NovelToon NovelToon
Harem Putri Bunga

Harem Putri Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Lain / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: rozh

Sering di-bully, hingga dikirim ke ruangan seorang dosen yang dikenal aneh, dia masuk ke dalam sebuah dunia lain. Dia menjadi seorang putri dari selir keturunan rakyat biasa, putri yang akan mati muda. Bagaimana dia bertahan hidup di kehidupan barunya, agar tidak lagi dipandang hina dan dibully seperti kehidupan sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rozh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Talas

"Baik Yang Mulia Putri. Mari ikut saya!" ajak pelayan itu.

"Kau tak perlu ikut Deana, di sini saja, aku bersama mereka akan baik-baik saja!" kata Putri saat melihat Deana hendak berdiri. "Jangan khawatir, mereka akan menjagaku! Di sini saja, lihat kakimu masih terluka, kau istirahat di sini, lebih baik mengerjakan hal lain, mungkin membelah bambu-bambu ini menjadi sesuatu yang berguna!" Putri Laeouya menunjuk batang-batang bambu yang dikumpulkan pada pelayan di dekat mereka duduk.

Bukan hanya bambu, tapi rebungnya, kayu bakar, rotan, dan lainnya.

"Baiklah, jika begitu Yang Mulia. Kalian tolong jaga Putri."

"Tentu saja Nona, kami akan menjaga Yang Mulia segenap jiwa kami."

Putri Laeouya dan pelayan itu beserta prajurit pergi ke tempat pelayan itu mendapatkan daun.

"Wah, ini harta karun! Banyak sekali talas di sini!" seru Putri.

"Panggil beberapa orang lagi ke sini, kita harus memanennya!" perintah Putri.

Tiga orang pelayan datang setelah dipanggil. Mereka semua menatap talas yang ditunjuk Putri.

"Mohon ampun Yang Mulia. Daun dan batang daun ini bergetah, umbinya berlendir tidak bisa di makan, ini beracun," kata salah satu pelayan yang baru sampai.

"Bisa. Ambilkan aku kayu ranting panjang itu!"

"Ini Yang Mulia." Putri mengambil ranting kayu panjang itu. "Lihat ini, yang daunnya lebar bergerigi seperti ini, batangnya juga besar dan lembut, perhatikan baik-baik, daunnya lebih hambar, lebih pudar dan hijaunya sedikit keputihan, ini namanya talas kamumu! Talas yang bisa di masak batangnya! Kalian hanya perlu mengambil batangnya saja."

"Dan ambil beberapa anaknya yang kecil, cabut dengan urat dan sekalian bawa tanahnya, kita akan menanam dan memindahkan tanaman ini di wilayah utama!"

"Lalu, talas yang ini!" Putri Laeouya menunjuk talas dengan daunnya yang berwarna hijau pekat, daunnya lebar batangnya juga cukup lebar. "Kalau talas ini, hanya bisa diambil umbinya saja, ambil isinya, batang dan daunnya bergetah yang bisa membuat gatal dan luka!"

"Lalu, yang ini, kalian hanya bisa mengambil pucuknya saja, ini namanya talas lalak."

"Kalian mengerti?"

"Mengerti Yang Mulia, kalau begitu, kami akan memanennya. Apakah talas ini dan ini juga di ambil anaknya untuk di tanam?"

"Yang ini saja, agar kita bisa memanen umbinya. Kalau ini tidak perlu."

"Baik, Yang Mulia Putri."

Saat kembali, Deana tercengang. "Untuk apa ini semua Yang Mulia? Ini gatal!" Deana menyentuh batang talas kamumu.

"Tidak, perhatian baik-baik Deana, ini bisa di makan, dan ini berbeda-beda. Ini untuk stok pemakan tumbuhan, kita bisa mengkonsumsi dan menjualnya di pasar."

Deana memperhatikan talas-talas itu.

"Wah, kalian mendapatkan buah pisang?" Putri langsung mengambil dan membuka kulit pisang. "Pisang hutan, banyak bijinya," ucap Putri.

"Iya Putri, namun ini bisa menjadi stok makanan juga. Hari ini kita untung banyak!" sahut Pelayan.

"Kalian semua hebat, kita bisa melalui musim gugur dan musim salju nanti dengan aman!" Putri berseru riang.

Lelah seharian berkelana di hutan, sehingga membuat putri tertidur sangat lelap setelah makan dan membersihkan diri di kediaman.

Budak kecil berambut merah muda mendekat ke arah Deana. "Nona apa ada yang bisa saya bantu?" tanyanya.

Sehari ini, dia hanya di minta oleh putri menjaga kediaman, membersihkan kediaman serta menumbuk daun untuk mengumpulkan seratnya yang akan dibuat menjadi kapas.

"Tidak ada, istirahatlah segera."

"Baik, Nona." Gadis kecil itu tidur di tikar, di bawah ranjang Putri Laeouya. Begitu pula Deana juga memilih tidur di tikar yang tak jauh dari mereka berdua setelah mematikan semua penerang, menyisakan satu penerang yang berada di kamar.

Pagi hari, Deana dan Putri hanya di kediaman saja, Deana hanya fokus membuat tikar dari daun pandan berduri, membuat keranjang dan kantong kampia atau yang disebut dengan tas anyaman dari tumbuhan mansiang yang kemarin di dapat di rawa, lalu membuat topi dari bambu.

Sementara pelayan dan prajurit kembali ke hutan menelusuri hutan, sebagian di wilayah utama, hanya ada satu prajurit dan gadis kecil berambut pink yang tertinggal di kediaman.

Putri Laeouya memilih belajar menulis saat Deana sibuk. Gadis berambut merah muda juga membantu Deana menumbuk daun. Sedangkan prajurit, dia memilih memotong, membelah kayu dan menyusun kayu.

"Deana, apa kau pernah mengunjungi kerajaan Lucifer, Kerajaan Pan, atau Kerajaan Turz?" Putri bertanya di sela-sela menulis.

"Belum Yang Mulia. Apa ada yang anda butuhkan?"

"Ya, aku penasaran dengan kerajaan itu, ingin melihat kerajaan itu. Terlebih kerajaan Turz!"

"Kerajaan itu sangat jauh Yang Mulia Putri, kabarnya menggunakan kendaraan besar yang bisa merenangi air, kayu-kayu berkualitas bagus yang di rakit, nama transportasi itu kereta air."

"Kereta air? Kapal kali!" Putri Laeouya tersenyum kecil. "Ada-ada saja ya, nama sesuatu di kerajaan ini. Aku penasaran dengan lainnya," gumam Putri.

"Itu bagus Deana, nanti setelah kakimu sembuh, carilah buku-buku di perpustakaan umum bacakan padaku, aku ingin mengetahui dunia luar."

"Baik, Yang Mulia Putri."

"Freya, apa kau suka menari?" tanya Putri pada gadis kecil berambut merah muda.

"Ampun Yang Mulia, hamba tidak berani," jawab gadis itu.

"Kenapa tidak, kau hanya perlu belajar jika suka, kau cantik, rambutmu mempesona. Nanti, jika aku menemukan guru yang bisa mengajari kami menari, belajar dan ikutlah dengan dia."

Deana dan gadis kecil itu menatap putri.

"Ampun Yang Mulia, ampuni hamba, ampuni kesalahan hamba." Gadis itu bersujud. "Hamba bersalah, jangan buang hamba."

"Haiih. Aku tidak mengatakan kamu bersalah, aku juga tidak mengusir kamu!"

"Jika begitu, tolong jangan campakkan hamba Yang Mulia, hamba akan melakukan apapun yang anda minta Yang Mulia. Hamba mohon." Gadis kecil itu kembali bersujud dan memohon.

"Tidak, aku tidak membuangmu, aku menyukai kamu. Aku hanya ingin kamu belajar menari, karena kamu cantik. Aku hanya ingin kamu berguna dan mengumpulkan banyak uang, tidak kah kamu ingin menjadi budak yang berguna untukku?"

"Ampun Yang Mulia, hamba sangat senang jika berguna. Jika itu adalah perintah, hamba akan melakukannya, tolong jangan buang hamba."

"Tidak, aku tidak akan membuang kamu. Sekarang, bangkit lah, lakukan pekerjaan kamu kembali, kita butuh banyak uang untuk membeli permata Essen dan permata energi untuk stok musim gugur dan musim salju!" perintah Putri Laeouya.

"Baik, Yang Mulia."

"Deana, apa kau tahu kerupuk?" Putri Laeouya bertanya sambil menulis, tanpa menoleh pada Deana.

"Kerupuk? Apa itu yang mulia?"

"Kerupuk itu makanan kering, bisa menjadi cemilan atau lauk, bisa dibuat dari tumbuhan atau pun daging. Apa di kerajaan ini tidak ada kerupuk?" Putri mengangkat wajahnya, menatap Deana.

"Tidak, hamba baru kali ini mendengar kata kerupuk Yang Mulia Putri," jawab Deana.

1
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lina Hibanika
penasaran dengan kelanjutannya,, jangan lama-lama up nya ya author yg baik hati 🤗😉
Rozh: Oke. terimakasih sudah membaca cerita sederhana aku kak🌹🙏🏻
total 1 replies
Lina Hibanika
ceritanya seru
Lina Hibanika
beuh ngaku koki kelas satu,, ga taunya sungguh mengecewakan 😒
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Rozh: Oke. terimakasih sudah membaca cerita sederhana saya ya🌹🙏🏻 semoga suka dan selalu menarik, up nya setiap sore atau malam ya🌹
total 1 replies
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!