aku melihat sesuatu yang berguna hidup di tebing ini tadi!"
"Baik, Yang Mulia Putri," sahut mereka.
Pasti Putri bakalan cantik banget pakai mahkotanya.. 🥰