Victoria Baserra seorang siswi SMA High school tak sengaja bertemu dengan El Ganendra, putra tunggal keluarga Eros, salah satu keluarga ternama dan memiliki impact yang besar. Seiring berjalannya waktu ada ketertarikan diantara keduanya. Tetapi tanpa disadari, Victoria memiliki sebuah rahasia yang besar.
Sebuah rahasia kelam, yang terkubur dalam dalam. tak ada yang tahu. hari ini dia berakhir atau justru baru memulai. Siapkah kamu menyelami kisah romansa yang mematikan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Putu Widia Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Malam sudah berganti pagi, hari hari waktu sekolah dimana semua siswa akan bersiap untuk berangkat. Begitu juga dengan Vicky, pukul 06:30 ia sudah siap untuk berangkat sekolah. Seperti biasa selalu berangkat lebih pagi. Pagi ini Vicky keluar dari rumah dengan pakaian rapi, rambut yang berkilau tak lupa tas yang selalu ia gunakan.
Melangkah keluar dengan sambutan sang mentari yang cukup terik, hawa pagi yang cukup menyegarkan mata. Vicky sudah memesan taksi , seharusnya taksi sudah tiba sejak pukul 06:25. Hanya telat 5 menit, it's okey.
Ia melangkah, membuka gerbang rumah nya. Gadis itu berhenti sejenak, cukup terkejut dan syok. Kedua matanya membesar perlahan, ia menoleh kesana kemari. Dan sesekali mengecek jam tangan nya.
Di depan rumah nya tidak ada taksi yang dia pesan. Seharusnya taksi itu sudah datang dari 5 menit lalu. Yang semakin membuatnya terkejut, ia melihat seseorang di pojok rumah nya, dengan hodie berwarna hitam misterius. Wajah nya tak terlihat sama sekali.
Mata Vicky mulai menyipit, mengintimidasi siapa kira kira sosok misterius itu. Ia menutup gerbang dan mulai berjalan perlahan ke arah nya. Pandangannya kemudian beralih pada motor sport, yang dilihatnya.
Semakin dekat jarak nya, ingatan Vicky semakin menajam. Ia sangat ingat pemilik motor ini hanya satu orang. Vicky menghentikan langkah nya, rasa penasaran itu tiba tiba hilang dengan cepat. Wajahnya yang menegang kini semakin memudar, ia menghela nafas panjang.
"Hai," Sapa pria dengan suara berat namun penuh kelembutan, ia membuka penutup kepalanya. Mengapa Vicky dengan senyuman manis. Sementara gadis itu hanya terdiam, dengan wajah sendu dan tatapan lesu.
"Ngapain disini?," Tanya Vicky cukup ketus.
"Nungguin Lo, "
"Gue gak minta ditunggu ,"
"Itu terserah Lo, intinya mulai dari sekarang gue yang akan anter jemput Lo sekolah," Jelas El sangat yakin.
Kedua mata Vicky mulai melebar perlahan, alis nya mengkerut. Ia cukup terkejut mendengar perkataan dari pria itu. " Tapi, gue gak setuju soal itu," Tegas Vicky cukup meninggikan nada suara nya.
El tak menanggapi ucapan Vicky, ia meraih helm di motornya. Tanpa banyak bicara , pria itu perlahan menaikan helm ke kepala Vicky. Vicky langsung terkejut, matanya membesar ia menatap pria dihadapannya yang fokus memakaikan helm padanya.
Vicky sampai tak berkedip, bola matanya benar benar tertuju pada wajah El. " Sudah, ayo naik. Kita berangkat, karena waktu terus berjalan," Ucap nya.
Vicky masih stuck ditempat nya dengan tatapan mengarah pada El. Ia masih tidak sadar dengan apa yang dilakukan pria itu padanya. " Lo mau berangkat, apa masih mau berdiri disana. Udah selesai kalik make helm nya, masih ada berdiri. Salting?," Tegas El, sedikit meledek.
"Hah?. Engga, gua gak salting," Elak Vicky, memalingkan pandangannya.
El tersenyum kecil, " Yaudah ayo naik,"
Vicky melirik sekilas pada El, kemudian bergegas naik ke motornya dengan perlahan. Gadis itu terlihat linglung, mungkin masih terbawa suasana dengan kejadian tadi. " Astaga, Vicky. Fokus, Lo gak boleh terbawa suasana," Jelas nya mengkerutkan wajahnya.
"Tadi gue pesen taksi, terus ,,"
"Gue yang suruh pergi," Sela El dengan cepat.
"Apa? Jadi Lo sengaja, suruh taksi itu pergi. "
"Iya, kenapa?,"
"Kenapa? Secara gak langsung Lo mutus rantai rezeki dia, seharusnya sekarang,"
"Gue udah kasih tips, itupun lebih dari biasanya. Tenang aja, gue juga tau," Sela El kembali tanpa mendengarkan perkataan Vicky lebih lanjut.
Bibir Vicky seketika terbungkam, mendengar jawaban dari pria ini. Ia mengurungkan niat nya untuk melanjutkan kekesalannya, kedua matanya berubah lebih teduh, terlihat sedikit kebahagiaan yang muncul.
"Udah?, mau ngomong apa lagi?,"
"Engga," Jawab nya ketus.
"Okey, kita berangkat sekarang ,"
"Hmmmmm,"
Pria itu mulai menyalakan mesin motornya, membenarkan arah spion kecil dibawah , tepat nya mengarah pada wajah Vicky tanpa sepengetahuan nya. Sudah siap, dan El mulai menaikkan gas motornya, dan memulai perjalanan menuju sekolah.
*******
SMA High school
"Hai dunia, hari ini gue udah siap banget buat belajar. Karena hari ini jadwal nya olahraga, yuhuuuu," Ucap Serra dengan penuh semangat.
Gadis itu melangkah melewati setiap lorong kelas, lapangan basket dan beberapa halaman yang sangat indah dengan pepohonan. Wajahnya dipenuhi oleh senyuman keceriaan, langkah kaki nya seperti sang surya yang selalu ceria. Dengan tas di bahu nya , nuansa warna biru muda yang menyegarkan. Dan tak lupa membawa baju olahraga di tas lainnya.
"Semoga hari ini lebih menyenangkan dari hari hari kemarin, gue udah siapin cemilan dari rumah. Dan semoga Pak Budi , engga suruh kita buat lari lapangan lagi," Gerutu nya sepanjang perjalanan.
Serra terus menerus tersenyum, tak seperti hari hari biasanya yang kurang bersemangat. Keceriaan nya tiba tiba memudar , setelah sadar bahwa sepanjang ia melewati lorong kelas. Kenapa tidak ada satu pun dari siswa atau siswi yang melintas.
"Tunggu deh, perasaan dari tadi gue gak liat orang lewat. Biasanya selalu rame disini," Jelas nya mengamati di sekitar nya.
Serra mengecek jam tangan nya, " Ini udah lumayan siang, tumben amat sepi nih sekolah. Perasaan tadi gue liat, di depan banyak kendaraan."
"Tapi kemana orang nya?, ga mungkin kan mereka bisa jalan sendiri. Horor banget dong kalo gitu," Jelas nya kebingungan.
Serra menghentikan langkah nya, pandangan nya menyapu di seluruh sekolah. Tetapi tetap saja, tidak ada satu aktivitas manusia disekolah ini. " Gue jadi bingung, sebenarnya hari ini sekolah apa engga sih. Gak mungkin guru ngasih info dadakan," Menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Dalam kebingungan yang melanda nya, ada dua orang siswi yang tiba tiba melintas dari arah berlawanan, dari gerak gerik nya mereka seperti terburu buru. Tanpa berpikir, Serra langsung menegur nya. " Ehhhh,, tunggu dulu," Kedua siswi tersebut langsung berhenti.
"Ini sekolah sepi amat? Terus kalian keliatan buru buru banget, ada apa sih?," Tanya nya penasaran.
"Lah Lo gak tau?," Sahut mereka
"Engga? Tau apa?," kata nya menggeleng dengan cepat.
"Ada berita menggemparkan disekolah kita ,"
"Hah?, berita apaan?," Ucapnya penasaran.
"Kakak kelas 12 , Cika. Ternyata keluarga nya selama ini , menjalankan bisnis gelap. Dan semua kekayaan dan nama baik itu semuanya hasil dari usaha bisnis gelap, bahkan mereka sudah menipu rekan kerja, dan menggelapkan uang rekan mereka. "
"WHATTT!!????," tegas nya berteriak setengah mati. Wajah Serra tiba tiba menegang, bola matanya membesar, rasanya sebentar lagi akan keluar.
" Lo serius?," Dengan perasaan tak percaya.
"Iya kita serius, makanya kita mau ke Mading sekolah, disana ada berita nya lengkap dan kronologi serta korban dari ayah nya itu,"
"Wow,,, ini sih hot banget. Melebihi dari berita gue mau pindah ke planet lain," Geleng nya tak menyangka.
"Yaudah kita kesana dulu, "
"Oke oke, gue juga mau kesana ," Serra meletakkan kedua tangan nya di pinggang, kepalanya terus menggeleng perlahan. Ekspresi wajahnya begitu benar benar syok dan tak percaya.
"Wah, gue gak nyangka. Seorang keluarga ternama, Dan tersohor , anak nya bahkan sangat hits dan populer. Ternyata Ayah nya seorang pebisnis gelap, bahkan sampai menggelapkan uang perusahaan,"
Serra mengingat sesuatu, bibir nya terbuka perlahan. " Oh ya, gue harus kasih kabar ini ke Vicky. Gue harus cari Vicky, biasanya jam segini dia udah dateng," Ucap nya bergegas melanjutkan langkah nya menuju kelas.
" Ehhhhh,,, tunggu deh," Menghentikan langkah nya seketika.
"Gue rasa Vicky masih di parkiran, kan kemarin kak El bilang. Kalo mereka berangkat dan pulang bareng , "
"Ya ,,,ya. Gue cari ke parkiran aja. Haduhhh,, ini berita hot banget,"
"Vicky,,, i'm coming," Teriak nya perlahan, sambil berlarian menuju parkiran sekolah.